Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PURUK CAHU SEBERANG
Jl. Bhayangkara No.53B Kel. Puruk Cahu Seberang Kec. Murung Kode Pos 73912
Telp. 081235382115, email : pkm.purukcahuseberang12@gmail.com

LAPORAN PERJALANAN DINAS


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KADER, TOKOH MASYARAKAT, TOKOH AGAMA
DALAM UPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DI TINGKAT DESA

I. Pendahuluan
A. Umum / Latar Belakang
Untuk mewujudkan kesehatan yang yang baik dapat dimulai dari perbaikan
status gizi masyarakat. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan
manusia yang lebih baik. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa
kekurangan gizi terutama pada anak usia dini akan berdampak pada tumbuh
kembang anak. Anak yang kekurangan gizi akan tumbuh kecil, kurus, dan
pendek. Kekurangan gizi juga berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif
dan kecerdasan anak, serta berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas
anak, selain itu juga akan berdampak terhadap tumbuh kembang otak. Anak
yang menderita kekurangan gizi tidak saja menurun kecerdasan otaknya, tetapi
menyimpan potensi terkena penyakit degeneratif (kerusakan atau
penghancuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Upaya perbaikan gizi
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
prilaku sadar gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok
Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Pemberian ASI Ekslusif pada
bayi sampai usia 6 bulan dan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
yang sehat dan bergizi untuk makanan anak balita, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

B. Landasan Hukum
1. PERMENKES RI NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TENTANG UPAYA
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. SPT : 094.16 / / 20

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya
percepatan perbaikan gizi masyarakat di Kelurahan Puruk Cahu Seberang

2. Tujuan
- Terselenggaranya kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya
percepatan perbaikan gizi masyarakat di Kelurahan Puruk Cahu
Seberang

