Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REPORT

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

OLEH :
SURYANI LAYLA SITOMPUL
5223343001
REG’C 2022

DOSEN PENGAMPU : IBU LALA JELITA ANANDA

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

JURUSAN PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan critical book review mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik ini.
Critical book review ini telah Penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan critical book review ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar dapat memperbaiki critical book review ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam critical book review ini. Semoga Critical Book
Review sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun pembacanya. Sekiranya
Critical Book Review ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang
yang membacanya.

Medan, 16 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang CBR...........................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR.........................................................1
C. Manfaat Penulisan CBR.......................................................1
D. Identitas Buku..................................................................1-2

BAB II RINGKASAN BUKU


I. HAKEKAT PERKEMBANGAN.........................................................................3-10
II TEORI PERKEMBANGAN..............................................................................10-15
III PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI- DEWASA....................................16-20
IV KEBUTUHAN PESERTA DIDIK...................................................................20-23
V KONSEP DIRI................................................................................................... 23-26

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU....................................................27-28

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................28
B.Saran.........................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang mahasiswa kita tentu saja bisa kesulitan dalam menemukan
buku yang dapat mempermudah proses belajar, salah satu nya juga mengenai materi
Perkembangan Peserta Didik. Maka dari itu, pentingnya membuat Critical Book
Review adalah agar memudahkan pembaca dalam memilah buku yang efisien
untuk dipelajari. Dari sini jugalah penyusun dapat membandingkan buku yang
akan di kritisi guna mempertajam kepekaan terhadap isi buku.
Melakukan CriticalBookReview pada suatu buku dengan membandingkan nya
dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah
kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan
informasi dari buku yang lain.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi. Selain itu, salah satu
faktor yang melatarbelakangi penulis mereview buku ini adalah agar kita bisa
berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku.

B. TUJUAN PENULIS
Tujuan penulisan Critical Book Review ini adalah :
a. Mengulas isi sebuah buku.
b. Mengetahui informasi yang ada dalam buku.
c. Membandingkan isi buku utama dengan isi buku pembanding
d. Melatih berpikir kritis dalam mencari informasi dalam setiap buku

C. MANFAAT PENULIS
Adapun manfaat dari penulisan Critical Book Review adalah :
1. Untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Menambah wawasan akan pengertian dari materi Perkembangan Peserta Didik,
sejarah dan fungsinya dalam kebahasaan.
3. Melatih diri untuk mampu menilai atau mengambil kesimpulan dari sebuah buku

D. IDENTITAS BUKU
1. Buku Utama (Pertama)
Judul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Pengarang : Dr.SYAMSIDAH,M.Pd
Editor : Tahta Media
Penerbit : TAHTA MEDIA GROUP
Kota Terbit : Makasar
Tahun Terbit : 2022

1
Tebal Buku : 244 halaman
ISBN : 978-623-5981-51-2
Sampul Buku :
DEPAN BELAKANG

2. BUKU PEMBANDING
Judul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Pengarang : Mesta Limbong
Editor : Michiko Mamesah
Penerbit : UKI Press. Universitas Kristen Indonesia
Kota Terbit : Jakarta Timur
Tahun Terbit : 2020
Tebal Buku : 101 halaman
ISBN : 978 – 623 – 7256 – 84 - 7
Sampul Buku :
DEPAN BELAKANG

2
BAB II
RINGKASAN BUKU
Ringkasan Isi Buku
BAB 1. Hakekat Perkembangan
A. Pengertian dan Ciri – Ciri Perkembangan
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme
yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible
(tidak dapat kembali pada keadaan semula). Perkembangan adalah bertambah
kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. (Masganti Sit 2012)
Perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan- tahapan
tertentu. Perkembangan manusia dimulai sejak masa bayi sampai usia lanjut. (Hasan
Aliah 2006)
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (jasmaniah) menuju
tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif,
dan berkesinambungan (Abes, 2016).
Menurut Azam, (2016) yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan
berkesinambungan yaitu:
1. Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan
saling mempengaruhi;
2. Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat
baik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis); dan
3. Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu terjadi
secara berurutan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan suatu pola perubahan
secara progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi (fisik maupun psikis)
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung

3
sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan,
pengalaman, dan belajar.
Adapun ciri-ciri perkembangan setiap individu menurut Agustina, (2018)
yaitu sebagai berikut:
a. Terjadinya perubahan ukuran
1) Aspek fisik yaitu perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ lainnya,
2) Aspek psikis yaitu bertambahnya perbendaharaan kata dan semakin matangnya
kemampuan berpikir, mengingat, dan mengajukan imajinasi kreatif.
b. Terjadinya perubahan proporsi
1) Aspek fisik yaitu proporsi tubuh anak akan berubah sesuai dengan fase
perkembangannya,
2) Aspek psikis yaitu perubahan imajinasi dan fantasi ke realitas, dan perubahan
perhatian yang dulunya hanya pada diri sendiri akan beralih sedikit demi sedikit pada
orang lain.
c. Lenyapnya tanda-tanda lama
1) Aspek fisik yaitu lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak-anak) yang terdapat
pada dada, rambut, dan gigi susu,
2) Aspek psikis yaitu lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-kanak
(seperti mengakak) dan perilaku impulsif (melakukan sesuatu tanpa berpikir dahulu).
d. Munculnya tanda-tanda baru
1) Aspek fisik yaitu tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual
pada usia remaja baik primer maupun sekunder.
2) Aspek psikis yaitu berkembangnya rasa ingin tahu terutama pada bidang ilmu
pengetahuan, lingkungan, agama, alam, nilai, dan moral.

B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip dalam perkembangan setiap individu menurut Mukhlis, (2018) yaitu:
a. Perkembangan merupakan proses yang tidak berhenti Baik fisik maupun psikis akan
terus berkembang dari saat konsepsi hingga masa tua.

4
b. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi Setiap aspek perkembangan
individu baik fisik maupun psikis satu sama lainnya saling mempengaruhi.
c. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu Setiap perkembangan
merupakan hasil dari perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan prasyarat
bagi perkembangan selanjutnya.
d. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan Perkembangan fisik dan psikis
mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang
cepat dan nada yang lambat)
e. Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas Prinsip ini dijelaskan dengan contoh
berikut: (1) sampai usia 2 tahun seorang anak memusatkan perhatiannya untuk
menguasai gerak-gerik dan belajar berbicara. Dan (2) pada usia 3-6 tahun seorang
anak akan memusatkan perhatiannya untuk menjadi makhluk sosial.
f. Setiap individu akan mengalami tahapan fase perkembangan Prinsip ini berarti
bahwa setiap individu akan mengalami masa atau fase perkembangan: konsepsi, bayi,
kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua.

C. Fase-Fase Perkembangan
1. FASE PERKEMBANGAN MENURUT SANTROCK (2009)
1.1. Fase prenatal, adalah masa pembuahan sampai masa kelahiran. Pada saat ini
terjadi pertumbuhan yang sangat luar biasa, yaitu dari satu sel menjadi satu
organisme yang lengkap. Proses ini sebagian terjadi dalam masa sebelum kelahiran.
Seperti organ tumbuh, jaringaan syaraf, mampu melakukan gerakan motorik tetapi
belum terkontrol. Masan prenatal antara 0 – 9 bulan dalam kandungan ibu.
1.2. Fase bayi, adalah perkembangan yang terjadi saat usia kelahiran sampai
dengan usia 2 tahun atau 24 bulan. Bayi pada masa ini sangat bergantung kepada
orang tua. Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh orang tua sangat berpengaruh
terhadap anak. Bertambah usia berarti berambah ketrampilan lain, misalnya motorik
semakin terkontrol dibuktikan dengan belajar makan sendiri walaupun meja makan

