Anda di halaman 1dari 40

RENDAHNYA PENCAPAIAN ANGKA BEBAS JENTIK

DIWILAYAH PUSKESMAS KTK PADA TAHUN 2019

LAPORAN HASIL AKHIR


KEPANITERAAN SENIOR STASE PUBLICH HEALTH I

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir

Kepaniteraan
Kepaniteraan Senior Stase Public Health I

AL ULFAH PRATIWI 141007010048

DEAH RISBA 1510070100078

PRESEPTOR

dr. Ermalindawati

KEPANITRAAN KLINIK SMF ILMU PUBLIC HEALT RSUD M NATSIR


PUSKESMAS KTK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BAITURRAHMAH

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan karunia-Nya
karunia-Nya sehing
sehingga
ga penyusun
penyusun dapat menyelesaik
menyelesaikan
an case ini dengan judul
judul
“kurangnya
“kurangnya pengeahuan
pengeahuan masyarakat
masyarakat Ter
Terhad
hadap
ap penceg
pencegaha
ahan
n dan pember
pemberatasa
atasan
n

angka bebas jentik di Wilayah Puskesmas KTK”.

Case ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempesrlancar pembuatan case ini. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan case ini.

Harap
Harapan
an pe
peny
nyus
usun
un se
semo
moga
ga ca
case
se in
inii da
dapa
patt mena
menamb
mbah
ah wawa
wawasan
san da
dan
n
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi case ini agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat
kalimat maupun
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun
penyusun mengharapkan
mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan case ini.

Solok, Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..........................................


................................................................
.....................................ii
...............ii

DAFTAR ISI .....................


...........................................
............................................
............................................
.............................iii
.......iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................


..........................................................................1
..............................1

1.1 Latar Belakang......................................


Belakang............................................................
........................................3
..................3

1.2 Rumusan Masalah ............................................


..................................................................
............................4
......4

1.3 Tujuan Penelitian...........................................


Penelitian..........................................................................4
...............................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................


...........................................
...........................................6
.....................6

2.1 Angka bebas jentik.............................................


jentik.............................................................
..........................
..........6
6

2.2 Fakor yang berhubngan dengan ABJ......................................


ABJ............................................6
......6

2.3 Juru pemantau jentik........................................


jentik..............................................................
.............................13
.......13

2.4 Demam dengue…………………………………………………14

BAB III HASIL KEGIATAN.....................


...........................................
............................................
.........................18
...18

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………….……..40

BAB V PENUTUP…………………………………………..………….. 44

DAFTAR PUSTAKA ..........................................


................................................................
......................................45
................45

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar
Latar Belakang
Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masy
masyar
arak
akat
at di Indo
Indone
nesi
siaa ya
yang
ng ce
cend
nder
erun
ung
g se
sema
maki
kin
n lu
luas
as di
dist
stri
ribu
busi
siny
nyaa se
seja
jala
lan
n de
deng
ngan
an
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti Realitasnya menunjukkan bahwa penyakit DBD sudah
menjadi salah satu masalah rutin dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di
Indone
Indonesia
sia.. (Depkes
(Depkes RI, Ditjen
Ditjen P2M & PLP,
PLP, 2007).
2007). Kecende
Kecenderun
rungan
gan kasus
kasus DBD ini makin
makin
meningkat dan penyebarannya makin meluas serta sering menimbulkan wabah.

Dampak dari adanya penyakit DBD tidak terbatas pada masalah kesehatan, tetapi dapat
pula mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat maupun program pemerintah.

Dampak pada masyarakat termasuk ketidakstabilan kehidupan keluarga karena risiko infeksi,
kemati
kematian,
an, rendah
rendahnya
nya harapan
harapan hidup
hidup dan kerugi
kerugian
an biaya.
biaya. Dampak
Dampak ekonomi
ekonomi yang
yang langsu
langsung
ng
dirasakan penduduk adalah biaya pengobatan medis dan non medis. Pengeluaran akibat penyakit
ini (baik biaya langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung pengobatan,
perawatan penderita, biaya transportasi, pemberantasan, penyuluhan) sebenarnya bisa dihindari
apabila masyarakat mau melakukan sesuatu yang dapat menghindari penyakit DBD. Depkes RI
menjelaskan dalam bukunya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN
DBD) oleh jumantik bahwa upaya pemberantasan DBD belum berhasil di Indonesia, sehingga
penyakit ini sering terjadi dan menimbulkan KLB di berbagai daerah.

Pada saat ini pemberdayaan masyarakat menjadi sangat pentingdalam penyelenggaraan


upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Begitu juga dengan masalah DBD, dimana
dimana pemberdayaan
pemberdayaan
masyarakat melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik) merupakan subjek atau penyelenggara yang
sangat penting dalam pengendalian vektor DBD (Tairas,dkk, 2015). Jumantik merupakan warga
masy
masyar
arak
akat
at sete
setemp
mpat
at yang
yang dila
dilati
tih
h se
sebag
bagai
ai be
bent
ntuk
uk gerak
gerakan
an at
atau
au pa
part
rtip
ipas
asii ak
akti
tiff da
dala
lam
m
menanggulangi penyakit DBD(Kemenkes, 2012). Adanya jumantikdapat meningkatkan motivasi

3
masyar
masyaraka
akatt untuk
untuk berpar
berparti
tisip
sipasi
asiunt
untuk
uk melaku
melakukan
kan pengend
pengendali
alian
an vektor
vektorDBD
DBD(Sa
(Salaw
lawati
ati dan
Wardani, 2008; Taviv, 2010; Pratamawati, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat ialah
bagaimana melaksanakan pencegahan DBD melalui bebas jentik di puskesmas KTK ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Dengan tersel
terselenggar
enggaranya
anya Pencegahan
Pencegahan dan pembera
pemberantasa
ntasan
n DBD melalui
melalui bebas jentik
jentik sekita
sekitarr
lingkungan di Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
upaya preventif, promotif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuiny
Diketahuinyaa deskrip
deskripsi
si wilayah Puskesmas KTK tahun 2019.
wilayah kerja Puskesmas

2. Diketahuiny
Diketahuinyaa distribus
distribusii ABJdi
ABJdi wilaya
wilayah
h kerja
kerja Puskesm
Puskesmas
as KTK tahun 2019.
3. Diketa
Diketahui
huinya
nya distrib
distribusi
usi lin
lingkun
gkungan
gan pada wilayah
wilayah yang bebas jentik
jentik dan wilayah
wilayah yang
tidak bebas jentik.
4. Diketa
Diketahui
huinya
nya distri
distribus
busii Pemant
Pemantaua
auan
n Jentik
Jentik Berkala
Berkala (PJB),
(PJB), pemberian
pemberian penyulu
penyuluhan
han,, dan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh jumantik di wilayah kerja Puskesmas KTK
tahun 2019

1.3.3 Manfaat teoritis


Untuk mengetahui prilaku masyarakat terhadap Kesehatan Lingkungan
1.3.4 Manfaat aplikatif
1. Bagi
Bagi Pu
Pusk
skes
esma
mass KTK
KTK
Dapat mengetahui upaya pencegahan DBD oleh jumantik, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan perencanaan terhadap upaya penanggulangan DBD yang lebih baik.

2. Bagi
Bagi mas
masyar
yarak
akat
at wila
wilayah
yah KTK
KTK

Dapat
Dapat meningka
meningkatka
tkan
n keseha
kesehatan
tan pada masyar
masyaraka
akatt yang melakuka
melakukan
n bebas
bebas jentik
jentik
disekitar lingkungan rumah.
3. Bagi
Bagi pene
penelliti
Dapat meningkatkan
meningkatkan wawasan
wawasan dan pengetahuan
pengetahuan peneliti mengenai pencegahan
pencegahan dan
pemberantasan DBD
1.3.5 Manfaat Metodologi
Dapat
Dapat dijadi
dijadikan
kan sebagai
sebagai acuan
acuan pengem
pengemban
bangan
gan penelit
penelitian
ian dan evalua
evaluasi
si ter
teruta
utama
ma

mengenai hubungan kejadian DBD terhadap bebas jentik.

