Anda di halaman 1dari 13

PELATIHAN PEMBUATAN PMT

DI DESA TAJINAN KABUPATEN MALANG

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Perencanaan Program Gizi

Yang dibimbing oleh :

Bapak Juin Hadisuyitno, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Naufalia Primandita Arie Prasetiawan

P17111171016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

SARJANA TERAPAN GIZI

JURUSAN GIZI

2020
1. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk
Suplementasi Gizi merupakan penyempurnaan sekaligus pengganti dari Kepmenkes
Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) dan Kepmenkes Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 Tentang Spesifikasi
Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu
Hamil, disesuaikan dengan perkembangan hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya dalam rangka penyesuaian dengan kebutuhan zat gizi pada tiap sasaran
berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013 serta perbaikan tampilan produk
Makanan Tambahan (MT) telah pula dilakukan perubahan terhadap bentuk kemasan
menyesuaikan dengan aturan pemberian (Juknis PMT, 2017). Pemberian suplementasi
gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan
kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat pada timbulnya masalah
kesehatan dan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program suplementasi yang saat
ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu pemberian makanan tambahan pada balita, anak
SD/MI dan ibu hamil (Juknis PMT, 2017). Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui
bahwa prevalensi balita kurus dan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar
12,1% dan 37,2%, sedangkan prevalensi ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK)
sebesar 24,2%. Selain hal tersebut data Riskesdas tahun 2013 juga menunjukkan kurang
gizi pada anak usia 5-12 tahun sebesar 11,2% yang disebabkan karena berbagai hal
diantaranya tidak sarapan pagi dan lebih suka makanan yang tidak/kurang bergizi. Hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016 menujukkan bahwa prevalensi stunting pada
balita sebesar 27,5%, balita kurus 8,0%, balita sangat kurus 3,1% dan balita risiko kurus
22,8% (Juknis PMT, 2017). da peningkatan berat badan balita. Menurut penelitian Hayati
(2014), pemberian Biskuit PMT adalah salah satu bentuk suplementasi untuk
meningkatkan berat badan balita. Pemberian Biskuit PMT tanpa pengawasan dari petugas
kesehatan membuat informan memberikan Biskuit PMT tersebut dengan sesuka hati,
bahkan ada yang memberikan Biskuit PMT kepada anak nya yang lain, tetangganya dan
saudara informan. Agar upaya yang dilakukan pemerintah tidak sia sia, maka perlu
adanya monitoring dan konseling sehingga dalam pemberian Biskuit PMT dapat
memberikan dampak pada pertambahan berat badan balita. Pemberian Biskuit PMT tanpa
ada penyuluhan pada masyarakat atau konseling pada ibu ibu yang mempunyai balita gizi
buruk tidak akan memberikan efek yang maksimal. Menurut Farida Ketua TP PKK Kota
Depok, yang dikutip dari Web Pemerintahan Kota Depok 2017, menyediakan makanan
bagi balita tidak semudah memberikan makanan bagi orang dewasa. Namun, Ketua Tim
Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Depok punya cara
tersendiri agar menu yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) bisa dinikmati
balita sebagai menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kader harus mampu
menampilkan makanan yang variatif dan beragam kepada masyarakat pada pelaksanaan
Posyandu. Dengan menyajikan menu B2SA di Posyandu, katanya, akan semakin mampu
mendorong terwujudnya peningkatan kualitas konsumsi pangan keluarga. Daun Kelor
adalah potensi alam lokal yang banyak terdapat di Desa Kedungsumber. Daun Kelor
banyak dijumpai di pekarangan rumah penduduk dan biasa digunakan untuk keperluan
pengobatan. Namun banyak dari penduduk yang belum memanfaatkan daun kelor
tersebut, dikarenakan tidak mendapatkan informasi tentang kandungan gizi dan manfaat
daun kelor.

2. Tujuan
Untuk melatih warga setempat dalam pembuatan PMT untuk balita untuk posyandu-
posyandu yang ada di Desa Tajinan Kabupaten Malang.