5
jadi tidak bersih, minum sendiri. Disini pendampingan sangat dibutuhkan. Sehingga
anak pada masa ini mampu melakukan kegiatan sesuai dengan usianya.
1.3. Fase kanak-kanak adalah masa usia 2 tahun sampai 6 tahun. Masa ini adalah
dimana anak sudah mulai memiliki keterampilan yang berhubungan dengan kesiapan
menuju
sekolah. Rasa ingin tahu yang besar dan bagaimana anak sedang berlatih
menggunakan bahasa atau sedang berlatih berbicara dengan kalimat yang lebih
lengkap.
1.4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir, adalah fase pada usia 6 sampai 11 tahun.
Perubahan yang terjadi sangat pesan dalam banyak aspek. Sudah mampu melakukan
aktivitas formal di sekolah, kemampuan membaca, menulis dan berhitung dapat
dipastikan dilakukan. Mulai mampu bergaul dengan teman lain sesame jenis dan lain
jenis.
1.5. Fase remaja adalah kondisi dimana telah terjadi masa transisi dari fase kanak-
kanak ke masa remaja. Usia mereka antara 18 – 22 tahun. Terjadi perubahan secara
fisik dan psikologis yang sangat pesat. Pendapat ahli yang lainnya, bahwa perubahan
tidak hanya berlangung pada fase tersebut, tetapi masih berlanjut ke fase berikutnya
seiring dengan bertambah usia, pengalaman dan tingkat kematangan.

2. FASE PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET


Untuk memahami teori perkembangan Piaget, ada beberapa konsep yang perlu
dipahami sebagai berikut:
1.1. Skema
Dalam teori Piaget, skema prilaku (aktifitas fisik) ciri bayi, dan skema mental (kegiatan
kognitif), berkembang dimasa kanak-kanak. Skema bayi disusun oleh tindakan
sederhana yang dapat dilakukan terhadap benda-benda seperti menggengam,
menghisap, dan melihat.
1.2. Adaptasi

6
Adaptasi adalah kecenderungan bawaan manusia untuk melakukan penyesuaian diri
dengan lingkungannya. Menurut Piaget ada dua macam adaptasi:
a. Asimiliasi
Asimiliasi merupakan konsep proses kognitif dimana seseoran
mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema
atau pola yang sudah ada didalam pikirannya.
b. Akomodasi
Akomodasi merupakan pembentukan skema baru atau mengubah skema yang
lama, hal ini terjadi karena dalam mengahdapi rangsangan atau pengalaman
baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu
dengan skme yang ia miliki, ini terjadi karena pengalaman baru itu tidak cocok
dengan skema yang telah ada. Artinya merubah diri agar sesuai dengan
lingkungan yang ada.
1.3. Organisasi
Organisasi dalam teori Piaget adalah pengelompokan perilaku dan pikiran yang
terisolasi kedalam sistem yang lebih tinggi. Kecendrungan individu untuk menyatukan
berbagai skema menjadi satu system yang koheren (berkait dan menjadi kesatuan).
Sebagai contoh: bayi mengabungkan kemampuan melihat dan menjamah.
1.4. Ekuilibrasi/Ekuilibrium
Ekuilibrasi merupakan mekanisme untuk menjalsakan bagaimana anak-anak
berpindah dari satu tahap pemikiran ke tahap berikutnya. Pergeseran ini terjadi
karena anak mengalami konflik kognitif (disekuilibrium), dalam mencoba memahami
dunia (Juwantara, 2019).
Kemudian perkembangan kognitif merupakan berfikir logis dari masa bayi hingga
dewasa, menurut Piaget perkembangan yang berlangsung melalui empat tahapan
yaitu:
1. Tahapan Sensori-Motor ( 0 - 2 Tahun )

7
Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi belajar tentang
diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka yang sedang
berkembang dan melalui aktifitas motor.
2. Tahapan Pra-Operasional ( 2 - 7 Tahun )
Pada tahap ini anak telah menunjukan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai
hal diluar dirinya. Aktivitas berpikirnya belum mempunyai sistem yang
terorganisasikan. Anak sudah dapat memahami realitas dilingkungan dengan
mengunakan tanda-tanda dan simbol.
3. Tahapan Operasional Kongkrit ( 7 - 11 Tahun )
Pada tahap ini anak sudah cukup matang untuk mengunakan pemikiran logika atau
oprasi, tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini anak telah hilang
kecendrungannya terhadap animisme dan articialisme, egosentrinsya berkurang dan
kemampuannya dalam tugas-tugas konservasi menjadi lebih baik. Namun, tanpa
objek fisik dihapan mereka, anak-anak pada tahap operasional kongkrit masih
mengalami
kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.
4. Tahapan Operasional Formal (12 tahun keatas)
Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode operasi baru, periode ini anak dapat
menggunakan operasi-operasi kongkritnya untuk membentuk operasi yang lebih
kompleks. Kemajuan pada anak selama periode ini ialah ia tidak perluh berpikir
dengan pertolongan benda atau peristiwa kongkrit, ia mempunyai kemampuan untuk
berpikir abstrak.

