SKOR NILAI: 88
ANGGOTA KELOMPOK VI :
NOVEMBER 2019
EXCECUTIVE SUMMARY
Mengapa topik yang dibahas dalam mini riset tentang kajian filsafat progresivisme?
Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki adanya
perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju. Aliran progresivisme ini
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menjadikan
pendidik hanya sebatas sebagai fasilitaor, pembimbing, dan pengarah bagi peserta didik.
Adapun tujuan dari aliran progresivisme dalam pendidikan ialah ingin merubah praktik
pendidikan yang selama ini terkesan otoriter menjadi demokratis dan lebih menghargai
potensi dan kemampuan anak, serta mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan peserta didik. Hal ini juga dikarenakan terdapat banyak masalah yag
terkait dengan kajian filsafat tersebut. Masih banyak guru yang mengajar dengan
mengandalkan metode hafalan berbasis buku teks, tidak hanya itu siswa SMA juga banyak
yang masih diberi batasan untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya karena kurangnya
sarana dan prasarana sekolah dan kurikulum yang tidak mendukung siswa untuk dapat
berkembang sesuai kemampuannya. Dengan menerapkan aliran progresivisme dalam
pendidikan, harapannya dapat membawa perubahan dan kemajuan pendidikan di Indonesia
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur
syukur kehadirat Allah SWT
SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan Mini Riset di SMA Negeri 19 Medan ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan Mini Riset yang menjadi tugas
wajib mata kuliah Filsafat Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Disamping itu, kami
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah laporan Mini
Riset ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kiranya
nanti penulis dapat membuat yang lebih bagus dan lebih baik lagi. Karena kami sadar,
makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangan yang mungkin kami tidak
sadari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
EXCECUTIVE SUMMARY.....................
...........................................
............................................
......................................
................ i
KATA PENGANTAR .....................
...........................................
............................................
............................................
...........................
..... ii
DAFTAR ISI....................
...........................................
.............................................
............................................
..........................................
.................... iii
LAMPIRAN .....................
............................................
.............................................
............................................
..........................................
.................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
P r ogr esivism
si visme
e di SM A N eg er i 19 M edan
”
1
2
4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Defenisi Pendidikan Progresivisme
Progresivisme
Dalam pandangan progresivisme pendidikan merupakan suatu sarana atau alat
yang dipersiapkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik supaya tetap
bangkit terhadap semua tantangan kehidupannya yang secara
s ecara praktis akan senantiasa
mengalami kemajuan. Selain itu, proses pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada
asas pragmatisme. Artinya, pendidikan harus dapat memberikan kebermanfaatan bagi
peserta didik, terutama dalam menghadapi persoalan yang ada di lingkungan
masyarakat. Dalam buku Philosofical Alternatives in Education, Gutek (1974:140)
(1974:140)
menyebutkan bahwa pendidikan progresivisme menekankan pada beberapa hal; 1)
4
susunan yang teratur. Pengalaman belajar adalah pengalaman apa saja yang serasi
dengan tujuan menurut prinsip-prinsip yang telah digariskan dalam pendidikan,
dimana setiap proses belajar yang ada membantu pertumbuhan dan perkembangan
anak didik. Artinya, kurikulum harusnya dirancang untuk mengembangkan berbagai
potensi peserta didik, serta dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi
kehidupan anak didik. Aliran progresivisme menghendaki kurikulum dipusatkan pada
pengalaman yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan yang kompleks (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:91).
5
BAB III
METODE SURVEY
1. Lokasi Survey
Survey dilaksanakan di SMA Negeri 19 Medan yang berlokasi di Jalan Seruwai
No.1, Sei Mati, Kota Medan Tahun Ajaran 2019/2020.
2019/2020.
2. Waktu Penelitian
Suvey ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober pukul 13.00 WIB di SMA Negeri
19 Medan.
guru bidang studi Biologi kelas XII di SMA Negeri 19 Medan Tahun Ajaran
2019/2020.
D. Instrume
Instrumen
n Penelitian
Untuk memperoleh data peneliti menggunakan teknik wawancara dengan alat bantu
recorder untuk merekam berbagai informasi yang disampaikan oleh narasumber dan
6
fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara mengumpulkan dokumen dan
menganalisis data. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode wawancara. Dalam
wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak
digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti sudah membuat daftar pertanyaan secara
sistematis.
7
BAB IV
A. Gambaran Hasil Survey
Wawancara dilakukan peneliti dengan salah satu guru bidang studi Biologi di
SMA Negeri 19 Medan.
