Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RAWAT INAPPELABUHAN DAGANG
Jln.Lintas Timur kelurahan pelabuhan dagang Kode Pos 36552

KERANGKA ACUAN KERJA


PMT PADA BALITA GIZI KURANG /GIZI BURUK

A. Pendahuluan

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin.
hingga menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia menghadapi
masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk kurang energi protein, kurang
vitamin a, anemia dan gangguan akibat kurang iodium dan gizi lebih berkaitan
dengan timbulnya penyakit degenerative seperti diabetes mellitus,
jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi kurang atau gizi buruk merupakan salah satu
faktor penyebab kematian bayi. Keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang mencukupi gizi balita. Oleh sebab itu untuk membantu
mencukupi kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah
mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan


kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan
pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta
mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan. Memiliki tujuan
yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.

PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita


sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan
diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal. Hanya dikonsumsi oleh
balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai makanan
pengganti makanan utama.

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan lokal.


Jika bahan lokal terbatas dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah
setempat dengan memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk
keamanan pangan. Diuatamakan berupa sumber protein hewani dan nabati serta
sumber vitamin dan mineral terutama berasaal dari sayur dan buah. PMT pemulihan
ini diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari berturut-turut atau 3 bulan.
Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT
pemulihan pabrikan merupakan yaitu makanan pendamping ASI dalam bentuk biskuit
yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit hanya untuk anak usia 12 – 24
bulan melalui pengadaan Departemen Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, dengan nilai
gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gr. Jumlah persajinya
mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8 gr gula dan 120 mg natrium.
Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis yanitu
berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 –
23 bulan ) dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa
makanan keluarga.

PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita


yang disediakan oleh kader posyandu. Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai
sasaran penyuluhan kepada orang tua blita tentang makanan kudapan ( snack ) yang
baik diberikan untuk balita, sebagai sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan
gizi balita, dan sebagai sarana untuk menggerakkan peran serta masayarakat dalam
mendukung kesinambungan penyelenggaraan posyandu

B. Latar Belakang

Anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami masalah gizi,


terutama masalah kekurangan gizi seperti kurus, pendek,dangizi kurang. Kurang gizi
pada anak juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta juga
menyebabkan rendahnya produktivitas anak. Status gizi balita dapat mempengaruhi
beberapa aspek. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang gizi membawa
dampak negatif pada balita, seperti mengganggu pertumbuhan fisik maupun mental,
yang dapat menghambat prestasi belajar. Dampak lainnya yang ditimbulkan yaitu
penurunan daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita, serta
meningkatkan angka kesakitan, kecacatan, hingga angka kematian pada balita.

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2016, sekitar 45%
kematian pada anak balita di dunia berhubungan dengan gizi kurang dan sekitar 17
juta anak balita sangat kurus serta 52 juta anak balita kurus. Berdasarkan data Survei
Diet Total (SDT) tahun 2014, sebanyak 55,7% balita mempunyai asupan energi yang
kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE). Kurangnya asupan anak merupakan
salah satu penyebab kurang gizi.

Berdasarkan teori United Nations Children’s Fund (UNICEF), penyebab


langsung kurang giziyaitu asupan makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi.
Sedangkan penyebab tidak langsung kuranggizi yaitu persediaan pangan yang tidak
cukup, pola asuh yang kurang baik, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, dan
sanitasi yang kurang baik. Penyebab utama kurang gizi yaitu kemiskinan, pendapatan,
kurang pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan. Akar masalah untuk kurang gizi
yaitu krisis ekonomi, politik, dan sosial.

Salah satu program pemerintah untuk menanggulangi masalah kurang gizi di


Indonesia yaitu dengan cara pemberian makanan tambahan. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) adalah program intervensi bagi balita yang menderita gizi kurang
yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak dan untuk mencukupi kebutuhan
zat gizi anak agar tercapai status gizi dengan kondisi yang baik sesuai dengan umur
anak. Makanan untuk pemulihan gizi adalah makanan pada energi yang diperkaya
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada balita yang menderita gizi kurang
selama masa pemulihan.

Penatalaksanaan diet merupakan cara untuk menanggulangi masalah gizi


kurang pada balita oleh pemerintah dengan PMT selama 90-120 hari. PMT
Pemulihan hanya sebagai makanan tambahan, bukan dikonsumsi sebagai pengganti
makanan utama sehari-hari bagi balita usia 6-59 bulan. Menurut Kemenkes, sasaran
program PMTadalah anak dengan status gizi Bawah Garis Merah (BGM) dan balita
dari keluarga miskin.

Pemberian makanan tambahan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk


menanggulangi masalah gizi kurang termasuk di kecamatan Tungkal Ulu. Pemberian
PMT pada balita dilakukan berdasarkan pengukuran status gizi menurut BB/U, TB/U,
dan BB/TB. Pemberian makanan tambahan dilakukan di 9 desa dan 1 kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas Pelabuhan Dagang.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunnya prevalensi balita gizi kurang dan buruk (BGM) usia 6-59 bulan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah balita gizi kurang/ gizi buruk.

b. Memberikan makanan tambahan pada semua balita gizi kurang/ gizi buruk.

c. Memperbaiki status gizi kurang/ status gizi buruk pada balita menjadi status
gizi baik.

d. Memberikan pengetahuan pada keluarga balita tentang pemberian makanan


seimbang yang tepat dan benar.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
Kegiatan pemberian PMT dilakukan di luar gedung ( Posyandu atau rumah
sasaran ).
2. Rincian Kegiatan
a. Merencanakan kebutuhan PMT untuk sasaran selama satu tahun
b. Memantau kegiatan pemberian PMT di wilayah kerja Puskesmas
Pelabuhan Dagang.
c. Menyusun laporan pelaksanaan distribusi PMT wilayah kerja Puskesmas
Pelabuhan Dagang.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita gizi kurang dan gizi buruk
dilaksanakan dengan menyediakan PMT dalam bentuk biskuit yang dikonsumsi
selama sembilan puluh hari/ tiga bulan lamanya. Pemberian PMT selalu dipantau
setiap bulan dengan melihat kenaikan berat badan dimana petugas gizi bekerjasama
dengan bidan desa.

Mekanisme penyaluran barang terlihat pada bagan berikut :

Rekanan Penyedia Barang & Jasa - - - - - - Dinkes

Puskesmas

Keterangan: Sasaran (balita gizi kurang/buruk)

-- - - - - - - : Garis Koordinasi

F. Sasaran
Semua balita di wilayah kerja puskesmas Pelabuhan Dagang dengan status
gizi kurang atau buruk (BB/TB)

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

PMT balita V V V
gizi kurang
atau buruk
H. Evaluasi Kegiatan, Pencatatan Dan Pelaporan
1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Adanya perubahan kenaikan berat badan bayi dan balita yang


mengalami gizi kurang/buruk.

2. Pencatatan Dan Pelaporan

Semua kegiatan di dokumentasikan dan dilaporkan ke Dinas


Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.

Mengetahui, Pelabuhan Dagang, 2023


Kepala Puskesmas Pelabuhan Dagang Penanggung Jawab Gizi

Dr.Cerli Scorpio Sari Gustia Ayu


NIP. 19861110 201503 2 001 NIP. 19880813 201903 2 001

Anda mungkin juga menyukai