Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PENGHITUNGAN SATUAN KREDIT

PROFESI (SKP)
DALAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
BAGI NUTRISIONIS DAN DIETISIEN
TAHUN 2021

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA


BIDANG SERTIFIKASI AN PENJAMINAN MUTU

1
JAKARTA
2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang yang telah memiliki ijazah pendidikan tenaga kesehatan dan
sertifikat uji kompetensi sehingga dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan serta
berhak mendapatkan sebutan sebagai tenaga kesehatan. Ijazah diterbitkan oleh perguruan
tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi yang diterbitkan oleh DIKTI. STR
dikeluarkan oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) yang berkedudukan di Ibukota
negara dan berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang setiap lima tahun.
Sesuai dengan Permenkes 1796 tahun 2011, STR yang telah habis masa berlakunya
dapat diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan pendidikan dan/atau
pelatihan, kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan profesinya, serta kegiatan pengabdian
masyarakat. Kegiatan pengembangan keprofesian tenaga kesehatan tersebut dinilai dan
diberikan oleh organisasi profesi dalam bentuk kegiatan portofolio SKP atau satuan kredit
profesi. Seorang tenaga kesehatan harus dapat mengumpulkan 25 SKP dalam waktu 5 tahun.
SKP juga berfungsi sebagai bentuk upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,
koordinasi, efisiensi, tanggung jawab, pengawasan serta monitoring dan evaluasi.
Keseluruhan kegiatan pengembangan keprofesian tenaga kesehatan tersebut
diterjemahkan menjadi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) atau
Continuing Professional Developtment (CPD). Dalam rangka meningkatkan mutu sumber
daya manusia dalam bidang kegizian, setiap anggota PERSAGI senantiasa perlu
mengembangkan diri secara kesinambungan melalui pendidikan dan pelatihan serta kegiatan
ilmiah lain sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
PERSAGI sebagai wadah profesi ahli gizi mempunyai kewajiban dan
bertanggungjawab untuk membina proses pendidikan secara berkesinambungan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta saling tukar menukar informasi
maupun pengalaman bagi setiap anggotanya. Untuk itu, PERSAGI menetapkan Sistem
Penghargaan Kegiatan Ilmiah sebagai upaya pembakuan dan secara terus menerus,

2
melakukan pembinaan, menilai dan mengakui setiap kegiatan ilmiah serta kegiatan lain yang
diikuti oleh segenap anggotanya yang tercantum dalam Panduan Perhitungan Satuan Kredit
Profesi (SKP) Kegiatan Pengembangan Keprofesiaan.
B. Dasar Hukum
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063).
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2017 tentang Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia.
5. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 90 Tahun 2017 tentang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia.
6. PMK Nomor 26 Tahun 2013, tanggal 25 Maret 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi
7. KMK Nomor : 374/Menkes/SK/III/2007, Tanggal 27 Maret 2007 tentang Standar
Profesi Gizi.
8. KMK No. HK.01.07/MENKES/342/2020, tentang Standar Profesi Nutrisionis.

C. Definisi Operasional
1. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
3. Uji kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.
4. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seseorang
tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya di
seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.

3
5. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui
secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya.
6. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat
kompetensi.
7. Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat KTKI adalah lembaga
yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan.
8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
9. Kepala Badan adalah Kepala Badan pada Kementerian Kesehatan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan.
10. Ahli Gizi Praktisi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai
tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan
funsional dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat,
individu atau rumah sakit
11. Ahli Gizi bukan Praktisi adalah Manajer atau seseorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku
yang merencanakan, memimpin, mengordinasi, mendelegasikan, mengontrol,
mengevaluasi, dan menganggarkan pada institusi formal.

4
BAB II
KETETAPAN LIMA (5) RANAH PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
DAN JUMLAH SKP

A. Proporsi Satuan Kredit Profesi dari Lima Ranah Pengembangan Keprofesian

Portofolio Kompetensi Tenaga Gizi disusun berdasarkan Kompetensi tenaga gizi yang
diukur dengan angka Satuan Kredit Profesi (SKP). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 46 tahun 2013, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) menetapkan Registrasi
Tenaga Kesahatan Seorang tenaga gizi yang akan memperpanjang STR harus memiliki
jumlah komulatif SKP sebesar 25 SKP. Kumulatif jumlah SKP tersebut di hitung dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir atau sejak diterbitkannya STR sampai habis masa
berlakunya STR tersebut. Apabila nilai kumulatif selama 5 tahun melebihi 25 SKP, tidak
diperhitungkan untuk
penilaian 5 tahun berikutnya. Jenis dan proporsi pengembangan keprofesian di lingkungan
kesehatan yang terkait dengan pelayanan gizi mencakup lima (5) ranah pengembangan
profesi yang diperlukan Nutrisionis maupun Dietisien yang bekerja sebagai praktisi maupun
bukan praktisi. Kelima ranah dan jumlah SKP yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

