Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN GIZI BURUK

No. Dokumen : SOP/PKM-


P/LTH/GZ/5.21

SOP No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/1

UPT.PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.KepNers
PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Penanganan anak gizi buruk yang disesuaikan dengan kondisi anak sehingga
bisa dilakukan penanganan lebih awal dan bersifat komprehensif.
2. Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur Penanganan Anak Gizi Buruk Rawat Jalan (Asuhan Gizi)

1. Pengukuran antropometri oleh petugas gizi


2. Pemeriksaan klinis oleh dokter atau perawat
3. Pemberian konseling oleh tim asuhan gizi
4. Pemberian paket obat dan makanan untuk Pemulihan Gizi
5. Kunjungan rumah oleh tim asuhan gizi
6. Rujukan, dilakukan apabila ditemukan :
- Anak dengan komplikasi medis atau penyakit penyerta
- Sampai kunjungan ketiga BB anak tidak naik (kecuali anak
dengan edema)
- Timbul edema baru.
7. Drop Out (DO)
Bila anak pindah alamat dan tidak diketahui, menolak kelanjutan
perawatan dan meninggal dunia.
8. Anak yang telah pulih keadaan gizinya dipantau pertumbuhannya di
Posyandu

5. Diagram Alir

6. Refrensi KepMenKes RI Nomor 1995 Tahun 2010 tentang Standar Antropometri


Penilaian Status Gizi Anak.
7. Dokumen Terkait
8. Unit Terkait 1. Lintas Program (Gizi,Promkes, HS)
2. LintasSektoral tingkat Kelurahan (Perangkat Desa, anggota PKK, Toga
danToma)
MENGUKUR BERAT BADAN
No.Dokumen:
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.07
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit : 4 Januari 2017
Halaman : 1/1

UPTD BLUD H. MuslimTasim,S.KepNers


PUSKESMAS NIP.19731311993031031 NIP. 19
PRAYA
1. Pengertian Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh
di mana dalam keadaan normal berat badan berkembang mengikuti pertambahan
umur dan dalam keadaan abnormal berat badan dapat berkembang cepat atau
lebih lambat dari keadaan normal.
2. Tujuan Tujuan dari mengukur berat badan adalah untuk mengetahui berat badan.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Untuk orang dewasa, siapkan timbangan injak otomatis / tidak


otomatis, persilahkan pasien naik timbangan, catat hasil
pengukuran.
2. Untuk bayi, siapkan baby scale, letakkan bayi dalam papan
sehingga berat badan dapat seimbang di setiap sisi dari tengah
papan. Saat bayi diam baca berat badan bayi dan catat.
3. Untuk bayi dan balita, siapkan dacin dan sarung timbang. Letakkan
anak pada sarung timbang, baca skala yang ada di dacin, catat
berat badannya.
5. Diagram Alir -

6. Refrensi Asuhan Gizi Nutritional Care Process,Adisty Cinthia Anggraeni,S.Gz 2012

7. Dokumen Pencatatan hasil pengukuran berat badan di buku register dan rekam medic pasien
Terkait
8. Unit Terkait Petugas gizi
MENGUKUR TINGGI BADAN
No. Dokumen :
52.01/PKM-Pry/3.6.08
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/2

UPTD BLUD H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PUSKESMAS NIP.19731311993031031 NIP. 19
PRAYA
1. Pengertian Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang dapat melihat keadaan status
gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu. Pertumbuhan tinggi badan/panjang
badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitive pada masalah
kekurangan gizi dalam wktu singkat. Pengaruh difesiensi zat gizi tehadap tinggi
badan/panjang badan akan nampak dalam waktu yang relative lama.
2. Tujuan Tujuan dari mengukur tinggi/ panjang badan adalah untuk mengetahui tinggi /
panjang badan.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Mengukur Panjang Badan


a. Pilih meja atau tempat yang datar dan data. Siapkan alat ukur panjang
badan.
b. Buka papan hingga posisinya memenjang dan datar.
c. Telentangkan anak dengan posisi kepala menempel pada bagian yang datar
(papan yang tidak bergerak).
d. Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian papan yang statis.
e. Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel
secara tepat.
f. Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak
kaki menempel pda bagian papan yang dapat digeser ( dengan cara
menekan bagian lutut dan mata kaki). Bila sulit dilakukan, dibenarkan
hanya dengan satu telapak kaki yang menempel di papan geser.
g. Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat

2. Mengukur Tinggi Badan


a. Letakkan microtoise di lantai yang rata dan menempel pada dinding yang
rata dan tegak lurus.
b. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela kaca
menunjukkan angka nol.
c. Pastikan sepatu / alas kaki, dan hiasan rambut dilepas.
d. Posisikan pasien berdiri tegak lurus di bawah microtoise membelakangi
dinding.
e. Posisiskan kepala berada di bawah alat geser microtoise, pandangan lurus
ke depan.
f. Posisikan pasien tegak bebas, bagian belakang kepala, tulang belikat, pantat
dan tumit menempel di dinding.
g. Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
h. Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort.
i. Tarik kepala microtiise sampai puncak kepala anak.
j. Baca angka pada garis merah dan catat hasil pengukuran.
5. Diagram Alir -

6. Refrensi 1. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak, Mengukur Pertumbuhan Anak


Kerjasama Depkes RI dan WHO, November 2008
2. Asuhan Gizi Nutritional Care Process,Adisty Cinthia Anggraeni,S.Gz 2012
7. Dokumen Pencatatan hasil pengukuran panjang / tinggi badan di buku register dan rekam
Terkait medic pasien
8. Unit Terkait 1. Petugas Gizi
2. Rawat jalan
DIET RENDAH PROTEIN
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.16
SOP
No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPTD BLUD H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PUSKESMAS NIP.197312311993031031 NIP. 196
PRAYA
3. Pengertian Diet rendah protein merupakan diet yang diberikan kepada pasien yang pernah
mengalami kegagalan fungsi ginjal, dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang
cukup berat secara perlahan-lahan disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal yang
ditandai dengan meningkatnya kadar ureum dalam darah, edema pada tangan dan
kaki serta tes klirens kreatinin < 25 ml / menit
9. Tujuan Tujuan dari Unit Pelayanan Konsultasi Gizi bagi pasien yang mengalami Gagal
Ginjal adalah :
1. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut.
3. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memperberat
kerja ginjal.
4. Menjaga agar pasien dapat beraktifitas seperti orang normal.
5. Menurunkan kadar ureum dalam darah.
10. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

11. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memenggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan
injak digital, TB menggunakan Microtoice ) dan menentukan status gizi
pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose gagal ginjal berdasarkan kadar ureum darah dari
hasil pemeriksaan laboraturium serta data obyektif dan subyektif lainnya.
6. Menyiapkan Leaflet Diet Rendah Protein yang telah diisi sesuai dengan
keadaan pasien.
7. Memberikan konsultasi dan terapi diet rendah protein :
a. Diet Rendah Protein I : 30 gr protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 50kg.
b. Diet Rendah Protein II : 35gr protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 60kg.
c. Diet Rendah Protein III : 40gr protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 65kg.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
12. Diagram Alir
13. Refrensi 1. Daftar Diet Gagal Ginjal Kronik,DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
14. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
15. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan,Laboraturium, Nutritionis
DIET DIABETES MELITUS
No. Dokumen :
52.01/PKM-Pry/3.6.11
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPTD BLUD H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PUSKESMAS NIP.197312311993031031
PRAYA NIP. 1
1. Pengertian Diet Diabetes Melitus merupakan diet yang diberikan kapada pasien penyakit
Kencing Manis dimana terjadi peningkatan kadar gula dalam darah dan ditandai
adanya gula dalam urine.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Diabetes Melitus adalah membantu pasien memperbaiki
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan control metabolic yang lebih
baik dengan cara :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat penurun glukosa
oral serta aktivitas fisik.
2. Memberi cukup energy untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan normal.
3. Menghindari komplikasi.
4. Memberikan makanan sesuai kebutuhan.
5. Mempertahankan Berat Badan menjadi normal.

3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memenggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice ) dan menentukan status gizi pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose Diabetes Melitus berdasarkan hasil pemeriksaan
kadar gula darah.
6. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi ( menggunakan
rumus RBW ) dan pola makan pasien serta disesuaikan dengan 8 jenis
Diet Diabetes Melitus berdasarkan kandungan energy, yaitu :
a. DM I : 1100 kkal
b. DM II : 1300 kkal
c. DM III : 1500 kkal
d. DM IV : 1700 kkal
e. DM V : 1900 kkal
f. DM VI : 2100 kkal
g. DM VII : 2300 kkal
h. DM VIII : 2500 kkal
7. Menyiapkan Leaflet diet DM yang telah diisi sesuai dengan keadaan
pasien:
8. Menjelaskan Diet DM mengenai :
a. Jenis Diet DM yang diberikan
b. Pengaturan pola makan berdasarkan prinsip 3 J ( Jumlah, Jadwal,
Jenis )
c. Anjuran Olah Raga
d. Penerapan pola hidup sehat
9. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
10. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
Mempelajari Memanggil Melakukan Melakukan
surat rujukan Pasien pengukuran anamnesa
antropometri dan riwayat
gizi pasien

Menentukan
diagnosa

Merencanakan
diit

Catat jenis
diit dan Kesepakatan Menjelaskan Menyiapkan
hasil kunjungan diit Leaflet
konsultasi ulang

6. Refrensi 1. Daftar Diet Diabetes Melitus,DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi


Masyarakat Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Petugas Gizi,Rawat Jalan,Laboraturium
DIET RENDAH GARAM

No. Dokumen :
52.01/PKM-Pry/3.6.12
No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
SOP
Halaman : 1/2

UPTD BLUD H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PUSKESMAS NIP.197312311993031031 NIP. 1
PRAYA

1. Pengertian Diet Rendah Garam merupakan diet yang diberikan kapada pasien dengan
tekanan darah tinggi, dan edema, ascites yang terjadi pada penyakit
dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada
kehamilan dan hypeertensi esensial.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Rendah Garam adalah :
1. Membantu menurunkan tekanan darah.
2. Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau edema.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Referensi 1. Daftar Diet Rendah Garam, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi R.S.Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004

5. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ). Untuk ibu hamil menggunakan LILA dan
dibedakan normal atau KEK ( Kurang Energi Kronis ).
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose Hipertensi berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan
darah.
6. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi dan pola makan
pasien.
7. Menyiapkan Leaflet diet Rendah Garam yang telah diisi sesuai dengan
keadaan pasien:
8. Menjelaskan Diet Rendah Garam sesuai dengankeadaan penyakit, dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Rendah Garam :
a. Diet RG I ( 200-400 mg Na ) diberikan kepada pasien dengan edema,
ascites, dan atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak
ditambahkan garam dapur, dihindari bahan makanan yang tinggi
kadar natriumnya.
b. Diet RG II ( 600 – 800 mgNa ) diberikan kepada pasien dengan
edema, ascites, dan ayau hipertensi tidak terlalu berat. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunkan ½ sdt garam dapur ( 2gr
). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diet RG III ( 1000-1200 gr Na ) diberikan kepada pasien dengan
edema, ascites, dan atau hipertensi ringan. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4gr ).
9. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rngka
evaluasi diet.
10. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
6. Diagram
Alir
7. Refrensi 1. Daftar Diet Rendah Garam, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi R.S.Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004

8. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
9. Unit Dokter/Rawat Jalan,Laboraturium, Nutritionis
Terkait
DIET RENDAH LEMAK DAN
KHOLESTEROL
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.13
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19
1. Pengertian Diet Rendah Lemak dan Kholesterol merupakan diet yang diberikan kapada
pasien Dislipedimia. Dislipedimia merupakan gangguan metabolism lemak
dalam darah yang ditandai dengan peningkatan kadar cholesterol total,
cholesterol LDL kadar Trigliserida serta penurunan kadar cholesterol HDL.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Kolesterol dan Lemak Terbatas adalah :
1. Menurunkan kadar kolesterol total,kolesterol LDL dan trigliserida dalam
darah.
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi dan pola makan
pasien.
6. Menyiapkan Leaflet diet Rendah Kolesterol dan Lemak Terbatas yang
telah diisi sesuai dengan keadaan pasien.
7. Memberikan konsultasi dan terapi diit.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi Diet Rendah Lemak dan Kholesterol, Seksi GiziMasyarakat Dinas Kesehatan
Prov. NTB Dipa Dinas Kesehatan Prov. NTB (03) tahun 2015.
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan,Laboraturium, Nutritionis

DIET LAMBUNG
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.12
SOP
No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 1

1. Pengertian Penyakit Lambung atau Gastrointestinal meliputi Gastritis Akut dan Kronis,
Ulkus Peptikum. Gangguan pada lambung pada umumnya berupa sindrom
dyspepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri
epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang. Diet Lambung diberikan kepada
pasien tukak lambung dan bias juga diberikan kepada pasien dengan gangguan
saluran cerna seperti radang pada lambung, radang pada Oesofagus, usus besar,
thypus abdominalis, diare dan setelah operasi saluran cerna.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Lambung adalah :
1. Memberikan makanan atau cairan secukupnya bagi pasien penyakit lambung
tanpa memberatkan kerja lambung.
2. Mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi.
6. Menyiapkan Leaflet diet Lambung dan Leaflet Thipoid untuk penderita
Thypus abdominalis yang telah diisi sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan gizi pasien.
7. Menjelaskan diet lambung sesuai dengan keadaan penyakit dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Lambung :
a. Diet Lambung I diberikan kepada pasien Gastritis Akut, Ulkus
Peptikum dan Thypus Abdominalis berat. Makanan diberikan dalam
bentuk saring diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena
membosankan dan kurang energy, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
b. Diet Lambung II diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung I
kepada pasien dengan Ulkus Peptikum atau Gastritis Kronis dan
Thypus Abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil
serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dengan 2-3 kali
makanan selingan. Makanan ini cukup energy, protein, Vitamin C,
tetapi kurang tiamin.
c. Diet Lambung III diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung
II pada pasien dengan Ulkus Peptikum, Gastritis Kronis, atau Thypus
Abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau
bias bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan
zat gizi lainnya.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Lambung, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Nutritionis
DIET RENDAH PURIN
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.11
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 1

1. Pengertian Diet Rendah Purin merupakan diet yang diberikan kepada pasien GOUT dimana
kadar asam urat dalam darah tinggi. Purin adalah protein yang hasil
metabolismenya dapat membentuk kristal asam urat dan dapat menumpuk pada
sendi-sendi serta ginjal / saluran kencing.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Rendah Purin adalah :
1. Menurunkan kadar asam urat dalam darah.
2. Memperlancar pengeluaran asam urat.
3. Mencapai berat badan normal.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Menentukan diagnose gout atritis / hiperuricacidemia berdasarkan
pemeriksaan Laboraturium.
6. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi.
7. Menyiapkan Leaflet diet Rendah Purin yang sudah diisi sesuai denga
keadaan pasien :
a. Diet Purin Rendah I / DPR I ( 1500 kkal ).
b. Diet Rendah Purin II / DPR II ( 1700 kkal ).
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Rendah Purin, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Laboraturium, Nutritionis

DIET JANTUNG
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.10

SOP No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 1

1. Pengertian Diet Jantung merupakan diet yang diberikan kepada pasien yang pernah
mengalami serangan Penyakit Jantung Koroner.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Jantung adalah :
1. Memberikan makanan yang cukup gizi tanpa memberatkan kerja jantung.
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
3. Menurunkan kadar lemak dan kolesterol untuk mencegah terjadinya plak
baru.
4. Mencegah / menghilangkan edema bila ada.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4.Referensi 1. Daftar Diet Jantung, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi.
6. Menyiapkan Leaflet diet Jantung yang sudah diisi sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan gizi pasien.
7. Menjelaskan Diet jantung sesuai dengan keadaan penyakit, dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Jantung :
a. Diet Jantung I diberikan kepada Pasien penyakit Jantung Akut seperti
Myocardifarct ( MCI ) atau Decompensasio Kordis berat. Diberikan
berupa 1-1,5 liter cairan / hari selama 1-2 hari pertama bila pasien
dapat menerimanya. Sebaiknya diet ini hanya diberikan selama 1-3
hari karena diet ini rerndah energy dan semua zat gizi.
b. Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak.
Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau
setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai Hipertensi dan atau
edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Rendah Garam. Diet ini
rendah energy, protein, kalsium dan Tiamin.
c. Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa.
Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada
pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai
Hipertensi dan atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III Rendah
garam. Diet ini rendah energy dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
d. Diet Jantung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet
Jantung III atau diberikan kepada pasien penyakit jantung ringan.
Diberikan dalam bentuk biasa. Jika disertai dengan Hipertensi atau
edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV Rendah Garam. Makanan
ini cukup energy dan zat gizi lain.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Jantung, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S.Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Laboraturium, Nutritionis
DIET RENDAH KALORI
No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.15
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Diet Rendah Kalori merupakan diet yang diberikan kepada pasien kegemukan
atau obesitas yang biasanya terjadi karena penimbunan lemak di bagian tubuh
seperti perut, pinggang, pinggul, paha, kaki, lengan, muka dan seluruh tubuh.
2. Tujuan Tujuan dari Diet Rendah Kalori adalah mengurangi asupan energy, sehingga
tercapai penurunan Berat Badan sebanyak ½ - 1kg/mg agar mencapai IMT
normal yaitu 18 – 25 kg/m² dan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4.Referensi 1. Daftar Diet Diabetes Melitus, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S. Cipto
Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietision Indonesia 2004
4. Prosedur 1. Mempelajari surat rujukan permintaan konsultasi gizi dari dokter dan
rekam / catatan medic pasien.
2. Memanggil pasien sesuai urutan nomor.
3. Melakukan pengukuran antropometri ( BB menggunakan timbangan injak
digital, TB menggunakan Microtoice, LILA menggunakan pita LILA),
dan menentukan status gizi pasien menggunakan IMT ( kurus, normal,
overweight, obesitas ) menggunakan rumus IMT berdasarkan data
antropometri pasien.
4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pasien.
5. Merencanakan diet pasien sesuai dengan kebutuhan gizi dan pola makan
pasien.
6. Menyiapkan Leaflet Diet Energi rendah yang sudah diisi sesuai dengan
keadaan pasien :
a. Diet Energi Rendah I / DER I ( 1200 kkal )
b. Diet Energi Rendah II / DER II ( 1500 kkal )
7. Menjelaskan Diet Energi Rendah, ditujukan untuk menurunkan Berat
badan. Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas.
8. Buat kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka
evaluasi diet.
9. Catat jenis diet dan hasil konsultasi.
5. Diagram Alir
6. Refrensi 1. Daftar Diet Diabetes Melitus, DEPKES RI. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat
Subdit Bina Gizi Klinik 2009.
2. Buku Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan R.S. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietision Indonesia 2004
7. Dokumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic
Terkait pasien
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Laboraturium, Nutritionis

MENGHITUNG INDEKS MASSA TUBUH


No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.08
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Indeks Massa Tubuh ( IMT ) adalah indicator untuk penapisan kelebihan berat
dan kegemukan dan merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan.
Rumus IMT :
IMT = Berat badan ( kg )
Tinggi badan ( m) x tinggi badan ( m)
2. Tujuan Tujuan dari menghitung IMT adalah :
1. Mengetahui Tinggi badan dan berat badan.
2. Mengetahui status gizi orang dewasa ( > 18 th ).
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Ukur berat badan dalam kilogram ( kg ) dan tinggi badan dalam meter ( m ).
2. Catat dalam lembar dokumen.
3. Hitung IMT berdasarkan rumus diatas. Tentukan status gizinya dengan
menggunakan standard :
a. Kurus : - Kekurangan BB tingkat berat,IMT < 17
- Kekurangan berat badan tingkat ringan, IMT 17 – 18,5
b. Normal : IMT > 18,5 – 25
c. Gemuk : - Kelebihan berat badan tingkat ringan, IMT > 25 – 27
- Kelebihan berat badan tingkat berat, IMT > 27
5. Diagram Alir -
6. Refrensi Asuhan Gizi Nutritional Care Proces 2012.
7. Dokumen Hasil penghitungan Indeks Masa Tubuh Pasien di buku register konseling pasien
Terkait rawat jalan
8. Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan,Nutritionis

MENGUKUR LINGKAR LENGAN ATAS


( LILA )
No. Dokumen :
52.01/PKM-Pry/3.6.09
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1

UPTD BLUD H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PUSKESMAS NIP.197312311993031031 NIP. 19
PRAYA
1. Pengertian Lingkar Lengan Atas ( LILA ) adalah indicator yang memberikan gambaran
tentang jaringan otot dan lapisan lemak kulit. Pada ibu hamil LILA digunakan
untuk memprediksi kemungkinan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan lahir
rendah. Ambang batas besar LILA yang normal adalah lebih besar dari 23,5 cm,
bila kurang dari 23,5 cm dikategorikan KEK ( Kurang Energi Kronik ).
2. Tujuan Tujuan dari pengukuran LILA adalah :
1. Mengetahui besar LILA.
2. Mengetahui masalah gizi pada WUS baik ibu hamil maupun calon ibu.
3.Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4.Referensi Asuhan Gizi Nutritional Care Proces 2012.


5.Prosedur 1. Tetapkan posisi bahu dan siku, lengan baju diangkat ke atas / disilakan.
2. Letakkan pita antara siku dan bahu kemudian tentukan titik tengah
lengan.
3. Lingkarkan pita LILA pada lengan yang tidak tegang / kencang, pita
jangan longgar atau terlalu ketat.
4. Baca angka skala pada pita LILA.
5. Menentukan status berdasarkan hasil pengukuran.
6.Unit Terkait Dokter/Rawat Jalan, Nutritionis

AUDIT GIZI BURUK


No. Dokumen : SOP/PKM-
P/LTH/GZ/5.18

SOP No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.KepNers


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energy dan protein tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan / atau menderita sakit dalam
waktu lama. Penemuan kasusu gizi buruk dilakukan dengan melakukan
pengukuran berat badan, tinggi badan atau panjang badan diperoleh hasil sangat
kurus, memeriksa tanda-tanda klinis Marasmus, Kwashiorkor, dan atau
kombinasi keduanya, apabila ditemukan satu atau lebih tanda klnis anak
dinyatakan menderita gizi buruk dan perlu dilakukan audit untuk lebih
memastikan lagi kondisi anak tersebut.
2. Tujuan Semua kasus gizi buruk dapat diaudit dan tatalaksana penanganan gizi buruk
gani sesuai dengan pedoman gizi buruk yang cepat dan tepat.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Referensi 1. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas Pedoman Pelayanan Gizi Bagi Petugas
Kesehatan,Dikes Provensi NTB 2015.
2. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kemenkes RI 2011.
5. Prosedur Langkah-langkah audit gizi buruk :
1. Menanyakan identitas penderita dengan menggunakan formulir audit gizi
buruk.
2. Melakukan pengukuran ulang BB, TB/PB.
3. Menanyakan penyakit yang pernah dan sering diderita sebelumnya serta
memeriksa tanda-tanda klinis gizi buruk.
4. Menanyakan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk serta
pemahaman keluarga / orang tua tentang makanan bergizi serta pengetahuan
tentang kesehatan secara umum.
5. Dari hasil audit yang diakukan dan berdasarkan kesimpulan dari dokter yang
memeriksa kasus audit diberikan PMT Pemulihan, obat dengan rawat jalan
sesuai dengan Pedoman Tata Laksana Penanganan Gizi Buruk, atau dirujuk ke
TFC / RS.
6. Unit Terkait Tim Asuhan Gizi Puskesmas, Kader Posyandu
KONSULTASI GIZI

No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.09
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit : 14 Januari 2019
Halaman : 1/1

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.Kep Ners


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19
1. Pengertian Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah antara konselor dan
klien / pasien untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan
perilaku sehingga membantu klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah
gizi yang sedang dihadapi.
2. Tujuan Klien mampu mengenali dirinya, memahami masalahnya dan menerapkan
alternative pemecahan masalahnya.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Prosedur 1. Memastikan ruangan dalam keadaan bersih dan rapi


2. Memastikan peralatan dalam kondisi siap pakai
3. Memberikan sapa dan senyum dengan ramah dan sopan pada pasien
4. Melakukan pengukuran antropometri (BB,TB,LILA) dengan benar
5. Melakukan pencatatan pada buku register
6. Melakukan anamnesa kepada pasien
7. Melakukan konsultasi gizi sesuai dengan kondisi pasien
8. Memastikan waktu pelayanan ( antropometri, anamnesa dan konsultasi gizi
antara 10-20 menit)
9. Memastikan pasien faham dan puas dengan pelayanan petugas
10. Membersihkan dan mengatur kembali peralaan pada tempat semula

5. Diagram Alir
6. Refrensi Konseling Pertumbuhan dan Pemberian Makan Kerjasama Depkes RI dan WHO,
November 2008
7. Doumen Buku register konseling dan hasil konseling yang dicatat di rekam medic pasien.
Terkait
8. Unit Terkait Dokter,Laboratorium,Kesling, Nutritionis

PELAYANAN GIZI BURUK


No. Dokumen : SOP/PKM-
P/LTH/GZ/5.19

SOP No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.KepNers


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Penanganan anak gizi buruk yang disesuaikan dengan kondisi anak sehingga
bisa dilakukan penanganan lebih awal dan bersifat komprehensif.
2. Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Referensi Buku I dan II Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Kemenkes RI Direktorat
Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan AnakDirektorat Bina Gizi 2011
5. Prosedur/ 1. Anak dating sendiri atau dirujuk oleh MTBS / Non MTBS
Langkah- langkah 2. Pengukuran Antropometri
3. Pemeriksaan klinis
4. Pengklasifikasian :
4.1 Gizi buruk dengan komplikasi dirujuk ke rawat inap
4.2 Gizi buruk tanpa komplikasi dilakukan rawat jalan
4.3 Hizi kurang dengan penyakit berat dirujuk ke rawat inap
4.4 Gizi kurang dengan penyakit ringan dilakukan rawat jalan

6. Unit Terkait 1. Tim Asuhan Gizi Puskesmas


2. Lintas Sektoral tingkat Kelurahan (Perangkat Desa, anggota PKK, Toga dan
Toma)

RUJUKAN GIZI BURUK


No. Dokumen :
SOP/PKM-P/LTH/GZ/5.20

SOP No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.KepNers


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energy dan protein tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan / atau menderita sakitdalam
waktu lama, itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap
TB/PB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus,
kwashiorkor atau keduanya, perlu penanganan segera atau dirujuk.

2. Tujuan Meningkatkan status gizi dan menurunkan angka kematian anak gizi buruk.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Referensi Buku I dan II Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Kemenkes RI Direktorat
Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan AnakDirektorat Bina Gizi 2011
5. Prosedur Apabila ada rujukan anak gizi buruk dari kader atau masyrakat,Pustu, Polindes,
Puskesmas perlu dilakukan :
1. Pemeriksaan pasien
2. Membuat rujukan ke rawat inap atau TFC / Rumah Sakit sesuai dengan
kondisi pasien :
a. Anak dengan komplikasi medis atau penyakit penyerta
b. Sampai kunjungan ketiga berat badan anak tidak naik ( kecuali anak
dengan edema )
c. Timbul edema baru

6. Unit Terkait Tim Asuhan Gizi Puskesmas

PMT PEMULIHAN BALITA


No. Dokumen : SOP/PKM-
P/LTH/GZ/5.22

SOP No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.KepNers


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Makanan bergizi yang diperuntukkan bagi balita usia 6-59 bulan sebagai
makanan tambahan untuk pemulihan gizi balita
2. Tujuan Memberikan PMT-Pemulihan bagi balita Gizi Kuang dan Buruk (BGM) usia 6-
59 bulan untuk memperbaiki status gizinya menjadi normal
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Referensi Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi


Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Kementrian Kesehatan RI 2012
5. Prosedur/ 1. Petugas gizi melakukan scraning sasaran melalui hasil penimbangan balita di
Langkah- langkah posyandu dengan mengurutkan prioritas dan kriteria seperti :
1.1 Balita gizi kurang yang berdasarkan BB / U berada di bawah -2SD s/d
-3SD
1.2 Balita kurus yaitu balita yang status gizinya kurang berdasarkan BB/PB
atau BB/TB dibawah -2SD s/d -3SD
1.3 Balita BGM yaitu balita yang berat badannya berada di bawah garis
merah di KMS
1.4 Balita pasca perawatan gizi buruk yaitu balita yang telah dirawat sesuai
tatalaksana gizi buruk yang sudah berada di kondisi gizi kurang
( BB/TB,BB/PB) dan tidak ada gejala klinis gizi buruk
2. Makanan tambahan pemulihan diberikan berupa makanan pabrikan (susu) dan
makanan local
3. Berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, TPG memberitahukan kader
nama sasaran yang akan diberikan PMT pemulihan untuk dianjurkan ke
Puskesmas
4. Petugas memberikan PMT Pemulihan dan memberikan penyuluhan
bagaimana cara pemberian PMT dan penyuluhan tentang makanan dan
manfaatnya
5. Jumlah hari makan sasaran utuk gizi kurang adalah 90 hari makan dengan
pemberian paket 1 kali 2 minggu
6. Pemantauan dilakukan setiap bulan selama pelaksanaan PMT Pemulihan
7. Pemantauan meliputi perkembangan BB, PB/TB dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

6. Unit Terkait TPG, Orang Tua Balita, Kader Posyandu


PMT PEMULIHAN BUMIL KEK
No. Dokumen : SOP/PKM-
P/LTH/GZ/5.23

SOP No. Revisi :

TanggalTerbit : 14 Januari 2019

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS H. MuslimTasim,S.KepNers


PRAYA NIP.197312311993031031 NIP. 19

1. Pengertian Makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil penderita KEK (Kurang
Energi Kronik) yang ditandai dengan ukuran LILA kurang dari <23,5 cm,
sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi ibu hamil KEK
2. Tujuan Memberikan PMT-Pemulihan bagi ibu hamil KEK untuk mengatasi masalah
kekurangan gizi
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 74 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Gizi.

4. Referensi Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi


Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Kementrian Kesehatan RI 2012
5. Prosedur 1. Petugas gizi melakukan scraning sasaran melalui hasil pemeriksaan LILA di
Posyandu dan Puskesmas
2. Makanan tambahan pemulihan diberikan berupa makanan pabrikan (susu) dan
makanan local
3. Berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, TPG memberitahukan kader
nama sasaran yang akan diberikan PMT pemulihan untuk dianjurkan ke
Puskesmas
4. Petugas memberikan PMT Pemulihan dan memberikan penyuluhan
tentang makanan dan manfaatnya
5. Jumlah hari makan sasaran untuk iu hamil KEK adalah 90 hari makan dengan
pemberian paket 1 kali 2 minggu
6. Pemantauan dilakukan setiap bulan selama pelaksanaan PMT Pemulihan
7. Pemantauan meliputi perkembangan BB, LILA dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

6. Unit Terkait TPG, Ibu Hamil, Kader Posyandu

Anda mungkin juga menyukai