3. FASE PERKEMBANGAN ARNOLD GESELL


Pertumbuhan dan perkembangan menurut Arnold Gesell dipengaruhi oleh dua Faktor
utama. Pertama, anak adalah produk dari lingkungannya. Kedua, adalah
perkembangan anak berasal dari dalam, yaitu dari aksi gen-gen tubuhnya.
Gisel membagi perkembangan perkembangan anak menjadi lima tingkatan, yaitu
adalah:

8
1. Tingkat Pertama ( 0 - 1 Tahun )
Ketika berumur 1 bulan bayi boleh menghasilkan tangisan berlainan untuk
membedakan tangisan lapar dan tangisan yang diingikan untuk dibelai oleh ibu.
Ketika berusia 4 bulan bayi melalui tingkat awal perkembangan emosi seperti tertawa
apabila gembira, sementara di usia 8 bulan, perkembangan psikomotor bayi telah
meningkat dimana bayi sudah bisa memegang objek yang diberikan kepadanya. Dan
bagi bayi
yang berusia 1 tahun sudah boleh berdiri.
2. Tingkat Kedua ( 1 - 2 Tahun )
Anak-anak mulai belajar berjalan, berbicara dan mulai memahami kata “jangan”.
Diakhir tingkat ini anak sudah mulai berjalan bahkan berlari dan mulai berbicara
walaupun masih pelan dan terbata-bata.
3. Tingkat Ketiga ( 2 - 3 Tahun )
Anak-anak sudah mulai bisa makan sendiri dan berbicara mengunakan kata-kata yang
mudah dan bahasa sehari-hari dalam keluarga.
4. Tingkat Keempat ( 3 - 4 Tahun )
Anak-anak sudah boleh menaiki sepeda roda tiga dan dapat menerima dan
melaksanakan arahan orang tuanya.
5. Tingkat Kelima ( 4 – 6 Tahun )
Anak-anak mulai bersosialisasi dan berupaya mengemukakan persoalan-persoalan
tingkat. Anak-anak sudah bisa membedakan mana yang salah dan benar serta
bersedia mendengan pendapat orang lain (Yahaya &Bakar, 2010).

4. FASE PERKEMBANGAN ROBERT HAVIGHURST


Berbeda dengan Erikson Havighurst membagi perkembangan manusia menjadi enam
tahap:
1. Bayi dan awal Kanak-kanak ( 0-6 tahun)
2. Pertengahan kanak-kanak ( 6-13 tahun )
3. Remaja ( 13-18 tahun )

9
4. Awal dewasa ( 19-30 tahun )
5. Pertengahan usia ( 30-60 tahun )
6. Lewat matang ( 60 keatas ) (Tan & Abiddin, 2014)

Jadi dapat diartikan suatu perkembangan ialah perubahan yang terjadi kepada
seseorang yang dimana perubahan tersebut berkala (sistematis, progresif,
berkesinambungan) dari awal sampai akhir(lahir sampai mati) menuju yang lebih
sempurna, dimana perubahan tersebut menyangkut fisik, dan psikis, serta
perubahan tersebut tidak dapat diulang kembali.Dan dalam perkembangan terdapat
fase yang dilalui setiap individu.

