Anda di halaman 1dari 2

Hari/Tanggal: Kamis, 23 September 2021

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PADA BALITA STUNTING


PESERTA HADIR: Peserta PIDI, Kepala Puskesmas Kelurahan Kayu Manis, Ahli Gizi.

JUDUL LAPORAN:
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PADA BALITA STUNTING

LATAR BELAKANG
Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin. hingga
menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi
ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk Kurang energy Protein, kurang vitamin A, Anemia dan
gangguan akibat kurang Iodium dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit
degenerative seperti Diabetes Mellitus, jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi kurang
merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi. Keadaan tersebut secara langsung
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi gizi balita. Oleh sebab itu untuk
membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah
mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Menurut Kementerian
Kesehatan RI, Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak
kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Jadi stunting adalah kondisi di mana anak
mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek
ketimbang teman-teman seusianya. Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda
dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada


balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya
dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi
yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua
macam yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) penyuluhan. Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi yang dibutuhkan oleh balita. PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT
pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal. Hanya dikonsumsi
oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai makanan
pengganti makanan utama.

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan lokal. Jika


bahan lokal terbatas dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat
dengan memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.
Diuatamakan berupa sumber protein hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral
terutama berasaal dari sayur dan buah. PMT pemulihan ini diberikan sekali dalam satu hari
selama 90 hari berturut-turut atau 3 bulan. Makanan tambahan pemulihan dapat berupa
pabrikan dan lokal. PMT pemulihan pabrikan merupakan yaitu makanan pendamping ASI
dalam bentuk biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit hanya untuk anak
usia 12 – 24 bulan, dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gr.
Jumlah persajinya mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8 gr gula dan 120
mg natrium.
Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis yanitu
berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23 bulan )
dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa makanan
keluarga.

PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita yang disediakan
oleh kader posyandu. Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai sasaran penyuluhan kepada
orang tua blita tentang makanan kudapan ( snack ) yang baik diberikan untuk balita, sebagai
sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi balita, dan sebagai sarana untuk
menggerakkan peran serta masayarakat dalam mendukung kesinambungan
penyelenggaraan posyandu.

PERMASALAHAN
- Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai kondisi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
- Tingginya dampak buruk anak di masa depan dengan kondisi stunting yang tidak
terdeteksi sedari dini.
- Menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak anak.
- Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit.
- Risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan.
- Penyakit jantung dan pembuluh darah.
- Anak menjadi kesulitan belajar dan berkonsentrasi.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Intervensi: Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ke balita stunting dan penimbangan secara
langsung ke rumah balita stunting.
Metode: Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ke balita stunting, penimbangan secara
langsung ke rumah balita stunting, pemberian materi mengenai stunting dan sesi tanya jawab
dokter-ahli gizi dan keluarga pasien balita stunting.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan: Rumah balita terdeteksi stunting di wilayah RW 02 kelurahan Kayu Manis.
Waktu : 23 September 2021 pukul 13.00 WIB – 14.30 WIB.
Lokasi: Wilayah RW 02 Kelurahan Kayu Manis
Sasaran dan target : Ibu/orang tua dengan anak yang terdeteksi stunting, Peserta PIDI,
Kepala Puskesmas Kelurahan Kayu Manis, Ahli Gizi.
Metode : Edukasi dan Intervensi-Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Materi yang diberikan mengenai Deteksi Dini Stunting pada Anak . S e te l a h p e n y u l u h a n
m a k a di l a n j u t k a n d e n g a n sesi diskusi (tanya jawab).

MONITORING DAN EVALUASI


Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Para orang tua tampak
antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi berjalan lancar. Follow-up
akan dilakukan oleh dokter internship, petugas Puskesmas, ahli gizi.

Anda mungkin juga menyukai