Anda di halaman 1dari 22

Peritonitis

Oleh : dr. Fikri Adhi Wibowo


Dokter DPJP : dr. Dedy Prasetya, MMR, Sp.BA
Identitas Pasien

Nama : An. BAP


Usia : 14 tahun
Alamat : Desa Selomerto, Wonosobo
Tgl masuk : 8 November 2021
Keluhan Utama

Pasien dibawa ke IGD RS PKU Wonosobo dengan keluhan nyeri


perut terutama pada bagian kanan bawah sejak kemarin dan
dirasakan memberat sejak hari ini
Anamnesis
 Riwayat penyakit sekarang :

- Keluhan nyeri perut awalnya dirasakan sejak 1 bulan yang lalu sering kumat-kumatan.
Nyeri perut awalnya muncul pada ulu hati dan berpindah pada kanan bawah sejak satu
minggu yang lalu. Mual (+) muntah (+) sejak kemarin. Makan (+) minum (+) sedikit.
Demam (-) Riwayat berobat sebelumnya satu hari yang lalu namun tidak membaik.

 Riwayat penyakit dahulu :

- Riwayat penyakit serupa sebelumnya (-) Riwayat PJB (-) Riwayat kejang (-)

 Riwayat penyakit keluarga :

- Riwayat penyakit serupa (-) 


Pemeriksaan Fisik
Kesan umum : Kesakitan

Kesadaran : Compos mentis , E4V5M6

Vital sign : Tekanan darah : 110/80 mmHg

 RR : 20x/menit

 Nadi : 90 x /menit

 SpO2 : 99%

 Suhu : 36,2 C

` GDS : 126
Pemeriksaan Fisik

Kesan umum : Kesakitan

Kesadaran : Compos mentis , E4V5M6

Vital sign : Tekanan darah : 90/70 mmHg

 RR : 24x/menit

 Nadi : 121 x /menit

 SpO2 : 96%

 Suhu : 36,2 C

 GDS : 118
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal

Abdomen :

• Inspeksi : Distensi (+), jejas (-)

• Auskultasi : BU (+) dbn, peristaltik normal

• Perkusi : Timpani

• Palpasi : Nyeri tekan (+) seluruh lapang abdomen, defans muscular (+)

Ekstremitas : dalam batas normal

Genitalia : dalam batas Normal


Diagnosis Sementara
Peritonitis e.c Appendicitis perforasi
Pemeriksaan Penunjang
PARAMETER HASIL SATUAN NILAI NORMAL

HB 14.5 gr/dL 13,2 – 17,2


AL (Angka Leukosit) 19,77 ribu/ul 3,8 – 10,6
AE (Angka Eritrosit) 5,17 juta/ul 4,40 – 5,90
AT (Angka Trombosit) 238 ribu/ul 150-450
HMT (Hematokrit) 45,8 % 40 -52
MCV 86,6   80 – 100
MCH 28,1   26 – 34
MCHC 31,7   32 – 36
DIFFERENTIAL COUNT
Neutrofil 95 % 50 – 70
Limfosit 4,3 % 25 – 40
Monosit 0,4 % 2–8
Eosinofil 0,1 % 2.00 – 4.00
Basofil 0,43 % 0–1
Kimia klinik
Gula Darah sewaktu 121 mg/dL 70 – 120
Ureum 32   10-50
Creatinin 1,1 (H)   0,62-1,01
Sero Imunologi
Alvarado Score
 ALVARADO SCORE: 9 = Appendicitis

- Migration pain (+) 1

- Nyeri tekan kanan bawah (+)  2

- Rebound pain (+) 1

- Anorexia (+)  1

- Nausea-Vomiting (+) 1

- Demam (-)

- Leukositosis (+)  2

- Netrofilia (+)  1
Diagnosis Kerja

Peritonitis e.c Appendicitis perforasi


Terapi
 Penatalaksanaan

 Laparatomi eksplorasi

 Farmakoterapi

 Injeksi Cefotaxime 2 x 1gr

 Injeksi Metronidazole 3 x 400mg

 Injeksi Novalgin 3x500mg

 Injeksi Ranitidin 2 x 50mg

 RL extra 1220cc/kgBB dimasukan dalam 30 menit kemudian maintenance 20tpm


Tgl. S O A P 10 Nyeri post OP (+) TD 130/80 mmHg Post IVFD RL 20tpm
November mual (+) muntah laparatomi Diet cair
9 Nyeri post OP TD 120/80 mmHg Post IVFD RL 20tpm N 88x/menit
(-) demam (-) eksplorasi 10-30cc/jam
Novembe (+) mual (-) Laparato Diet bertahap 2021 S : 36.2C
N 85x/menit H1 NGT klem jika
r muntah (-) mi cair 30cc/jam muntah dialirkan
S : 36.2C RR : 20x/menit
demam (-) eksplorasi NGT klem jika Inj. Ondancentron
2021  
RR : 20x/menit muntah dialirkan 4mg jika muntah