BAB II . TEORI PERKEMBANGAN


A. Teori - Teori Psikoanalisis
Teori ini (psychoanalytic theory) Ialah suatu proses perkembangan terutama
berlangsung secara tidak disadari atau diluar kesadaran, dan sangat diwarnai oleh
emosi dan menekankan bahwa perilaku hanyalah merupakan karakteristik
dipermukaan.
Karakteristik-karakteristik yang disoroti dalam teori psikoanalisis utama yaitu :
1. Teori Freud
Freud (1856-1939) mengembangkan teori ini berdasarkan pengalamannya dalam
menangani kehidupan mental pasien-pasiennya, Freud meyakini bahwa Kepribadian
manusia memiliki tiga unsur utama yaitu
1) Id, merupakan struktur kepribadian yang asli, yang berisi segala sesuatu
yang secara psikologis telah ada sejak lahir. Id merupakan reservior (gudang)
energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menggerakkan kedua
struktur yang lain. Id merupakan sesuatu komponen yang menggunakan
prinsip kesenangan.

Contoh: orang yang lapar, pasti akan membayangkan makanan. Tetapi tidak

10
akan menjadi kenyang jika hanya membayangkan. Karena itu, perlu adanya
sistem lain yang menghubungkan pribadi dengan dunia objektif, yaitu ego.

2) Ego, merupakan bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana


yang bekerja atas dasar kenyataan pada dunia luar atau realitas yang ada di
luar dirinya. Ego berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur,
dan mengendalikan kepribadian.

Contoh:.ketika seseorang merasa lapar (dorogan dari id), maka ego akan
memuaskan angan-angan tersebut dengan mencari makanan yang benar-
benar nyata.

3) Superego, merupakan dasar moral dari hati nurani. Superego memegang


kendali atau filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu baik-buruk,
benar-salah, dan boleh tidak.

2. Teori Lev Vygotsky


Lev Vygotsky memandang ke-aktifan anak dapat dilihat dari lingkungan di sekitar
mereka. Jika Jean Piaget hanya berorientasi tunggal bahwa perkembangan kognitif
bisa diasah dengan materi kognitif saja, lain halnya dengan Lev Vygotsky yang
berorientasi pada sosial dan budaya menurutnya perkembangan kognitif adalah
sebuah proses kolaboratif yang melibatkan interaksi sosial. Teori Lev Vygotsky
menyatakan bahwa anak belajar melalui interaksi sosial, artinya anak mendapatkan
kemampuan kognitif akibat induksi dari lingkungan anak tersebut (Wiresti &
Na'imah,2020).
Menurut Lev Vygotsky orang dewasa disekitar anak dapat berperan membantu dan
mengarahkan anak untuk melewati Zona Proximal of Development (ZPD) yang artinya
zona perkembangan antara atau proximal, kesenjangan antar hal yang bisa dilakukan
anak dengan hal yang tidak bisa dilakukan anak.

11
Pertama orang dewasa membatu anak secara perlahan memegangi tubuh anak.
Seiringdengan rileksnya tubuh anak dan anak sudah mulai enjoy maka orang dewasa
melepaskannya secara perlahan sampai satu tangan memegang. Semakin lama anak
semakin berani dan enjoy orang dewasa melepaskan sehingga hanya memegangi satu
jari dan begitu sampai orang dewasa benar – benar melepaskannya. Hingga anak bisa
mengapung tanpa bantuan orang dewasa.

B. Teori - Teori Kognitif


Teori kognitif menekankan pada pikiran-pikiran sadar untuk memahami
perkembangan pemikiran logis dan dampaknya terhadap perilaku, dan menekankan
pikiran – pikiran tidak sadarnya seseorang(anak – anak) . Teori kognitif didominasi
oleh Teori Piaget dan pendekatan pemprosesan informasi.
1. Teori perkembangan kognitif dari Piaget
menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai
dunia dan melalui 4 tahap konstruksi kognitif mengenai dunia, tahap tersebut
yaitu :
➢Tahap sensorimotor yaitu, Ketika bayi membangunkan pemahaman
mengenai dunia dengan mengoordinasikan pengalaman dengan tindakan
fisik. Yang akan mengalami kemajuan dari tindak reflek sampai mulai
menggunakan pikiran simbolis. Tahap ini terjadi diantara lahir sampai usia 2
tahun
➢ tahap praoperasional yaitu, ketika seorang anak mulai menjelaskan
dunia
dengan kata-kata dan gambar yang mencerminkan meningkatkan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan informasi dan tindakan fisik. Tahap
ini terjadi antara 2 sampai 7 tahun.
➢ tahap operasional konkret yaitu, Anak dapat bernalar secara logis
mengenai

12
peristiwa-peristiwa konkrit dan mengklasifikasikan objek objek ke
dalam
bentuk yang berbeda-beda. terjadi pada kisaran 7 sampai 11 tahun.
➢ tahap operasional formal yaitu, ketika seorang remaja bernalar secara lebih
abstrak, idealis, dan logis. terjadi di kisaran 11 tahun sampai dewasa.

