Anda di halaman 1dari 4

ALGORITMA MANAJEMEN RETENSI URIN

PRIMARY SECONDARY
SURVEY SURVEY

Airway : Tidak ada sumbaatan jalan


nafas
Pengkaian Persistem Pemeriksaan Fisik
Breathing : sesak nafas , takipnea B1 (breathing) : sesak nafas, takipnea
akibat nyeri yang dirasakan akibat nyeri yang dialami
Wajah / muka : tampak pucat,
B2 (blood) : TD meningkat, keringat
Circulation : tekanan darah konjungtiva anemis
dingin (diaforesis) akibat nyeri yang
meningkat, denut nadi meningkat , dirasakan Kulit : akral hangat, basah
CRT <2 dtk, akral teraba hangat dan merah
B3(brain) : Pada retensi urin yang
disebabkan neurologis dapat Perut : ada distensi abdomen
Disability : Kesadaran CM hingga
ditemukan kelemahan otot detrusor. (area suprapubis)
apatis Kesadaran composmentis namun
Alat genitalia :lembab karena
tampak bingung dan gelisah
rembesan urin yang tidak terkontrol
B4 (bladder) : Adanya nyeri tekan
pada daerah suprapubik

, urine yang keluar menetes, perkusi


B5 (bowel) : konstipasi

B6 (bone) : -

Penatalaksanaan Retensi Urin


Pemeriksaan Diagnostik
a. Retensi urin akut membutuhkan kateterisasi segera. Volume urin
yang keluar pada 10-15 menit pertama harus di dokumentasi a. Foto polos abdomen : Sangat diperlukan sebelum

dengan akurat untuk membedakan antara retensi urin akut dan melakukan pemeriksaan penunjang saluran

retensi urin akut-ke-kronis. kemih.

b. Kateter Suprapubik (Sistostomi) b. Ureum dan elektrolit : Digunakan untuk

Jika kateterisasi uretra tidak berhasil, pasien harus segera dirujuk menentukan indeks fungsi ginjal

ke teknik kateterisasi yang lebih canggih yaitu kateterisasi c. Sistografi :Untuk memeriksa katup uretra,

suprapubik. striktur.

c. Farmakoterapi d. IVU (Inravenous Urography) :Pasien : saluran

Obat utama yang diberikan pada kasus ini adalah alfa bloker dan kemih dianjurkan untuk melakukan
5 alfa reductase inhibitors ultrasonografi dibandingkan IVU
e. Klirens kreatinin : Prosedur ini menilai
kecepatan ginjal untuk mengambil kreatinin dari
plasma
f. USG
g. Uroflometri
untuk mendeteksi gejala obstruksi saluran kemih
bagian bawah yang tidak invasif
h. Pemeriksaan labolatorium : HB, konsentrasi
BUN, kadar Na, kadar K

Anda mungkin juga menyukai