1.2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angka Bebas Jentik (ABJ)

Kepadatan populasi nyamuk Aedes aegyptidi suatu tempat dapat diketahui dengan cara
su
surv
rvei
ei jent
jentik
ikya
yang
ng diuk
diukur
ur mengg
mengguna
unaka
kan
n inde
indeks
ks ABJ.
ABJ.AB
ABJJ su
suat
atu
u wi
wila
laya
yah
h bi
bisa
sa di
dike
keta
tahu
huii
denganperhitungan sebagai berikut (Kemenkes, 2011):

2.2Faktor yang Berhubungan dengan Angka Bebas Jentik (ABJ)

Pada penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan ABJmengadopsi teori HL Blum
yang dikutip Notoatmodjo (2007), dimana derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan, dan hereditas. Faktor yang berhubungan dengan ABJdijelaskan
sebagai berikut:

A.Faktor Lingkungan

Karakteri
Karakteristi
stik
k wilayah
wilayah yang
yang berhub
berhubunga
ungan
n dengan
dengan kehidupa
kehidupan
n Aedes
Aedes aegypt
aegyptise
isebaga
bagaii
berikut:

1.Suhu Udara

Suhu udara
udara merupak
merupakan
an salah
salah satu
satu faktor
faktor lingkun
lingkungan
gan yang
yang mempeng
mempengaru
aruhi
hi kehidu
kehidupan
pan
Aedes aegypti. Rata-rata suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk adalah 25-30°C.Nyamuk
dapat bertahan hidup pada suhu rendah (10°C), tetapi metabolismenya menurun atau bahkan
terhenti bila suhunya turun sampai dibawah suhu kritis 4,5°C. Pada suhu yang lebih tinggi dari
35°C juga mengalami perubahan dalam arti lebih lambatnya proses-proses fisiologis(Rasmanto,
dkk, 2016).

2.Kelembaban Udara

Kelembaban akan berpengaruh terhadap umur nyamuk. Pada kelembaban kurang dari
60% umur nyamuk akan menjadi pendek dan tidak bisa menjadi vektor karena tidak cukup

waktu
waktu untuk
untuk perpin
perpindah
dahan
an virus
virus darila
darilambu
mbung
ng ke kelenj
kelenjar
ar ludah.
ludah. Kel
Kelemb
embaba
aban
n optimu
optimum
m bagi
bagi
kehidupan nyamuk adalah 70% sampai 90%(Sugandhi, 2007 dalam Arianti dan Athena, 2014)

3.Curah Hujan

Populasi nyamuk Ae. Aegypti biasanya meningkat pada waktu musim hujan, karena
sarang-sarang nyamuk akan terisi oleh air hujan. Peningkatan populasi nyamuk ini akan berarti
meningkatnya kemungkinan bahaya penyakit demam berdarah dengue di daerah endemisNegara
di daerah tropis mempunyai curah hujan yang cukup banyak, minimal sehari dalam satu bulan

dengan volume curah hujan 30 ml. Ada daerah yang sepanjang tahun mendapat hujan seperti
daerah-daera
daerah-daerah
h tropis
tropis di Indonesia,
Indonesia, sehingga sangat menguntungkan
menguntungkan untuk nyamuk berkembang
berkembang
biak (Sutaryo, 2004). Outbreak (KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan
dengan datangnya musim penghujan. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas vektor
dengue yang justru terjadi pada musim penghujan (Djunaedi, 2006). Indonesia pengaruh musim
terhadap DBD tidak begitu jelas, tetapi dalam garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah
penderita meningkat antara bulan September sampai Februari yang mencapai puncaknya pada
bulan Januari (Soedarmo, 2000).

4.Keberadaan sampah

Padat Keberadaan sampah padat disekitar rumah merupakan salah satu faktor yang dapat
memicu peningkatan jumlah vektor DBD. Sampah padat seperti kaleng, botol bekas, sampah
tanama
tanaman
n sepert
sepertii tempur
tempurung
ung kelapa
kelapa,, kulit
kulit ari coklat
coklat,, ban motor/
motor/mob
mobil
il bekas
bekas yang ter
terseb
sebar
ar
di
dise
seki
kittarru
arruma
mah
h berp
berpot
oten
enssi unt
untuk mena
menamp
mpun
ung
g ai
airr se
sehi
hing
ngga
ga dapa
dapatt seb
ebag
agai
aittempa
empatt
perkembangbiakan nyamuk (Kemenkes RI, 2011).

5.Keberadaan container

Kontainer merupakan tempat-tempat penampungan air di dalam dan disekitar rumah yang
menj
menjad
adii temp
tempat
at pe
peri
rind
nduk
ukan
an utam
utamaa ny
nyam
amuk
uk.. Nyam
Nyamuk
uk Aede
Aedess ae
aegy
gypt
ptib
iber
erke
kemb
mban
angb
gbia
iak
k
(perindukan) di tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari dan barang-barang lain
memungkinkan air tergenang yang tidak beralaskan tanah, misalnya:

A. Tempat penampunga
penampungan
n air untuk keperluan
keperluan sehari-hari
sehari-hari,, misalnya:
misalnya: bak mandi atau
WC, tempayan, drum, dan lain-lain
B. Bukan tempat
tempat penampungan
penampungan air (non
(non TPA) yaitu
yaitu tempat atau
atau barang-barang
barang-barang yang
memungkinkan air terge
tergenang,
nang, seperti:
seperti: tempat minum burung, vas bunga atau pot
tana
tanama
man
n ai
air,
r, konta
kontain
iner
er be
beka
kass se
seper
perti
ti:: ka
kale
leng
ng be
beka
kass da
dan
n ba
ban
n bekas
bekas,, bo
boto
tol,
l,
tempurung kelapa, plastik, dan lain-lain.
C. Tempat
Tempat penampung
penampungan
an alami,
alami, seperti:
seperti: lubang
lubang potonga
potongan
n bambu,
bambu, lubang
lubang pohon,
pohon,
lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon kulit
pisang (Kemenkes RI, 2011).

B.Faktor Perilaku

1.Pengetahuan

Menurutt Notoatmodjo
Menuru Notoatmodjo (2007)penget
(2007)pengetahuan
ahuan merupakan
merupakan hasil dari tahu, dan hal ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba,
dan rasa. Sebagian
Sebagian besar pengetahuan
pengetahuan diperoleh
diperoleh melalui
melalui mata, telinga,
telinga, pengetahuan
pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(overtt behavior). Pengetahuan
(over Pengetahuan merupakan
merupakan salah satu faktor
faktor predisposi
predisposisi
si dan domain
domain
penting seseorang untukmelakukan tindakan (Green, 2005; Notoatmodjo, 2007).

2.Sikap

Menurutt Robbins
Menuru Robbins (2015),sika
(2015),sikap
p adalah
adalah pernyataan-p
pernyataan-pernyat
ernyataan
aan evaluatif
evaluatif baik itu
menyenangkan maupun tidak menyenangkan mengenai objek, orang atau peristiwa. Menurut
Newcomb dalam Notoatmodjo (2007),sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.
Sikap
Sikap masi
masih
h meru
merupak
pakan
an re
reak
aksi
si te
tert
rtut
utup
up,, bu
bukan
kan meru
merupa
paka
kan
n re
reak
aksi
si te
terb
rbuka
uka ti
ting
ngka
kah
h la
laku
ku
(Notoatmodjo, 2007).

Komponen pokok sikap yang


yan g dijelaskan Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007)
diantaranya :

a.Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek

b.Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c.Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)Tingkatan sikap terdiri dari:

 Menerima (receiving), dimana orang (subjek) mau dan memperhatikan


stimulus yang diberikan (objek).
 Merespon (Responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
 Meng
Mengha
harrgai
gai (val
valuing
uing)), meng
mengaj
ajak
ak or
oran
ang
g lai
ain
n untu
untuk
k meng
menger
erjjakan
akan at
atau
au

mendiskusikan
mendiskusikan suatu masalah.d.Be
masalah.d.Bertangg
rtanggung
ung jawab (responsib
(responsible)
le) atas segala
segala
sesuatu yang telah dipilihnya
dipilihnya dengan segala risiko
risiko (Notoatmodjo, 2007).

3.Motivasi

Menuru
Menurutt Gibson
Gibson (1994)
(1994),mo
,moti
tivas
vasii merupak
merupakan
an salah
salah satu
satu faktor
faktor yang mempen
mempengar
garuhi
uhi
perilaku individu. Menurut Maslow dalam Sunaryo (2004), motivasi merupakan hirerarki
kebutuhan
kebutuhan yang terdiri
terdiri dari lima tingkatan
tingkatan yaitu kebutuhan
kebutuhan mempertahan
mempertahankan
kan hidup
(physiologi
(physiological
cal needs),
needs), kebutuhan
kebutuhan rasa aman
aman (safety
(safety needs), kebutuhan
kebutuhan sosial
sosial (social
(social needs),
needs),
ke
kebut
butuh
uhan
an ak
akan
an pengh
penghar
arga
gaan
an/p
/pre
rest
stas
asii (e
(est
stee
eem
m ne
needs
eds),
), da
dan
n ke
kebut
butuh
uhan
an un
untu
tuk
k

mempertinggikapasitas kerja (self actualisation needs).

Motivasi
Motivasi merupakan
merupakan kondisi
kondisi yang menggerakkan
menggerakkan diri pegawai terarah
terarah untuk
mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland (1997)
seperti
seperti dikutip
dikutip Mangkunegara
Mangkunegara (2011),
(2011), berpendapat
berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif
antaraa motif
antar motif berprestas
berprestasii dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi
berprestasi adalah
adalah suatu dorongan
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar
mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.