2. teori kognitif sosio-budaya dari vygotsky


Ialah teori kognisi sosio-budaya yang menekankan bagaimana budaya dan
interaksi sosial yang mengarah perkembangan kognitif Dan menggambarkan
sebagai sesuatu yang tidak terpisah dari aktivitas sosial dan budaya. Serta
berpendapat bahwa perkembangan memory and testi dan penalaran mencakupi
kegiatan belajar untuk digunakan dalam masyarakat seperti bahasa, sistem
matematika strategi, memori.

3. Teori pemrosesan-informasi
Menekankan bahwa individu memanipulasi, memonitor, menyusun strategi,
terhadap informasi-informasi dan kemudian dibentuk menjadi proses informasi.

Adapun aspek perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:


A. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Piaget mengemukakan penjelasan struktur kognitif tentang bagaimana anak
mengembangkan konsep dunia di sekitar mereka. Teori Piaget sering disebut genetic
epistimologi (epistimologi genetik) karena teori ini berusaha melacak perkembangan
kemampuan intelektual, bahwa genetic mengacu pada pertumbuhan developmental
bukan warisan biologis (keturunan).
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang
memberi kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal
si anak akan ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya

13
kejadian yang dapat diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si
anak, dan karenanya kejadian itu akan menentukan batasan pengalaman anak.
Dengan cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak
terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu
memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi
kemungkinan akibatnya.

B. PERKEMBANGAN FISIK ANAK


Didalam fisik selalu terjadi perkembangan kognitif, sosial, moral, agama, dan bahasa.
Secara garis besarnya, pertumbuhan dan perkembangan fisik anak dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap setelah lahir hingga usia tiga tahun kemudian tahap
anak-anak hingga masa prapubertas (3-10 tahun), tahap pubertas (10-14 tahun), dan
tahap remaja/adolesan(usia 12 tahun keatas).
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan
kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai
keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energy yang
terumpuk pada anak perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan
untuk lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan
tubuh,seperti bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran, mengantisipasi
gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak.

C. PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK


Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan
terkordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan
anak. Anak-anak terlihat sudah mampu mengontrol dan mengoordinasikan gerakan
anggota tubuhnya seperti menggerakkan tangan dan kaki dengan baik. Otot-otot
tangan dan kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik seperti
menendang, melompat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara
lebih akurat dan cepat.

14
D. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak
berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai
kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan
penalaran dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari
tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
E. PERKEMBANGAN BAHASA
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami dan enginterpretasikan
komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada
perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak
menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti
memukul, melempar, menendang, atau menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk
menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk
penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa adalah pragmatis,
yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
F. PERKEMBANGAN BICARA
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar
bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak
menggunakan kemampuan bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata
sebagai bentuk latihan verbal. Berbicara merupakan bagian penting dalam
perkembangan bahasa anak.
Adapun manfaat berbicara bagi anak menurut William Stern dan Clara Stern terdapat
3 manfaat berbicara yaitu;
1) aspek ekspesi berfungsi untuk menyatakan kehendak atau pengalaman jiwa,
2) aspek sosial berfungsi untuk mengatakan komunikasi dengan orang lain,
3) aspek internasional berfungsi untuk menunjukkan atau membanggakan sesuatu.
Sedangkan menurut Karl buhler mengemukakan ada 3 manfaat berbicara yaitu;
1) Kundgabe(pemberitahuan): dorongan untuk memberitahu orang lain,

