1, Mei 2012: 6 - 12
ISSN 1410 - 5675
ABSTRAK
Balita merupakan kelompok yang cukup rawan untuk terjadi gangguan gizi. Angka kekurangan gizi
yang dialami anak di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Garut terdapat 27.283 balita mengalami
kekurangan gizi. Upaya untuk mengatasi masalah gizi, perlu dukungan dari pusat pelayanan kesehatan
juga dari peran kader yang tergabung dalam posyandu. Program peningkatan atau pencegahan gangguan
gizi yaitu berupa program pemberdayaan dan pendampingan kader kesehatan posyandu di Desa Pakuwon
dan Desa Simpangsari. Kegiatan dilaksanakan sejak bulan Juni sampai dengan bulan September 2011.
Khalayak sasarannya adalah seluruh ibu-ibu yang memiliki balita serta para kader kesehatan yang
ada di kedua desa tersebut dan tergabung di dalam posyandu di masing masing desa. Kegiatan ini
meliputi; melakukan pendataan, melakukan pelatihan keluarga sadar gizi dan pendampingan keluarga
dan evaluasi bagi kader kesehatan. Kegiatan pemberdayaan kader dan pendampingan keluarga bagi
ibu yang memiliki balita memerlukan dukungan yang efektif baik dari pemerintahan desa maupun dari
puskesmas baik material, mupun dukungan moral bagi para kader kesehatan dan posyandu yang berada
di daerahnya masing-masing
ABSTRACT
Children under five years are quite vulnerable to a nutritional disorder. There are 27 283 children under
five years are malnourished in Garut Regency. Efforts to find a solution to the nutrition problems need
support not only from health care centers but also from the participation of cadres in the posyandu. The
program of improving children under five years nutrition or preventing nutritional disorders is a program
of empowering and mentoring of health cadres of the posyandu at Simpangsari Village and Pakuwon
Village. The activities performing the program are carried out from June to September 2011. The target
audience is all mothers who have children under five years and health cadres in the two villages and who
take part in the posyandu in each village. These activities include; collecting data, conducting training
of nutrition awareness to families and family mentoring, and also conducting evaluation to health
cadres. The activities of empowering cadres and family mentoring for mothers with children under five
years require effective supports either from the government or from the village health center both in the
material support and in the moral support.
dalam memilih, mengolah, dan membagikan didukung serta dilakukan oleh semua pihak
makanan di tingkat rumah tangga, keter- baik keluarga, maupun petugas kesehatan,
sediaan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar, dan masyarakat.
serta ketersediaan dan aksesibilitas terhadap Upaya pencegahan yang dapat dila-
pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat kukan untuk mengatasi gangguan gizi
yang berkualitas. pada ibu hamil di antaranya adalah dengan
Balita merupakan kelompok yang meningkatkan pengetahuan orang tua itu
cukup rawan untuk mengalami gangguan sendiri tentang pentingnya asupan gizi
gizi. Secara fisiologis keadaan gangguan yang cukup untuk perkembangan balita,
gizi akan terjadi pada balita dan diperlukan melakukan periksa balita, segera memerik-
antisipasi untuk mencegah gangguan sakan diri jika ada keluhan. Namun, pada
gizi menjadi belanjut dan menimbulkan kenyataannya masih banyak keluarga yang
berbagai komplikasi. Gangguan gizi balita tidak dapat melakukan hal tersebut karena
mempunyai dampak yang cukup besar berbagai keterbatasan, sehingga dibutuhkan
terhadap proses pertumbuhan balita. Bila pendampingan oleh petugas kesehatan. Di
balita mengalami gangguan gizi maka akibat samping itu terbatasnya jumlah petugas
yang akan ditimbulkan antara lain: gizi kesehatan juga menjadi masalah yang
buruk, gizi kurang, kwashiorkor, marasmus. tidak pernah teratasi, sehingga peran serta
Berdasarkan data hasil penimbangan masyarakat dalam hal ini kader kesehatan
pada Bulan Penimbangan Balita (PBP) sebagai kepanjangan tangan dari petugas
2008, di Kabupaten Garut ada sebanyak kesehatan sangat dibutuhkan. Untuk itu,
241.886 balita. Dari jumlah tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat
balita yang ditimbang mencapai sebanyak (PKM) di Desa Pakuwon dan Simpangsari
232.419. Mereka terdiri atas balita berusia Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut
0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-35 bulan serta diharapkan dapat turut mencegah sekaligus
kelompok usia balita 36-59 bulan, baik dari mengurangi gangguan gizi di kalangan
keluarga miskin (gakin) maupun nongakin. masyarakat sehingga dapat terwujud
Angka kekurangan gizi yang dialami anak masyarakat yang sehat.