PROPORSI SKP YANG DIHARUSKAN


NO. RANAH
PRAKTISI BUKAN PRAKTISI
1 Pembelajaran Min. 5 SKP
2 Profesionalisme atau pelayanan gizi Min. 10 SKP 0-10 SKP
3 Pengabdian masyarakat Maks. 5 SKP
4 Publikasi ilmiah 0-5 SKP Min. 5 SKP
5 Pengembangan ilmu 0-5 SKP Min. 5 SKP
TOTAL SKP 25 SKP

5
B. Rincian Ketetapan Lima Ranah Pengembangan Keprofesian, Jumlah SKP dan Cara
Perhitungan Nilai SKP.

1. Ranah Pembelajaran.
Proporsi minimal yang diperlukan untuk memenuhi 25 SKP minimal adalah 20% (5
SKP) yang terdiri dari :
a. Kegiatan sebagai peserta pada seminar, simposium, workshop, kursus, diskusi
panel, lokakarya, dan pelatihan bidang gizi (termasuk webinar).
b. Kegiatan sebagai narasumber/fasilitator/moderator/panitia pada pelatihan ilmu
kesehatan dan ilmu penunjang gizi.
Nilai SKP untuk kegiatan ranah 1a dan 1b sesuai Panduan Perhitungan Satuan
Kredit Profesi (SKP) kegiatan pengembangan keprofesian PERSAGI (SK DPP
PERSAGI No : 2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014)

2. Ranah Profesionalisme atau Pelayanan Gizi.


Ranah profesionalisme mencakup kegiatan praktik/pelayanan gizi kepada
pasien/klien, menjadi narasumber/pembicara/moderator pada seminar/workshop,
berpartisipasi dalam proses audit. Ranah ini merupakan kinerja utama seorang
Praktisi Nutrisionis maupun Dietisien, sehingga proporsi minimal yang harus
dilakukan untuk memenuhi 25 SKP adalah 10 SKP, sedangkan bagi Nutrisionis
maupun Dietisien yang bukan praktisi (pengelola/manajer) batasan perolehan
SKP nya dalam jangka waktu 5 tahun adalah 0-10 SKP. Adapun kegiatan dalam ranah
Profesionalisme atau Pelayanan Gizi adalah sebagai berikut :
a. Praktisi asuhan gizi klinik.
1) Kegiatan pelayanan gizi rawat jalan dan praktik mandiri.
Pelayanan asesmen/reasesmen (pasien kunjungan ulang), diagnosa gizi dan
rencana intervensi gizi berdasarkan kondisi pasien.
Contoh cara perhitungan SKP :
a) Seorang tenaga gizi diperkirakan dalam sehari rata-rata menangani 2 pasien
rawat jalan, 5 hari kerja per minggu dan 4 minggu dalam sebulan.
Dibuktikan dengan laporan tahunan jumlah kunjungan pasien yang
mendapat pelayanan gizi, dikeluarkan oleh pimpinan layanan kesehatan
yang bersangkutan. Sehingga perhitungan SKP- nya sebagai berikut : 2
pasien x 5 hari x 4 minggu = 40 pasien/bulan, kemudian 40 pasien/bulan x

6
12 bulan = 480 pasien/tahun dan yang terakhir 480 pasien/tahun x 5 tahun =
2400 pasien dalam 5 tahun. Berdasarkan perkiraan tersebut ditetapkan nilai
SKP sebagai berikut : 1 SKP = 200 pasien yang dilayani, apabila pasien
yang dilayani tenaga gizi tersebut sebanyak 2400 pasien dalam 5 tahun
maka memperoleh 2400 : 200 = 12 SKP.
b) Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, ditetapkan 1 SKP = 50 pasien,
apabila pasien yang dilayani tenaga gizi tersebut sebanyak 600 pasien
dalam 5 tahun, maka memperoleh 600 : 50 = 12 SKP.
c) Daftar daerah terpencil dan terluar NKRI ditetapkan dalam SK DPD
PERSAGI di wilayah tersebut.
2) Kegiatan pelayanan gizi rawat inap umum (memberikan pelayanan gizi pada
semua jenis penyakit).
Kegiatan pelayanan asesmen/ reasesmen (pasien kunjungan ulang), diagnosa
gizi, rencana intervensi gizi & atau monev gizi berdasarkan kondisi pasien.
Contoh cara perhitungan SKP :
a) Seorang tenaga gizi diperkirakan dalam sehari rata-rata menangani 2 pasien
rawat jalan, 5 hari kerja per minggu dan 4 minggu dalam sebulan.
Dibuktikan dengan laporan tahunan jumlah kunjungan pasien yang
mendapat pelayanan gizi, dikeluarkan oleh pimpinan layanan kesehatan
yang bersangkutan. Sehingga perhitungan SKP-nya sebagai berikut : 2
pasien x 5 hari x 4 minggu = 40 pasien/bulan, kemudian 40 pasien/bulan x
12 bulan = 480 pasien/tahun dan yang terakhir 480 pasien/tahun x 5 tahun =
2400 pasien dalam 5 tahun. Berdasarkan perkiraan tersebut ditetapkan nilai
SKP sebagai berikut : 1 SKP = 200 pasien yang dilayani, apabila pasien
yang dilayani tenaga gizi tersebut sebanyak 2400 pasien dalam 5 tahun
maka memperoleh 2400 : 200 = 12 SKP
b) Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, ditetapkan 1 SKP = 75 pasien,
apabila pasien yang dilayani tenaga gizi tersebut sebanyak 900 pasien
dalam 5 tahun, maka memperoleh 900 : 75 = 12 SKP.
c) Daftar daerah terpencil dan terluar NKRI ditetapkan dalam SK DPD
PERSAGI di wilayah tersebut.
3) Kegiatan pelayanan khusus risiko tinggi (contoh : ICU, NICU, ICCU, pasien
dengan lama perawatan lebih dari 7 hari).

