Halaman : 1/1
UPT.PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.KepNers
PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19
1. Pengertian Penanganan anak gizi buruk yang disesuaikan dengan kondisi anak sehingga
bisa dilakukan penanganan lebih awal dan bersifat komprehensif.
2. Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
5. Diagram Alir
7. Dokumen Pencatatan hasil pengukuran berat badan di buku register dan rekam medic pasien
Terkait
8. Unit Terkait Petugas gizi
MENGUKUR TINGGI BADAN
No. Dokumen :
52.01/PKM-Pry/3.6.08
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/2
Halaman : 1/2
11. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memenggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan
injak digital, TB menggunakan Microtoice ) dan menentukan status gizi
pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose gagal ginjal berdasarkan kadar ureum darah dari
hasil pemeriksaan laboraturium serta data obyektif dan subyektif lainnya.
6. Menyiapkan Leaflet Diet Rendah Protein yang telah diisi sesuai dengan
keadaan pasien.
7. Memberikan konsultasi dan terapi diet rendah protein :
a. Diet Rendah Protein I : 30 gr protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 50kg.
b. Diet Rendah Protein II : 35gr protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 60kg.
c. Diet Rendah Protein III : 40gr protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 65kg.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
12. Diagram Alir
13. Refrensi 1. Daftar Diet Gagal Ginjal Kronik,DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
14. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
15. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan,Laboraturium, Nutritionis
DIET DIABETES MELITUS
No. Dokumen :
52.01/PKM-Pry/3.6.11
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/2
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memenggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice ) dan menentukan status gizi pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose Diabetes Melitus berdasarkan hasil pemeriksaan
kadar gula darah.
6. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi ( menggunakan
rumus RBW ) dan pola makan pasien serta disesuaikan dengan 8 jenis
Diet Diabetes Melitus berdasarkan kandungan energy, yaitu :
a. DM I : 1100 kkal
b. DM II : 1300 kkal
c. DM III : 1500 kkal
d. DM IV : 1700 kkal
e. DM V : 1900 kkal
f. DM VI : 2100 kkal
g. DM VII : 2300 kkal
h. DM VIII : 2500 kkal
7. Menyiapkan Leaflet diet DM yang telah diisi sesuai dengan keadaan
pasien:
8. Menjelaskan Diet DM mengenai :
a. Jenis Diet DM yang diberikan
b. Pengaturan pola makan berdasarkan prinsip 3 J ( Jumlah, Jadwal,
Jenis )
c. Anjuran Olah Raga
d. Penerapan pola hidup sehat
9. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
10. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
Mempelajari Memanggil Melakukan Melakukan
surat rujukan Pasien pengukuran anamnesa
antropometri dan riwayat
gizi pasien
Menentukan
diagnosa
Merencanakan
diit
Catat jenis
diit dan Kesepakatan Menjelaskan Menyiapkan
hasil kunjungan diit Leaflet
konsultasi ulang
No. Dokumen :
52.01/PKM-Pry/3.6.12
No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
SOP
Halaman : 1/2
1. Pengertian Diet Rendah Garam merupakan diet yang diberikan kapada pasien dengan
tekanan darah tinggi, dan edema, ascites yang terjadi pada penyakit
dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada
kehamilan dan hypeertensi esensial.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Rendah Garam adalah :
1. Membantu menurunkan tekanan darah.
2. Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau edema.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Referensi 1. Daftar Diet Rendah Garam, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi R.S.Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
5. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ). Untuk ibu hamil menggunakan LILA dan
dibedakan normal atau KEK ( Kurang Energi Kronis ).
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose Hipertensi berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan
darah.
6. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi dan pola makan
pasien.
7. Menyiapkan Leaflet diet Rendah Garam yang telah diisi sesuai dengan
keadaan pasien:
8. Menjelaskan Diet Rendah Garam sesuai dengankeadaan penyakit, dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Rendah Garam :
a. Diet RG I ( 200-400 mg Na ) diberikan kepada pasien dengan edema,
ascites, dan atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak
ditambahkan garam dapur, dihindari bahan makanan yang tinggi
kadar natriumnya.
b. Diet RG II ( 600 – 800 mgNa ) diberikan kepada pasien dengan
edema, ascites, dan ayau hipertensi tidak terlalu berat. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunkan ½ sdt garam dapur ( 2gr
). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diet RG III ( 1000-1200 gr Na ) diberikan kepada pasien dengan
edema, ascites, dan atau hipertensi ringan. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4gr ).
9. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rngka
evaluasi diet.
10. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
6. Diagram
Alir
7. Refrensi 1. Daftar Diet Rendah Garam, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi R.S.Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
8. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
9. Unit Dokter/Rawat Jalan,Laboraturium, Nutritionis
Terkait
DIET RENDAH LEMAK DAN
KHOLESTEROL
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.13
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi dan pola makan
pasien.
6. Menyiapkan Leaflet diet Rendah Kolesterol dan Lemak Terbatas yang
telah diisi sesuai dengan keadaan pasien.
7. Memberikan konsultasi dan terapi diit.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi Diet Rendah Lemak dan Kholesterol, Seksi GiziMasyarakat Dinas Kesehatan
Prov. NTB Dipa Dinas Kesehatan Prov. NTB (03) tahun 2015.
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan,Laboraturium, Nutritionis
DIET LAMBUNG
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.12
SOP
No. Revisi :
Halaman : 1/2
1. Pengertian Penyakit Lambung atau Gastrointestinal meliputi Gastritis Akut dan Kronis,
Ulkus Peptikum. Gangguan pada lambung pada umumnya berupa sindrom
dyspepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri
epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang. Diet Lambung diberikan kepada
pasien tukak lambung dan bias juga diberikan kepada pasien dengan gangguan
saluran cerna seperti radang pada lambung, radang pada Oesofagus, usus besar,
thypus abdominalis, diare dan setelah operasi saluran cerna.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Lambung adalah :
1. Memberikan makanan atau cairan secukupnya bagi pasien penyakit lambung
tanpa memberatkan kerja lambung.
2. Mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi.
6. Menyiapkan Leaflet diet Lambung dan Leaflet Thipoid untuk penderita
Thypus abdominalis yang telah diisi sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan gizi pasien.
7. Menjelaskan diet lambung sesuai dengan keadaan penyakit dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Lambung :
a. Diet Lambung I diberikan kepada pasien Gastritis Akut, Ulkus
Peptikum dan Thypus Abdominalis berat. Makanan diberikan dalam
bentuk saring diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena
membosankan dan kurang energy, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
b. Diet Lambung II diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung I
kepada pasien dengan Ulkus Peptikum atau Gastritis Kronis dan
Thypus Abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil
serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dengan 2-3 kali
makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein, Vitamin C,
tetapi kurang tiamin.
c. Diet Lambung III diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung
II pada pasien dengan Ulkus Peptikum, Gastritis Kronis, atau Thypus
Abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau
bias bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan
zat gizi lainnya.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Lambung, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Nutritionis
DIET RENDAH PURIN
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.11
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1
1. Pengertian Diet Rendah Purin merupakan diet yang diberikan kepada pasien GOUT dimana
kadar asam urat dalam darah tinggi. Purin adalah protein yang hasil
metabolismenya dapat membentuk kristal asam urat dan dapat menumpuk pada
sendi-sendi serta ginjal / saluran kencing.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Rendah Purin adalah :
1. Menurunkan kadar asam urat dalam darah.
2. Memperlancar pengeluaran asam urat.
3. Mencapai berat badan normal.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose gout atritis / hiperuricacidemia berdasarkan
pemeriksaan Laboraturium.
6. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi.
7. Menyiapkan Leaflet diet Rendah Purin yang sudah diisi sesuai denga
keadaan pasien :
a. Diet Purin Rendah I / DPR I ( 1500 kkal ).
b. Diet Rendah Purin II / DPR II ( 1700 kkal ).
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Rendah Purin, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Laboraturium, Nutritionis
DIET JANTUNG
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.10
Halaman : 1/2
1. Pengertian Diet Jantung merupakan diet yang diberikan kepada pasien yang pernah
mengalami serangan Penyakit Jantung Koroner.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Jantung adalah :
1. Memberikan makanan yang cukup gizi tanpa memberatkan kerja jantung.
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
3. Menurunkan kadar lemak dan kolesterol untuk mencegah terjadinya plak
baru.
4. Mencegah / menghilangkan edema bila ada.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4.Referensi 1. Daftar Diet Jantung, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi.
6. Menyiapkan Leaflet diet Jantung yang sudah diisi sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan gizi pasien.
7. Menjelaskan Diet jantung sesuai dengan keadaan penyakit, dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Jantung :
a. Diet Jantung I diberikan kepada Pasien penyakit Jantung Akut seperti
Myocardifarct ( MCI ) atau Decompensasio Kordis berat. Diberikan
berupa 1-1,5 liter cairan / hari selama 1-2 hari pertama bila pasien
dapat menerimanya. Sebaiknya diet ini hanya diberikan selama 1-3
hari karena diet ini rerndah energy dan semua zat gizi.
b. Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak.
Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau
setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai Hipertensi dan atau
edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Rendah Garam. Diet ini
rendah energy, protein, kalsium dan Tiamin.
c. Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa.
Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada
pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai
Hipertensi dan atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III Rendah
garam. Diet ini rendah energy dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
d. Diet Jantung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet
Jantung III atau diberikan kepada pasien penyakit jantung ringan.
Diberikan dalam bentuk biasa. Jika disertai dengan Hipertensi atau
edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV Rendah Garam. Makanan
ini cukup energy dan zat gizi lain.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Jantung, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Laboraturium, Nutritionis
DIET RENDAH KALORI
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.15
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1
1. Pengertian Diet Rendah Kalori merupakan diet yang diberikan kepada pasien kegemukan
atau obesitas yang biasanya terjadi karena penimbunan lemak di bagian tubuh
seperti perut, pinggang, pinggul, paha, kaki, lengan, muka dan seluruh tubuh.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Rendah Kalori adalah mengurangi asupan energy, sehingga
tercapai penurunan Berat Badan sebanyak ½ - 1kg/mg agar mencapai IMT
normal yaitu 18 – 25 kg/m² dan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4.Referensi 1. Daftar Diet Diabetes Melitus, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S. Cipto
Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietision Indonesia 2004
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi dan pola makan
pasien.
6. Menyiapkan Leaflet Diet Energi rendah yang sudah diisi sesuai dengan
keadaan pasien :
a. Diet Energi Rendah I / DER I ( 1200 kkal )
b. Diet Energi Rendah II / DER II ( 1500 kkal )
7. Menjelaskan Diet Energi Rendah, ditujukan untuk menurunkan Berat
badan. Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Diabetes Melitus, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Laboraturium, Nutritionis
1. Pengertian Indeks Massa Tubuh ( IMT ) adalah indicator untuk penapisan kelebihan berat
dan kegemukan dan merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan.
Rumus IMT :
IMT = Berat badan ( kg )
Tinggi badan ( m) x tinggi badan ( m)
2. Tujuan Tujuan dari menghitung IMT adalah :
1. Mengetahui Tinggi badan dan berat badan.
2. Mengetahui status gizi orang dewasa ( > 18 th ).
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Prosedur 1. Ukur berat badan dalam kilogram ( kg ) dan tinggi badan dalam meter ( m ).
2. Catat dalam lembar dokumen.
3. Hitung IMT berdasarkan rumus diatas. Tentukan status gizinya dengan
menggunakan standard :
a. Kurus : - Kekurangan BB tingkat berat,IMT < 17
- Kekurangan berat badan tingkat ringan, IMT 17 – 18,5
b. Normal : IMT > 18,5 – 25
c. Gemuk : - Kelebihan berat badan tingkat ringan, IMT > 25 – 27
- Kelebihan berat badan tingkat berat, IMT > 27
5. Diagram Alir -
6. Refrensi Asuhan Gizi Nutritional Care Proces 2012.
7. Dokumen Hasil penghitungan Indeks Masa Tubuh Pasien di buku register konseling pasien
Terkait rawat jalan
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan,Nutritionis
Halaman : 1/2
1. Pengertian Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energy dan protein tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan / atau menderita sakit dalam
waktu lama. Penemuan kasusu gizi buruk dilakukan dengan melakukan
pengukuran berat badan, tinggi badan atau panjang badan diperoleh hasil sangat
kurus, memeriksa tanda-tanda klinis Marasmus, Kwashiorkor, dan atau
kombinasi keduanya, apabila ditemukan satu atau lebih tanda klnis anak
dinyatakan menderita gizi buruk dan perlu dilakukan audit untuk lebih
memastikan lagi kondisi anak tersebut.
2. Tujuan Semua kasus gizi buruk dapat diaudit dan tatalaksana penanganan gizi buruk
gani sesuai dengan pedoman gizi buruk yang cepat dan tepat.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Referensi 1. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas Pedoman Pelayanan Gizi Bagi Petugas
Kesehatan,Dikes Provensi NTB 2015.
2. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kemenkes RI 2011.
5. Prosedur Langkah-langkah audit gizi buruk :
1. Menanyakan identitas penderita dengan menggunakan formulir audit gizi
buruk.
2. Melakukan pengukuran ulang BB, TB/PB.
3. Menanyakan penyakit yang pernah dan sering diderita sebelumnya serta
memeriksa tanda-tanda klinis gizi buruk.
4. Menanyakan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk serta
pemahaman keluarga / orang tua tentang makanan bergizi serta pengetahuan
tentang kesehatan secara umum.
5. Dari hasil audit yang diakukan dan berdasarkan kesimpulan dari dokter yang
memeriksa kasus audit diberikan PMT Pemulihan, obat dengan rawat jalan
sesuai dengan Pedoman Tata Laksana Penanganan Gizi Buruk, atau dirujuk ke
TFC / RS.
6. Unit Terkait Tim Asuhan Gizi Puskesmas, Kader Posyandu
KONSULTASI GIZI
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.09
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1
5. Diagram Alir
6. Refrensi Konseling Pertumbuhan dan Pemberian Makan Kerjasama Depkes RI dan WHO,
November 2008
7. Doumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic pasien.
Terkait
8. Unit Terkait Dokter,Laboratorium,Kesling, Nutritionis
Halaman : 1/2
1. Pengertian Penanganan anak gizi buruk yang disesuaikan dengan kondisi anak sehingga
bisa dilakukan penanganan lebih awal dan bersifat komprehensif.
2. Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Referensi Buku I dan II Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Kemenkes RI Direktorat
Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan AnakDirektorat Bina Gizi 2011
5. Prosedur/ 1. Anak dating sendiri atau dirujuk oleh MTBS / Non MTBS
Langkah- langkah 2. Pengukuran Antropometri
3. Pemeriksaan klinis
4. Pengklasifikasian :
4.1 Gizi buruk dengan komplikasi dirujuk ke rawat inap
4.2 Gizi buruk tanpa komplikasi dilakukan rawat jalan
4.3 Hizi kurang dengan penyakit berat dirujuk ke rawat inap
4.4 Gizi kurang dengan penyakit ringan dilakukan rawat jalan
Halaman : 1/2
1. Pengertian Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energy dan protein tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan / atau menderita sakitdalam
waktu lama, itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap
TB/PB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus,
kwashiorkor atau keduanya, perlu penanganan segera atau dirujuk.
2. Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
4. Referensi Buku I dan II Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Kemenkes RI Direktorat
Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan AnakDirektorat Bina Gizi 2011
5. Prosedur Apabila ada rujukan anak gizi buruk dari kader atau masyrakat,Pustu, Polindes,
Puskesmas perlu dilakukan :
1. Pemeriksaan pasien
2. Membuat rujukan ke rawat inap atau TFC / Rumah Sakit sesuai dengan
kondisi pasien :
a. Anak dengan komplikasi medis atau penyakit penyerta
b. Sampai kunjungan ketiga berat badan anak tidak naik ( kecuali anak
dengan edema )
c. Timbul edema baru
Halaman : 1/2
1. Pengertian Makanan bergizi yang diperuntukkan bagi balita usia 6-59 bulan sebagai
makanan tambahan untuk pemulihan gizi balita
2. Tujuan Memberikan PMT-Pemulihan bagi balita Gizi Kuang dan Buruk (BGM) usia 6-
59 bulan untuk memperbaiki status gizinya menjadi normal
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.
Halaman : 1/2
1. Pengertian Makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil penderita KEK (Kurang
Energi Kronik) yang ditandai dengan ukuran LILA kurang dari <23,5 cm,
sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi ibu hamil KEK
2. Tujuan Memberikan PMT-Pemulihan bagi ibu hamil KEK untuk mengatasi masalah
kekurangan gizi
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.