di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten
Garut, hingga saat ini terbilang masih tinggi. MAKSUD DAN TUJUAN
Di Kabupaten Garut terdapat 27.283 balita
mengalami kekurangan gizi, bahkan 1.523 Maksud
balita di antaranya mengalami gizi buruk. Kegiatan PKM berupa pemberdayaan
Balita yang mengalami kekurangan gizi kader dan pendampingan keluarga dimaksud-
tersebut, tersebar di 42 kecamatan yang ada kan untuk meningkatkan pemberdayaan dan
di Kabupaten Garut (www.garutkab.go.id). pendampingan kader kesehatan posyandu
Untuk mengatasi masalah gizi tersebut, sebagai upaya pencegahan gangguan gizi
Departemen Kesehatan telah menetapkan masyarakat desa Pakuwon dan Simpangsari
sasaran prioritas pembangunan kesehatan Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
tahun 2005-2009 dan salah satunya adalah
Keluarga Sadar Gizi yaitu keluarga yang Tujuan
mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi a. Kader kesehatan mempunyai pengetahu-
masalah gizi di tingkat keluarga/rumah an tentang gangguan gizi.
tangga, melalui perilaku menimbang berat b. Kader kesehatan mempunyai penge-
badan secara teratur, memberikan hanya ASI tahuan tentang upaya deteksi dini adanya
saja kepada bayi 0-6 bulan, makan beraneka gangguan gizi pada balita.
ragam, memasak menggunakan garam c. Terjaringnya balita yang berisiko gang-
beryodium, dan mengkonsumsi suplemen guan gizi.
zat gizi mikro sesuai anjuran. Untuk d. Merujuk balita yang mengalami gang-
memperkecil resiko-resiko di atas diperlukan guan gizi ke petugas kesehatan
suatu upaya pencegahan atau preventif yang e. Pembinaan dan pendampingan berke-
Pemberdayaan Kader dan Pendampingan Keluarga dalam Pencegahan Gangguan Gizi 8
lanjutan dari puskesmas untuk kader penjaringan balita yang berisiko mengalami
kesehatan sebagai upaya pendeteksian gangguan gizi, selanjutnya melalui kerja
dini gangguan gizi sama dengan puskesmas setempat, balita yang
terdeteksi anemia dapat dirujuk ke pelayanan
A. Sumber inspirasi kesehatan tersebut. Selama kegiatan KKNM-
Perguruan tinggi dengan tridarmanya PPMD Integratif pendampingan kader kese-
berkewajiban untuk berperan serta dalam hatan dilakukan oleh mahasiswa dan dosen
berbagai upaya untuk mensukseskan pem- yang terlibat dalam KKNM-PPMD Integratif.
bangunan termasuk didalamnya mening- Setelah masa kegiatan tersebut berakhir,
katkan kesejahteraan masyarakat di bidang pendampingan terhadap Kader Kesehatan
kesehatan. Kegiatan kuliah kerja nyata dilakukan oleh Puskesmas.
mahasiswa (KKNM)-program pengabdian
kepada masyarakat dosen (PPMD) integratif B. Metode
ini dapat sebagai ujung tombak peran serta Kegiatan pemberdayaan kader dan
perguruan tinggi meningkatkan kesehatan pendampingan keluarga dalam pencegahan
masyarakat, khususnya masalah gangguan gangguan gizi di Desa Pakuwon dan Sim-
gizi pada balita. Kader kesehatan setempat pangsari dibagi kedalam lima langkah
yang selama ini berada di bawah pembinaan kegiatan, yaitu :
puskesmas wilayah terkait merupakan a. Identifikasi/ Pengakajian
kelompok yang terjun langsung berhubungan 1. Pengkajian di sini dimaksudkan untuk
dengan masyarakat, maka kader kesehatan ini menentukan kebutuhan pelatihan dan
dapat diberdayakan untuk menginformasikan revitalisasi sesuai dengan kondisi
masalah kesehatan. posyandu masing-masing. Hal ini di
Masalah gizi yang dialami oleh mas- perlukan mengingat tingkatan pos-
yarakat di Kabupaten Garut khususnya di yandu yang berbeda-beda dan kondisi
Desa Pakuwon dan Simpangsari Keca- sumber daya yang bervariasi untuk
matan Cisurupan, merupakan masalah setiap daerah.
nasional. Kondisi gangguan gizi baik yang 2. Pengkajian juga dilakukan untuk me-
ringan, sedang maupun yang berat akan nentukan jumlah kelompok sasaran,
berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan yaitu jumlah balita, ibu hamil, ibu
perkembangan balita. Kondisi gangguan gizi menyusui, PUS, serta jumlah kader
ini akan nampak dari tanda dan gejala yang posyandu yang ada melalui suatu
ditampilkan oleh balita berupa penurunan kegiatan survey lapangan.
berat badan atau berat badan yang tidak sesuai
dengan usia, mudah terserang penyakit, b. Penetapan masalah
penurunan kecerdasan, perkembangan anak Penetapan masalah/ diagnosa dirumuskan
tidak terganggu, dan anak tidak aktif. untuk memastikan bahwa apa yang akan
Untuk mengatasi masalah gangguan dilakukan sesuai dengan kondisi dan
gizi pada balita di Desa Pakuwon dan kebutuhan masyarakat setempat.
Simpangsari Kecamatan Cisurupan Kabupaten c. Pelaksanaan kegiatan inti
Garut, diperlukan suatu kerja sama antara Ada dua kegiatan inti yang dilakukan,
mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam yaitu:
kegiatan KKNM-PPMD integratif dengan 1. pelatihan dan pemberdayaan kader
Kader Kesehatan dan sekaligus melibatkan posyandu menuju Posyandu Berdaya.
Puskesmas sebagai penangunggung jawab Dalam pelatihan ini, kader akan
dan pembina kader kesehatan. Konsep yang dibekali materi pelatihan tentang:
akan digunakan untuk mengatasi masalah 1. manajemen pelaksanaan posyandu,
penanggulangan gizi buruk adalah dengan termasuk peran dan fungsi kader
melakukan pelatihan kader mengenai gang- 2. tumbuh kembang balita (Gizi
guan gizi pada balita, kemudian mendampingi dan Nutrisi; pemantauan tumbuh
kader untuk melakukan deteksi dini atau kembang)
Kosasih, C.E1., Rakhmawati. W.2., Solehati. T.3 9
2. Mamat Lukman, SKM, SKp., MSi selaku 4. Rekan rekan anggota tim PKM yang
Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan yang telah memberikan dukungan terhadap
telah memberikan ijin dan dukungannya pelaksanaan kegiatan ini
kepada kami untuk melakukan kegiatan 5. Kepala Desa Pakuwon dan Desa
pengabdian kepada masyarakat. Simpangsari yang telah memberikan
3. Seluruh jajaran/staf LPPM Unpad waktu dan kesempatan kepada kami
yang telah memberikan dukungan dan untuk melaksanakan kegiatan ini
bantuannya terhadap terlaksananya 6. Mahasiswa KKMN Unpad yang telah
KKNM-PPMD ini. memberikan dukungan waktu, tenaga,
dan kerja sama yang sangat baik