7
Kegiatan pelayanan asesmen/reasesmen (pasien kunjungan ulang), diagnosa
gizi, rencana intervensi gizi & atau monev gizi berdasarkan kondisi pasien,
khusus pasien resiko tinggi (ICU, NICU, ICCU, pasien dengan lama perawatan
lebih dari 7 hari).
Contoh cara perhitungan SKP :
a) Seorang tenaga gizi dalam 1 hari jumlah pasien yang dilakukan asuhan gizi
3 pasien, kemudian dilakukan asuhan gizi selama masa rawat lebih dari 7
hari. Asumsi dirawat selama 10 hari kerja, sehingga selama 10 hari sudah
melakukan asuhan gizi sebanyak 3 x 10 = 30 kali asuhan gizi. Frekuensi
asuhan gizi terlihat dalam pencatatan Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT). Dalam 1 bulan terdapat 25 hari kerja, sehingga jumlah
cakupan menjadi = (25/10) x 30 = 75 kali asuhan gizi. Dalam 1 tahun
mencapai 75 x 12 = 900 kali asuhan gizi. Ditetapkan 1 SKP = 250 kali
asuhan gizi, dalam 1 tahun bisa mendapatkan = 900 : 250 = 3,6 SKP.
Apabila dalam 5 tahun, maka ahli gizi tersebut melakukan 900 kali asuhan
gizi x 5 tahun = 4500 kali asuhan gizi, sehingga dapat memperoleh 4500 :
250 = 18 SKP
b) Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, 1 SKP = 100 kali asuhan gizi
pasien, apabila asuhan gizi pasien yang dilakukan tenaga gizi tersebut
sebanyak 1200 kali asuhan gizi dalam 5 tahun, maka ahli gizi tersebut
memperoleh 1200 : 100 = 12 SKP.
c) Daftar daerah terpencil dan terluar NKRI ditetapkan dalam SK DPD
PERSAGI di wilayah tersebut.

b. Praktisi/pelaksanaan gizi masyarakat.


Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/intervensi serta monitoring dan
evaluasi sesuai pencapaian target/sasaran kinerja dibuktikan dengan dokumen
tertulis. Pelaksana gizi masyarakat dibagi menjadi 3 area wilayah, berikut rincian
area wilayah beserta besaran SKP :
1) Program gizi di Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota.
2) Program gizi di Puskesmas/Posyandu.
3) Kemitraan dengan profesi di pelayanan gizi mayarakat.
Cara perhitungan SKP :
a) Rencana program kerja : 1 SKP / tahun.

8
b) Implementasi/intervensi : 1 SKP / tahun.
c) Monitoring dan evaluasi : 1 SKP/tahun.
d) Untuk semua kegiatan jika kegiatan tersebut dikerjakan secara tim, maka
perhitungan SKP/tahun dibagi secara proporsional. Misalnya 1 kegiatan
rencana program kerja dikerjakan oleh 5 orang maka 1 SKP : 5 orang = 0,2
SKP/tahun/orang.

c. Praktisi/pelaksanaan gizi institusi/penyelenggaraan makanan


Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan makanan yang terdiri dari
perencanaan, implementasi/intervensi dan monitoring dan evaluasi yang meliputi :
1) Program Gizi di Industri Makanan.
2) Program Gizi di Katering Jasa Boga.
3) Program Gizi di Pariwisata.
4) Program Gizi Pelayanan Haji.
5) Program Gizi di Rumah Sakit/Asrama/Panti/dan sejenisnya.
Cara perhitungan SKP :
a) Rencana program kerja : 1 SKP / tahun.
b) Implementasi/intervensi : 1 SKP / tahun.
c) Monitoring dan evaluasi : 1 SKP/tahun.
d) Untuk semua kegiatan jika kegiatan tersebut dikerjakan secara tim, maka
perhitungan SKP/tahun dibagi secara proporsional. Misalnya 1 kegiatan
rencana program kerja dikerjakan oleh 5 orang maka 1 SKP : 5 orang = 0,2
SKP/tahun/orang.
e) Bila kegiatan pelayanan haji berkaitan dengan pelayanan konseling gizi dan
atau penyuluhan, SKP diperhitungkan seperti kegiatan pelayanan gizi rawat
jalan/inap.
f) Contoh kegiatan perencanaan (misalnya rencana program pelayanan gizi
tahunan/renstra, taksiran pemesanan bahan makanan/makanan, indeks
makanan), implementasi/intervensi (misal menyusun menu, indeks
makanan, standar porsi/makanan/biaya, pedoman menu), monitoring dan
evaluasi (misal memantau & mengevaluasi kualitas bahan
makanan/makanan yang diterima/disimpan/didistribusikan/disajikan,
ketepatan diet, keamanan makanan, sisa makanan/daya terima makanan,
waktu pelayanan makanan, kegiatan pelayanan gizi per periode.