Nama : Eva Mitra S.Pd, M.Si
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui penerapan pendidikan progresivisme di
SMA Negeri 19 Medan. Data hasil wawancara diperoleh sebagai
seba gai berikut:
Sistem pembelajaran yang dilakukan berpusat pada kepentingan siswa.
Sekolah menggunakan Kurikulum 2013 tetapi tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh
guru.
B. Pembahasan
Berdasarkan gambaran hasil survey tesebut, data yang yang di peroleh dari
8
semua guru disekolah tersebut yang menerapkan Kurikukulum 2013 dalam proses
belajar mengajar sehingga masih ada pembelajaran yang berpusat guru. Disamping
itu semua di SMA Negeri 19 Medan sebagian besar guru sudah melaksanakan
pembelajaran dengan kurikulum tersebut sehingga pembelajaran lebih berpusat
kepada siswa, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator saja.
Guru tidak menerapkan metode pendiktean dan hafalan dalam proses belajar
mengajar.
Guru di SMA Negeri 19 Medan ini sebagian besar tidak lagi menerapkan
metode pendiktean dan hafalan. Apabila siswa merasa materi yang disampaikan
guru terdapat poin-poin penting maka siswa tersebut akan mencatatnya tanpa ada
waktu khusus yang diberikan oleh guru untuk mencatat. Metode hafalan tidak lagi
menjadi andalan untuk membuat siswa menjadi berkembang karena dengan
memberikan hafalan kepada siswa dapat memberikan tekanan secara tidak
langsung, ketika di suruh menghafal siswa hanya mengingat materi yang
disampaikan hanya bebarapa saat saja karena tidak diimplementasikan secara nyata
melalui suatu eksperimen.
Guru memberikan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Guru berusaha mencari pembelajaran yang menarik bagi siswa dengan
mencari kasus-kasus yang terbaru yang bisa dijadikan contoh dan di teliti nantinya.
Contohnya ketika memepelajari materi tentang virus jika dipelajari dengan cara
biasa di dalam kelas akan terasa membosankan namun apabila dikaitkan dengan
suatu penyakit yang sedang booming dan dilakukan suatu penelitian malalui
eksperimen di laboratoium maka pembelajaran akan lebih menarik.
9
hobi menari maka di buat kelas seni dengan berbagai properti tari yang bisa
digunakan dan apabila ada siswa yang mahir dalam hal berbicara maka di buat kelas
presenter. Sehingga dapat dikatakan bahwa di SMA Negeri 19 Medan ini bakat dan
minat siswa sudah tersalurkan dengan baik.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Implementasi progresivisme dalam pendidikan ialah menekankan pendidikan
demokratis dan menghargai berbagai potensi yang dimiliki oleh anak, serta
pembelajarannya lebih berpusat pada peserta didik, sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi perkembangan peserta didik. Dari hasil
survey yang telah dilakukan diketahui bahwa di SMA Negeri 19 sudah menerapkan
pendidikan progresivisme bahkan menjujung tinggi aliran
ali ran tesebut, karena guru disekolah
ini sangat memprioritaskan siswanya dengan memberikan kebebasan dalam
mengembangkan minat dan bakatnya. Pihak sekolah dalam hal ini sangat berpengaruh
dalam pendidikan progresivisme yaitu dalam menyediakan berbagai sarana dan
prasarana untuk mendukung kegiatan siswa terutama ketika melakukan eksperimen.
Kegiatan Eksperimen merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui
kegiatan eksperimen ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan, potensi dan
prestasi peserta didik.
B. Saran
Dalam rangka meningkatkan kualitas siswa, guru di SMA Negeri 19 Medan
sebaiknya semua guru dapat menerapkan Kurikukulum 2013 dalam sekolah tersebut
sehingga pendidikan tidak lagi berpusat kepada guru melainkan sudah berpusat kepada
siswa sehingga dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.
11
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2009). Kamus
(2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Indonesia.. Jakarta: Gramedia.
Djumransjah. (2002). Filsafat
(2002). Filsafat Pendidikan.
Pendidikan. Jawa Timur: Bayumedia
Ba yumedia Publishing.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi
(2014). Implementasi Kurikulum 2013.
2013. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. (2012). Filsafat Pendidikan; Manusia, Filsafat dan
Pendidikan.. Jakarta: Rajawali Press.
Pendidikan
Muhmidayeli. (2011). Filsafat
(2011). Filsafat Pendidikan.
Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
12
LAMPIRAN
13