C.Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dalam hal ini dilihat upaya pencegahan DBD yang dilakukan oleh
jumantik.Jumantik berperan penting dalam upaya pencegahan DBD. Peran jumantik dalam
pencegahan DBD adalah sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum, memberikan
penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat, melakukan PSN bersama warga (Kemenkes,
2012). Tugasjumatik dalam upaya pencegahan DBD dijelaskan sebagai berikut:

1.Pemantauan Jentik Berkala (PJB)

PJB adalah pemantauantempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang


dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau jumantikdi rumah warga

dan tempat-tempat umum. PJB dilakukan minimal 1 mi


minggu
nggu sekali untuk melihat keberhasilan
PSN DBD baik itu di rumah warga maupun tempat-tempat umum (Kemenkes, 2011). PJBperlu
dilakukan secara rutin sebagai upaya pemberantasan jentik. PJB yang dilakukan seminggu sekali
dapat mempengaruhi
mempengaruhi ABJ (Chadijah,
(Chadijah, dkk, 2011; Luthfiana,
Luthfiana, dkk, 2012).Kunjung
2012).Kunjungan
an yang
berulang-ulanguntuk pemantauanjentik disertai dengan penyuluhan masyarakat tentang penyakit
DBD
DBD dihar
diharap
apkan
kan masy
masyar
araka
akatt dapat
dapat mela
melaks
ksan
anaka
akan
n PSN
PSN DBD
DBD se
seca
cara
ra te
tera
ratu
turr da
dan
n te
teru
rus-
s-
menerus(Kemenkes, 2011). Tata cara pelaksanaan PJB yaitu:

a.Periksalah
a.Periksalah bak mandi/WC,
mandi/WC, tempayan,
tempayan, drum dan tempat-tem
tempat-tempat
pat penampungan
penampungan air
lainnya.
b.Jika tidak terlihat adanya jentik tunggu sampai kira-kira satu menit, jika ada jentik pasti
akan muncul ke permukaan air untuk bernafas.

c.Gunak
c.Gunakan
an senter
senter apabil
apabilaa wadah
wadah air terseb
tersebut
ut ter
terlal
lalu
u dalam
dalam dan gelap.
gelap. (Perik
(Periksa
sa juga
juga
tempat-tempat berpotensi menjadid.

d.Tempat
d.Tempat perkembangbi
perkembangbiakan
akan nyamuk misalnya
misalnya vas bunga, tempat
tempat minum burung,
kaleng-kaleng bekas, botol plastik, ban bekas, tatakan pot bunga, tatakan dispenser dan
lain-lain.

10

e.Tempat
e.Tempat lain di sekitar
sekitar rumah yaitu talang/sal
talang/saluran
uran air yang terbuka/ti
terbuka/tidak
dak
lancar,, lubang-luban
lancar lubang-lubang
g pada potongan
potongan bambu atau pohon lainnya
lainnya (Kemenkes
(Kemenkes RI,

2016).
2.Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang


melalui
melalui teknik
teknik praktik
praktik belajar
belajar atau instruksi
instruksi dengan tujuan
tujuan mengubah
mengubah atau mempengaruhi
mempengaruhi
perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk
meningkatkan
meningkatkan kesadaran
kesadaran akan nilaikeseha
nilaikesehatan
tan sehingga
sehingga dengan sadar mau mengubah
mengubah
perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004).

Penyuluhan
Penyuluhan tentang
tentang penyakit
penyakit DBD dan cara pencegahannya
pencegahannya dilakukan
dilakukan oleh

kader. Tujuan
Tujuan kegiatan
kegiatan penyuluh
penyuluhan
an adalah memaham
memahamii tugasnya
tugasnya sebagai
sebagai kader dalam
mencegah penyakit DBD dan dapat melakukan penyuluhan secara perorangan maupun
penyuluhan kepada kelompok masyarakat.

Langkah–langkah penyuluhan melalui kunjungan rumah dilakukan dengan cara:

 Membuat rencana kapan masing-masing rumah/keluarga akan dikunjungi


misalnya untuk jangka waktu 1 bulan.
 Pilihlah
Pilihlah waktu yang tepat untuk berkunjung
berkunjung (pada saat keluarga sedang
santai).
 Mulailah membicarakan dengan menanyakan sesuatu yang sifatnya menunjukkan
perhatian kepada keluarga itu, misalnya menanyakan keadaan anak atau anggota
keluarga lain.
 Selanjutnya
Selanjutnya menceritakan
menceritakan keadaan atau peristiwa
peristiwa yang ada kaitannya
kaitannya
dengan penyakit
penyakit DBD misalnya
misalnya adanya anak tetangga
tetangga yang sakit DBD
atau di Desa/kelurahan/RWtentang usaha pemberantasan DBD atau berita
di surat kabar /majalah /televisi /radio tentang penyakit DBD dan lain-lain.
 Membic
Membicara
arakan
kan tentan
tentang
g penyaki
penyakitt DBD cara
cara penula
penularan
rannya
nya dan lai
lain-l
n-lain
ain,, serta
serta
memberi penjelasan tentang hal-hal yang ditanyakan tuan rumah dan lain lain.
Gunakan gambar-gambar atau alat peraga untuk lebih memperjelasnya.

11

 Mengajak untuk bersama-sama


bersama-sama memeriksa
memeriksa tempat penampungan air dan barang-
barang yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Ae. Aegypti
baik didalam maupun diluar rumah :

1)Jikaa ditemukan
1)Jik ditemukan jentik
jentik maka
maka kepada tuan
tuan rumah
rumah diberi penjel
penjelasan
asan tentang
tentang cara yang
tepat/sesuai untuk memberantasnya (3M termasuk abatisasi)

2)Jika tidak ditemukan jentik maka kepada tuan rumah disampaikan pujian
dan memberikan saran untuk terus menjaga agarselalu bebas jentik dan tetap menjaga
kebersihan rumah dan lingkungannya (Kemenkes, 2016).

3.Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD

Salah satu tugas jumantik


jumantik dalam upaya pencegahan
pencegahan DBD adalah menggerakkan
menggerakkan
masyar
masyaraka
akatt dalam
dalam PSN DBD secara
secara terus
terus meneru
meneruss dan berkes
berkesina
inambu
mbunga
ngan.PS
n.PSN
N DBD
merupakan
merupakan kegiatan
kegiatan memberantas
memberantas telur,
telur, jentik,
jentik, dan kepompong
kepompong nyamuk penular
penular DBD
(Aedes aegypti) di tempat perkembangbiakannya untuk mengendalikan populasi nyamuk
Aedes aegypti, sehingga penularan DBD bisa dicegah atau dikurangi (Kemenkes RI, 2005).
Kegiatan PSN bisa dilakukan dengan cara 3M plus yaitu:

a.Menguras tempat
tempat-tempat
-tempat penampungan air secara rutin, seperti
seperti bak mandi dan kolam.
Sebab bisa mengurangi perkembangbiakan dari nyamuk itu sendiri atau memasukan
beberapa ikan kecil kedalam kolam atau bak mandi, lalu taburkan serbuk abate.

b.Menutup tempat-tempat penampungan air, jika setelah melakukan aktivitas yang


berhubungan dengan tempat air sebaiknya ditutup agar nyamuk tidak bisa
mengembang biakkan telurnya kedalam tempat penampungan air. Nyamuk demam
berdarah sangat menyukai air yang bening.

c.Memanfaatkan barang-
barang-barang
barang yang bisa memungkinkan
memungkinkan genangan
genangan air menjadi
menjadi
barang yang bernilai guna.
d.Menaburkan bubuk abate (larvasidasi) pada tempat-tempat menampung air,
memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk.

12

e.Mengg
e.Menggunakan alat pelindung
unakan pelindung diri (APD):
(APD): kelambu,
kelambu, memakai
memakai pakaian
pakaian lengan
lengan
panjang, celana panjang, menggunakan anti nyamuk bakar atau semprot, lotion anti
nyamuk, menjaga kebersihan
kebe rsihan dan kerapian.

f.Pencahayaan dan ventilasi yang baik serta memadai

pan atau fogging yang bermanfaat


g.Pengasapan
g.Pengasa bermanfaat membunuh
membunuh nyamuk Aedes dewasa
dewasa
untuk mencegah
mencegah penyebaran
penyebaran demam berdarah
berdarah walaupun
walaupun tidak sepenuhnya
sepenuhnya dapat
mengatasi, karena telurnya masih mampu berkembangbiak(Kemenkes RI, 2012).

