- Keluhan nyeri perut awalnya dirasakan sejak 1 bulan yang lalu sering kumat-kumatan.
Nyeri perut awalnya muncul pada ulu hati dan berpindah pada kanan bawah sejak satu
minggu yang lalu. Mual (+) muntah (+) sejak kemarin. Makan (+) minum (+) sedikit.
Demam (-) Riwayat berobat sebelumnya satu hari yang lalu namun tidak membaik.
- Riwayat penyakit serupa sebelumnya (-) Riwayat PJB (-) Riwayat kejang (-)
RR : 20x/menit
Nadi : 90 x /menit
SpO2 : 99%
Suhu : 36,2 C
` GDS : 126
Pemeriksaan Fisik
RR : 24x/menit
SpO2 : 96%
Suhu : 36,2 C
GDS : 118
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen :
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Nyeri tekan (+) seluruh lapang abdomen, defans muscular (+)
- Anorexia (+) 1
- Nausea-Vomiting (+) 1
- Demam (-)
- Leukositosis (+) 2
- Netrofilia (+) 1
Diagnosis Kerja
Laparatomi eksplorasi
Farmakoterapi
Pemeriksaan
abdomen :
Appendiks
Etiologi dan Klasifikasi
Peritonitis :
Peritonitis primer
Peritonitis Sekunder
Appendicitis :
Akut (48 jam), komplikasi dan tanpa komplikasi
Patofisiologi
Peritonitis
Sesuai dengan definisinya, peritonitis secara prinsip merupakan peradangan yang terjadi pada
peritoneum akibat adanya kerusakan pada peritoneum. Peritonitis primer dan sekunder secara
prinsip memiliki etiologi yang berbeda dalam patogenesisnya. Pada peritonitis primer, etiologi
terjadinya peritonitis tidak berasal dari traktus gastrointestinal (infeksi yang nantinya terjadi tidak
berhubungan langsung dengan gangguan organ gastrointestinal),3,8 sedangkan pada sekunder
ditemukan adanya kerusakan integritas traktus (perforasi) tersebut baik akibat strangulasi maupun
akibat infeksi.3
Appendicitis
Beberapa penelitian tentang faktor yang berperan dalam etiologi terjadinya apendisitis akut
diantaranya: obstruksi lumen apendiks, Obstruksi bagian distal kolon, erosi mukosa, konstipasi
dan diet rendah serat. Percobaan pada binatang dan manusia menunjukkan bahwa total obstruksi
pada pangkal lumen apendiks dapat menyebabkan apendisitis. Beberapa keadaan yang mengikuti
setelah terjadi obstruksi yaitu: akumulasi cairan intraluminal, peningkatan tekanan intraluminal,
obstruksi sirkulasi vena, stasis sirkulasi dan kongesti dinding apendiks, efusi, obstruksi arteri dan
hipoksia, serta terjadinya infeksi anaerob. Pada keadaan klinis, faktor obstruksi ditemukan dalam
60 - 70 persen kasus. Enam puluh persen obstruksi disebabkan oleh hiperplasi kelenjar limfe
submukosa, 35% disebabkan oleh fekalit, dan 5% disebabkan oleh faktor obstruksi yang lain.
Keadaan obstruksi berakibat terjadinya proses inflamasi Obstruksi pada bagian distal kolon akan
meningkatkan tekanan intralumen sekum, sehingga sekresi lumen apendiks akan terhambat keluar.
Diagnosis
Peritonitis
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Laboratorium
Radiologi
Appendicitis
Gambaran Klinis
pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Perbaiki Keadaaan Umum
Pembedahan
Terimakasih