15
2) Auslosung(pelepasan): dorongan kuat dari anak untuk melepaskan kata-kata
sebagai
hasil peniruannya dengan orang lain,
3) Darstellung (mengungkapkan): anak ingin mengungkapkan sesuatu yang menarik
perhatiannya.
faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara adalah sebagai berikut;
1) Intelegensi, 2) Disiplin, 3) Posisi urutan, 4) Besarnya keluarga, 5) Status sosial
ekonomi, 6) Status ras,7) Berbahasa dua, 8) Penggolongan peran-seks.
Salah satu yang memegang peranan penting dalam perkembangan anak yaitu orang
tua. Apabila orang tua berkomunikasi dengan baik maka keterampilan berbicara anak
berkembang dengan baik pula sesuai dengan tahap perkembangannya.
BAB III PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI- DEWASA
A. PERKEMBANGAN MASA BAYI
Masa bayi merupakan masa dimana perubahan dan pertumbuhan berjalan sangat
yang terpesat adalah dalam tahun pertama. Selama enam bulan pertama
pertumbuhan terus terjadi dengan pesat, kemudian mulai menurun dan dalam tahun
kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan
berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi, sedangkan pada tahun kedua
terjadi sebaliknya. Proporsi tubuh: Pertumbuhan kepala berkurang sedangkan
pertumbuhan badan dan tungkai meningkat, sehingga bayi berangsur-angsur menjadi
kurang berat dan pada masa akhir bayi tampak lebih ramping.
Perkembangan anak balita akan baik dilihat dari tercukupinya pemenuhan nutrisi
oleh ibu atau keluarganya. Di dalam keluarga, ibu berperan penting dalam
pemenuhan nutrisi anaknya agar nantinya perkembangan anak balitanya normal dan
tidak ada gangguan dalam perkembangannya. Peran ibu sangatlah penting dalam
pemenuhan nutrisi dalam perkembangan sangat penting karena apa yang dimakan
anak akan asupan gizi untuk menjadi zat pembangun pertumbuhan dan
perkembangan anak. Agar perkembangan anak sesuai dan normal sesuai dengan
umur sianak. Satu aspek penting dalam pemberian makanan pada anak yaitu

16
keamanan makanan dan terbebas dari berbagai racun kimia, fisika, dan biologis, yang
kian mengancam kesehatan anak (Yelmi reni putri, dkk. 2018).

B. PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK


Awal masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik untuk mempelajari
keterampilan tertentu, karena menurut Hurlock (Izzaty. etal., 2008) ada tiga alasan,
Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak yakni;
a. Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan senang hati mau mengulang suatu
aktivitas sampai terampil.
b. Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak terhambat rasa takut kalau
mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagaimana ditakuti oleh anak yang lebih
besar.
c. Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih lentur dan
keterampilan yang dimiliki baru sedikit, sehingga keterampilan yang baru dikuasai
tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada

Piaget membagi pengetahuan yang anak-anak susun dalam tiga kategori (Beaty,
2013):
a. Pengetahuan fisik, anak-anak belajar tentang objek di lingkungan mereka secara
fisik memanipulasi objek. Mereka mulai menyusun konsep mental tentang bentuk,
ukuran, warna dari objek.
b. Pengetahuan logis-matematis, anak-anak menyusun hubungan tentang benda-
benda seperti sama dan berbeda, lebih dan kurang, mana yang sekelompok, berapa
banyak, seberapa banyak.
c. Pengetahuan social, anak-anak mempelajari aturan bago perilaku dan penegtahuan
tentang tindakan orang-orang lewat keterlibatan mereka dengan orang-orang.