2.3 Juru Pemantau Jentik (Jumantik)

Juru Pemantau Jentik yang disingkat Jumantik merupakan warga masyarakat


setempat yang dilatih untuk memeriksa keberadaan jentik di tempat-tempat penampungan
air. Jumantik merupakan salah satu bentuk gerakan atau partisipasi aktif dari masyarakat

dalam mencegah
mencegah kejadian
kejadian penyakit
penyakit DBD yang
yang sampai
sampai saat
saat ini
ini masih
masih belum dapat dibera
diberantas
ntas
tuntas (Kemenkes RI, 2012). Jumantik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a.Membuat
a.Membuat rencana
rencana atau jadwal kunjungan
kunjungan seluruh
seluruh rumah yang ada di wilayah
wilayah
kerjanya.

b.Memberikan penyuluhan (perorangan atau kelompok) dan melaksanakan


pemberantasan jentik di rumah-rumah atau bangunan.

c.Berperan sebagai penggerak dan pengawas masyarakat dalam PSN DBD.

d.Membuat catatan atau rekapitulasi hasil pemantauanjentik.

e.Melaporkan hasil pemantauanjentik ke puskesmas sebulan sekali.

f.Bersama supervisor, melakukan pemantauan wilayah setempat (PWS) dan pemetaan per
RW hasil pemantauanjentik sebulan sekali(Kemenkes, RI, 2012).

Kader
Kader jumant
jumantik
ik direkr
direkrut
ut dari
dari masyar
masyaraka
akatt yang berfun
berfungsi
gsi sebagai
sebagai pengger
penggerak
ak dalam
dalam
PSNDBD. Beberapa kriteria jumantik yang direkrut adalah sebagai berikut:

a.Pendidikan minimal SMA atau sederajat


13

b.Berasal dari desa/kelurahan yang bersangkutan

c.Belum atau tidak mempunyai pekerjaan tetap

d.Mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab

e.Mampu menjadi motivator bagi masyarakat di tempat tinggalnya

f.Mampu bekerja sama dengan petugas puskesmas dan masyarakat (Kemenkes


RI, 2012).

2.4 Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masy
masyar
arak
akat
at di Indo
Indone
nesi
siaa ya
yang
ng ce
cend
nder
erun
ung
g se
sema
maki
kin
n lu
luas
as di
dist
stri
ribu
busi
siny
nyaa se
seja
jala
lan
n de
deng
ngan
an
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti Realitasnya menunjukkan bahwa penyakit DBD sudah
menjadi salah satu masalah rutin dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di
Indone
Indonesia
sia.. (Depkes
(Depkes RI, Ditjen
Ditjen P2M & PLP,
PLP, 2007).
2007). Kecende
Kecenderun
rungan
gan kasus
kasus DBD ini makin
makin
meningkat dan penyebarannya makin meluas serta sering menimbulkan wabah.

Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang sampai saat ini dikenal dengan empat
serotype (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, dan Dengue-4), termasuk dalam grup B antropoda
Borne Virus (Arbovirus). Keempat serotype virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan
kasus DBD berat dan merupakan serotype virus yang paling luas distribusinya disusul oleh
Dengue-2, Dengue-1 dan Dengue-4. (Depkes RI Ditjen PP & PL, 2005)

Diagnosis

Diagnosis
Diagnosis klinis DBD ditegakkan
ditegakkan berdasarkan
berdasarkan kriteria
kriteria diagnosis
diagnosis menurut WHO terdiri
terdiri dari
kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis
yang berlebihan (over diagnosis).

14
Kriteria Klinis :
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari.

b. Terdapat manifestasi pendarahan, sekurang-kurangnya uji Tourniquet (Rumple Leede) positif.

c. Pembesaran hati (hepatomegali)


d. Syok Kriteria

laboratoris :
1. Trombosito
Trombositopenia
penia (jumlah
(jumlah trombos
trombosit
it ≤ 100.000/
100.000/μl)
μl)
2. Hemokonsentr
Hemokonsentrasi,
asi, dapat
dapat dilihat
dilihat dari
dari peningkata
peningkatan
n hematokrit
hematokrit ≥ 20%

Ekologi dan Bionomik Nyamuk

a) Telur

Telur berwarna hitam dengan ukuran ± 0,80 mm, berbentuk oval yang mengapung satu persatu
pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat penampungan air. Masa
perkembangan embrio selama 48 jam pada lingkungan yang hangat dan lembab. Setelah
perkembangan embrio sempurna, di dalam telur embrio dapat bertahan pada keadaan kering
dalam waktu yang lama (lebih dari satu tahun) pada suhu -2°C sampai 42oC . Telur menetas bila
berada pada wadah yang tergenang air, namun tidak semua telur menetas dalam waktu yang
bersamaan. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir.
(Depkes RI, 2005)

b) Jentik dan Pupa

Jangka waktu perkembangan jentik tergantung pada suhu, ketersediaan makanan, dan kepadatan

jentik dalam kontainer. Dalam kondisi optimal, waktu yang dibutuhkan dari telur menetas hingga
menjadi nyamuk dewasa adalah tujuh hari, termasuk dua hari masa pupa. Sedangkan pada suhu
rendah
rendah dibutu
dibutuhkan
hkan waktu
waktu bebera
beberapa
pa minggu.
minggu. Kepomp
Kepompong
ong (pupa)
(pupa) berben
berbentuk
tuk sepert
sepertii `koma`
`koma`..
Bentuknya lebih besar namun lebih ramping dibanding larva (jentik) nya. Pupa nyamuk ini
berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata - rata pupa nyamuk lain.

15
c) Nyamuk Dewasa

Sesaat
Sesaat setela
setelah
h menjad
menjadii dewasa
dewasa,, nyamuk
nyamuk akan segera
segera kawin
kawin dan nyamuk
nyamuk betina
betina yang telah
dibuahi akan mencari makan dalam waktu 24–36 jam kemudian. Darah merupakan sumber
protein terpenting untuk pematangan telur. Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika
dibandingkan
dibandingkan dengan rata-rata
rata-rata nyamuk lain dan mempunyai
mempunyai warna dasar hitam dengan bintik -
bintik putih pada bagian badan dan kaki. Nyamuk Aedes aegypti jantan menghisap cairan
tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina menghisap darah.
Nyamuk betina ini menyukai darah manusia daripada binatang (bersifat antropofilik).

d) Kebiasaan Menghisap Darah

Sebagai spesies yang aktif siang hari nyamuk betina mempunyai dua waktu aktifitas menggigit,
yaitu beberapa jam di pagi hari dan beberapa jam sebelum gelap, 2 puncak aktivitas antara pukul
09.00 – 10.00 dan 16.00-17.00. Puncak aktifitas menggigit tergantung pada lokasi dan musim.
Bila saat menghisap darah seseorang nyamuk merasa terganggu, Aedes aegypti dapat menghisap
darah lebih dari satu orang.

e) Kebiasaan Hinggap

Aedes aegypti lebih menyukai beristirahat di tempat yang gelap, tempat tersembunyi di dalam
rumah atau bangunan, termasuk tempat tidur, kloset, kamar mandi dan dapur. Walaupun jarang,
juga ditemukan di luar rumah di tanaman atau tempat berlindung lainnya. Tempat beristirahat di
dalam rumah adalah di bawah perabotan, benda - benda yang digantung seperti baju, tirai,
dinding.

f) Masa Hidup

Nyamuk Aedes Aegypti mengalami metamorphosis sempurna yaitu telur – jentik –


kepompong (Pupa). Telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah telur
terend
terendam
am air.
air. Stadiu
Stadium
m jentik
jentik biasan
biasanya
ya berlan
berlangsu
gsung
ng 6-8 hari,
hari, stadiu
stadium
m kepomp
kepompong
ong
berlangsung 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9–10 hari.
h ari.

16

Umur nyamuk betina dapat mencapai 2–3 bulan. Selama musim hujan, jangka waktu
hidup lebih lama, resiko penularan virus lebih besar.
17

BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Profil Puskesmas


Puskesmas KTK
KTK
3.1.1
3.1.1 Kead
Keadaan
aan Geog
Geogra
rafi
fi d
dan
an Demo
Demogr
grafi
afi
Puskes
Puskesmas
mas KTK merupak
merupakan
an salah
salah satu
satu puskes
puskesmas
mas yang ada di Kota
Kota Solok
Solok

kecamatan Lubuk Sikarah tepatnya di kelurahan KTK kota Solok, yang luas daerahnya
6,40 km2 yang terdiri dari 4 kelurahan yaitu:

1. Kelura
Kelurahan
han KTK yang luasny
luasnyaa 1,35 km2
: 1,35
2. Kelura
Kelurahan
han IX korong
korong luasny
luasnyaa 1,50 km2
: 1,50
3. Kelura
Kelurahan
han Aro IV korong
korong luasny
luasnyaa 1,25 km2
: 1,25
4. Kelurahan Simpang Rumbio : 2,30 km2

Puskesmas KTK berpenduduk 16.238 jiwa dengan 4.663 KK dengan jumlah penduduk
perkelurahan sebagai berikut:

Jumlah penduduk

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 IX Korong 1006 989 1.995

2 KTK 1.361 1.350 2.711

3 Aro IX Korong 1.627 1.630 3.257

4 Simpang Rumbio 4.140 4.135 8.275

Jumlah 8.134 8.104 16.238


Tabel 3.1 Data Kependudukan

Semua kelurahan dapat ditempuh dengan kendraan roda empat, jarak puskesmas dengan
Ibu Kota Solok 2 km.