3. Sasaran
 Ibu Balita

4. Tempat dan Waktu


 Balai Desa Tajinan Kabupaten Malang
 Senin, 4 Mei 2020

5. Materi
Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin. hingga
menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia menghadapi masalah
gizi ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk Kurang energy Protein, kurang vitamin A,
Anemia dan gangguan akibat kurang Iodium dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya
penyakit degenerative seperti Diabetes Mellitus, jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi
kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi. Keadaan tersebut secara
langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi gizi balita. Oleh sebab itu
untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah
mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada
balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung
lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung
nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan.
Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan
oleh balita.
PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai
pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan diberikan dalam bentuk
makanan atau bahan makanan lokal. Hanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk dan sebagai
tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai makanan pengganti makanan utama.
Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan lokal. Jika bahan
lokal terbatas dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat
dengan memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.
Diuatamakan berupa sumber protein hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral
terutama berasaal dari sayur dan buah. PMT pemulihan ini diberikan sekali dalam satu
hari selama 90 hari berturut-turut atau 3 bulan.
Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT pemulihan
pabrikan merupakan yaitu makanan pendamping ASI dalam bentuk biskuit yang
mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit hanya untuk anak usia 12 – 24 bulan
melalui pengadaan Departemen Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, dengan nilai gizi :
energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gr. Jumlah persajinya mengandung 29 gr
karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8 gr gula dan 120 mg natrium.
Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis yanitu berupa
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23 bulan )
dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa makanan
keluarga.
PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita yang
disediakan oleh kader posyandu. Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai sasaran
penyuluhan kepada orang tua blita tentang makanan kudapan ( snack ) yang baik
diberikan untuk balita, sebagai sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi balita,
dan sebagai sarana untuk menggerakkan peran serta masayarakat dalam mendukung
kesinambungan penyelenggaraan posyandu.

6. Metode
 Penyuluhan
 Tanya Jawab

7. Alat dan Bahan Pelatihan


 LCD Proyektor
 Laptop
 Alat tulis
 Poster

8. Rencana Anggaran Pelatihan

No Alat Jumlah Harga

1 Bahan-bahan PMT 1 x 100.000 Rp. 100.000


(50 porsi)
2 Poster 2 x 10.000 Rp. 20.000
3 Snack 50 x 5000 Rp. 250.000
9. Satpel
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Pengertian PMT, persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik
dan sehat, serta tujuan diberikannya PMT (Gizi Kurang)
Sasaran : Ibu yang memiliki anak balita
Hari/tanggal : Senin, 4 Mei 2020
Waktu : 30 – 60 menit
Tempat : Balai Desa Tajinan Kabupaten Malang

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah kegiatan penyuluhan, ibu dapat memahami apa yang dimaksud dengan PMT,
persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat serta tujuan
diberikannya PMT.
2. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan ibu mampu:
a. Menjelaskan pengertian PMT,
b. Menjelaskan persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat,
c. Menjelaskan Tujuan di berikannya PMT.
d. Memperkenalkan jenis – jenis PMT

B. Materi
Balita dengan gizi kurang
1. Pengertian PMT,
2. Persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat,
3. Tujuan diberikannya PMT.
4. Memperkenalkan jenis – jenis PMT.

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

D. Media
1. LCD
2. Contoh PMT

E. Pelaksanaan
1. Pembukaan:
 Pre test
 Salam Pembuka
 Perkenalan
 Penjelasan tujuan penyuluhan
2. Inti : Menyampaikan materi:
 Pengertian PMT,
 Persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat,
 Tujuan diberikannya PMT
3. Penutup:
 Menyimpulkan Penyuluhan
 Salam penutup
 Post test

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian PMT
Pemberian makanan tambahan pada anak balita adalah program intervensi bagi anak
balita yang menderita kekurangan kalori protein yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan
gizi balita agar meningkat status gizinya sampai menjadi baik, pada keluarga rawan gizi
intervensi gizi melalui pemberian makanan tambahan ini menjadi yang utama mengingat
kemampuan keluarga tidak memungkinkan dalam penyediaan makanan yang cukup.
Disamping itu pemberian makanan tambahan ini juga akan menjadi sarana penyuluhan yang
mengembangkan kemampuan ibu menyediakan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
balitanya. Setelah pemberian makanan tambahan ini berakhir diharapkan keluarga dan
masyarakat mendapat pengetahuan tentang kegunaan macam bahan makanan, dapat
mengolah dan menyiapkannya, serta terbiasa memberikan makanan tersebut untuk balitanya.

2. Persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan


a. PMT diutamakan berbasis bahan makanan atau makanan lokal. Jika bahan makanan
lokal terbatas, dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat
dengan memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan,
b. PMT merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita.
c. Makanan tambahan balita diutamakan berupa sumber protein hewani maupun nabati
(misalnya ikan/telur/daging/ayam, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe
dan tahu ) serta sumber vitamin dan mineral yang terutama berasal dari sayur-sayuran
dan buah-buahan setempat.
d. Makanan tambahan pemulihan untuk balita berbasis makanan lokal ada 2 jenis yaitu
berupa:
1. MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)
2. Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa makanan
keluarga.
e. Bentuk makanan tambahan pemulihan yang diberikan kepada anak balita dapat
disesuaikan dengan pola makanan.