9
d. Bukan Praktisi/pengelola/manajer.
1) Mengembangkan pengelolaan/manajerial.
Cara perhitungan SKP
a) Kepala Departemen/Instalasi Gizi/Kepala Unit Penyelenggaraan
Makanan /Kepala Institusi Pendidikan Gizi/Manajer Gizi : 2 SKP/tahun.
b) Kepala Seksi/Sub Instalasi Pelayanan Gizi Ranap/Rajal/Penyelenggaraan
Makanan atau Sekretaris Program Studi Gizi : 1 SKP/tahun
c) Kepala/penangggung jawab praktik pelayanan gizi mandiri : 1 SKP/tahun.
d) Dibuktikan dengan SK Penunjukkan Jabatan/Surat Tugas.

2) Membuat pedoman.
Cara perhitungan SKP :
a) Pedoman Administrasi pelayanan gizi : 1 SKP/pedoman.
b) Pedoman SPO/Instruksi Kerja/Indikator Kinerja/rencana kegiatan Unit
kerja Gizi minimal 5 SOP : 1 SKP.

3. Ranah Pengabdian Masyarakat.


Ranah pengabdian masyarakat adalah kegiatan di luar pekerjaan utama dengan
proporsi maksimal 3 SKP untuk memenuhi 25 SKP. Ranah ini mencakup :
a. Pengurus PERSAGI ditetapkan berdasarkan surat keputusan Ketua DPP
PERSAGI.
Cara perhitungan SKP :
1) Dewan Pembina DPP PERSAGI : 3 SKP/ tahun
2) Ketua DPP/DPD/DPC PERSAGI/AsDI : 3 SKP/ tahun
3) Ketua Bidang/Wakil/Sekretaris/Bendahara DPP /DPD/DPC PERSAGI/ AsDI :
2 SKP/tahun
4) Ketua Majelis/Komite yag dibentuk DPP PERSAGI : 2 SKP/tahun.
5) Ketua/Wakil/Sekretaris DPD PERSAGI : 2 SKP.
6) Anggota Bidang/Majelis/Komite DPP/DPD/DPC PERSAGI : 1 SKP.
7) Pengurus DPD/Ketua DPC PERSAGI : 1 SKP.
8) Ketua/Anggota Tim Penilai Portofolio Tenaga Gizi : 1 SKP

b. Bakti Sosial/ Disaster.

10
Cara perhitungan SKP :
1) Tanggap Darurat bencana alam/ Gizi Peduli : 1 SKP.
2) Mengadakan kegiatan Bakti sosial selama 1-3 hari : 1 SKP. Dibuktikan dengan
surat tugas bagi yang bersangkutan.

4. Ranah Publikasi Ilmiah.


Pencapaian SKP untuk Ranah Publikasi digabungkan dengan Ranah Pengembangan
Ilmu. Proporsi minimal yang harus dilakukan untuk memenuhi 25 SKP adalah 10
SKP untuk Nutrisionis maupun Dietisien yang bukan Praktisi sedangkan bagi
Praktisi Nutrisionis maupun Dietisien batasan perolehan SKP nya dalam jangka
waktu 5 tahun adalah 0-5 SKP. Bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan
SKP dibagi secara proporsional. Adapun kegiatan dalam ranah Publikasi Ilmiah
sebagai berikut :

a. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku.
Cara perhitungan SKP :
1) Monograf : Setiap monograf = 3 SKP.
2) Buku Referensi : Setiap buku referensi = 5 SKP.

b. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan, dalam bentuk Majalah
ilmiah.
Cara perhitungan SKP :
1) Internasional setiap majalah = 5 SKP.
2) Nasional terakreditasi = 3 SKP.
3) Nasional tidak terakreditasi = 1 SKP.

c. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan dan berisi berbagai
tulisan dari berbagai penulis (book chapter).
Cara perhitungan SKP :
1) Internasional = 5 SKP.
2) Nasional = 3 SKP.

d. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk Jurnal.
Cara perhitungan SKP :

11
1) Jurnal Internasional bereputasi (berindeks pada database internasional
bereputasi dan berfaktor dampak) = 7 SKP.
2) Jurnal Internasional terindeks pada basis data internasional bereputasi = 6 SKP.
3) Jurnal Internasional terindeks pada basis data internasional bereputasi diluar
kategori 2 = 5 SKP.
4) Jurnal nasional yang terdiri :
a) Jurnal Nasional terakreditasi Dikti = 3 SKP.
b) Jurnal Nasional terakreditasi Kemenristekdikti :
i. peringkat 1 dan 2 = 3 SKP.
ii. peringkat 3 dan 4 = 2 SKP.
c) Jurnal nasional berbahasa Inggris atau bahasa resmi (PBB) terindeks pada
basis data yang diakui Kemenristekdikti (contoh: CABI, Indeks Copernicus
International (ICI)) = 2 SKP.
d) Jurnal Nasional yang tidak termasuk dalam 3 kriteria di atas = 1 SKP
5) Jurnal Ilmiah yang ditulis dalam bahasa resmi PBB namun tidak memenuhi
syarat- syarat sebagai jurnal ilmiah internasional = 1 SKP.

e. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang didiseminasikan.


Cara perhitungan SKP :
1) Dipresentasikan secara oral dan dimuat dalam prosiding yang dipublikasikan
(ber ISSN/ISBN) :
a) Internasional terideks pada ScimagoJR dan Scopus = 6 SKP
b) Internasional terideks pada SCOPUS, IEEE Explore, SPIE = 5 SKP
c) Internasional = 3 SKP
d) Nasional = 2 SKP
2) Disajikan dalam bentuk poster dan dimuat dalam prosiding yang dipublikasikan
a) Internasional = 3 SKP
b) Nasional = 2 SKP
c) Lokal = 1 SKP
3) Disajikan dalam seminar / symposium / lokakarya, tetapi tidak dimuat dalam
prosiding yang dipublikasikan
a) Internasional = 3 SKP
b) Nasional = 2 SKP
c) Lokal = 1 SKP

12
4) Hasil penelitian / pemikiran yang tidak disajikan dalam seminar / symposium /
lokakarya, tetapi dimuat dalam prosiding
a) Internasional = 3 SKP
b) Nasional = 2 SKP
c) Lokal = 1 SKP

f. Hasil penelitian atau hasil pemikiran disajikan dalam Koran/majalah


popular/umum mendapatkan 1 SKP.

5. Ranah Pengembangan Ilmu.


Pencapaian dan proporsi SKP untuk Ranah Pengembangan Ilmu digabungkan dengan
Ranah Publikasi Ilmiah.
a. Pendidikan/penyuluhan
Kegiatan mengajar, menyuluh atau melatih yang dilakukan oleh tenaga gizi dengan
perhitungan : 1 SKP = 40 jam.
Cara perhitungan SKP :
Seorang tenaga gizi dalam sehari mengajar rata-rata 2 jam dalam 1 minggu. Sehingga
perhitungan SKP- nya sebagai berikut : 2 jam x 4 minggu = 8 jam/bulan, kemudian 8
jam/bulan x 12 bulan = 96 jam/tahun. Untuk selanjutnya 96 jam/tahun x 5 tahun = 480
jam dalam 5 tahun. Apabila tenaga gizi yang bersangkutan dalam 5 tahun melakukan
kegiatan mengajar/menyuluh/melatih selama 480 jam memperoleh : 480 : 40 = 12 SKP.
Dibuktikan dengan dokumen SK sebagai tenaga pendidik bidang gizi atau surat tugas
kegiatan penyuluhan/jadwal kegiatan penyuluhan/pelatihan yang dikeluarkan oleh
penyelenggara kegiatan.

b. Pembimbing praktik mahasiswa.


Kegiatan membimbing praktik mahasiswa yang dilakukan oleh tenaga gizi dengan
perhitungan 1 SKP/tahun.
Cara perhitungan SKP :
Seorang Tenaga gizi sebagai pembimbing praktik mahasiswa, yang bersangkutan
mendapatkan 1 SKP per tahun. Dibuktikan dengan SK Pembimbing Praktik yang
membuktikan yang bersangkutan melakukan kegiatan tersebut. Perhitungan tidak
berlaku sesuai dengan jumlah SK, misal ahli gizi mempunyai lebih dari 1 SK
Pembimbing Praktik maka hanya diperhitungkan 1 SKP pertahun.

13
c. Penyusun modul/karya ilmiah dan buku bahan ajar, pedoman pendidikan/penyuluhan.
Kegiatan menyusun modul/ buku bahan ajar, pedoman diklat yang dilakukan oleh
tenaga gizi dengan perhitungan 2 SKP/tahun.
Cara perhitungan SKP :
Jika penyusunan modol/buku tersebut dikerjakan secara tim, maka perhitungan
SKP/tahun dibagi secara proporsional. Misalnya 1 modul dikerjakan oleh 5 orang maka
1 SKP : 5 orang = 0,2 SKP/tahun/orang.

BAB V
LAIN-LAIN

Apabila dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Portofolio Tenaga Gizi ini ada
kesalahan atau ada perubahan kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut, maka
pedoman ini akan ditinjau kembali

14
15
Lampiran : Butir Kegiatan Setiap Ranah, Definisi Operasional, Nilai SKP dan Bukti Dokumen

RANAH BUTIR KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN BUKTI DOKUMEN

1. Ranah a. Kegiatan sebagai Mengikuti seminar, simposium, workshop, kursus, diskusi panel, SKP Sertifikat kegiatan ilmiah yang disahkan
Pembelajaran peserta lokakarya, dan pelatihan bidang gizi. oleh DPP/DPD PERSAGI

Nilai SKP sesuai Panduan Perhitungan Satuan Kredit Profesi (SKP)


kegiatan pengembangan keprofesian PERSAGI (SK DPP PERSAGI No :
2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014)
b. Kegiatan sebagai Berperan dalam pelatihan ilmu kesehatan dan ilmu penunjang gizi yang SKP Sertifikat kegiatan ilmiah yang disahkan
narasumber/fasilitator/ nilai SKP nya sesuai dengan yang tercantum pada sertifikat. oleh DPP/DPD PERSAGI
moderator/panitia
Nilai SKP sesuai Panduan Perhitungan Satuan Kredit Profesi (SKP)
kegiatan pengembangan keprofesian PERSAGI (SK DPP PERSAGI No :
2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014)
2. Ranah
a. Praktisi Asuhan Gizi
Profesionalisme
atau Pelayanan 1) Kegiatan pelayanan Kegiatan pelayanan asesmen/reasesmen (pasien kunjungan ulang), Pasien 1. Catatan Asuhan Gizi (contoh),
Gizi gizi rawat jalan & diagnosa gizi dan rencana intervensi gizi berdasarkan kondisi pasien. 2. Rekapitulasi kegiatan asuhan gizi
praktik mandiri. (disahkan oleh atasan)
Nilai SKP : 3. SK DPD PERSAGI - Daerah
1. Perhitungan berdasarkan jumlah pasien yang dilayani pada hari itu terpencil
dengan konversi : 1 SKP = 200 pasien.
2. Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, ditetapkan 1 SKP = 50
pasien
3. Daftar daerah terpencil dan terluar NKRI ditetapkan dalam SK DPD
PERSAGI di wilayah tersebut.

2) Kegiatan pelayanan Kegiatan pelayanan asesmen/ reasesmen (pasien kunjungan ulang), Pasien 1. Catatan Asuhan Gizi (contoh),
gizi rawat inap umum diagnosa gizi, rencana intervensi gizi & atau monev gizi berdasarkan 2. Rekapitulasi kegiatan asuhan gizi
kondisi pasien. (disahkan oleh atasan)
3. SK DPD PERSAGI - Daerah
Nilai SKP : terpencil
1. Perhitungan berdasarkan jumlah pasien yang dilayani pada hari itu

16
RANAH BUTIR KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN BUKTI DOKUMEN

dengan konversi : 1 SKP = 200 pasien.


2. Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, ditetapkan 1 SKP = 75
pasien
3. Daftar daerah terpencil dan terluar NKRI ditetapkan dalam SK DPD
PERSAGI di wilayah tersebut.

3) Kegiatan pelayanan Kegiatan pelayanan asesmen/reasesmen (pasien kunjungan ulang), Pasien 1. Catatan Asuhan Gizi (contoh),
khusus Risiko Tingg diagnosa gizi, rencana intervensi gizi & atau monev gizi berdasarkan 2. Rekapitulasi kegiatan asuhan gizi
(contoh : ICU, NICU, kondisi pasien, khusus pasien resiko tinggi (ICU, NICU, ICCU). (disahkan oleh atasan)
ICCU 3. SK DPD PERSAGI - Daerah
Nilai SKP : terpencil
1. Perhitungan berdasarkan jumlah pasien yang dilayani pada hari itu
dengan konversi : 1 SKP = 250 kali asuhan gizi
2. Untuk daerah terpencil dan terluar NKRI, ditetapkan 1 SKP = 100
kali asuhan gizi
3. Daftar daerah terpencil dan terluar NKRI ditetapkan dalam SK DPD
PERSAGI di wilayah tersebut.

b. Pelaksana Gizi Masyarakat


1) Program Gizi di Dinas Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/ intervensi dan monev yang SKP 1. Dokumen program gizi yang
Kesehatan Propinsi/ dapat dihitung masing-masing kegiatan mendapatkan 1 SKP/tahun dan disahkan oleh atasan
Kabupaten/Kota bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan dibagi proporsional. 2. SK penyusunan program atau SK
Misal dalam 1 tahun program gizi telah dilaksanakan dari mulai Uraian Tugas
perencanaan sampai dengan monev oleh 5 orang ahli gizi, maka
perhitungan untuk 1 AG sbb :
1. Rencana program kerja : 1 : 5 = 0,2 SKP/tahun,
2. Implementasi = 1:5 = 0,2 SKP/tahun,
3. Monev gizi = 1 : 5 = 0,2 SKP pertahun,
2) Program Gizi di Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/intervensi, dan monev yang SKP 1. Dokumen program gizi yang
Puskesmas/Posyandu dapat dihitung masing-masing kegiatan mendapatkan 1 SKP/tahun dan disahkan oleh atasan
bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan dibagi proporsional. 2. SK penyusunan program atau SK
Uraian Tugas
3) Kemitraan dengan Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/ intervensi, dan monev SKP 1. Dokumen program gizi yang
profesi di pelayanan yang dapat dihitung masing-masing kegiatan mendapatkan 1 SKP/tahun disahkan oleh atasan

17
RANAH BUTIR KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN BUKTI DOKUMEN

gizi mayarakat dan bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan dibagi 2. SK penyusunan program atau SK
proporsional. Uraian Tugas
c. Pelaksana Gizi Institusi Penyelenggara Makanan
1) Program Gizi di Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/ intervensi, dan monev SKP 1. Dokumen program gizi yang
Industri Makanan yang dapat dihitung masing-masing kegiatan mendapatkan 1 SKP/tahun disahkan oleh atasan
dan bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan dibagi 2. SK penyusunan program atau SK
proporsional. Uraian Tugas
2) Program Gizi di Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/ intervensi, dan monev SKP 1. Dokumen program gizi yang
katering, jasa boga yang dapat dihitung masing-masing kegiatan mendapatkan 1 SKP/tahun disahkan oleh atasan
dan bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan dibagi 2. SK penyusunan program atau SK
proporsional. Uraian Tugas
3) Program Gizi di Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/ intervensi, dan monev SKP 1. Dokumen program gizi yang
Pariwisata yang dapat dihitung masing-masing kegiatan mendapatkan 1 SKP/tahun disahkan oleh atasan
dan bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan dibagi 2. SK penyusunan program atau SK
proporsional. Uraian Tugas
4) Program Gizi 1. Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan makanan meliputi SKP 1. Dokumen program gizi yang
pelayanan haji kegiatan perencanaan, implementasi/intervensi, monitoring, dan disahkan oleh atasan
evaluasi. 2. SK penyusunan program atau SK
2. Bila kegiatan pelayanan haji berkaitan dengan pelayanan konseling Uraian Tugas
gizi dan atau penyuluhan, SKP diperhitungkan seperti kegiatan
pelayanan gizi rawat jalan/inap.

5) Program gizi di Meliputi kegiatan perencanaan, implementasi/ intervensi, dan monev SKP 1. Dokumen program gizi yang
RS/Asrama/Panti, yang dapat dihitung masing-masing kegiatan mendapatkan 1 SKP/tahun disahkan oleh atasan
bencana dan bila disusun oleh 1 tim ahli gizi maka perhitungan dibagi 2. SK penyusunan program atau SK
proporsional. Uraian Tugas

d. Bukan praktisi/pengelola/ manajer.

1) Mengembangkan 1. Kepala Departemen/Instalasi Gizi/Kepala Unit Penyelenggaraan SKP 1. SK Penunjukkan Jabatan/Surat


pengelolaan/ Makanan /Kepala Institusi Pendidikan Gizi/Manajer Gizi : 2 Tugas.
manajerial. SKP/tahun.

18
RANAH BUTIR KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN BUKTI DOKUMEN

2. Kepala Seksi/Sub Instalasi Pelayanan Gizi Ranap/ Rajal/


Penyelenggaraan Makanan atau Sekretaris Program Studi Gizi : 1
SKP/tahun
3. Kepala/penangggung jawab praktik pelayanan gizi mandiri : 1
SKP/tahun.
2) Membuat pedoman, 1. Pedoman Administrasi pelayanan gizi : 1 SKP/pedoman. SKP 1. Dokumen pedoman yang disahkan
dokumen juknis, juklak 2. Pedoman SPO/Instruksi Kerja/Indikator Kinerja/rencana kegiatan oleh atasan.
Unit kerja Gizi minimal 5 SOP : 1 SKP. 2. SK penyusunan pedoman.

3. Ranah a. Pengurus PERSAGI Pengurus organisasi gizi yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan SKP 1. Foto copy SK DPP untuk
Pengabdian ditetapkan berdasarkan Ketua DPP PERSAGI/AsDI/KIGI, dengan perhitungan : kepengurusan DPD
Kepada surat keputusan Ketua 1. Dewan Pembina DPP PERSAGI/AsDI/ KIGI : 3 SKP 2. Foto copy SK DPD untuk
Masyarakat DPP PERSAGI 2. Ketua DPP PERSAGI/AsDI/ KIGI : 3 SKP kepengurusan DPC
3. Ketua Bidang/wakil/sekretaris/bendahara DPP PERSAGI/AsDI/
KIGI : 2 SKP
4. Ketua majelis/komite yang dibentuk DPP PERSAGI : 2 SKP
5. Ketua/wakil/sekretaris DPD PERSAGI/AsDI : 2 SKP
6. Anggota bidang/majelis/ komite DPP PERSAGI/AsDI : 1 SKP
7. Pengurus DPD/DPC PERSAGI/AsDI : 1 SKP
8. Ketua/anggota tim penilai portofolio tenaga gizi : 1 SKP
b. Bhakti Sosial/ Disaster Kegiatan pengabdian masyarakat terkait pelayanan gizi, seperti tanggap SKP 4. Surat tugas atau surat keterangan
darurat bencana alam atau peduli gizi dan bakti sosial, terdiri dari : bagi yang bersangkutan.
1. Tanggap darurat bencana alam atau peduli gizi : 1 SKP
2. Bakti sosial : 1 SKP = kegiatan 1-3 hari
4. Ranah a. Hasil penelitian atau 1. Monograf Monograf 1. Foto copy : Cover, kata pengantar
Publikasi hasil pemikiran yang di Setiap monograf mendapatkan 3 SKP. dan daftar isi
Ilmiah publikasikan, dalam
bentuk buku 2. Buku Referensi Buku 2. Buku referensi : memiliki ISBN dan
Setiap buku referensi mendapatkan 5 SKP. tebal minila 40 halaman
b. Hasil penelitian atau 1. Internasional setiap majalah = 5 SKP Majalah Foto copy majalah ilmiah
hasil pemikiran yang 2. Nasional terakreditasi = 3 SKP
dipublikasikan, dalam 3. Nasional tidak terakreditasi = 1 SKP
bentuk Majalah ilmiah
Dengan perhitungan :

19
RANAH BUTIR KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN BUKTI DOKUMEN

Maksimal 3 orang
c. Hasil penelitian atau 1. Internasional = 5 SKP Buku Foto copy halaman sampul dan daftar isi
hasil pemikiran yang 2. Nasional = 3 SKP
dipublikasikan dan
berisi berbagai tulisan
dari berbagai penulis
(book chapter)
d. Hasil penelitian atau 1. Jurnal Internasional Jurnal
hasil pemikiran yang a. Bereputasi/SCOPUS (berindeks pada database internasional Copy halaman sampul dan daftar isi,
dipublikasikan dalam bereputasi dan berfaktor dampak) = 7 SKP dewan redaksi, abstrak
bentuk Jurnal: b. Terindeks pada basis data internasional bereputasi = 6 SKP
c. Terindeks pada basis data internasional bereputasi diluar kategori
2 = 5 SKP
d. Ditulis dalam bahasa resmi PBB namun tidak memenuhi syarat-
syarat sebagai jurnal ilmiah internasional = 1 SKP
2. Jurnal Nasional
a. Terakreditasi Dikti = 3 SKP
b. Terakreditasi Kemenristekdikti
1) peringkat (SINTA 1 dan 2) = 3 SKP
2) peringkat (SINTA 3 dan 4) = 2 SKP
c. Berbahasa Inggris atau bahasa resmi (PBB) terindeks pada basis
data yang diakui Kemenristekdikti (contoh: CABI, Indeks
Copernicus International (ICI)) = 2 SKP
d. Jurnal Nasional yang tidak termasuk dalam 3 kriteria di atas ; 1
SKP
e. Hasil penelitian atau 5) Dipresentasikan secara oral dan dimuat dalam prosiding yang Prosiding Copy halaman sampul dan daftar isi,
hasil pemikiran yang dipublikasikan (ber ISSN/ISBN) : dewan redaksi, abstrak
didiseminasikan e) Internasional terideks pada ScimagoJR dan Scopus = 6 SKP
f) Internasional terideks pada SCOPUS, IEEE Explore, SPIE = 5
SKP
g) Internasional = 3 SKP
h) Nasional = 2 SKP
6) Disajikan dalam bentuk poster dan dimuat dalam prosiding yang Prosiding
dipublikasikan

20
RANAH BUTIR KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN BUKTI DOKUMEN

d) Internasional = 3 SKP
e) Nasional = 2 SKP
f) Lokal = 1 SKP
7) Disajikan dalam seminar / symposium / lokakarya, tetapi tidak Artikel
dimuat dalam prosiding yang dipublikasikan
d) Internasional = 3 SKP
e) Nasional = 2 SKP
f) Lokal = 1 SKP
8) Hasil penelitian / pemikiran yang tidak disajikan dalam seminar / Artikel
symposium / lokakarya, tetapi dimuat dalam prosiding
d) Internasional = 3 SKP
e) Nasional = 2 SKP
f) Lokal = 1 SKP
f. Hasil penelitian atau Hasil penelitian atau hasil pemikiran disajikan dalam Koran / majalah Naskah
hasil pemikiran popular / umum = 1 SKP Copy Koran/ majalah populer/
umum/buletin
5. Ranah a. Pendidikan / Kegiatan mengajar, menyuluh atau melatih yang dilakukan oleh tenaga jam 1. SK tenaga pendidik, surat tugas
Pengembangan penyuluhan gizi dengan perhitungan : 1 SKP = 40 jam penyuluhan atau narasumber pelatihan
Ilmu 2. Jadwal kegiatan mengajar/
penyuluhan/ pelatihan dari pihak
penyelenggara kegiatan
b. Pembimbing praktik Kegiatan membimbing praktik mahasiswa yang dilakukan oleh tenaga SKP SK Pembimbing praktek dari institusi
mahasiswa gizi dengan perhitungan 1 SKP / tahun. pendidikan
c. Penyusun Kegiatan menyusun modul/ buku bahan ajar, pedoman diklat yang SKP 1. Foto copy buku/modul/pedoman
Modul/Buku/Karya dilakukan oleh tenaga gizi dengan perhitungan 2 SKP/tahun 2. SK Penyusun dari pihak
Ilmiah dan Buku bahan penyelenggara
ajar, Pedoman
Pendidikan /
penyuluhan

21
22

Anda mungkin juga menyukai