Anda di halaman 1dari 30

Torsio

testis
dr. Ike Istofani Koswara
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. T
Usia : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Kuli Bangunan
Alamat : Pandansari selatan sukoharjo
Waktu Masuk : 11 Maret 2020
ANAMNESA
Keluhan Utama:
Nyeri pada kantung kemaluan sebelah kanan

Riwayat penyakit sekarang:


Pasien datang ke IGD RSMH dengan Nyeri pada kantung kemaluan
sebelah
kanan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri dirasakan os semakin hari semakin
bertambah. Keluhan disertai bengkak pada kantung kemaluan dan
kemerahan(+). Nyeri perut
bagian bawah(+), mual muntah (-), demam (-). Bak tidak lancar(+)
bak disertai darah(-), bab dalam batas normal. Os mengatakan
sebelumnya belum
pernah mengalami keluhan seperti ini.
 Riwayat Penyakit serupa : tidak ada.
 Riwayat Penyakit Dahulu : HT(-),DM(-)
 Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada.
 Riwayat Pengobatan :(+)
 Riwayat alergi : Makanan (-), Obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum :
Tampak sakit sedang.
 Kesadaran :
(GCS 15 = E4V5M6)
 Vital sign :
TD : 130/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/ menit
T : 36,5oC
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala:
• Mata : Abdomen : Inspeksi : Datar
Palpasi : Soepel,
Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik, (-/-).
Hepar/Lien/Renal tidak
• Telinga :
teraba
Lubang telinga normal, pendengaran normal. Perkusi : Timpani
• Hidung : Auskultasi : BU (+)
Tidak ada bau, secret, maupun perdarahan Normal
• Mulut :
Simetris, mukosa bibir pucat (-), sianosis (-). Genital :
• Leher : Status lokalisata :
inspeksi : scrotum tampak
Simetris, kaku kuduk (-), pembesaran KGB (-).
bengkak, berwarna merah,
darah (-),nanah (-) Palpasi :
Thorax: nyeri tekan scrotum (+), teraba
• Cor: S1 & S2 reguler hangat pada scrotum (+)
• Pulmo: Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi,
tidak ada dada tertinggal Ekstremitas :
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri - Akral hangat
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
Hb 14.50 g/dL
Leukosit 29.800/µL
Trombosit 312.000 /µL
Eritrosit 4.90 juta/µL
Ht 40 %
GDS 119 mg/dL
DIAGNOSA
Orchitis dd torsio testis
PENATALAKSANAAN

Advice:
-IVFD RL 20 tpm
-Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
-Inj. Ketorolac 1a/12jam
-Inj. Ranitidin 1a/12jam
-Inj. Metilprednisolon 1 vial /12jam
FOLLOW UP
Follow up hari 1, 12 Maret 2020 :
S: nyeri pada scrotum kanan (+), bengkak (+) kemerahan (+)
O: KU : Tampak sakit sedang
GCS : E4M6V5
TD :120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,7oC
Status lokalisata :
Inspeksi : kemerahan dan bengkak pada scrotum
Palpasi : nyeri tekan scrotum (+), teraba hangat pada scrotum (+).
Phren sign (+)
A: Susp.Torsio testis
P: -IVFD RL 20 tpm
-Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
-Inj. Ketorolac 1a/12jam
-Inj. Ranitidin 1a/12jam
-Inj. Metilprednisolon 1 vial /12jam
-Pro USG testis
FOLLOW UP
Follow up hari 2,13 Maret 2020 :
S: nyeri pada scrotum(+), bengkak (+) kemerahan (+)
O: KU : Tampak sakit sedang
GCS : E4M6V5
TD : 110/70 mmHg
HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,6oC
Status lokalisata :
Inspeksi : kemerahan dan bengkak pada scrotum
Palpasi: nyeri tekan scrotum (+), teraba hangat pada scrotum (+).
Phren sign (+)
A:Torsio testis dextra
P: -IVFD RL 20 tpm
-Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
-Inj. Ketorolac 1a/12jam
-Inj. Ranitidin 1a/12jam
-Inj. Metilprednisolon 1 vial /12jam
-rencana dan persiapkan operasi.
LAPORAN OPERASI
• Instruksi post op :
-IVFD RL 20tpm
-Inj. Ceftriaxone 1a/12jam
-inj.Ketorolac 1a/12 jam
-Inj. Ranitidin 1a/12 jam
FOLLOW UP

Follow up hari 3,14 Maret 2020 :


S: nyeri luka post op (+), demam (-), mual muntah (-). bab dan
bak normal, flatus (+)
O: KU : Tampak sakit sedang
GCS : E4M6V5
TD : 120/70 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,7oC
A: Post Orchidectomy a/i Torsio testis dextra
P:-IVFD RL 20tpm
-Inj. Ceftriaxone 1a/12jam
-inj.Ketorolac 1a/12 jam
-Inj. Ranitidin 1a/12 jam
-Diet BS
FOLLOW UP