18

Dengan batas wilayah kerja :


- Sebel
Sebelah
ah bar
barat
at be
berb
rbat
atas
asan
an deng
dengan
an kecam
kecamat
atan
an kub
kubung
ung
- Sebel
Sebelah
ah Ut
Utar
araa ber
berba
bata
tasa
san
n deng
dengan
an koto
koto panj
panjan
ang
g
- Sebel
Sebelah
ah Tim
Timur
ur berba
berbata
tasa
san
n deng
dengan
an keca
kecama
mata
tan
n kubu
kubung
ng
- Sebel
Sebelah
ah sel
selat
atan
an ber
berbat
batsa
san
n deng
dengan
an kec
kecam
amat
atan
an kubu
kubung
ng..
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskemas KTK

3.1.2
3.1.2 Jeni
Jeniss Pelay
Pelayanan
anan Puskesm
Puskesmas
as KTK Tahun
Tahun 2018
2018
Upay
Upayaa ke
kese
seha
hata
tan
n Masy
Masyar
arak
akat
at di Pusk
Puskes
esma
mass KTK
KTK te
tela
lah
h meng
mengac
acu
u ke
kepa
pada
da
Permenkes No 75 tahun 2014 yaitumeliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan
upaya kesehatan masyarakat pengembangan

a. Pe
Pellayana
nan
n Ra
Rawat Jal
Jalaan
1. Loket
Loket pendaf
pendaftar
taran.
an.
2. Po
Poli
li La
Lans
nsia
ia
3. Po
Poli
li Umum
Umum..
4. Poli
Poli Ibu
Ibu
5. Poli
Poli Ana
Anak
k

19

6. Poli
Poli KB
7. Poli
Poli Gig
Gigii
8. Konsul
Konsultas
tasii Gizi.
Gizi.
9. Klinik
Klinik VCT / IMS
IMS
10.
10. Pe
Pela
laya
yana
nan
n Imun
Imunis
isas
asi.
i.
11.
11. Klin
Kliniik San
Saniitas
asii
12.
12. Ruan
Ruang
g Refr
Refrak
aksi
si
13. Ruang Tind
Tindaakan
b. Pelayanan Penunjang

1. Laboratorium.
2. Apotik
c. Pelayanan UKM
1. Esensial
a. Promkes / UKS
b. KIA / KB
c. Gizi
d. Kesling
e. P2P
f. Perkesmas
2. Pengembangan
a. Lansia
b. Jiwa
c. Indra
d. PKPR
e. UKK
f. UKGS/UKGM
Puskesmas
Puskesmas KTK merupakan
merupakan Puskesmas
Puskesmas Santun Lansia
Lansia di mana semua
semua pelayanan
pelayanan rawat
jalan untuk Lansia dilaksanakan dalam satu gedung, terpisah dengan rawat jalan lainnya kecuali
untuk pelayanan loket. Sedangkan program inovatif di Puskesmas KTK adalah “Posbindu Yang
Terintegrasi Dengan UKS” yang dilaksanakan di MAN Model Kota Solok.

20

3.1
.1.3
.3 Visi dan
dan Mi
Misi
1. Visi:
Menjad
Menjadii pusat
pusat layana
layanan
n yang profes
profesion
ional
al dan bermut
bermutu
u dibida
dibidang
ng keseha
kesehatan
tan dasar
dasar dan
memandirikan masyarakat untuk hidup sehat di
d i wilayah kerja puskesmas KTK .

2. Misi:
1. Mening
Meningkat
katkan
kan efektivi
efektivitas
tas dan efisie
efisiensi
nsi proses
proses layana
layanan
n kesehat
kesehatan
an dasar
dasar melalu
melaluii
perbaikan yang berkesinambungan
2. Meme
Memeli
lihar
haraa dan meni
meningk
ngkat
atka
kan
n de
dera
raja
jatt ke
kese
seha
hata
tan
n bai
baik
k pe
pero
rora
rang
ngan
an , ke
kelu
luar
arga
ga
maupun masyarakat serta lingkungan di wilayah kerjanya

3. Mendorong
Mendorong kemandiri
kemandirian
an keluarga
keluarga dan masyara
masyarakat
kat untuk
untuk hidup sehat
sehat melalui
melalui upaya
kegiata
kegiatan
n promot
promotif
if , preven
preventif
tif,, dan peran
peran aktif
aktif masyar
masyaraka
akatt dalam
dalam pening
peningkat
katan
an
pemberdayaan
4. Menj
Menjam
amin
in te
ters
rsel
elen
engg
ggar
aran
anya
ya up
upay
ayaa ke
kese
seha
hata
tan
n ya
yang
ng pa
pari
ripu
purn
rnaa be
berd
rdas
asar
arka
kan
n
profesional,pemerataan,bermutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
5. Mening
Meningkat
katkan
kan kerjasam
kerjasamaa linta
lintass sektor
sektor dalam
dalam pembang
pembanguna
unan
n kesehat
kesehatan
an di wilayah
wilayah
kerjanya
3. Janji Pelayanan
 “Melayani dengan sepenuh hati”
4. Motto
 “KTK ASRI (Komunikatif, Taqwa, Kreatif, Aman, Senyum, Rapi, Inovatif )
5. Tata Nilai Puskesmas KTK
1. Jujur

2. Disiplin

3. Ramah

4. Kerjasama Tim

5. Taqwa

6. Integritas yang tinggi

21

6. Budaya Kerja Puskesmas KTK


SENYUM Senantiasa menampilkan keramahan dalam
memberikan pelayanan.

KOMU
KOMUNI
NIKAT
KATIF
IF Mamp
Mampu
u mem
membe
beri
rika
kan
n inf
infor
orma
masi
si ke
kese
seha
hata
tan
n kep
kepad
adaa
masyarakat dengan benar

AMAN Dalam memberkan pelayanan selalu mengutamakan


keamanan baik untuk diri petugas, pasien dan
lingkungan kerja.

RAPI Berpenampilan rapi diri dan rapi lingkungan tempat

AKTIF Dalam melaksanakan tugas selalu didasari atas


keyakinan dan penuh percaya diri bahwa apa yang
dilaksanakan akan membawa kemajuan dan manfaat
baik ke intern maupun ke ekstern.
MELAYANI Member
eriika
kan
n pelayan
anaan ke
keseh
ehaatan yan
angg merata tanpa
membedakan status sosial, suku, ras, serta agama.

INOVATIF Usaha untuk mendayagunakan pemikiran dan


kemampuan imajinasi dalam menghasilkan pelayanan
yang baik bagi pasien.

Tabel 3.2 Budaya Kerja Puskesmas KTK

3.1
.1.4
.4 Sos
osiial Buday
daya

1. Agama
Puskesmas KTK berpenduduk mayoritas beragama islam.

22

2. Suku
Sebagian besar masyarakatnya suku minang.

3. Mata Pencaharian
Masyarakat Puskesmas KTK bermata pencaharian sebagai pegawai, pedagangdan
petani.
4. Sarana Kependidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah KTK cukup lengkap:

No KELURAHAN Jumlah Sekolah


TK SD SMP SLTA
1 KTK - 2 1 -
2 ARO 2 3 - -
3 Simpang Rumbio 3 3 1 2
4 IX korong 1 1 1 -
Total 6 8 3 2
Tabel 3.3 Fasilitas Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas KTK Tahun 2018
20 18

3.1.
3.1.5
5 Su
Sumb
mber
er Daya
Daya Kese
Keseha
hata
tan
n
Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang ada diwilayah Puskesmas KTK sudah cukup memadai,
yang masih kurang adalah tenaga non kesehatan.

KEADAAN SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS KTK

KEADAAN DESEMBER 2019


JUMLAH

NO. JENIS SDMK PPPK/ SUKARELA SUKARE TOTA


PNS PTT
KONTRAK KONTRAK LA L

23

1 Dokter umum 3 3

2 Dokter Gigi 1 1

3 Perawat
Pe 14 3 4 0 21

4 Bidan 12 1 2 4 0 19

5 Tenaga Kesmas
Te 5 5

6 Tenaga Kesling 1 1

Ahli
Laboratorium
7 Medik 2 3

8 Tenaga Gizi
Te 2 2 0 4

Tenaga
9 Kefarmasian 0

Apoteker 0 0

Asisten Apoteker 2 2

11 Perawat Gigi 1 0 1

12 Perekam medis 0 0

13 Refraksi Optisi 1 1

Tekhnisi
14 Eletromedik 1 1

15 Fisioterapi 1 1
Tenaga
16 Administrasi 2 0 0 2

24

17 Dll 3 3

48 7 2 11 0 67

Tabel 3.4 Tenaga kerja puskesmas KTK

3.1.
3.1.6
6 Sa
Sara
rana
na da
dan
n Pras
Prasar
aran
ana
a
Sarana dan prasarana di wilayah kerja Puskesmas KTK adalah sebagai berikut:

