Anda di halaman 1dari 3

2.1. Pengelolaan Pemantauan Wilayah Setempat-Gizi (PWS-Gizi) Ruang lingkup PWS-Gizi meliputi : 2.1.1.

Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK) 2.1.1.1. Indikator Bumil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran lingkar lengan atas (LiLA) <23,5 cm. Bumil KEK merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Parameter yang digunakan adalah jumlah bumil KEK dan prevalensi bumil KEK. Cara menghitung: Bumil dengan LiLA <23,5 cm Prevalensi Bumil KEK = Bumil yang ada di wilayah kerja Bumil KEK dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat bila presentasi 10%. 2.1.1.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data bumil KEK pada tiap tingkatan administrasi, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Pengumpulan data bumil KEK Indikator Tingkat Sumber Data Lokasi Pengumpul Data Waktu Bidan Setiap bulan Bumil KEK Desa/Kelurahan Buku bantu, SIP, Posyandu, Kohort Ibu Stiker P4K Kecamatan LB3 Polindes, Poskesdes Bidan, TPG Pusk Setiap bulan x 100%

gizi/KIA, Puskesmas, Pustu, RB, bidan swasta

PWS KIA Pusk Kabupaten/Kota PWS

Bidan Setiap KIA Dinkes kabupaten/Kota Kabupaten/K koordinator TPG, bulan ota Petugas Gizi/KIA kab/kota

2.1.1.3. Pencatatan, Pengolahan, dan Pelaporan Data Data bumil KEK dari hasil kegiatan PWS-Gizi di Posyandu/desa, Poskesdes, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas Induk dicatat,

dikumpulkan, dan diolah. Pencatatan dilakukan setiap bulan sebagai berikut :

1. Data bumil KEK di desa dan Puskesmas dicatat setiap bulan oleh bidan di desa atau bidan di Puskesmas pada kohort ibu dan buku KIA. 2. Setiap kasus bumil KEK yang ditemukan, dilaporkan oleh bidan di desa ke puskesmas. 3. Bidan di desa dan di puskesmas menjumlah kasus bumil KEK setiap bulan pada formulir FIII-Gizi/LB-3 Gizi/LB-3 KIA 4. TPG (Tenaga Pelaksana Gizi) dan bidan Puskesmas membuat distribusi kasus bumil KEK berdasarkan wilayah kerja untuk mengetahui sebaran kasus. 5. Menghitung prevalensi bumil KEK berdasarkan wilayah kerja. 6. TPG puskesmas dan bidan petugas KIA membuat grafik PWS-Gizi bumil KEK, melakukan interpretasi data kemudian ditetapkan prioritas wilayah binaan. 7. Data direkap setiap bulan oleh TPG Puskesmas dan bidan petugas KIA untuk dilaporkan ke tingkat kabupaten/kota dengan menggunakan formulir PWS, selanjutnya kabupaten/kota merekap, dan selanjutnya membuat grafik PWS-Gizi Bumil KEK dan menginterpretasikannya, serta memberikan umpan balik ke Puskesmas untuk setiap laporan yang disampaikan. 8. Selanjutnya laporan disampaikan ke tingkat provinsi dan pusat. 9. Laporan direkap ulang dan dianalisa untuk melihat kondisi setiap wilayah (kabupaten/provinsi) kemudian ditetapkan upaya tindak lanjut baik berupa intervensi langsung, bimbingan teknis maupun pendampingan. 2.1.1.4. Analisis dan Penyajian Data tersebut dianalisis secara sederhana dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan peta menurut wilayah dan waktu atau berdasarkan faktor risiko tertentu, sesuai kebutuhan program. Analisis dalam bentuk peta dapat dilakukan setiap bulan maupun setiap tahun untuk mengetahui wilayah prioritas. 2.1.1.5. Manfaat 1. Penapisan bumil KEK 2. Intervensi bumil KEK 3. Perencanaan program penanggulangan bumil KEK 4. Monitoring dan evaluasi 2.1.1.6. Tindak Lanjut 2.1.2. Ibu Hamil yang Mendapat 90 Tablet Tambah Darah (TTD) 2.1.2.1. Indikator

Ibu hamil yang mendapat 90 TTD adalah ibu hamil yang telah mendapat minimal 90 TTD (Fe3) selama periode kehamilannya di suatu wilayah kerja. Parameter yang digunakan adalah cakupan ibu hamil yang mendapat 90 TTD dalam kurun waktu tertentu (per bulan atau per tahun). Cara menghitung : Bumil yang mendapat 90 TTD (Fe3) Prevalensi Bumil KEK = Bumil yang ada di wilayah kerja Target cakupan TTD Bumil yang mendapat tablet Fe tahun 2013 adalah 93%.1 2.1.2.2. Pengumpulan Data 2.1.2.3. Pencatatan, Pengolahan, dan Pelaporan Data 2.1.2.4. Analisis dan Penyajian 2.1.2.5. Manfaat 2.1.2.6. Tindak Lanjut 2.1.3. 2.2. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan program perbaikan gizi perlu dipantau dan dievaluasi serta dikendalikan apakah program telah dilaksanakan sesuai rencana. Pengiriman laporan diharapkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu : 1. Puskesmas ke kabupaten dan kota paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. 2. Kabupaten dan kota ke provinsi dan pusat paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Selanjutnya data yang dikirim akan diklarifikasi akurasi dan kelengkapan datanya, kemudian diolah dan dianalisa berdasarkan wilayah dan waktu oleh tim Monev pusat. Tim monev selanjutnya melakukan kajian laporan kegiatan pembinaan gizi dan mengidentifikasi masalah dan analisis penyebab untuk menentukan prioritas wilayah untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan korektif bersama dengan tim wilayah yang dibina. 2.3. x 100%

Anda mungkin juga menyukai