Inj. Cefotaxime GCS E4V5M6


 
2x1gram
 
GCS E4V5M6 Inj.
Pemeriksaan
Metronidazole
  abdomen :
3x400mg
Pemeriksaan Inj. Ranitidine Nyeri tekan (+)
Luka post op (+)
abdomen : 3x50mg
Inj. Novalgin Kassa rembes (-)
Nyeri tekan (+) darah (-) pus (-)
3x500mg
Luka post op (+)

Kassa rembes (-)


darah (-) pus (-)
11 Demam (-) TD 130/80 mmHg Post Terapi lanjut
November muntah (+) flatus laparatomi Diet cair 30cc/jam
N 88x/menit
(-) BAB (-) eksplorasi AFF NGT
2021 S : 36.2C
H2 AFF DC
RR : 20x/menit Mobilisasi sampai
dengan jalan
 
Beso aff drain
GCS E4V5M6  
 
 

Pemeriksaan
abdomen :

Nyeri tekan (+)


Luka post op (+)

Kassa rembes (-)


darah (-) pus (-)
Tinjauan Pustaka
Definisi

 Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum (membrane serosa yang melapisi


organ abdomen dan menutupi visera abdomen). Peritonitis adalah suatu respon inflamasi
atau supuratif dari peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri.  

 Apendisitis adalah infeksi bacterial pada apendiks vermiformis. Apendisitis


kronis adalah keadaan nyeri abdomen yang memerlukan pembedahan untuk mencegah
komplikasi yang lebih buruk Jika telah terjadi perforasi, maka komplikasi dapat terjadi
seperti peritonitis umum, terjadinya abses, dan resiko komplikasi pascaoperasi seperti
fistula dan infeksi luka. Appendicitis dikatakan kronis jika keluhan nyeri perut kanan
bawah telah berlangsung lebih dari 14 hari.
Anatomi
Peritoneum
-Parietal
-Viseral

Appendiks
Etiologi dan Klasifikasi
Peritonitis :
Peritonitis primer
Peritonitis Sekunder

Appendicitis :
Akut (48 jam), komplikasi dan tanpa komplikasi

Faktor yang mempengaruhi appendicitis


1. Adanya isi lumen

2. Derajat sumbatan yang terus menerus

3. Sekresi mukus yang terus menerus

4. Sifat inelastis / tak lentur dari mukosa appendik

  
Patofisiologi
Peritonitis
Sesuai dengan definisinya, peritonitis secara prinsip merupakan peradangan yang terjadi pada
peritoneum akibat adanya kerusakan pada peritoneum. Peritonitis primer dan sekunder secara
prinsip memiliki etiologi yang berbeda dalam patogenesisnya. Pada peritonitis primer, etiologi
terjadinya peritonitis tidak berasal dari traktus gastrointestinal (infeksi yang nantinya terjadi tidak
berhubungan langsung dengan gangguan organ gastrointestinal),3,8 sedangkan pada sekunder
ditemukan adanya kerusakan integritas traktus (perforasi) tersebut baik akibat strangulasi maupun
akibat infeksi.3

Appendicitis
Beberapa penelitian tentang faktor yang berperan dalam etiologi terjadinya apendisitis akut
diantaranya: obstruksi lumen apendiks, Obstruksi bagian distal kolon, erosi mukosa, konstipasi
dan diet rendah serat. Percobaan pada binatang dan manusia menunjukkan bahwa total obstruksi
pada pangkal lumen apendiks dapat menyebabkan apendisitis. Beberapa keadaan yang mengikuti
setelah terjadi obstruksi yaitu: akumulasi cairan intraluminal, peningkatan tekanan intraluminal,
obstruksi sirkulasi vena, stasis sirkulasi dan kongesti dinding apendiks, efusi, obstruksi arteri dan
hipoksia, serta terjadinya infeksi anaerob. Pada keadaan klinis, faktor obstruksi ditemukan dalam
60 - 70 persen kasus. Enam puluh persen obstruksi disebabkan oleh hiperplasi kelenjar limfe
submukosa, 35% disebabkan oleh fekalit, dan 5% disebabkan oleh faktor obstruksi yang lain.
Keadaan obstruksi berakibat terjadinya proses inflamasi Obstruksi pada bagian distal kolon akan
meningkatkan tekanan intralumen sekum, sehingga sekresi lumen apendiks akan terhambat keluar.
Diagnosis
Peritonitis
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Laboratorium
Radiologi

Appendicitis
Gambaran Klinis
pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Perbaiki Keadaaan Umum

Pemberian Cairan, Pemasangan NGT, pemberian antibiotic

Pembedahan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai