Anda di halaman 1dari 7

Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 1, No.

1, Mei 2012: 6 - 12
ISSN 1410 - 5675

PEMBERDAYAAN KADER DAN PENDAMPINGAN KELUARGA DALAM


PENCEGAHAN GANGGUAN GIZI DI DESA PAKUWON DAN SIMPANGSARI
KEC. CISURUPAN KAB. GARUT

Kosasih, C.E1., Rakhmawati. W.2., Solehati. T.3


Surel: ek_cecep@yahoo.co.id

ABSTRAK
Balita merupakan kelompok yang cukup rawan untuk terjadi gangguan gizi. Angka kekurangan gizi
yang dialami anak di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Garut terdapat 27.283 balita mengalami
kekurangan gizi. Upaya untuk mengatasi masalah gizi, perlu dukungan dari pusat pelayanan kesehatan
juga dari peran kader yang tergabung dalam posyandu. Program peningkatan atau pencegahan gangguan
gizi yaitu berupa program pemberdayaan dan pendampingan kader kesehatan posyandu di Desa Pakuwon
dan Desa Simpangsari. Kegiatan dilaksanakan sejak bulan Juni sampai dengan bulan September 2011.
Khalayak sasarannya adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki balita serta para kader kesehatan yang
ada di kedua desa tersebut dan tergabung di dalam posyandu di masing masing desa. Kegiatan ini
meliputi; melakukan pendataan, melakukan pelatihan keluarga sadar gizi dan pendampingan keluarga
dan evaluasi bagi kader kesehatan. Kegiatan pemberdayaan kader dan pendampingan keluarga bagi
ibu yang memiliki balita memerlukan dukungan yang efektif baik dari pemerintahan desa maupun dari
puskesmas baik material, mupun dukungan moral bagi para kader kesehatan dan posyandu yang berada
di daerahnya masing-masing

Kata kunci: pemberdayaan kader, pendampingan keluarga, gizi balita.

THE EMPOWERING OF CADRES AND THE FAMILY MENTORING IN


PREVENTING NUTRITION DISORDERS AT PAKUWON VILLAGE AND
SINDANGSARI SUB-DISTRICT, CISURUPAN REGENCY, GARUT

ABSTRACT
Children under five years are quite vulnerable to a nutritional disorder. There are 27 283 children under
five years are malnourished in Garut Regency. Efforts to find a solution to the nutrition problems need
support not only from health care centers but also from the participation of cadres in the posyandu. The
program of improving children under five years nutrition or preventing nutritional disorders is a program
of empowering and mentoring of health cadres of the posyandu at Simpangsari Village and Pakuwon
Village. The activities performing the program are carried out from June to September 2011. The target
audience is all mothers who have children under five years and health cadres in the two villages and who
take part in the posyandu in each village. These activities include; collecting data, conducting training
of nutrition awareness to families and family mentoring, and also conducting evaluation to health
cadres. The activities of empowering cadres and family mentoring for mothers with children under five
years require effective supports either from the government or from the village health center both in the
material support and in the moral support.

Key word: Cadre empowerment, family mentoring, nutrition

PENDAHULUAN dan gizi lebih (obesitas) masih banyak


tersebar di kota dan desa di seluruh tanah
Keadaan gizi masyarakat Indonesia air. Faktor-faktor yang memengaruhi ke-
pada saat ini masih belum menggembirakan. adaan tersebut antara lain adalah tingkat
Berbagai masalah gizi seperti : gizi kurang kemampuan keluarga dalam menyediakan
dan gizi buruk, kekurang vitamin A, anemia pangan sesuai dengan kebutuhan anggota
gizi besi, gangguan akibat kurang yodium keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga
Kosasih, C.E1., Rakhmawati. W.2., Solehati. T.3 7

dalam memilih, mengolah, dan membagikan didukung serta dilakukan oleh semua pihak
makanan di tingkat rumah tangga, keter- baik keluarga, maupun petugas kesehatan,
sediaan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar, dan masyarakat.
serta ketersediaan dan aksesibilitas terhadap Upaya pencegahan yang dapat dila-
pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat kukan untuk mengatasi gangguan gizi
yang berkualitas. pada ibu hamil di antaranya adalah dengan
Balita merupakan kelompok yang meningkatkan pengetahuan orang tua itu
cukup rawan untuk mengalami gangguan sendiri tentang pentingnya asupan gizi
gizi. Secara fisiologis keadaan gangguan yang cukup untuk perkembangan balita,
gizi akan terjadi pada balita dan diperlukan melakukan periksa balita, segera memerik-
antisipasi untuk mencegah gangguan sakan diri jika ada keluhan. Namun, pada
gizi menjadi belanjut dan menimbulkan kenyataannya masih banyak keluarga yang
berbagai komplikasi.  Gangguan gizi balita tidak dapat melakukan hal tersebut karena
mempunyai dampak yang cukup besar berbagai keterbatasan, sehingga dibutuhkan
terhadap proses pertumbuhan balita.  Bila pendampingan oleh petugas kesehatan. Di
balita mengalami gangguan gizi maka akibat samping itu terbatasnya jumlah petugas
yang akan ditimbulkan  antara lain: gizi kesehatan juga menjadi masalah yang
buruk, gizi kurang, kwashiorkor, marasmus. tidak pernah teratasi, sehingga peran serta
Berdasarkan data hasil penimbangan masyarakat dalam hal ini kader kesehatan
pada Bulan Penimbangan Balita (PBP) sebagai kepanjangan tangan dari petugas
2008, di Kabupaten Garut ada sebanyak kesehatan sangat dibutuhkan. Untuk itu,
241.886 balita. Dari jumlah tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat
balita yang ditimbang mencapai sebanyak (PKM) di Desa Pakuwon dan Simpangsari
232.419. Mereka terdiri atas balita berusia Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut
0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-35 bulan serta diharapkan dapat turut mencegah sekaligus
kelompok usia balita 36-59 bulan, baik dari mengurangi gangguan gizi di kalangan
keluarga miskin (gakin) maupun nongakin. masyarakat sehingga dapat terwujud
Angka kekurangan gizi yang dialami anak masyarakat yang sehat.
di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten
Garut, hingga saat ini terbilang masih tinggi. MAKSUD DAN TUJUAN
Di Kabupaten Garut terdapat 27.283 balita
mengalami kekurangan gizi, bahkan 1.523 Maksud
balita di antaranya mengalami gizi buruk. Kegiatan PKM berupa pemberdayaan
Balita yang mengalami kekurangan gizi kader dan pendampingan keluarga dimaksud-
tersebut, tersebar di 42 kecamatan yang ada kan untuk meningkatkan pemberdayaan dan
di Kabupaten Garut (www.garutkab.go.id). pendampingan kader kesehatan posyandu
Untuk mengatasi masalah gizi tersebut, sebagai upaya pencegahan gangguan gizi
Departemen Kesehatan telah menetapkan masyarakat desa Pakuwon dan Simpangsari
sasaran prioritas pembangunan kesehatan Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
tahun 2005-2009 dan salah satunya adalah
Keluarga Sadar Gizi yaitu keluarga yang Tujuan
mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi a. Kader kesehatan mempunyai pengetahu-
masalah gizi di tingkat keluarga/rumah an tentang gangguan gizi.
tangga, melalui perilaku menimbang berat b. Kader kesehatan mempunyai penge-
badan secara teratur, memberikan hanya ASI tahuan tentang upaya deteksi dini adanya
saja kepada bayi 0-6 bulan, makan beraneka gangguan gizi pada balita.
ragam, memasak menggunakan garam c. Terjaringnya balita yang berisiko gang-
beryodium, dan mengkonsumsi suplemen guan gizi.
zat gizi mikro sesuai anjuran. Untuk d. Merujuk balita yang mengalami gang-
memperkecil resiko-resiko di atas diperlukan guan gizi ke petugas kesehatan
suatu upaya pencegahan atau preventif yang e. Pembinaan dan pendampingan berke-
Pemberdayaan Kader dan Pendampingan Keluarga dalam Pencegahan Gangguan Gizi 8

lanjutan dari puskesmas untuk kader penjaringan balita yang berisiko mengalami
kesehatan sebagai upaya pendeteksian gangguan gizi, selanjutnya melalui kerja
dini gangguan gizi sama dengan puskesmas setempat, balita yang
terdeteksi anemia dapat dirujuk ke pelayanan
A. Sumber inspirasi kesehatan tersebut. Selama kegiatan KKNM-
Perguruan tinggi dengan tridarmanya PPMD Integratif pendampingan kader kese-
berkewajiban untuk berperan serta dalam hatan dilakukan oleh mahasiswa dan dosen
berbagai upaya untuk mensukseskan pem- yang terlibat dalam KKNM-PPMD Integratif.
bangunan termasuk didalamnya mening- Setelah masa kegiatan tersebut berakhir,
katkan kesejahteraan masyarakat di bidang pendampingan terhadap Kader Kesehatan
kesehatan. Kegiatan kuliah kerja nyata dilakukan oleh Puskesmas.
mahasiswa (KKNM)-program pengabdian
kepada masyarakat dosen (PPMD) integratif B. Metode
ini dapat sebagai ujung tombak peran serta Kegiatan pemberdayaan kader dan
perguruan tinggi meningkatkan kesehatan pendampingan keluarga dalam pencegahan
masyarakat, khususnya masalah gangguan gangguan gizi di Desa Pakuwon dan Sim-
gizi pada balita. Kader kesehatan setempat pangsari dibagi kedalam lima langkah
yang selama ini berada di bawah pembinaan kegiatan, yaitu :
puskesmas wilayah terkait merupakan a. Identifikasi/ Pengakajian
kelompok yang terjun langsung berhubungan 1. Pengkajian di sini dimaksudkan untuk
dengan masyarakat, maka kader kesehatan ini menentukan kebutuhan pelatihan dan
dapat diberdayakan untuk menginformasikan revitalisasi sesuai dengan kondisi
masalah kesehatan. posyandu masing-masing. Hal ini di
Masalah gizi yang dialami oleh mas- perlukan mengingat tingkatan pos-
yarakat di Kabupaten Garut khususnya di yandu yang berbeda-beda dan kondisi
Desa Pakuwon dan Simpangsari Keca- sumber daya yang bervariasi untuk
matan Cisurupan, merupakan masalah setiap daerah.
nasional. Kondisi gangguan gizi baik yang 2. Pengkajian juga dilakukan untuk me-
ringan, sedang maupun yang berat akan nentukan jumlah kelompok sasaran,
berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan yaitu jumlah balita, ibu hamil, ibu
perkembangan balita. Kondisi gangguan gizi menyusui, PUS, serta jumlah kader
ini akan nampak dari tanda dan gejala yang posyandu yang ada melalui suatu
ditampilkan oleh balita berupa penurunan kegiatan survey lapangan.
berat badan atau berat badan yang tidak sesuai
dengan usia, mudah terserang penyakit, b. Penetapan masalah
penurunan kecerdasan, perkembangan anak Penetapan masalah/ diagnosa dirumuskan
tidak terganggu, dan anak tidak aktif. untuk memastikan bahwa apa yang akan
Untuk mengatasi masalah gangguan dilakukan sesuai dengan kondisi dan
gizi pada balita di Desa Pakuwon dan kebutuhan masyarakat setempat.
Simpangsari Kecamatan Cisurupan Kabupaten c. Pelaksanaan kegiatan inti
Garut, diperlukan suatu kerja sama antara Ada dua kegiatan inti yang dilakukan,
mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam yaitu:
kegiatan KKNM-PPMD integratif dengan 1. pelatihan dan pemberdayaan kader
Kader Kesehatan dan sekaligus melibatkan posyandu menuju Posyandu Berdaya.
Puskesmas sebagai penangunggung jawab Dalam pelatihan ini, kader akan
dan pembina kader kesehatan. Konsep yang dibekali materi pelatihan tentang:
akan digunakan untuk mengatasi masalah 1. manajemen pelaksanaan posyandu,
penanggulangan gizi buruk adalah dengan termasuk peran dan fungsi kader
melakukan pelatihan kader mengenai gang- 2. tumbuh kembang balita (Gizi
guan gizi pada balita, kemudian mendampingi dan Nutrisi; pemantauan tumbuh
kader untuk melakukan deteksi dini atau kembang)
Kosasih, C.E1., Rakhmawati. W.2., Solehati. T.3 9

3. penyakit infeksi pada balita 3 Pelaksanaan kegiatan Minggu kedua dan


4. kesehatan Ibu hamil dan menyusui inti: Pelatihan Kader ketiga mahasiswa di
5. program Keluarga Berencana (KB) Posyandu lapangan
6. PHBS dalam tataran rumah tangga 4 Pelaksanaan deteksi Minggu ketiga
dan screening balita mahasiswa di lapangan
2. konseling Keluarga Berencana berisisko gangguan gizi
Pelaksanaan konseling ditujukan pada 5 Evaluasi dan Minggu keempat
kelompok sasaran PUS yang sudah pendampingan kegiatan lanjutan kegiatan yang
teridentifikasi pada tahap pengkajian deteksi dini telah dilakukan sampai
sebelumnya. Konseling dilakukan berakhirnya kegiatan
langsung oleh petugas kesehatan pengabdian kepada
(pelaksana PKM) dan didampingi masyarakat
oleh kader kesehatan yang telah
mendapatkan pelatihan sebelumnya, C. Karya utama
dengan tetap memperhatikan prinsip Untuk menyelesaikan masalah yang
privacy klien terjadi di Desa Pakuwon dan Simpangsari,
maka upaya yang dilakukan adalah dengan
d. evaluasi dan pendampingan berupa pelatihan untuk kader kesehatan di
Untuk menilai ketercapaian tujuan Desa Pakuwon dan Simpangsari yang dapat
program revitalisasi posyandu, maka diberdayakan untuk mengelola posyandu
dilakukan evaluasi melalui satu kali di desa masing-masing, khususnya ten-
kegiatan pendampingan di posyandu tang permasalahan gizi pada balita dan
setelah pelatihan kader. Dengan pen- pemecahannya serta pendampingan gizi bagi
dampingan ini, maka pelaksana dapat keluarga yang memiliki balita.
menilai sejauh mana pemahaman Upaya untuk mengatasi masalah gizi
kader tentang pelaksanaan posyandu ini tidaklah mudah, perlu dukungan berbagai
yang ideal serta dampaknya terhadap pihak baik dari pemerintah, dalam hal ini
kesehatan ibu dan balita di lingkungan pusat pelayanan kesehatan, maupun dari
tersebut. Khusus untuk evaluasi peran serta masyarakat dalam bentuk peran
kegiatan konseling KB dilakukan dengan kader yang tergabung dalam posyandu. Di
mendapatkan data tentang pengetahuan samping itu, perlu adanya program tertentu
PUS tentang KB dan rencana program yang intensif untuk mendukung program
KB yang akan diikuti oleh PUS yang peningkatan atau pencegahan gangguan gizi
belum menjadi akseptor KB. di masyarakat khususnya pada kelompok
e. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut balita yang ada di Desa Pakuwon dan Desa
(RTL) Simpangsari Kecamatan Cisurupan. Untuk
Rencana tindak lanjut diprioritaskan menyukseskan program tersebut dilakukan
untuk mempertahankan fungsi pem- metoda pelatihan pemberdayaan dan pen-
binaan dan pemantauan posyandu, dampingan kader kesehatan posyandu.
baik oleh petugas kesehatan maupun
masyarakat setempat. D. Ulasan karya
Kegiatan KKNM-PPMD integratif ini
Langkah-langkah kegiatan pada dilaksanakan di Desa Pakuwon dan Desa
program KKNM-PPMD integratif ini seperti Simpangsari Kec. Cisurupan Kab. Garut yang
dibawah ini dilaksanakan sejak bulan Juni sampai dengan
No. Langkah kegiatan Pelaksanaan bulan September 2011. Khalayak sasaran
1. Identifikasi/ pengkajian Minggu pertama pada program KKNM-PPMD integratif
mahasiswa di lapangan ini adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki
2. Perumusan masalah Awal minggu kedua balita yang ada di Desa Pakuwon dan Desa
bersama masyarakat mahasiswa di lapangan Simpangsari serta para kader kesehatan yang
tergabung di dalam posyandu di desa masing
Pemberdayaan Kader dan Pendampingan Keluarga dalam Pencegahan Gangguan Gizi 10

masing. dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2011.


Partisipasi masyarakat pada program Langkah kegiatan yang telah dilakukan
KKNM-PPMD integratif ini begitu besar berupa pretes pada peserta pelatihan kemudian
terlihat dari respon kepala desa beserta pemberian penyuluhan terkait dengan pem-
jajarannya untuk mendukung program ini. berdayaan kader dan pendampingan untuk
Demikian pula halnya respon para kader pencegahan gangguan gizi kemudian diakhiri
dan ibu-ibu yang memiliki balita. Mereka dengan posttes.
terlihat antusias mengikuti pelatihan dan Hasil yang didapatkan dari evaluasi
menyimak serta merespon semua materi pretes yaitu
yang diberikan. Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat
Pendampingan ini tidak akan berhasil pengetahuan peserta pelatihan sebagian
apabila tidak adanya koordinasi antara besar berada pada tingkat sedang, ada yang
desa yang bersangkutan, puskesmas serta sudah baik tetapi masih ada peserta yang
kader kesehatan itu sendiri. Pada kegiatan tingkat pengetahunnya kurang meskipun
KKNM-PPMD di Desa Pakuwon dan Desa jumlahnya sangat rendahSedangkan untuk
Simpangsari ini dapat dilaksanakan dengan evaluasi posttes yaitu
baik dengan beberapa faktor pendorong di Tabel di atas menunjukan bahwa
antaranya dukungan dari pihak pemerintah setelah dilakukan pelatihan, peserta memiliki
Desa Pakuwon maupun Desa Simpangsari tingkat pengetahuan yang meningkat se-
untuk menerima kami untuk bisa melakukan bagian besar berpengetahuan sedang dan
kegiatan KKNM-PPMD selama 4 bulan. peserta yang memiliki pengetahuan baik
Dukungan yang diberikan, baik dari segi semakin banyak, serta tidak ada peserta yang
materi maupun administrasi. Di samping berpengetahuan kurang.
itu. pihak desa menerima masukan dari Pendampingan untuk kader kesehatan
hasil analisa kegiatan yang telah dilakukan. berupa pelatihan pemberdayaan kader kese-
Sikap positip diberikan pula kegiatan hatan dan pendampingan untuk mencegah
pendampingan dan pemberdayaan kader. gangguan gizi yang mulai pada tanggal 19
Sebagai contoh kegiatan pelatihan dihadiri Juli 2011. Pendampingan keluarga yang
pula oleh istri kepala Desa Pakuwon yang memiliki balita yang dilakukan oleh kader
sekaligus sebagai ketua penggerak PKK. kesehatan ini, dilakukan melalui kerja sama
Secara umum kegiatan KKNM- dengan puskesmas induk yang ada di Desa
PPMD berjalan lancar dan tidak ada Pakuwon, juga ke kepala desa, serta ketua
hambatan yang berarti. Meskipun demikian, tim penggerak PKK yang ada di wilayah
diharapkan untuk kesinambungan program kerja masing-masing.
pendampingan keluarga yang memiliki Berdasarkan hasil pengabdian kepada
balita ini, yang lebih banyak lagi dukungan masyarakat yang dilakukan bersama dengan
dari pihak puskesmas, mengingat selama mahasiswa, maka dapat diambil simpulan
ini pelatihan formal yang dilakukan secara sebagai berikut:
rutin belum dilaksanakan. Kegiatan yang 1. sebagian besar para kader kesehatan
berkaitan dengan program pendampingan memiliki pengetahuan cukup, hanya
lebih dibebankan kepada perawat atau bidan sebagian kecil memiliki pengetahuan
yang datang ke posyandu. baik tentang gizi dan pendampingan
keluarga,
SIMPULAN 2. terdapat sebagian kecil balita yang
memiliki gangguan gizi. Pada umumnya
Pelatihan tentang Pemberdayaan Kader ibu yang memiliki balita membawa
Posyandu dan Pendampingan Keluarga balitanya ke posyandu,
dalam Pencegahan Gangguan Gizi dilakukan 3. perlu adanya dukungan dari pihak
di aula Desa Pakuwon yang diikuti oleh para pemerintahan desa dan puskesmas
kader kesehatan yang ada di Desa Pakuwon untuk keberlangsungan program pen-
dan Desa Simpangsari sebanyak 21 orang, dampingan keluarga sebagai upaya
Kosasih, C.E1., Rakhmawati. W.2., Solehati. T.3 11

mencegah gangguan gizi. Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat


pengetahuan post test ibu-
E. Dampak dan manfaat kegiatan ibu kader kesehatan di Desa
Pakuwon dan Desa Simpangsari
Kegiatan ini diharapkan akan meng- tahun 2011.
hasilkan peningkatan kemampuan kader
dalam mendeteksi balita yang berisiko Tingkat
kekurangan gizi, sehingga balita yang f %
pengetahuan
mengalami kekurangan gizi dapat dijaring kurang 0 0
kemudian dirujuk ke pelayanan kesehatan.
15 71,4
Selain itu, adanya pembinaan dan pen- sedang
dampingan berkelanjutan dari Puskesmas 6 28,6
kepada kader kesehatan diharapakan dapat baik
mendeteksi gangguan gizi yang menjadi salah Total 21 100.0
satu penyebab gangguan pertumbuhan.
Kegiatan pelatihan ini sangatlah pen- DAFTAR PUSTAKA
ting dalam meningkatkan semangat para
kader kesehatan di Desa Pakuwon dan Departemen Dalam Negeri Dan Otonomi
Desa Simpangsari, mengingat selama ini Daerah Republik Indonesia, pedoman
kegiatan yang dilakukan oleh kader bersifat umum revitalisasi Posyandu, Jakarta
sukarela sehingga diperlukan stimulus 1999.
yang terus menerus dari berbagai pihak
demi keberlangsungan kegiata posyandu, Dinkes Jabar. 2003.Profil Kesehatan Pro-
khususnya pencegahan gangguan gizi bagi pinsi Jawa Barat. http://www.diskes.
balita. jabarprov. go.id/
Dari hasil wawancara dengan kader
kesehatan ternyata masih ada warga/ Penimbangan Balita (PBP). 2008. Profil
keluarga yang memiliki balita mengalami kesehatan kabupaten Garut. www.
gangguan gizi. Mereka mendapat kesulitan garutkab.go.id.
dalam mengatasi permasalahan gangguan
gizi dikarenakan faktor ekonomi. Dengan Setiyanto B., Rosa D., Zahraini Y., Ester
adanya program pendampingan ini, para Y., editor. Pedoman pendampingan
kader tersebut memperoleh manfaat untuk keluarga menuju kadarzi departemen
mengantisipasi bahkan mengatasi masalah kesehatan Direktorat jenderal bina
sehari-hari dihadapi oleh para kader. kesehatan masyarakat direktorat bina
gizi masyarakat. Depkes, 2007.
Tabel 1. Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan pretes ibu-ibu Supariasa, I D.N; Bakri, B; Fajar, I. 2001.
kader kesehatan di Desa Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Pakuwon dan Desa Simpangsari University Press
tahun 2011
PENGHARGAAN
Tingkat
f %
pengetahuan Selama kegiatan ini berlangsung kami
kurang 1 4.8 mendapatkan dukungan dan bantuan dari
sedang 11 52.4 berbagai pihak. Oleh karena itu kami
baik 9 42.9 mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Total 21 100.0 1. Prof. Oekan S. Abdoellah, MA., Ph.D
selaku ketua LPPM yang telah memberi
kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan KKNM-PPMD
ini.
Pemberdayaan Kader dan Pendampingan Keluarga dalam Pencegahan Gangguan Gizi 12

2. Mamat Lukman, SKM, SKp., MSi selaku 4. Rekan rekan anggota tim PKM yang
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan yang telah memberikan dukungan terhadap
telah memberikan ijin dan dukungannya pelaksanaan kegiatan ini
kepada kami untuk melakukan kegiatan 5. Kepala Desa Pakuwon dan Desa
pengabdian kepada masyarakat. Simpangsari yang telah memberikan
3. Seluruh jajaran/staf LPPM Unpad waktu dan kesempatan kepada kami
yang telah memberikan dukungan dan untuk melaksanakan kegiatan ini
bantuannya terhadap terlaksananya 6. Mahasiswa KKMN Unpad yang telah
KKNM-PPMD ini. memberikan dukungan waktu, tenaga,
dan kerja sama yang sangat baik

Anda mungkin juga menyukai