Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwai Jurai

Edukasi Pemberian Makanan Pendamping Asi (MPASI) Sehat Bergizi Berbahan


Pangan Lokal Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Kalisari Kecamatan
Natar Lampung Selatan

Selvi Rahmawati, Anggraeni Janar Wulan, Nurul Utami


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukan bahwa prevalensi stunting di Indonesia adalah 30,8%. Angka tersebut
masih cukup jauh dari target WHO yaitu sebesar 20%. Penyebab stunting diketahui adalah karena kurangnya asupan yang
diserap oleh tubuh, baik asupan sejak dalam kandungan maupun setelah lahir, sehingga dapat menyebabkan gizi buruk.
Faktor yang berpengaruh terhadap gizi buruk salah satunya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat akan pola hidup
sehat dan pemenuhan gizi optimal. Salah satu upaya pemenuhan gizi yang baik sejak dini adalah dengan pemberian MPASI
di usia 6-24 bulan secara tepat. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengedukasi wanita usia
reproduktif dan ibu bayi mengenai pemberian MPASI yang tepat, murah, dan bergizi berbasis pangan lokal untuk
pencegahan stunting. Sasaran dalam kegiatan ini adalah 45 orang ibu yang memiliki anak usia 6 bulan – 2 tahun atau wanita
usia reproduktif di Desa Kalisari Kecamatan Natar Lampung Selatan. Metode yang diterapkan pada kegiatan penyuluhan ini
mencakup: 1) pengukuran pengetahuan tentang MPASI dan cara pemberiannya; 2) penyuluhan tentang MPASI; 3) diskusi
dan tanya jawab; 4) evaluasi akhir. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada tanggal 8 September 2021. Penyuluhan tentang
pemberian MPASI dan pemanfaatan bahan pangan lokal sebagai sumber MPASI yang tepat sebagai upaya pencegahan
stunting perlu diadakan secara rutin, agar pengetahuan para ibu tentang pemberian MPASI dan pemanfaatan bahan pangan
lokal sebagai sumber MPASI yang tepat sebagai upaya pencegahan stunting dapat terus meningkat dan dapat
dipertahankan. Meningkatnya pengetahuan para ibu tentang MPASI dan cara pemberian yang tepat diharapkan dapat
berkontribusi dalam pencegahan stunting.

Kata kunci : bahan pangan lokal, MPASI, stunting

Korespondensi: Selvi Rahmawati | Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung | HP : +6285269649900
| e-mail = selvi.rahmawati@fk.unila.ac.id

PENDAHULUAN buruk sendiri secara umum disebabkan oleh


Berdasarkan hasil Riset Kesehatan dua faktor, yaitu faktor langsung dan faktor
Dasar tahun 2018, prevalensi stunting di tidak langsung. Faktor langsung adalah
Indonesia adalah sebesar 30,8%. Angka asupan makanan dan penyakit penyerta.
tersebut diketahui turun dari prevalensi Sedangkan faktor tidak langsung adalah
stunting tahun 2013, yaitu sebesar 37,2%. tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan,
Meskipun demikian, angka tersebut masih tingkat pendapatan, pola asuh, sosial budaya,
jauh dari target World Health Organization ketersediaan pangan, pelayanan kesehatan
(WHO), yaitu <20%. Pada tahun 2018, jumlah dan faktor lingkungan.3
balita gizi kurang dan gizi buruk di Indonesia Berbagai permasalahan gizi ditemukan
sebesar 17,7%, pendek 30,8% dan kurus serta terjadi hampir di seluruh strata ekonomi
sangat kurus sebesar 10,2%. Hal tersebut masyarakat, baik di perdesaan maupun
menunujukkan bahwa pertumbuhan yang perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa yang
tidak maksimal dialami oleh sekitar 8,9 juta mendasari terjadinya masalah gizi tersebut
anak di Indonesia atau 1 dari 3 anak bukan hanya kemiskinan. Namun juga
mengalami stunting. Selain itu lebih dari 1/3 kurangnya pengetahuan masyarakat akan
anak berusia dibawah 5 tahun di Indonesia pola hidup sehat dan pemenuhan gizi
tinggai badannya di bawah rata-rata. Oleh optimal. Oleh karena itu, upaya intervensi
karena itu, hingga kini stunting dan gizi buruk gizi perlu ditingkatkan sebagaimana tertuang
masih menjadi perhatian pemerintah.1 dalam Perpres Nomor 42 tahun 2013 tentang
Penyebab stunting diketahui adalah Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
karena kurangnya asupan yang diserap oleh dan Inpres 1 tahun 2017 tentang Gerakan
tubuh, baik asupan sejak dalam kandungan Masyarakat Hidup Sehat dan penguatan
maupun setelah lahir. Asupan yang kurang manajemen pelaksanaan intervensi gizi
tersebut akan menyebabkan masalah gizi spesifik di Kementerian Kesehatan untuk
buruk. Padahal kurangnya asupan gizi sejak mewujudkan Indonesia Sehat melalui
dalam kandungan hingga usia dini akan percepatan penurunan stunting dan berbagai
berdampak pada perkembangan otak dan masalah gizi lainnya.4
rendahnya kemampuan kognitif yang dapat Salah satu bentuk implementasi hal
mempengaruhi prestasi belajar.2 Masalah gizi tersebut adalah dengan melalui penerapan
perilaku keluarga sadar gizi. United Nation
47
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwai Jurai

Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Padahal, pemberian MPASI komersial sering
Organization (WHO) merekomendasikan kali tidak sesuai dengan kualitas dan
pemberian ASI Eksklusif 6 bulan pertama kuantitas yang dibutuhkan, sehingga dapat
kehidupan dan dilanjutkan dengan menimbulkan kasus gizi kurang. Berdasarkan
pengenalan MPASI sampai usia 2 tahun.5 masalah tersebut perlu adanya pemberian
MPASI atau makanan pendamping ASI adalah edukasi pada masyarakat mengenai
pemberian makanan lain sebagai pentingnya MPASI dalam upaya pencegahan
pendamping ASI yang diberikan pada bayi stunting.
dan anak usia 6-24 bulan. MPASI harus Tujuan kegiatan pengabdian
diberikan setelah anak berusia 6 bulan masyarakat ini adalah untuk mengedukasi
karena pada masa tersebut produksi ASI wanita usia reproduktif dan ibu bayi
semakin menurun sehingga asupan zat gizi mengenai pentingnya MPASI serta cara
dan ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi pembuatan MPASI yang tepat, murah, dan
anak yang semakin meningkat. Apabila bergizi berbasis pangan lokal untuk
terlambat dalam waktu pemberian, maka pencegahan stunting.
akan menyebabkan masalah gizi bagi bayi
dan anak.6 METODE PENGABDIAN
MPASI yang baik merupakan makanan Sasaran yang cukup strategis dalam
yang dapat memenuhi kebutuhan gizi kegiatan ini adalah 45 orang ibu yang
sehingga bayi dan anak menjadi sehat dan memiliki anak usia 6 bulan – 2 tahun atau
dapat tumbuh kembang secara optimal.7,8 wanita usia reproduktif di Desa Kalisari
Pengenalan dan pemberian MPASI harus Kecamatan Natar Lampung Selatan. Kegiatan
dilakukan secara bertahap baik tekstur ini akan dilaksanakan di Desa Kalisari.
maupun jumlahnya dan harus disesuaikan Dalam pelaksanaan kegiatan ini, akan
dengan kemampuan pencernaan bayi. MPASI dilakukan evaluasi untuk mengukur tingkat
yang tepat diharapkan tidak hanya dapat keberhasilan kegiatan. Evaluasi akan
memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga dilakukan dengan memberikan pre-test
merangsang keterampilan makan dan sebelum pemberian materi penyuluhan dan
pengenalan rasa pada bayi. Pemberian post-test setelah pemberian materi
MPASI disarankan untuk bervariasi mulai dari penyuluhan. Pre-test dan post-test akan
tekstur bubur cair menjadi bubur kental, diberikan secara tertulis berupa pertanyaan-
makanan lumat, makanan lembek dan pertanyaan terkait materi yang diberikan.
akhirnya makanan padat.3,9 Berkaitan dengan Hasil evaluasi akan dijadikan tolak ukur
jenis makanan untuk MPASI disarankan untuk dalam mengukur capaian keberhasilan
diberikan secara bertahap, mulai dari satu kegiatan dalam meningkatkan pengetahuan
jenis makanan menjadi beberapa jenis masyarakat mengenai stunting dan MPASI.11
makanan. Metode yang digunakan dalam
Hasil survei menunjukkan bahwa salah kegiatan ini adalah ceramah oleh pakar yang
satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh akan dilanjutkan dengan tanya jawab dan
kembang bayi dan anak usia 6-24 bulan di diskusi. Materi yang akan disampaikan
Indonesia adalah rendahnya mutu MPASI. meliputi :
Hal tersebut menyebabkan kebutuhan energi 1. Definisi dan bahaya stunting
dan zat mikro yang dibutuhkan, seperti zat 2. Pencegahan stunting
besi (Fe) dan Seng (Zn) tidak dapat terpenuhi. 3. Peran dan manfaat MPASI dalam
Padahal, pemberian MPASI yang kurang baik pencegahan stunting
dapat menyebabkan terjadinya kekurangan 4. Definisi MPASI
gizi sehingga akan mempengaruhi tumbuh 5. Pentingnya pemberian MPASI
kembang bayi. Di sisi lain, pemberian yang 6. Konsep dan prinsip dasar pemberian
berlebih atau dengan komposisi yang salah MPASI
dapat menyebabkan terjadinya kegemukan 7. Waktu dan frekuensi pemberian
atau obesitas6. MPASI yang tepat
Kurangnya asupan zat gizi sangat 8. Tahapan pemberian komposisi dan
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang tekstur MPASI yang tepat
MPASI serta dan perilaku terhadap 9. Bahan lokal untuk pembuatan MPASI
pemberian jenis MPASI yang diberikan. Saat murah dan bergizi
ini, telah banyak digunakan MPASI 10. Tips memasak MPASI mudah cepat
komersial/pabrikan atau kombinasi antara bergizi
MPASI tradisional dan MPASI pabrikan.10

48
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwai Jurai

Gambar 1. Penyampaian materi mengenai MPASI, cara pemberiannya serta pemanfaatan bahan pangan
lokal untuk pembuatan MPASI sebagai upaya pencegahan stunting.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah penyuluhan selesai, diberikan post


Kegiatan pengabdian ini dilakukan test dengan menggunakan lembar
pada tanggal 8 September 2021 Pukul 13.30- pertanyaan yang sama pada pre-test.
15.30. Kegiatan pengabdian diikuti oleh Berdasarkan hasil pre test, diketahui bahwa
kelompok ibu di Desa Kalisari Kecamatan sekitar 78% (35 orang) peserta tidak
Natar Kabupaten Lampung Selatan sebanyak mengerti tentang MPASI dan cara pemberian
45 orang. Kegiatan pengabdian ini mencakup yang tepat, serta 22% (10 orang) telah
kegiatan penyuluhan mengenai pemberian mempunyai pengetahuan yang cukup
MPASI dan pemanfaatan bahan pangan lokal mengenai MPASI dan cara pemberian yang
sebagai sumber MPASI yang tepat sebagai tepat. Setelah dilakukan kegiatan
upaya pencegahan stunting. penyuluhan, nilai hasil pengamatan
Evaluasi kegiatan pengabdian ini meningkat, yaitu peserta menjadi lebih
mencakup evaluasi penyuluhan. Untuk mengerti tentang MPASI dan cara
mengetahui tingkat keberhasilan penyuluhan pencegahannya dengan nilai rata-rata 81,4
yang diberikan, sebelum pelaksanaan dari nilai 100. Selain pre test dan post test,
penyuluhan diberikan pre test terlebih penyuluh juga mengadakan tanya jawab dan
dahulu dengan tanya jawab serta diskusi, yang mendapatkan tanggapan yang
memberikan beberapa pertanyaan kepada baik dari peserta. Hal ini membuktikan
peserta menggunakan lembar pertanyaan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan
dengan pilihan benar dan salah. Selanjutnya pengetahuan kelompok ibu di Desa Kalisari
penyuluh memberikan materi tentang mengenai pemberian MPASI, cara
pemberian MPASI dan pemanfaatan bahan pemberiannya serta pemanfaatan bahan
pangan lokal sebagai sumber MPASI yang pangan lokal untuk pembuatan MPASI
tepat sebagai upaya pencegahan stunting. sebagai upaya pencegahan stunting.

49
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ruwai Jurai

Gambar 2. Peserta Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Kalisari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan

KESIMPULAN Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya.


Berdasarkan hasil pengabdian 2019; 7(1)
tersebut, penyuluhan tentang pemberian 4. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar.
MPASI dan pemanfaatan bahan pangan lokal Kementerian Kesehatan Republik
sebagai sumber MPASI yang tepat sebagai Indonesia; 2018
upaya pencegahan stunting perlu diadakan 5. United Nations Development Program.
secara rutin, agar pengetahuan para ibu Human Development Report 2015 Work
tentang pemberian MPASI dan pemanfaatan for Human Development. United
bahan pangan lokal sebagai sumber MPASI Nations Development Programme 1 UN
yang tepat sebagai upaya pencegahan Plaza, New York, NY 10017. USA; 2015.
stunting dapat terus meningkat. Kedepannya, 6. Sumardilah DS, Rahmadi A, Rusyantia A.
hal ini diharapkan dapat membantu Pelatihan Pembuatan MPASI Who
menurunkan angka kejadian stunting di Berbasis Pangan Lokal Bagi Kader
Indonesia. Posyandu Dan Ibu Baduta Di Desa
Sidosari. Jurnal Pengabdian Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA Sakai Sambayan. 2018; 2(2) : 1-9
1. Kementrian Desa, Pembangunan Daerah 7. Kemenkes RI. Standar Antropometri
Tertinggal dan Transmigrasi. Buku Saku Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
Desa Dalam Penanganan Stunting. Direktorat Bina Gizi; 2011.
Jakarta: Kementrian Desa, 8. Rahmadini N, Sudiarti T, Utari DM.
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Status Gizi Balita Berdasarkan Composite
Transmigrasi; 2017. Index of Anthropometric Failure
2. Laili U and Andriani RAD. Pemberdayaan Children Nutritional Status Based on
Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting. Composite Index of Anthropometric
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks. Failure. 2011.
2019; 5 (1): 8-12 9. WHO. Panduan pemberian ASI. 2001
3. Yunita FA, Hardiningsih, Yuneta AEN. 10. Depkes RI. Pedoman Umum Pemberian
Model Pemberdayaan Ibu Balita Tentang Makanan Pendamping ASI (MPASI).
MPASI Di Kelurahan Wonorejo Jakarta: Depkes RI; 2006.
Kabupaten Karanganyar. Placentum 11. Notoatmodjo S. Ilmu perilaku kesehatan.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta; 2014.

50

Anda mungkin juga menyukai