Anda di halaman 1dari 19

A.

Pemicuan stop BABS


1. Desa Karangduwur
2. Maduretno
3. Kalikajar
4. Simbang
5. Mungkung
6. Rejosari

Mengundang warga yang belum punya septic tank, beri penyuluhan, diskusi tanya
jawab, liat lingkungan, kumpul lagi, diskusi tindak lanjutnya gimana. Juga mengajak
perangkat desa.

28 juli, 2 5 12 18 Agustus, 28 Oktober.

Kedalon dusun Mangli, bulusari 96% folup septic Juli

B. Pemantauan program Padat Karya Tunai Desa Stunting (Desa Karangduwur)


Dapat bantuan septic tank untuk kesling, untuk stunting nya mendapat makanan ibu
hamil.

C. Klinik sanitasi dalam/luar gedung setiap kamis


Rujukan dari bp umum penyakit yang berhubungan dengan lingkungan.
Isi ceklist PHBS nya gimana.
Kalo setelah dikasih ceklist masih datang ke bp umum lagi, baru kunjungan ke desa
langsung, jadi nya luar Gedung.

D. Survei PIRT (Mangunrejo 2, Maduretno jahe,)


Mengunjungi industry rumah tangga.
Melihat sanitasi dan melihat proses pembuatan produk.
Mungkung sruwet, belum di kasih ijin dari dinas karena lantai tanah, sanitasi gk
lengkap, tidak rapat bangunannya. PHBS karyawan tidak lengkap (apd dkk)

E. Pengambilan sampel air bersih


1. Kedalon
2. Maduretno
3. Simbang Januari Lolos
4. Karangduwur Januari Lolos
5. Kalikajar
6. Rejosari Februari Lolos
7. Perboto Februari Lolos
8. Mungkung
9. Mangunrejo kemungkinan tidak lolos
Ambil sampel air bersih dari sambungan rumah atau dari mata air langsung.
Sampel dikirim ke lab dinkes

F. Pemantuan lingkungan sekolah


air dan jajanan diperiksa. Lagi covid lingkungan nya aja
Simbang 3 Mei (kotor, kamar mandi kotor, belum punya tps buat sampah.)
dan Maduretno 5 Mei (belum punya tps buat sampah.)

G. Pemantuan lingkungan fasyankes


24 Mei Perboto: Pustu, tembok berjamur karena dekat kebun, jendela susah ditutup,
sudah keropos tidak bisa perbaikan karena tidak ada dana
Rejosari 28 Mei: bangunan bagus tapi sumber air belum memenuhi syarat, belum
ada TPS.
Fisik sanitasi K3

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga


Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%
 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang
-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)
Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus


Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :
 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%
 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang
-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)
Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :

 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus


Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Kegiatan program gizi

Dalam Gedung dan luar Gedung

Dalam Gedung : konsultasi gizi tiap senen,

pencatatan pelaporan memasukan data status gizi lewat aplikasi EPPGBM (elektrik pencatatan
pelaporan gizi berbasis masyarakat)

Luar Gedung :
 surveillance gizi buruk, dilakukan jika ada kasus baru pelacakan kasus dan kunjungan rumah
setelah ada pelaporan dari desa mana yang gizi buruk (cek BB/U, BB/TB) jika ketemu cek di
posyandu di bulan berikutnya, factor penyimpang : salah input tangal lahir, salah input BB,
salah input untuk stunting (app posyanduku). Tingkat pengetahuan masyarakat dan pola
asuh anak di masyarakat amsih kurang. Kebanyakan kasus anak ditinggal ibu keluar kota,
adanya penyakit penyerta seperti TB, BBLR, hidrosepal. Jika ada kondisi khusus seperti TB
anak maka harus disurvei secara menyeluruh oleh kesling, gizi dan perawat.

Pelacakan dilakukan kapan? Ada dijadwal kegiatan. Juni kemarin ada 7 kasus (BB/U)

Ada kasus stunting dari janin karena factor psikologis. Lahir BBLR <2kg stunting sampai sekarang

-validasi data hasil posyandu tiap tahun 2x

-penimbangan serentak februari dan agustus

-pemberian PMT. Pantau tiap …. Diberi biscuit dari PKM. Sempat ada RUTF (makanan pasta dari
unicef) tapi penerimaan kurang. Ada 3 kasus yang diberi tapi anak tidak doyan

 Penanggulangan akibat kekurangan yodium setiap februari dan agustus

Puskesmas mengecek garam yodium dirumah tangga

Sekarang sudah tidak ada rumah yang tidak memakai garam tidak beryodium, sekarang sudah tidak
ada namun kadarnya masih kurang. Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
garam yodium.

 Penanggulangan kekurangan vitamin A setiap feb dan agustus


Harus 100% pemberian vitamin A. diberikan bisa via posyandu dan dilakukan sweeping oleh
para kader agar capaian tetap 100%

 Pencegahan stunting, kalikajar I ada lokus stunting didesa karangduwur hasil pendataan
pada tahun 2019 mencapai 29%. Dilakukan pertemuan kader posyandu membahas tentang
stunting dalam rangka penurunan angka stuntitn setahun 2x untuk kegiatan puskesmas
dilakukan pada bulan Februari dan Juni (5 Juni) membahas tentang data, validasi data,
peningkatan SDM, penyuluhan tentang 1000 hari kehidupan kader harus benar-benar
paham dan jelas. Dilakukan edukasi cara pengukuran antroprometri dengan baik dan benar.
Terdapat kesalahan pemasangan mikrotouise yang memungkinkan adanya ketidakvalidan
data.
 Kelas bumil : screening, senam, penyuluhan, makan Bersama menu seimbang (selama
pandemic tidak boleh prasmanan)
 Kelas balita : masalah PMBA (pemberian makan bayi dan anak) mulai dari anak lahir (ASI
eksklusif) sampai tahap-tahapanya. Diadakan penyuluhan dan pemberian makanan pada
balita disesuaikan menurut umurnya. Ada 3 kelas balita, 0-1tahun, 1-2tahun, 2-5tahun
 Peningkatan pengetahuan kader tentang PMBA, (untuk sekarang belum berjalan)
 Peningkatan pengetahuan kader tentang pengukuran antropoemetri, kader harus bisa
melakukan antropoemetri dengan baik dan benar. Untuk pelatihan setiap posyandu dikirim
1 kader. (49 posyandu) dilakukan setiap tanggal 2 dan 3.
 Pemberian PMT untuk pemulihan ibu hamil KEK
Pemberian berupa biscuit paling tidakd 500kkal, ibu hamil anemia juga diberikan.
 Pertemuan refresing kader motivator ASI khususnya ASI ekskusif
Kendala pemberian ASI eksklusif : asi tidak keluar, payudara bengkak, cara menyusui tidak
benar. Jika kader tidak mampu maka dialihkan pada bidan pembinaan desa
 Pemberian Fe pada remaja putri prioritas 15-19tahun dan masih sekolah, pemberian
dilakukan melalui desa (kader dan BLKB) dikarenakan pandemic. Sudah didistribusikan ke
desa maduretno, mangunrejo, mungkung, perboto,. Rejosari akan diberi bulan ini sudah ada
stok. Dilakukan monitoring dengan menggunakan kartu suplementasi gizi untuk remaja putri
dan usia subur. Pemberian 1 minggu 1 tablet. Selama menstruasi 1 hari 1 tablet. Diberikan
untuk 3 bulan (30 tablet)

Anda mungkin juga menyukai