3. Tujuan Diberikannya PMT


Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki keadaan gizi pada anak
golongan rawan gizi yang menderita gizi kurang, dan diberikan dengan kriteria anak balita
yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya serta yang berat badannya pada KMS
terletak dibawah garis merah. Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya
bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan setempat, sehingga kemungkinan kelestarian
program lebih besar. Diutamakan bahan makanan sumbar kalori dan protein tanpa
mengesampingkan sumber zat gizi lain seperti: padi-padian, umbi-umbian, kacang-
kacangan, ikan, sayuran hijau, kelapa dan hasil olahannya. Status gizi anak balita adalah
keadaan gizi anak balita 12 – 59 bulan yang ditentukan dengan metode antropometri,
berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U),
dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
4. Jenis – Jenis PMT

Untuk 1 porsi
Nilai Gizi per porsi :
Energi : 238 kkal
Protein : 8,1 gr

Nasi Tim Kangkung Tomat


1. Bahan :
a. 70 gram nasi aron
b. 10 gram teri basah
c. 20 gram tempe
d. 15 gram daun kangkung
e. 20 gram tomat
f. 5 gram minyak sayur
g. 75 cc air kaldu ayam
2. Cara membuatnya:
a. Masukan air kaldu ke dalam panci, tambahkan nasi aron, ikan teri basah yang
dihaluskan, tempe yang dihaluskan, dan minyak sayur aduk hingga rata
b. Setelah masakan setengah matang, masukkan daun kangkung dan tomat yang sudah
dicaincang halus, aduk kembali sampai matang dan siap dihidangkan.
c. Berikan kepada anak balita dalam keadaan hangat

Catatan : Pada waktu menyajikan kepada anak, berikan tambahan 1 porsi buah
(pepaya/melon/semangka)

Untuk 4 porsi
Nilai Gizi per porsi :
Energi : 250 kkal
Protein : 7,8 gr

Bola Tempe Saus Kuning


1. Bahan :
a. 100 gram tempe
b. 20 gram tomat
c. 1 sdt bawang putih cincang
d. 1 sdm bawang merah cincang
e. 2 butir kemiri
f. ½ sdt kunyit iris
g. 10 gram minyak untuk menggoreng
2. Cara membuat :
a. Tempe dihaluskan hingga bisa dibulatkan dengan menggunakan 2 sendok teh. Goreng
dalam minyak panas
b. Buat bumbu dengan menghaluskan kemiri, kunyit, bawang putih,
c. Bumbu yang sudah dihaluskan di tumis dengan minyak dan bawang merah,
tambahkan tomat iris dan sedikit air.
d. Campurkan bola tempe ke dalam bumbu, hidangkan selagi hangat.

Catatan : Pada waktu menyajikan kepada anak, berikan tambahan 1 porsi buah
(pepaya/melon/semangka)

Untuk 8 porsi
Nilai Gizi per porsi :
Energi : 215 kkal
Protein : 6 gr

Telur Dadar Singkong


1. Bahan :
a. 4 butir telur
b. 100 gram singkong, kukus dan haluskan
c. 1 btg daun seledri, diiris
d. 1 btg daun bawang, diiris
e. 3 siung bawang putih, dicincang
f. 1/2 buah bawang bombay, dicincang 3/4 sdt garam
g. 1/4 sdt merica bubuk
h. 1 sdm margarin untuk menumis
2. Cara membuat :
a. Panaskan margarin. Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum. Angkat
dan sisihkan.
b. Kocok lepas telur. Masukkan tumisan bawang putih, tempe, cabai rawit merah, daun
seledri, daun bawang, garam, dan merica bubuk. Aduk rata.
c. Tambahkan saus cabai. Aduk rata.
d. Panaskan 1 sendok makan margarin. Masukkan campuran telur. Aduk-aduk sebentar.
Tutup. Biarkan sampai matang.

Catatan : Pada waktu menyajikan kepada anak, berikan tambahan 1 porsi buah
(pepaya/melon/semangka)

II.

A. Persiapan
Persiapan dilaksanakan oleh mahasiswa dengan terlebih dahulu membuat undangan
kepada kader RT/RW dan ibu balita. Persiapan dilakukan satu minggu sebelum
pelaksanaan kegiatan diantaranya meminta izin kepada Kepala Desa, membuat laporan
pendahuluan, mempersipakan matei mengenai gizi balita. Dan tak lupa mahasiswa juga
menghubungi dosen pembimbing untuk keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut.

B. Pelaksanaan
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2020 pukul 09.00 – 10.00 WIB di Balai Desa
Tajinan Kabupaten Malang sesuai dengan yang direncanakan :
 Satu jam sebelum acara dimulai kelompok mempersiapkan alat – alat seperti; daftar
hadir, LCD, laptop, alat tulis, dan poster.

 Acara di ikuti oleh seluruh ibu balita.

 Acara dimulai dari pukul 09.00 – 10.00WIB dibawa oleh pembawa acara sekaligus
menjelaskan susunan acara.

 Pelatihan dibagi menjadi 3 tahap, yang pertama tentang pembukaan, yang kedu
tentang inti pelatihan dan yang terakhir penutupan.

 Setelah diberikan pelatihan kesehatan peserta diberikan beberapa pertanyaan tetntang


materi yang sudah dijelaskan kemudian mahasiswa memberikan reinforcement.

 Acara selesasi dan pembacaac do’a.

Anda mungkin juga menyukai