1. Puskesmas pembantu sebanyak : 3 buah


2. Pos Kese
Keseha
hata
tan
n Kelu
Kelura
rahan
han se
seban
banya
yak
k : 4 buah
buah
3. Labo
Labora
rato
tori
rium
um se
seba
bany
nyak
ak : 1 bu
buah
ah
4. Rumah
Rumah Pa
Para
rame
medi
diss se
seba
banya
nyak
k : 3 bua
buah
h
5. Ruma
Rumah
h Dokt
Dokter
er se
seba
bany
nyak
ak : 1 bu
buah
ah

3.2 Gambaran
Gambaran Umum
Umum Program-P
Program-Program
rogram Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
Upaya kesehatan layanan dasar yang diselenggarakan puskesmas meliputi:
3.2.1
3.2.1 Iden
Identifi
tifikasi
kasi Masalah
Masalah Keseha
Kesehatan
tan Masyara
Masyarakat
kat
3.2.1.1 Target dan Capaian Program
Program Puskesmas
Puskesmas KTK Tahun 2019

Hasil Kegiatan Program Puskesmas KTK Sampai Bulan Desember 2019

3.1 UPAYA KESEHATAN ESENSIAL


I. Promosi kesehatan
A. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan :
 Penyuluhan di posyandu
 Penyuluhan ke sekolah
 Penyuluhan Keliling
 Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga
 SMD dan MMK dengan pendekatan Keluarga (PIS- PK)
B. Hasil Kegiatan :

No Kegiatan Pencapaian Target

1 Penyuluhan di posyandu 34 kali 34 kali


25

2 Penyuluhan ke sekolah 14 kali 14 kali

3 Penyuluhan Keliling 60 kali 60 kali

4 Kelurahan Siaga Aktif 100 % 100 %

5. IKS Wi
Wilayah Kerja Puskesmas 0,362 0,300

II. Program
Program UKS
UKS
A. Kegiata
Kegiatan
n yang dilak
dilakukan
ukan adala
adalah
h:
 Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
 Pembinaan Sekolah Sehat
 Pelatihan Dokter Kecil (kader kesehatan sekolah)
 Peyuluhan dan konsultasi ke sekolah
B. Hasi
Hasill Kegi
Kegiat
atan
an :

No Kegiatan Pencapaian Target

1 Cakupan skrining SD/SLTP/SLTA 92 % 100 %

2 Pelatihan dokter kecil 100 % 100 %

3 Pembinaan sekolah sehat 100 % 100 %

3.
3.1.
1.2
2 Ke
Kese
seha
hata
tan
nLLin
ingk
gkun
unga
gan
n
A. Kegiat
Kegiatan
an yang dilakuk
dilakukan
an :

 Inspeksi sanitasi dasar


 Rumah sehat
 Pemeriksaan TTU dan TPM
 STBM
 Pembinaan dan pengawasan kwalitas air
 Penyuluhan hygiene sanitasi ke sekolah

B. Ha
Hasi
sill Kegi
Kegiat
atan
an

26
No Kegiatan Pencapaian Target

1 Akses air bersih 96,80 % 95 %

2 Jamban keluarga 100 % 95 %

3 Pembuangan limbah 82,11 % 90 %

4 Pengeloaan sampah 80,34 % 90 %


5 Rumah sehat 76,82 % 90 %

6 TTU 83,91 % 65 %

7 TPM 60,87 % 65 %

3.1.3 Keseha
Kesehatan
tan Ibu dan Anak
Anak serta
serta KB

A. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan
dilakukan pada
pada program
program ini :
a. Pr
Prog
ogra
ram
m Kese
Keseha
hata
tan
n Ibu
Ibu
 Kelas ibu hamil
 Pelayanan ANC
 Kunjungan bumil resti
 Kunjungan nifas
 Pemantauan stiker P4K/ANC berkwalitas
 Otopsi verbal
 Pembinaan BPS

b. Progr
Program
am Keseh
Kesehat
atan
an Anak
Anak
 Kunjungan Neonatus
 Pelaksanaan MTBS/MTBM
 DDTK
 Kelas Ibu Balita
 Kunjungan rumah balita bermasalah
 LBI

27
c. Progr
Program
am Kelu
Keluar
arga
ga Ber
Berenc
encan
ana
a
 Pelaksanaan KIE/penyuluhan
 Pelayanan KB
 Penanganan komplikasi ringan

B. Ha
Hasi
sill Kegi
Kegiat
atan
an

a. Pr
Prog
ogra
ram
m Kese
Keseha
hata
tan
n Ibu
Ibu

No Kegiatan Pencapaian Target


1 Cakupan K1 98,9 100 %
2 Cakupan K4 95 % 95 %
3 Persalinan di Faskes 85,6 % 89 %
Persalinan komplikasi obstetri yang
4 100 % 80 %
ditangani
5 Kunjungan nifas 3 (KF3) 85,6 % 90 %

6 Deteksi bumil resti oleh nakes 80,0 % 100 %

7 Deteksi bumil resti oleh masyarakat 74,7 % 100 %


8 Kematian bumil/bulin/bufas 0 0

b. Progr
Program
am Keseh
Kesehat
atan
an Anak
Anak

No Kegiatan Pencapaian Target

1 Cakupan Neonatus 85,6 % 90 %


3 Cakupan KN lengkap 85,6 % 90 %
4 Cakupa
pan
n Pe
Pelayanan ko
kompli
plika
kassi 100 % 90 %
neonatus (PKN )
5 Cakupan Kunjungan Bayi Lengkap 93,1 % 89 %
6 Cakupan Kunjungan Anak Balita 91,2 % 90 %
7 Cakupan DDTK bayi 4 kali pertahun 93,1 % 90 %
8 Cakupan DDTK balita 2 kali pertahun 91,2 % 90 %
9 DDTK APRAS 2 kali pertahun 55,9 % 60 %

28

No Kegiatan Pencapaian Target

10 Pelayanan kesehatan anak balita 91,2 % 90 %


11 Jumlah kematian neonatus 1 0
12 Jumlah kematian bayi 1 0
13 Jumlah kematian balita 0 0

c. Progr
Program
am Kelu
Keluar
arga
ga Ber
Berenc
encan
ana
a

No Kegiatan Pencapaian Target


1 Peserta KB aktif 73,6 79 %
2 Penangan komplikasi ringan 100 % 100 %

3.
3.1.
1.4
4 Perb
Perbai
aika
kan
n Giz
Gizii Masya
Masyara
raka
katt
A. Kegiat
Kegiatan
an yang dilakuk
dilakukan
an :
 Penimbangan massal dan pemberian vitamin A (bulan Februari dan Agustus)
 Pengukuran status gizi murid TK/PAUD
 Pengukuran status gizi siswa SD, SLTP dan SLTA
 Pemantauan status gizi sekolah yang mendapat PMT-AS
 Pendistribusian Obat cacing dan Vit A
 Kunjungan rumah balita gizi kurang dan buruk serta bumi KEK
 Pemberian PMT pemulihan
 Pemantauan posyandu
 Pelaksanaan TFC
 Pendataan Kadarzi
 Kelas MP-ASI

29

 Kelas gizi
 Pemberian tablet besi ibu hamil dan pemberian vitamin A ibu nifas
 Pemantauan pertumbuhan balita
B. Ha
Hasi
sill Kegi
Kegiat
atan
an

No Kegiatan Pencapaian Target


1 Cakupan D/S balita 82,6 % 87 %
2 Cakupan N/D balita 83,7 % 87 %

3 Caku
Cakupa
pan
n Bal
Balita
ita Gi
Gizi Bur
Buruk yang
yang 100 % 100 %
mendapatkan perawatan
4 Cakupa
pan
n Bayi ku
kurrang 6 bu
bullan 84,55 % 47 %
mendapatkan ASI eksklusif
5 Cakupa
pan
n bali
alita 6- 59 bu
bullan 88,35 % 89 %
mendapatkan kapsul vitamin A
6 Caku
Cakupa
pan
n rum
rumah
ah ta
tang
ngga
ga meng
mengko
kons
nsum
umsi
si 98,3 % 95 %
garam beryodium
7 Caku
Cakupa
pan
n ibu ham
hamil dapa
dapatt ITO mini
minima
mall 92 % 95 %

90 tablet
8 Persentase ba
balita ku
kurus ya
yang 85 % 85 %
mendapatkan makanan tambahan
9 Cakupan vitamin A ibu nifas 83,6 82 %
10 Caku
Cakupa
pan
n ibu
ibu hami
hamill KEK
KEK yang
yang 91,7 % 80 %
mendapatkan makanan tambahan
11 Bal
Balita
ita yan
yang
g mem
mempu
puny
nyai
ai buku
buku 85 % 100 %
KIA/KMS
12 Bali
Balita
ta diti
ditimb
mban
ang
g yan
yang
g ttid
idak
ak na
naik
ik be
bera
ratt 12,5 % 6%
badannya
13 Bali
Balita
ta diti
ditimb
mban
ang
g yan
yang
g ttid
idak
ak na
naik
ik be
bera
ratt 4,4 % 2%
badanya dua kali berturut - turut
14 Balita dibawah garis merah 0,6 % 0,4 %
15 Ibu hamil anemia 4,6 % 20 %

