Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP KEGAWATDARURATAN

PRE DAN INTRA HOSPITAL

Kelompok : 2

Agus Imam Kusairi


Navya Indriani
Laila Latifah
Rahel Kayang
Raheme Zam Zam Sheira Banu
Winny Pratini
Definisi Gawat Darurat

• Gawat adalah suatu keadaan yang mengancam


nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan
dengan cepat dan tepat. Darurat adalah suatu
keadaan yang tidak mengancamnyawa tetapi
memerlukan penangan cepat dan tepat seperti
gawat. Gawat darurat adalah suatu keadaan yang
mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC
(Airway/jalan nafas, Breathing/pernafasan,
Circulation/sirkulasi) jika tidak dapat ditolong segera
maka dapat meninggal/cacat.
Pengertian SPGDT

• SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien


gawat darurat yang terdiri dari unsur, pelayanan pra
Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar
Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon
cepat yang menekankan time saving is life and limb
saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat
awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan
ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.
Klasifikasi SPGDT

1. SPGDT – S (sehari – hari)


• SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan
gawat darurat yang saling terkait yang
dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di
Rumah Sakit – antar Rumah Sakit dan terjalin
dalam suatu sistem. Bertujuan agar
korban/pasien tetap hidup
lanjutan...
SPGDT – S (Sehari – hari ) meliputi :
a. Pra Rumah sakit
• Diketahui adanya penderita gawat darurat oleh masyarakat
• Penderita gawat darurat itu dilaporkan ke organisasi
pelayanan penderita gawat darurat untuk mendapatkan
pertolongan medik
• Pertolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat
awam atau awam khusus (satpam, pramuka, polisi, dan
lain-lain)
• Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan
lanjutan dari tempat kejadian ke rumah sakit (sistim
pelayanan ambulan
Lanjutan...
b. Dalam Rumah Sakit
• Pertolongan di unit gawat darurat rumah sakit
• Pertolongan di kamar bedah (jika diperlukan)
• Pertolongan di ICU/ICCU
Lanjutan...
c. Antar Rumah Sakit
• Rujukan ke rumah sakit lain (jika diperlukan)
• Organisasi dan komunikasi
2. SPGDT – B (bencana)