II. Kegiatan yang dilaksanakan


A. Pelaksana
B. 1. Nama / NIP : Abdul Chalik, A.Md.Kep/ 19810421 200501 1 006
Jabatan : Penata, III/c
Nama : Ade Noviyanti, A.Md.Keb
Jabatan :
Nama : Annisa Citra S, A.Md.Keb
Jabatan :
C. Tempat :
D. Hari / Tanggal : / 2022
III. Hasil yang dicapai :
A. Telah dilakukan koordinasi dan kerjasama langsung bersama para tokoh
masyarakat di tingkat desa yaitu Kepala desa, Ibu Ketua PKK di desa, Para
kader pemberdayaan masyarakat dan tokoh agama serta petugas kesehatan
di Pustu untuk berdiskusi dan berkomunikasi untuk membahas percepatan
perbaikan gizi masyarakat di tingkat desa khususnya penanganan penurunan
permasalahan gizi Stunting di wilayah UPT Puskesmas Puruk Cahu Seberang.
B. Stunting diakibatkan oleh masalah gizi masa lalu maksudnya adalah masa
1000 HPK dimulai dari masa konsepsi, fertility, kehamilan, kelahiran hingga
usia 2 tahun anak tersebut.
C. KEK Adalah Kekurangan Energi Kronik banyaknya ada pada usia 15-19 tahun.
Dimana usia itu adalah usia Remaja. Jadi Remaja usia tersebut banyak yang
sudah menikah dan hamil. Dimana remaja merupakan investasi yang besar
terhadap penurunan permasalahan gizi. Jadi kami bekerjasama untuk
memberikan edukasi ke remaja putri tentang pengetahuan gizi remaja putri
melalui penyuluhan di sekolah maupun di Posyandu Remaja di desa, dengan
adanya penyuluhan meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesiapan
kehamilan juga pola asuh pada ibu hamil nantinya menjadi seorang ibu hamil
sehingga kita persiapkan remaja putri nantinya memasuki fase kehamilan
sudah siap. Sehingga kekurangan energy kronik (KEK) dapat ditekan. Bila ibu
hamilnya tidak KEK maka nantinya bayi yang akan dilahirkan sebagian besar
akan sehat baik dari status gizinya maupun perkembangannya.
D. Anemia. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 Proporsi Anemia ibu hamil banyak
pada usia 15-24 tahun. Remaja menjadi peluang yang sangat besar dalam
penurunan permasalahan gizi. Jadi puskesmas bekerja sama dengan para
tokoh msyarakat desa dalam menekankan Anemia dengan melakukan kegiatan
pemberian tablet tambah darah (TTD) 1 minggu sekali sebanyak lebih kurang
52 butir dalam 1 tahun untuk remaja putri dan 90 butir untuk ibu hamil selama
kehamilan.
E. KVA (Kekurangan Vitamin A). Dampak kekurangan vitamin A adalah kesehatan
mata. Menurut WHO masalah kesehatan mata antara lain :
- Buta senja ( Hemeralopia, nyctalopia)
- Xerosis konjungtiva
- Xerosis konjungtiva disertai bercak bitot
- Xerosis kornea
- Keratomalasia atau ulserasi kornea kurang dari 1/3 permukaan kornea
- Jaringan Parut Kornea
- Fundus Xeroftalmia
- Pertumbuhan anak terhambat
- Kebutaan dan kematian.
Strategi Pencegahan dan Penanggulangan yang kami lakukan adalah :
- Pemberian Kapsul Vitamin A 2 kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan
Agustus. Warna Biru dan Merah pada bayi balita dan ibu Nifas. Pada bayi
diberikan kapsul Vitamin A warna Biru untuk usia 6-11 bulan dengan dosis
100 iu dan warna Merah untuk usia 12-59 bulan dengan dosis 200 iu.
- pemberian Kapsul Vitamin A merah (200.000 SI) diberikan pada masa
nifas sebanyak 2 kali yaitu : 1 (satu) kapsul Vitamin A diminum segera
setelah saat persalinan 1 (satu) kapsul Vitamin A kedua diminum 24 jam
sesudah pemberian kapsul pertama.
- Penyuluhan dan edukasi tentang manfaat Vitamin A bagi kesehatan mata.
F. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia berikutnya adalah Cacingan.
Cacingan merupakan penyakit menular dan dapat mengakibatkan menurunnya
kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktifitas. Sehingga pemerintah
pusat dan daerah bekerja sama dengan lintas sector melakukan penanganan
dan Penanggulangan Cacingan untuk menurunkan prevalensinya. Pemberian
Obat Pencegahan Secara Massal Cacingan yang selanjutnya disebut POPM
Cacingan adalah secara serentak kepada semua penduduk sasaran di wilayah
seluruh Indonesia. POPM Cacingan dilakukan pada anak balita, anak usia
pra sekolah, dan anak usia sekolah di daerah kabupaten/kota dengan prevalensi
tinggi dan sedang. POPM Cacingan dapat dilaksanakan secara terintegrasi
dengan kegiatan bulan vitamin A yaitu dua kali dalam setahun pada bulan
Februari dan Agustus.
G. ASI mengandung lemak dan protein yang penting untuk pertumbuhan bayi,
serta perkembangan sistem sarafnya. Berbagai penelitian telah menunjukkan
bahwa pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan risiko stunting. Jadi,
menyusui merupakan salah satu cara mencegah stunting yang efektif.
Sehingga Pemberian ASI eksklusif merupakan cara termudah untuk
terpenuhinya kebutuhan nutrisi bayi. Manfaat ASI eksklusif telah terbukti
membantu anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga meminimalisir
risiko terjadinya stunting pada anak.
H. Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP-ASI)
I. MP-ASI merupakan makanan pendamping ASI yang mulai diberikan saat anak
berusia 6 bulan. Kenapa MPASI harus diberikan saat usia 6 bulan ? Jika
MPASI diberikan terlalu dini ada beberapa risiko yang bisa terjadi. Salah
satunya saluran cerna yang belum sempurna akan bekerja ekstra keras untuk
mengolah makanan padat sehingga bisa menimbulkan gangguan pencernaan.
Sebaliknya, jika si kecil diberikan MPASI terlalu lambat dapat menyebabkan
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi. Ini berisiko mengganggu tumbuh
kembangnya termasuk kecerdasannya. Pemberian yang telat juga bisa saja
membuat bayi menolak MPASI karena tidak terbiasa dengan makanan padat.
J. Dari materi yang disampaikan maka dibuatlah Rencana Tindak Lanjut (RTL)
sebagai berikut :
- Pelayanan Posyandu bayi dan balita setiap bulan akan didampingi dan
dipantau langsung oleh Ibu Ketua PKK Desa
- Pelatihan dan penyegaran kader posyandu setiap 3 bulan sekali
- Posyandu remaja di wilayah desa agar diaktifkan masing-masing agar dapat
menjaring anak-anak remaja putri yang status gizi kurang ataupun anemia
- Pelayanan Posbindu juga didampingi dan dipantau langsung oleh aparat
desa baik itu kepala desa maupun ibu ketua PKK Desa
- Adanya bantuan dana desa PMT Pemulihan dengan menerapkan isi
piringku untuk percepatan penanganan penurunan Stunting
- Jumlah bayi yang mendapatkan ASI EKSLUSIF masih rendah sehingga
diharapkan adanya pembinaan dan penyuluhan tentang asi ekslusif kepada
ibu-ibu bayi 0-6 bulan
- Pembinaan dan penyuluhan tentang Gizi pada Ibu Hamil

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Telah dilakukan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Percepatan
Perbaikan Gizi Masyarakat Di Kelurahan Puruk Cahu Seberang

B. Saran
Tenaga Kesehatan dan seluruh Tokoh Masyarakat agar lebih berperan aktif
berpartisipasi dalam mendukung program kesehatan di desanya khsusnya
dalam
upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat
V. Penutup
Dengan adanya kegiatan ini maka diharapkan dapat membantu Dalam Upaya
Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Di Tingkat Desa di Wilayah UPT
Puskesmas Puruk Cahu Seberang.

Petugas Pelaksana
1. Abdul Chalik, A.Md.Kep
NIP. 19810421 200501 1 006 ……….

2. Annisa Citra Susanti, A.Md.Keb ……….

3. Ade Noviyanti, A.Md.Keb ……….

Anda mungkin juga menyukai