30

No Kegiatan Pencapaian Target


16 Pe
Pers
rsen
enta
tase
se ba
bayi
yide
deng
ngan
an be
bera
ratt b
bad
adan
an 3,5 % 1,4 %
rendah (BBLR)

3.1.5
3.1.5 Penc
Penceg
egaha
ahan
n dan Pembe
Pembera
ranta
ntasan
san Penya
Penyakit
kit
A. Kegiata
Kegiatan
n yang
yang dila
dilakuka
kukan
n:
a. Pencega
Pencegahan
han dan
dan Pembera
Pemberanta
ntasan
san Penya
Penyakit
kit TBC
TBC
 Penyuluhan TB pada pemuda dan masyarakat lainnya
 Penjaringan suspek dan penemuan penderita TB BTA positif
 Penyuluhan TB pada penderita dan pasien yang diduga TB
 Survey dan pemetaan wilayah TB
 Pelacakan kasus kontak
 Pelaksanaan PMO
 Pemantauan gizi penderita TB

b. Pencega
Pencegahan
han dan Pembera
Pemberanta
ntasan
san DBD
 Penyuluhan penyakit, pencegahan, dan pemberantasan DBD
kepada masyarakat
 Pemantauan jentik oleh kader Jumantik
 Pemberian bubuk abate pada masyarakat yang dimonitoring oleh
petugas Surveilans puskesmas.
 Melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada kasus positif
DBD
 Melakukan Fogging pada kasus yang dianggap perlu

c. Pen
Penemu
emuan
an dan Penang
Penanggul
gulanga
angan
n Kasus
Kasus ISPA dan
dan Pneumon
Pneumonia
ia

 Melakukan penyuluhan ISPA dan Pneumonia pada pasien yang


tersangka Pneumonia
 Pencatatan dan pelaporan kasus ISPA dan Pneumonia yang
berkunjung ke puskesmas

31

 Melakukan kunjungan rumah pada pasien tersangka Pneumonia


 Melakukan rujukan kasus pada Pneumonia sedang-berat
d. Penemu
Penemuan
an dan
dan Penangg
Penanggula
ulangan
ngan Diare
Diare
 Penyuluhan tentang diare dan cara penanggulangan diare di
rumah sebelum dan sesudah dibawa ke pelayanan kesehatan
kepada tokoh masyarakat dan kader posyandu.
 Penemuan dan penatalaksanaan kasus diare.
 Melakukan rujukan kasus pada diare dengan dehidrasi sedang-
berat.

Melakukan penyelidikan epidemiologi pada kasus diare
berdampak KLB.
e. Pela
Pelaksa
ksanaa
naan
n Prog
Program
ram VCT
VCT dan
dan IMS
IMS
 Melakukan penyuluhan VCT dan IMS pada masyarakat.
 Melakukan kerja sama dengan LSM dalam penjaringan
masyarakat beresiko.
 Melakukan pemeriksaan VCT dan IMS pada klien yang datang
sendiri atau diantar oleh penjangkaunya (LSM) ke puskesmas.
 Melakukan pemeriksaan VCT dan HIV pada ibu hamil.
 Melakukan mobile VCT dan IMS di kampus dan instansi yang
berminat.
 Melakukan tindak lanjut pada kasus-kasus posiif VCT dan IMS.
f. Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies :
 Penyuluhan bahaya penyakit Rabies dan penanggulangan dini
kasus gigitan hewan tersangka Rabies bagi petugas dan tokoh
masyarakat.
 Pemberian vaksin anti Rabies (VAR) dan serum anti Rabies
(SAR) pada kasus sesuai indikasi.
 Melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien yang mendapat
VAR dan SAR.
g. Program Penyakit Tidak Menular (PPTM)

32

 Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus yang tergolong


penyakit tidak menular di poli.
 Melakukan pemeriksaan dan pembinaan calon jemaah haji.
 Melakukan sosialisasi tentang deteksi dini penyakit kanker leher
rahim dan kanker payudara kepada masyarakat.
 Melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara wanita yang sudah pernah berhubungan seksual
terutama yang berumur 30 tahun sampai dengan 50 tahun.
 Melakukan konseling pra IVA dan pra krioterapi.
 Melakukan tindakan krioterapi pada pasien IVA positif yang

kandidat krio.
 Melakukan rujukan kasus tumor atau benjolan payudara.
 Melakukan rujukan kasus curiga kanker leher rahim atau kasus
IVA positif lesi luas (bukan kandidat krio).
 Melakukan pembinaan kegiatan Posbindu di kelurahan.
h. Pr
Prog
ogra
ram
m Imun
Imunis
isas
asii
 Melakukan pemberian imunisasi dasar di puskesmas dan di
posyandu.
 Melakukan sosialisasi
sosialisasi dan pemberian boster imunisasi .

Melakukan swepping pada sasaran yang tidak datang ke
posyandu dan dievaluasi tiap triwulan.
 Melakukan Bias Campak pada anak kelas 1 SD tiap tahun.
 Melakukan Bias DT/TT pada anak SD kelas 1 sampai dengan
kelas 3 tiap tahun.
 Melakukan TT WUS di SMA dan posyandu tiap tahun

B. Ha
Hasi
sill Kegia
Kegiata
tan
n
a. Pencega
Pencegahan
han dan
dan Pembera
Pemberanta
ntasan
san Penya
Penyakit
kit TBC
TBC

No Kegiatan Pencapaian Target


1 Cakupan pemeriksaan suspect 35,7 % 51 %

33

suspect
2 Penemuan kasus TB 20,8 % 51 %
3 Angka konversi 90 % 100 %
4 Angka kesembuhan 100 % 100 %

b. Pencega
Pencegahan
han dan Pembera
Pemberanta
ntasan
san DBD.
DBD.

No Kegiatan Pencapaian Target


1 Angka bebas jentik (ABJ) 85 % 95 %
2 Penemuan kasus DBD 15 kasus -
3 Penanganan kasus DBD 100 % 100 %

4 Kematian akibat DBD 0 0

c. Pen
Penemu
emuan
an dan Penan
Penanggul
ggulanga
angan
n ISPA dan
dan Pneumo
Pneumonia
nia

No Kegiatan Pencapaian Target


1 Penemuan kasus Pneumonia 51 % 95 %
2 Kasus Pneumonia yang dirujuk 0 -
3 Kematian akibat Pneumonia 0 0
d. Penemu
Penemuan
an dan
dan Penang
Penanggul
gulanga
angan
n Kasus
Kasus Diare
Diare

No Kegiatan Pencapaian Target

1 Penemuan kasus Diare 265 -

2 Pemakaian oralit 100 % 100 %

3 Kasus Diare yang dirujuk 0 -

4 Kematian akibat Diare 0 0

34

e. Pela
Pelaksa
ksanaa
naan
n Prog
Program
ram VCT
VCT dan
dan IMS
IMS

No Kegiatan Pencapaian Target

1 Pemeriksaan VCT 354 orang -

2 Jumlah HIV reaktif 0 -

3 Jumlah HIV indeterminate 1 orang -

4 Pemeriksaan IMS 224 orang -

5 Jumlah IMS yang positif 6 orang -

6 orang
6 Pasien IM
IMS yang di
diobati 100 %
(100 %)

7 Ibu hamil yang diperiksa HIV 98,4 % 100 %

8 Ibu Hamil yang HIV reaktif 0 -

Ibu hamil yang HIV


9 0 -
indeterminate

Penderita TB yang dikonseling


10 80 % 100 %
HIV

f. Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies

No Kegiatan Pencapaian Target

1 Kasus gigitan oleh binat


ataang 19 kasus -
penular Rabies

2 Penanganan kasus gigitan 100 % 100 %

3 Kasus Rabies pada manusia 0 0

g. Program Penyakit Tidak Menular (PPTM)

35

No Kegiatan Pencapaian Target

Cakupan deteksi dini Ca.