Follow up hari 4, 15 Maret 2020 :


S: nyeri luka post op berkurang , demam (-), mual muntah (-).
bab dan bak normal, flatus (+)
O: KU : Tampak sakit sedang
GCS : E4M6V5
TD : 130/77 mmHg
HR : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,7oC
A:Post Orchidectomy a/i Torsio testis dextra
P: -BLPL
obat pulang :
- cefixime 2x100mg
-Asam Mefenamat 3x500mg
-Ranitidin 2x150mg
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
• Letak : testis terletak di
scrotum
• Ukuran testis pada orang
dewasa adalah 4x3x2.5cm.
Dengan volume 15-25ml
• Berbetuk ovoid
• Kedua testis terbungkus
jaringan tunika albuginea
yang melekat pada testis.
• Di luar tunika albuginea :
tunika vaginalis (lapisan
viseralis dan parietalis)
• Otot kremaster : Pergerakan
testis mendekati rongga
abdomen untuk
mempertahankan
temperature testis agar
TORSIO TESTIS
DEFINISI

Torsio testis adalah


terpeluntirnya funikulus
spermatikus yang berakibat
terjadinya gangguan aliran
darah pada testis.
Torsio testis merupakan
kegawat daruratan yang
membutuhkan perhatian
segera dan pengobatan
Etiologi dan faktor resiko

• Trauma

• Pergerakan yang berlebihan

• Perubahan suhu

• Celana yang terlalu ketat


EPIDEMIOLOGI

Keadaan ini diderita 1 dari 4000 pria


berumur kurang dari 25 tahun.

Paling banyak oleh anak usia 12-20


tahun.

Pada neonatus : 70% prenatal dan


30% postnatal.
Manifestasi klinik

• Nyeri hebat yang mendadak pada


salah satu testis.
• Scrotum yang membengkak pada salah
satu sisi.
• Mual atau muntah
• Sakit kepala ringan
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI

Latihan yang Perubahan


Trauma testis Tumor testis
berlebihan keadaan extreme

Spasme otot Testis berotasi


kremaster bebas

Aliran darah berhenti


-Nyeri menjalar ke
abdomen
Iskemia testis -demam

Nekrosis
Diagnosis
• Nyeri hebat yang mendadak dan
pembengkakan dalam scrotum, nyeri perut,
Anamnesis kadang-kadang disertai rasa mual dan muntah.
• Testis yang bersangkutan dirasakan membesar.
• Terjadi retraksi dari testis kearah kranial,
karena funikulus spermatikus terpluntir
pendek.

• testis pada sisi yang terkena sering lebih


tinggi jika dibandingkan dengan sisi testis
yang lain.
• Testis yang mengalami torsio pada
Pemeriksaan scrotum akan tampak bengkak dan
hiperemis.
fisik • Testis umumnya sangat nyeri dan elevasi
tidak menghilangkan nyeri (phren
sign(+))
• Refleks cremaster (-)
Pemeriksaan penunjang
• Stetoskop doppler
• Color Doppler Ultrasonography
Untuk melihat aliran darah pada arteri testikularis.
“spiraling”(whirlpool)
• Scintigraphy testis.
Penatalaksanaan
• Non operatif
Destorsi manual ( mengembalikan posisi testis ke
asalnya yaitu dengan memutar testis ke arah
berlawanan dengan arah torsio)
• Operatif
Eksplorasi pembedahan dilakukan melalui insisi scrotal
midline untuk melihat testis secara langsung. Tunika
vaginalis dibuka hingga tampak testis yang mengalami
torsio. Selanjutnya testis direposisi dan dievaluasi
viabilitasnya.
Jika testis masih viabel dilakukan orchidopexy.

Jika testis tidak viabel maka dilakukan orchidectomy


(untuk mencegah timbulnya komplikasi)
Prognosis
Jika torsio testis dapat terdiagnosa sejak dini
dan segera mendapat penanganan maka fungsi
testis dapat kembali seperti semula.
Orchidopexy tidak menjamin prognosa yang
baik untuk testis, pada sebagian kasus dengan
orchidopexy fungsi testis tetap berkurang.
REFERENSI
• Purnomo, Basuki P. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung
Seto. 2003. 8,145-148.
• Sjamsuhidajat R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran – EGC.
2004. 799.
• Anwar, S. (2010). Pedoman Diagnosis dan Terapi,Malang:
SMF Urologi Laboraturium Ilmu Bedah
• Wilson, L. M. Hillegas, K.B. (2006).Gangguan Sistem
Reproduksi Laki-Laki dalam Price, Sylvia A. Wilson,
Lorraine M.Patofisiologi Konsep KlinisProses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2,Jakarta:EGC
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai