Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN PADA BALITA KURUS

I. Pendahuluan
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian,
karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.

Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita
perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.
PMT Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan,
bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari.

II. Latar Belakang


Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak
janin hingga menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia
menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk kurang energy
protein, kurang vitamin A, Anemia dan gangguan akibat kurang Iodium dan
gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit degenerative seperti Diabetes
Mellitus (DM), jantung, hipertensi, dan lain-lain. Masalah gizi kurang
merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi. Keadaan tersebut secara
langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dan tidak mencukupi gizi
balita. Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat
tentang anak balita, pemerintah mengembangkan program Pemberian
Makanan Tambahan (PMT).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian
makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta
kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan
keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan
sasaran.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) penyuluhan. Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.
Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT
pemulihan pabrikan merupakan yaitu makanan pendamping ASI dalam bentuk
biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit hanya untuk anak
usia 12 24 bulan melalui pengadaan Departemen Bina Gizi Masyarakat
Depkes RI, dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3
gr. Jumlah persajinya mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan,
8 gr gula dan 120 mg natrium.
III. Tujuan Umum
Tujuan dari pemberian makanan tambahan adalah untuk memberikan makanan
tinggi energi, tinggi protein, dan cukup vitamin mineral secara bertahap, guna
mencapai status gizi yang optimal pada balita gizi kurang usia 6 59 bulan
termasuk balita dengan Bawah Garis Merah (BGM).
IV. Tujuan Khusus
1. Semua balita gizi kurang dan Bawah Garis Merah (BGM) usia 6-59 bulan
memperoleh PMT-Pemulihan.
2. Semua balita gizi kurang dan Bawah Garis Merah (BGM) usia 6-59 bulan
mendapat PMT-Pemulihan selama 30 hari.
V. Kegiatan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita gizi kurang dan Bawah
Garis Merah (BGM) usia 6-59 bulan.
VI. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Petugas gizi dan bidan desa melakukan pemilihan sasaran melalui hasil
penimbangan balita di posyandu dengan mengurutkan proritas dan kriteria
seperti :
a. Balita kurus balita yang status gizi kurang berdasarkan indikator
BB/PB, atau BB/TB -2SD s/d <-3SD
b. Balita BGM balita yang berat badannya berada di bawah garis merah
di KMS.
c. Balita pasca perawatan gizi buruk balita yang telah di rawat sesuai tata
laksana gizi buruk yang sudah berada di kondisi gizi kurang (BB/TB,
BB/PB) dan baik ada gejala klinis gizi buruk.
2. Makanan tambahan pemulihan yang diberikan berupa makanan pabrikan
(susu atau/ dan biskuit)
3. TPG berdasarkan kriteria yang sudah ditemukan memberitahukan bidan
desa nama sasaran yang akan diberikan PMT.
4. Bidan desa berdasarkan kriteria yang sudah ditemukan memberitahukan
bidan desa nama sasaran yang akan diberikan PMT dan memberikan PMT
untuk sasaran.
5. Kader bersama bidan desa mengambil dan memberitahukan cara
pemberian (MP-ASI).
6. Jumlah hari makan sasaran untuk gizi kurang adalah 30 hari makan.
7. Pemantauan dilakukan setiap bulan selama pelaksanaan PMT.
8. Pemantauan untuk balita meliputi BB dan TB/PB dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten.
VII. Sasaran
Sasaran dipilih melalui hasil penimbangan di posyandu dengan urutan
prioritas dan kriteria seperti :
1. Balita kurus, balita yang status gizi kurang berdasarkan indikator BB/PB,
atau BB/TB -2SD s/d <-3SD
2. Balita BGM balita yang berat badannya berada di bawah garis merah di
KMS
3. Balita pasca perawatan gizi buruk balita yang telah di rawat sesuai tata
laksana gizi buruk yang sudah berada di kondisi gizi kurang (BB/TB,
BB/PB) dan baik ada gejala klinis gizi buruk
VIII. Jadwal Pelaksanaan
Pemberian PMT Pemulihan dilakukan selama 30 hari makan anak. PMT
diberikan di Posyandu ataupun Puskesmas.
IX. Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Penambahan berat badan balita dicatat setiap bulan. Perkembangan status gizi
balita (BB/PB atau BB/TB) dicatat setiap bulan, serta dilaporkan oleh Kepala
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten melalui TPG.

Anda mungkin juga menyukai