1 27 % 100 %
Mamme dan Ca. Cerviks

2 Kasus tumor jinak pada Mamme 3 kasus -

3 Kasus curiga kanker Mamme 0 -

4 Kelainan lain pada Mamme 0 -

5 Kasus IVA positif 0 -

6 Kasus curiga kanker serviks - -

7 Kelainan lain pada serviks 8 -

8 Jumlah Posbindu yang aktif 5 5

Jumlah kader Posbindu yang


9 20 orang 20 orang
aktif

h. Pr
Prog
ogra
ram
m Imun
Imunis
isas
asii

No Kegiatan Pencapaian Target


1 Kontak pertama

a. HB0 95,4 % 95 %
b. BCG 95,4 % 95 %
c. PENTAVALEN 1 95,4 % 95 %
d. Polio 1 95,4 % 95 %
e. IPV 74,4 % 95 %
2 Kontak lengkap
a. PENTAVALEN 3 95,1 % 95 %
b. Polio 4 95,1 % 95 %
c. Campak / MR 85,9 % 95 %

36

No Kegiatan Pencapaian Target


3 Imunisasi La
Lanjutan (B
(BOOSTER)
a. PENTAVALEN 89,2 % 95 %
b. Campak/ MR 77 % 95 %
4 BIAS Campak anak SD
5 BIAS DT/TD anak SD 68 % 95 %

3.2.2 Perioritas Penetapan Masalah

Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan wawancara
dengan kepala puskesmas dan penanggung wab program di puskesmas KTK. Terdapat lima
upaya
upaya keseha
kesehatan
tan masyar
masyarakat
akat esensi
esensial
al yang dijala
dijalanka
nkan,
n, yai
yaitu
tu promos
promosii keseha
kesehatan
tan,, keseha
kesehatan
tan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat serta
pencegahan dan pengendalian penayakit. Identifikasi masalah dilakukan pada masing-masing
rogram
rogram wajib
wajib puskesmas
puskesmas KTK. Pada program
program esensial
esensial tersebut
tersebut masih terdapat
terdapat kesenjangan
kesenjangan
antaraa target,
antar target, dipilih
dipilih lima masalah
masalah dengan skor tertinggi
tertinggi berdasarkan
berdasarkan skala priori
prioritas
tas Urgens,
Seriou
Seriousne
snes,
s, Growth
Growth (USG)
(USG).. Penilaian
Penilaian lima masalah tersebut
tersebut ditentukan
ditentukan berdasarkan
berdasarkan laporan
tahunan puskesmas, wawancara dengan pemegang program, serta observasi langsung lapangan.
Permasalaha
Permasalahan
n ini tidak hanya dilihat
dilihat dari kesenjangan
kesenjangan antara target dan pencapaian,
pencapaian, tetapi juga
dilihat dari Urgens, Seriousnes, Growth (USG).

Uraian permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut yaitu :

1. Rendahnya
Rendahnya cakupan
cakupan imunisasi
imunisasi DT/TD
DT/TD anak
anak SD diwilay
diwilayah
ah puskesmas
puskesmas KTK
KTK pada tahun
tahun
2018
2. Rendahnya
Rendahnya cakupan
cakupan imunisasi
imunisasi MR
MR diwilayah
diwilayah puskesm
puskesmas
as KTK pada
pada tahun
tahun 2018
3. Rendahnya
Rendahnya pencapaian
pencapaian penemuan
penemuan kasus
kasus pneumonia
pneumonia di wilayah
wilayah puskesmas
puskesmas KTK pada
tahun 2018
4. Rendahnya
Rendahnya pencapaian
pencapaian penemuan
penemuan kasus
kasus TB di wilayah
wilayah puskesma
puskesmass KTK pada
pada tahun 2018
2018
5. Rendahnya
Rendahnya pencapaian
pencapaian angka
angka bebas jentik
jentik di wilayah
wilayah puskesmas
puskesmas KTK pada tahun 2018
2018
Bebe
Bebera
rapa
pa masa
masala
lah
h ya
yang
ng dite
ditemu
muka
kan
n di puskes
puskesma
mass KTK
KTK ha
haru
russ di
dite
tent
ntuka
ukan
n pr
prio
iori
rita
tass
masalahnya
masalahnya dalam rangka meningkatka
meningkatkan
n mutu pelayanan puskesmas. Upaya yang dilakukan
37

untuk
untuk menent
menentukan
ukan priori
prioritas
tas masala
masalah
h terseb
tersebut
ut adalah
adalah menggu
menggunaka
nakan
n teknik
teknik skorin
skoring
g sebagai
sebagai
berikut:
1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak cepat
Nilai 2 : kurang cepat
Nilai 3 : cukup cepat
Nilai 4 : cepat
Nilai 5 : sangat cepat
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : tidak cepat
Nilai 2 : kurang cepat
Nilai 3 : cukup cepat
Nilai 4 : cepat
Nilai 5 : sangat cepat

3. Growth (tingkat perkembangan masalah)


Nilai 1 : tidak cepat
Nilai 2 : kurang cepat
Nilai 3 : cukup cepat
Nilai 4 : cepat
Nilai 5 : sangat cepat

3.2.3
3.2.3 Pen
Penilai
ilaian
an Prior
Prioritas
itas Masal
Masalah
ah Progr
Program
am di puskesm
puskesmas
as KTK
KTK

Berdasarkan keseluruhan program yang belum tercapai target, dipilih lima masalah yang
memiliki skor tertinggi berdasarkan sklah prioritas USG. Penilaian masalah yang memiliki skor
terti
tertinggi
nggi berdas
berdasark
arkan
an data
data lapora
laporan
n tahuna
tahunan
n puskes
puskesmas
mas dan wawanc
wawancara
ara dengan
dengan pemegan
pemegang
g
program. Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian,
tetapi juga dilihat dari Urgens, Seriousnes, Growth (USG).

Masalah U S G P Prioritas

38
Rendahnya pencapaian angka bebas jentik di 4 4 5 80 P1
wilayah puskesmas KTK pada tahun 2019

Rendahnya pencapaian penemuan kasus pneumonia 4 4 4 64 P2


di wilayah puskesmas KTK pada tahun 2019

Rendahnya pencapaian penemuan kasus TB di 3 3 3 36 P3


wilayah puskesmas KTK pada tahun 2019

Rendahnya
Rendahnya pencapaian
pencapaian deteksi dini Ca. Mammae 3 3 3 36 P4
dan Ca. Cervix
Cervix di wilaya
wilayah
h puskes
puskesmas
mas KTK pada
tahun 2019

Rendahnya pencapaian peserta KB aktif di wilayah 3 2 3 18 P5


puskesmas KTK pada tahun 2019

Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa

( Fishbone) Rendahnya pencapaian angka bebas jentik (ABJ) diwilayah


puskesmas KTK pada tahun 2019

MANUSIA METODE

Kurangya
penyeluhuan dari
lintas sektor

Kurangnya pemahaman
masyarakattentang angka 39
bebas jentik
Rendahnya
pencapaian angka
bebas jentik (ABJ)
diwilayah puskesmas
KTK pada tahun
keberadaan 2019
sa
samp
mpah
ah yayang
ng
Tidak ada padat disekitar
masalah Tidak ada rumah
masalah

Tempat penampungan
Adanya tempat air keperluan sehari-
penampungan hari : WC dan drum.
SARANA alami : pelepah
DANA
daun tumbuhan

LINGKUNGAN

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil penyebab masalah didapatkan tidak sesuai alur pencapaianangka bebas jentikdi
wilayah
wilayah puskes
puskesmas
mas KTK Kota
Kota Solok.D
Solok.Dari
ari penemu
penemuan
an ter
terseb
sebut,
ut, penuli
penuliss dapat
dapat meranc
merancang
ang
penetapan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

tentang angka bebas jentik.

4.2 Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 4.2 Pemecahan masalah

N Variabel Penyebab Alternatif Terpilih

40

Alternatif Pemecahan
o Faktor Penyebab Masalah
Penyebab Masalah
1. Ma
Manus
nusia
ia  Kurangnya  Mengadakan  Mengadakan
pemahaman sosialisasi dengan sosialisasi dengan

masyarakat menggunakan sarana menggunakan sarana


tentang audiovisual dalam audiovisual dalam
angka menyampaikan menyampaikan
bebas jentik sosialisasi sosialisasi

2. Dana  Tidak - -
terdapat
masalah
yang begitu
bearti pada
pencapaian
angka
bebas jentik

3. Sarana  Tidak - -
terdapat
masalah
yang begitu

bearti pada
pencapaian
angka
bebas jentik

4 Lingkunga  keberadaan  Memberikan  Memberikan

41

n sampah penyuluhan tentang penyuluhan tentang


yang padat angka bebas jentik angka bebas jentik
disekitar
rumah
 Adanya
tempat
penampung
an alami :
pelepah
daun
tumbuhan
 Tempat
penampung
an air
keperluan
sehari-hari :
WC dan

drum

5 Metode  Tidak ada Tingkatkan kerja Tingkatkan kerja


dukungan sama dengan sama dengan
lintas sektor keluarga,perawat, keluarga,perawat,
bidan dokter atau bidan dokter atau
tenaga medis tenaga medis
lainya lainya

4.3 Plan of Action

42

Berd
Berdas
asar
arka
kan
n al
alte
tern
rnat
atif
if pemec
pemecaha
ahan
n masa
masala
lah
h di
diat
atas
as,, pe
penul
nulis
is memb
membua
uatt beber
beberapa
apa
perencanaan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang angka bebas
jentik di wilayah puskesmas KTK Kota Solok.

Tabel 4.3 Rencana Kegiatan

NO Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Volume Pelaksanaan


Kegiatan

1. Memberikan Memberikan Semua Aula 1 kali Petugas


informasi/sosialisas informasi dan Kader Puskesmas dalam 1 kesehatan,

Anda mungkin juga menyukai