Metabolisme Bakteri
&
Proses Terjadinya Infeksi,
radang dan Bentuk-Bentuk
Bakteri
Pertumbuhan dan pembiakan bakteri
● Berdasarkan penggunaannya :
a. Media umum. Cont : NA (nutrien agar), BA (Blood
agar).
b. Media deferensial : media yg menunjang kehidupan
beberapa bakt, juga dpt membedakan berbagai
kelompok bakteri. Cont.: Agar darah : mengetahui gol
kuman yg melisiskan eritrosit. pH indikator Cont. merah
fenol. Merah netral, biru bromtimol.
c. Media Selektif : media yg dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu dan juga bisa menumbuhkan bakteri tsbut. Media ini untuk
keperluan isolasi.
Bahan penghambat :kristal violet; eosin Y; biru metilen dan Brillian
green yaitu untuk menghambat bakteri Gram positif.
● Pengukuran Pertumbuhan.
● Dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel (jml sel per
satuan isi biakan )atau densitas sel ( berat kering sel
per satuan isi biakan)
Proses Terjadinya Infeksi
● Mikroba patogen agar dapat menimbulkan penyakit
infeksi harus bertemu dengan pejamu yang rentan,
melalui dan menyelesaikan tahap-tahap sebagai
berikut.
a. Tahap 1
Mikroba patogen bergerak menuju tempat yang
menguntungkan (pejamu/penderita) melalui mekanisme
penyebaran (mode of transmission).
● Semua mekanisme penyebaran mikroba patogen tersebut dapat terjadi di
rumah sakit, dengan ilustrasi sebagai berikut
● a) Vehicle-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba patogen melalui
benda-benda mati (fotnite) seperti peralatan medis (instrument), bahan-
bahan/material medis, atau peralatan makan/minum untuk penderita.
● b) Vector-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba patogen dengan
perantara vektor seperti lalat. Luka terbuka (open wound), jaringan
nekrotis, luka bakar, dan gangren adalah kasus-kasus yang rentan
dihinggapi lalat.
● c) Food-borne, yaitu penyebaran/penularan mikroba patogen melalui
makanan dan minuman yang disajikan untuk penderita. Mikroba patogen
dapat ikut menyertainya sehingga menimbulkan gejala dan keluhan
gastrointestinal, baik ringan maupun berat.
● d) Water-borne, kemungkinan terjadinya penularan/penyebaran penyakit
infeksi melalui air kecil sekali, mengingat tersedianya air bersih di rumah
sakit sudah melalui uji baku mutu.
● e,) Air-borne, peluang terjadinya infeksi silang melalui media perantara ini
cukup tinggi karena ruangan/bangsal yang relatif tertutup, secara teknis
kurang baik ventilasi dan pencahayaannya. Kondisi ini dapat menjadi
lebih buruk dengan jumlah penderita yang cukup banyak.
a. Tahap II
Upaya berikutnya dari mikroba patogen adalah melakukan
invasi ke jaringan/organ pejamu (penderita) dengan cara
mencari akses masuk untuk masing-masing penyakit (port
d’entree) seperti adanya kerusakan/lesi kulit atau mukosa dari
rongga hidung, rongga mulut, orificium urethrae, dan lain-lain.
1. Mikroba patogen masuk ke jaringan/organ melalui lesi kulit.
Hal ini dapat terjadi sewaktu melakukan insisi bedah atau
jarum suntik. Mikroba patogen yang dimaksud antara lain
virus Hepatitis B (VHB).
2. Mikroba patogen masuk melalui kerusakan/lesi mukosa
saluran urogenital karena tindakan invasif, seperti:
a) tindakan kateterisasi, sistoskopi;
b) pemeriksaan dan tindakan ginekologi (curretage);
c) pertolongan persalinan per-vaginam patologis, baik dengan
bantuan instrumen medis, maupun tanpa bantuan instrumen
medis.
3. Dengan cara inhalasi, mikroba patogen masuk melalui rongga
hidung menuju saluran napas. Partikel in feksiosa yang menular
berada di udara dalam bentuk aerosol. Penularan langsung
dapat terjadi melalui percikan ludah (droplet nuclei) apabila
terdapat individu yang mengalami infeksi saluran napas
melakukan ekshalasi paksa seperti batuk atau bersin. Dari
penularan tidak langsung juga dapat terjadi apabila udara dalam
ruangan terkontaminasi. Lama kontak terpapar (time of
exposure) antara sumber penularan dan penderita akan
meningkatkan risiko penularan. Contoh: virus Influenza dan Al.
tuberculosis.
4. Dengan cara ingesti, yaitu melalui mulut masuk ke dalam
saluran cerna. Terjadi pada saat makan dan minum dengan
makanan dan minuman yang terkontaminasi. Contoh:
Salmonella, Shigella, Vibrio, dan sebagainya.
c. Tahap III
Setelah memperoleh akses masuk, mikroba patogen segera
melakukan invasi dan mencari jaringan yang sesuai (cocok).
Selanjutnya melakukan multiplikasi/berkembang biak disertai dengan
tindakan destruktif terhadap jaringan, walaupun ada upaya
perlawanan dad pejamu. Sehingga terjadilah reaksi infeksi yang
mengakibatkan perubahan morfologis dan gangguan fisiologis/ fungsi
jari
Reaksi infeksi yang terjadi pada pejamu disebabkan oleh adanya
sifat-sifat spesifik mikroba pathogen. Berikut ini adalah sifat-sifat
spesifik mikroba pathogen.
1. Infeksivitas
2. Virulensi
3. Antigenitas
4. Toksigenitas
5. Patogenitas
Peradangan
● Pengertian Peradangan
● Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cidera atau
mati, selama hospes tetap hidup, ada respon yang
mencolok pada jaringan hidup disekitarnya, respon
tersebut itulah yang dinamakan dengan peradangan.
● Secara khusus, peradangan adalah reaksi vaskuler
yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat
terlarut pada sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-
jaringan interstisial pada daerah cidera atau nekrosis.
● Aspek Seluler pada Peradangan
1. Marginal dan Emigrasi
● Pada awal peradangan akut, waktu arteriol berdilatasi, aliran
darah radang bertambah, namun sifat aliran darah segera
berubah. Hal ini disebabkan karena cairan bocor keluar dari
mikrosirkulasi yang permeabilitasnya bertambah. Sejumlah besar
dari eritrosit, trombosit dan leukosit ditinggalkan, dan viskositas
naik, sirkulasi didaerah yang terkena radang menjadi lambat. Hal
menyebabkan leukosit akan mengalami marginasi, yaitu bergerak
kebagian arus perifer sepanjang aliran pembulh darah, dan mulai
melekat pada endotel. Akibatnya pembuluh darah tampak seperti
jalan berbatu, peristiwa ini disebut dengan emigrasi.
●
4. Histamine
● Amina vasoaktif yang terpenting adalah histamin, yang mampu
menghasilkan vasodilatasi dan penigkatan permeabilitas vaskuler.
Sebagian besar histamin disimpan dalam sel mast yang tersebar
luas dalam tubuh.
5. Factok-faktor plasma
● Plasma darah adalah sumber yang kaya akan sejumlah mediator
penting. Agen utama yang mengatur sistem ini adalah faktor
Hageman (faktor XII), yang berada dalam plasma, dalam bentuk
tidak aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai cidera.