0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
58 tayangan6 halaman
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan penyuluhan dan pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri di Puskesmas Sungai Sembilan tahun 2016. Tujuannya adalah meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja puteri dengan menanggulangi masalah anemia. Kegiatannya meliputi penyuluhan, distribusi tablet, dan evaluasi pelaksanaan.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan penyuluhan dan pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri di Puskesmas Sungai Sembilan tahun 2016. Tujuannya adalah meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja puteri dengan menanggulangi masalah anemia. Kegiatannya meliputi penyuluhan, distribusi tablet, dan evaluasi pelaksanaan.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan penyuluhan dan pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri di Puskesmas Sungai Sembilan tahun 2016. Tujuannya adalah meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja puteri dengan menanggulangi masalah anemia. Kegiatannya meliputi penyuluhan, distribusi tablet, dan evaluasi pelaksanaan.
DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI SEMBILAN Jalan Raya Dumai Basilam Baru KM.14 Kode Pos 28826 Email : pusk.sei9@gmail.com
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENYULUHAN DAN PEMBERIAN TABLET FE PADA REMAJA PUTERI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI SEMBILAN TAHUN 2016
A. PENDAHULUAN
Kegiatan Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan
WUS yang dilakukan, utamanya merupakan kegiatan KIE yaitu promosi atau kampanye tentang anemia kepada masyarakat luas, ditunjang dengan kegiatan penyuluhan kelompok serta konseling yang ditujukan secara langsung pada Remaja Putri/Wanita melalui wadah yang sudah ada di masyarakat seperti sekolah, pesantren, tempat kerja (formal/informal), organisasi dan LSM bidang kepemudaan, kesehatan, keagamaan dan wanita.
Kegiatan suplementasi TTD dilakukan secara program dari
pusat dengan dosis 1 tablet seminggu sekali minimal selama 16 minggu, dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama masa haid/menstruasi (10 tablet). Anjuran konsumsi makanan kaya besi dilaksanakan dengan mengacu pada “gizi seimbang”, diikuti dengan pembinaan kantin di sekolah atau penjaja makanan di sekitar remaja/wanita berkumpul. Deteksi dini juga dilakukan untuk mengetahui apakah Remaja Putri/Wanita menderita Risiko KEK (LILA <23,5 cm), sehingga dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan status gizinya. B. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh. Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum. Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002). Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit. RPJMN 2015-2019 mencantumkan sasaran strategis pembangunan kesehatan untuk menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 18,4% menjadi dibawah 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek dari 37% menjadi dibawah 32% Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Bina Gizi memfokuskan pada upaya memperbaiki asupan zat gizi makro dan mikro, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penerapan gizi seimbang, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan intervensi gizi berbasis masyarakat Masa remaja adalah masa dimana manusia mengalami pertumbuhan yang pesat, sehingga memerlukan asupan zat gizi yang seimbang. Selama ini, yang diperhatikan hanyalah asupan zat gizi makro dan tidak memperhatikan zat gizi mikro. Padahal pada kenyataannya banyak anak pada masa remaja mengalami anemia, yaitu kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi. Bila keadaan ini terus berlanjut, akan membuat remaja mengalami masalah yang berakibat penurunan produktivitas remaja. Produktivitas remaja yang terus menurun ini akan menyebabkan kualitas SDM yang ada ikut menurun. Secara umum, juga akan mempengaruhi kualitas penerus bangsa ini. Oleh karena itu, pada tahun 2016 ini salah satu kegiatan program perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat salah satunya adalah Penyuluhan dan pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja Puteri di Wilayah Kerja PuskesmasKecamatan Sungai Sembilan.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Umum : Meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja putri dan WUS melalui penanggulangan anemia gizi. b. Khusus :
1. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam upaya
penanggulangan anemia gizi. 2. Meningkatkan partisipasi dan kerjasama antara sektor kesehatan dengan sektor pendidikan, keagamaan, organisasi dan LSM untuk penanggulangan masalah anemia gizi. 3. Meningkatkan kesadaran remaja putri dan WUS serta keluarganya akan pentingnya meningkatkan status kesehatan dan gizi dengan mencegah masalah anemia sedini mungkin. 4. Melaksanakan suplementasi TTD untuk remaja putri dan WUS secara mandiri. 5. Menurunkan prevalensi Anemia Gizi pada WUS khususnya remaja putri.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Adapun rincian kegiatan antara lain : 1. Kesepakatan lintas program dan sektor terkait di tingkat kecamatan dan kelurahan. 2. Kesepakatan meliputi jajaran kesehatan, pendidikan, keagamaan serta organisasi dan LSM bidang kepemudaan dan wanita. 3. Penyediaan bahan pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bagi petugas kesehatan, pendidikan, keagamaan dan petugas lain yang melakukan penyuluhan. 4. Penyediaan materi KIE oleh instansi terkait, swasta dan masyarakat. 5. Penyusunan kurikulum Kesehatan Reproduksi Remaja di sekolah/ pesantren/madrasah Tsanawiyah/madrasah Aliyah oleh instansi terkait. 6. Penyediaan dan distribusi Tablet Tambah Darah. 7. Penyebarluasan informasi melalui : a. Kampanye/promosi b. Tayangan/siaran/tulisan melalui media elektronik dan cetak. c. Lokakarya, pameran, pencanangan di tingkat tingkat kecamatan dan kelurahan. d. Siaran keliling di kecamatan dan kelurahan.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Pelaksananan pemberian tablet tambah darah ( Fe ) pada remaja putri dilakukan oleh Tenaga Pelaksana Gizi langsung ke sekolah SLTP dan SLTA. Kegiatan suplemen TTD dilakukan secara program dari pusat dengan dosis 1 tablet seminggu sekali minimal selama 16 minggu, dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama masa haid/menstruasi (10 tablet). Cara melaksanakan kegiatan antara lain : a. Tenaga Pelaksana Gizi mengajukan permintaan Tablet Fe pada bagian Farmasi Dinas Kesehatan Kota. b. Tenaga Pelaksana Gizi Menentukan Sasaran Remaja Putri yang mendapatkan Tablet tambah darah. Mendata seluruh Remaja Putri yang ada disekolah SMP dan SMA. c. Tanaga Pelaksana Gizi melaksanakan kegiatan penyuluhan dan langsung mendistribusikan TTD remaja putri sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. d. Tenaga Pelaksana Gizi memberikan penyuluhan tentang Tablet Fe dan menjelaskan bagaiamana cara minum dan memberi saran terkait dengan makanan atau minuman yang harus dihindari dan yang dianjurkan pada waktu minum Tablet Fe. e. Tenaga Pelaksana Gizi mencatat jumlah Tablet Fe yang diberikan pada Remaja Putri sesuai sasaran yang sudah ditentukan. f. Tenaga Pelaksana Gizi mencatat laporan jumlah tablet tambah darah yang sudah di berikan. g. Tenaga Pelaksana Gizi merekap laporan seluruh sekolah yang telah mendapatkan tablet tambah darah. h. Tenaga Pelaksana Gizi melaporkan kepada Kepala Puskesmas dan minta tanda tangan. i. Tenaga Pelaksana Gizi melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota. j. Tenaga Pelaksana Gizi mendokumentasikan Hasil Kegiatan. F. SASARAN Sasaran penyuluhan dan distribusi pemberian suplemen TTD Remaja Putri adalah usia 12-18 tahun.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan distribusi pemberian suplemen TTD remaja putri dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan program Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri, perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan evaluasi meliputi :
A. Kelancaran logistik dan dana.
B. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pembinaan deteksi dini dan konseling. C. Survei Cepat Kelainan Gizi. D. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). E. Penelitian atau studi. Indikator keberhasilan antara lain : A. Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku (PSP) Remaja Putri/Wanita tentang anemia gizi. B. Cakupan distribusi dan konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri. C. Kepatuhan minum Tablet Tambah Darah. D.Menurunnya prevalensi anemia pada Wanita Usia Subur khususnya Remaja Putri. Hasil evaluasi sangat bermanfaat sebagai bahan perencanaan lebih lanjut.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan kegiatan dilakukan setelah dilakukan kegiatan.