• SPGDT-B adalah kerja sama antar unit


pelayanan Pra Rumah Sakit dan Rumah Sakit
dalam bentuk pelayananan gawat darurat
terpadu sebagai khususnya pada terjadinya
korban massal yg memerlukan peningkatan
(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari.
Bertujuan umum untuk menyelamatkan
korban sebanyak banyaknya
Lanjutan...
a. Pra Rumah Sakit
Dengan mendirikan PSC, BSB dan pelayanan ambulans
dan komunikasi.
Pelayanan sehari-hari :
1. PSC.
• Didirikan masyarakat untuk kepentingan masyarakat.
• Pengorganisasian dibawah Pemda.
• SDM berbagai unsur tsb. ditambah masyarakat yang bergiat
dalam upaya pertolongan bagi masyarakat.
• Kegiatan menggunakan perkembangan teknologi,
pembinaan untuk memberdayakan potensi masyarakat,
komunikasi untuk keterpaduan kegiatan.
• PSC berfungsi sebagai respons cepat penangggulangan
gadar.
Lanjutan...
2. BSB
• Unit khusus untuk penanganan pra RS, khususnya
kesehatan dalam bencana.
• Pengorganisasian dijajaran kesehatan (Depkes, DInkes, RS),
petugas medis (perawat, dokter), non medis (sanitarian,
gizi, farmasi dll). Pembiayaan dari instansi yang ditunjuk
dan dimasukkan APBN/APBD.
3. Pelayanan Ambulans.
• Terpadu dalam koordinasi dengan memanfaatkan ambulans
Puskesmas, klinik, RB, RS, non kesehatan.
• Koordinasi melalui pusat pelayanan yang disepakati
bersama untuk mobilisasi ambulans terutama dalam
bencana.
4. Komunikasi.
• Terdiri dari jejaring informasi, koordinasi dan pelayanan
gadar hingga seluruh kegiatan berlangsung dalam
sistem terpadu.
5. Pembinaan.
• Berbagai pelatihan untuk meningkatan kemampuan
dan keterampilan bagi dokter, perawat, awam khusus.
• Penyuluhan bagi awam.
• Pelayanan pada bencana, terutama pada korban
massal
6. Koordinasi, komando.
• Melibatkan unit lintas sektor. Kegiatan akan efektif
dan efisien bila dalam koordinasi dan komando yang
disepakati bersama
7. Eskalasi dan mobilisasi sumber daya.
• Dilakukan dengan mobilisasi SDM, fasilitas dan
sumber daya lain sebagai pendukung pelayanan
kesehatan bagi korban.
8. Simulasi.
• Diperlukan protap, juklak, juknis yang perlu diuji
melalui simulasi apakah dapat diimplementasikan
pada keadaan sebenarnya
9. Pelaporan, monitoring, evaluasi.
• Penanganan bencana didokumentasikan dalam
bentuk laporan dengan sistematika yang disepakati.
Data digunakan untuk monitoring dan evaluasi
keberhasilan atau kegagalan, hingga kegiatan
selanjutnya lebih baik.
b. Dalam Rumah Sakit
• Perlu sarana, prasarana, BSB, UGD, HCU, ICU,
penunjang dll.
• Perlu Hospital Disaster Plan, Untuk akibat bencana dari
dalam dan luar RS.
• Transport intra RS.
• Pelatihan, simulasi dan koordinasi adalah kegiatan yang
menjamin peningkatan kemampuan SDM, kontinuitas
dan peningkatan pelayan medis.
• Pembiayaan diperlukan dalam jumlah cukup.
c. Antar Rumah Sakit
• Jejaring rujukan dibuat berdasar kemampuan RS dalam
kualitas dan kuantitas.
• Evakuasi. Antar RS dan dari pra RS ke RS.
• Sistem Informasi Manajemen, SIM. Untuk menghadapi
kompleksitas permasalahan dalam pelayanan. Perlu
juga dalam audit pelayanan dan hubungannya dengan
penunjang termasuk keuangan.
• Koordinasi dalam pelayanan terutama rujukan,
diperlukan pemberian informasi keadaan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan sebelum pasien
ditranportasi ke RS tujuan.
Pengelolaan Gawat Darurat Pre
Hospital
Tujuan utama dari penanganan bencana adalah
menghindari atau meminimalkan kerugian yang
terjadi akibat bencana. Selain itu, bertujuan
mengurangi penderitaan yang dialami korban dan
mempercepat proses pemulihan. Tujuan terakhir
adalah memberikan perlindungan bagi korban
akibat dampak bencana (Mizam, 2012).
Manajemen pre hospital adalah pemberian pelayanan
yang diberikan selama korban pertama kali ditemukan,
selama proses transportasi hingga pasien tiba di rumah
sakit. Penanganan koban selam fase pre hospital dapat
menjadi penentu kondisi korban selanjutnya.
Pemberian perawatan pre hospital yang tepat dan
cepat dapat menurunkan angka kecacatan dan
kematian akibat trauma (WHO, 2005).
Pelayanan pra hospital dilakukan dengan mendirikan PSC,
BSB dan pelayanan ambulans serta komunikasi.
a. PSC (Public Safety Center)
• Merupakan pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan
masyarakat dalam hal-halyang berhubungan dengan
kegadaran, termasuk pelayanan medis yang dapat
dihubungi dalam waktu singkat dimanapun berada.
Merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan, yang
bertujuan untuk mendapatkan respons cepat
(quickresponse) terutama pelayanan pra RS. PSC
didirikan masyarakat untuk kepentinganmasyarakat
b. BSB.
• Unit khusus untuk penanganan pra RS, khususnya
kesehatan dalam bencana.Pengorganisasian dijajaran
kesehatan (Depkes, Dinkes, RS), petugas medis
(perawat,dokter), non medis (sanitarian, gizi, farmasi dll).
Pembiayaan dari instansi yangditunjuk dan dimasukkan
APBN/APBD.
c. Pelayanan Ambulans.
• Terpadu dalam koordinasi dengan memanfaatkan ambulans
Puskesmas, klinik, RB,RS, non kesehatan. Koordinasi melalui
pusat pelayanan yang disepakati bersamauntukmobilisasi
ambulans terutama dalam bencana.
e. Komunikasi.
• Terdiri dari jejaring informasi, koordinasi dan
pelayanan gadar hingga seluruhkegiatan
berlangsung dalam sistem terpadu.
Pembinaan dilakukan pada berbagaipelatihan
untuk meningkatan kemampuan dan
keterampilan bagi dokter, perawat,awam
khusus. Penyuluhan bagi awam.
Prinsip Kegawatdaruratan Pre
Hospital
1. Pengertian Triase
• Triage adalah suatu proses penggolongan
pasien berdasarkan tipe dan tingkat kegawatan
kondisinya. Triage juga diartikan sebagai suatu
tindakan pengelompokan pebderita berdasarkan
pada beratnya cedera yang diproritaskan ada
tidaknya gangguan pada airway (A), breathing (B),
dan circulating (C) dengan mempertimbangkan
sarana, sumberdaya manusia, dan probabilitas
hidup penderita
2. Tujuan Triase
• Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa
• Memproritaskan pasien menurut kondisi
kekuatannya
• Menempatkan pasien sesuai dengan
keakuratannya berdasarkan pada pengkajian yang
tepat dan akurat
• Menggali data yang lengkap tentang keadaan
pasien
3. Prinsip Triase
• Triage harus dilakukan dengan segera dan singkat
• Kemampuan untuk menilai dan memproses dengan
cepat kemungkinan yang dapat menyelamatkan pasien
dari kondisi sakit atau cedera yang mengancam nyawa
dalam departemen gawat darurat
• Pengkajian harus dilakukan secara adekuat dan akurat
• Keakuratan dan ketepatan data merupakan kunci
dalam proses pengkajian
• Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian
• Keselamatan dan keefektifan perawat pasien dapat direncanakan
jika terdapat data dan informasi yang akurat dan adekuat
• Intervensi yang dilakukan berdasarkan kondisi keadekuatan pasien
• Tanggung jawab yang paling utama dari proses triage yang
dilakukan perwat adalah keakuratan dalam mengkaji pasien dan
memberikan perawatan sesuai dengan prioritas pasien. Hal ini
termasuk intervensi teraupetik dan prosudure dignostik
• Tercapainya kepuasan pasien
• Perawat triage harus menjalankan triage secara stimulant, cepat,
dan Penempatan pasien yang benar pada tempat yang benar saat
waktu yang benar dengan penyedia pelayanan yang benar
• Penempatan pasien yang benar pada tempat yang benar saat waktu
yang benar dengan penyedia pelayanan yang benar

Anda mungkin juga menyukai