C. MASA PERKEMBANGAN MASA REMAJA

17
Masa usia remaja masa rawan. Mereka memiliki energi ng sangat banyak dan
mungkin tidak paham cara menyalurkan energinya kearah yang baik. Untuk itu, peran
orang dewasa (guru, orangtua) dan para pemerhati remaja perlu peka dan paham
cara mengarahkannya.
Tawuran, perkelahian antar pribadi dan kelompok hal yang sangat merugikan. Tetapi
tetap saja sering terjadi, dan tidak sedikit korban jiwa yang berdampak terhadap
keluarga. Sulit untuk menyalahkan siapa yang patut disalahkan. Yang pasti remaja
dalam masa labilnya dapat mudah terpengaruh dan tergelincir dan tidak pernah
berfikir kerugian yang dialami. Mereka seringkali terbawa arus dan tidak mampu
menganalisis kerugian yang dihadapi, jika terlibat dalam tawuran atau perkelahian.
Bukan hanya perkelahian, tetapi remaja seringkali tidak mendapatkan figure yang
sesuai. Atau ada figure yang disukai, tetapi mengecewakan. Artinya, pada saat ada
idola yang sangat diangungkannya, yang didapat tidak seperti yang diharapkan.
Mereka kecewa dan mencari tempat pelarian. Tempat yang dituju seringkali tidak
menguntungkan, seperti: kelompok yang tidak menghargai kehidupan, bermain tidak
kenal waktu, kurang menghargai orang lain. Belum lagi life stile yang dilihat dalam
kehidupan membuatnya dapat terusik dan terpengaruh.
Jadi, masalah remaja sekarang ini sangat kompleks. Mungkin semakin banyak tingkah
laku remaja, atau orang dewasa yang tidak lagi sesuai dengan yang diharapkan.
Kontrol masyarakat yang kurang terhadap remaja, akibatknya mereka bisa galau,
merasa gelisah, ada kebimbangan dalam menjalani hidup, ruang lingkup kerja yang
menuntukan kompetensi yang sulit untuk diraih. Atau lingkungan yang memberi
peluang untuk bergaul bebas, terlibat obat terlarang. Kebijakan terbaru yang
berhubungan dengan proses pendidikan, memberikan peluang di seluruh lingkungan
jenjang pendidikan dilakukan dengan cara menggunakan teknologi, dengan cara
daring/online. Jika tidak dicermati dengan baik, maka pembelajaran dengan online
mungkin saja tidak optimal, karena mereka menggunakan untuk kegiatan lainnya.

18
Seorang remaja sering merasa sudah tahu segalanya sehingga menginginkan
kebebasan bahkan cenderung memiliki keinginan untuk melanggar aturan-aturan
yang ada.
Hal-hal yg dibutuhkan anak usia remaja awal, antara lain:
(a) dukungan dan pendampingan orang tua; (b) diberikan pemahaman tentang masa
pubertas; (c) diajarkan bagaimana cara berteman dan berinteraksi yang baik dengan
lawan jenis; (d) diberikan pengetahuan tentang alat reproduksi pada manusia; (e)
menjadi orangtua sekaligus teladan yang baik dan teman berbagi selama
mendampingi anak remaja melewati perubahan-peubahan yang terjadi pada
tubuhnya; (f) membimbing dan mengarahkan anak remaja dalam pergaulannya
dengan teman-temannya agar tidak menyimpang atau melakukan kenakalan remaja
tanpa
tanggungjawab.
D. MASA PERKEMBANGAN DEWASA
Masa Dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai
dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu :
1. Masa Dewasa Dini (18-40 Tahun)
Masa dimana perubahan-perubahan fisik dan psikis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduksi. Adapun masa dewasa dini memiliki ciri-ciri yakni sebagai
masa pengaturan pengaturan, sebagai sebagai “usia reproduksi”, masa bermasalah,
masa ketegangan emosional, masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa
ketergantungan, masa perubahan nilai, masa kreatif serta masa penyesuaian diri
dengan cara hidup baru.
2. Masa Dewasa Madya (40-60 Tahun)
Masa dimana menurunnya perubahanperubahan fisik dan psikis yang jelas nampak
pada setiap individu. Adapun masa dewasa madya ini memiliki karakteristik seperti
seperti periode periode yang sangat ditakuti ditakuti, merupkan merupkan masa
transisi, masa stress, merupakan “usia yang berbahaya”, “usia yang canggung”, masa

19
berprestasi, masa evaluasi dengan standar ganda, masa sepi, serat merupakan masa
jenuh.
3. Masa Dewasa Lanjut (60 Tahun-kematian)
Masa dimana kemampuan fisik dan bahkan psikologis cepat menurun, namun teknik
pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan memungkinkan antar gen
der berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih lebih
muda. Pada masa dewasa lanjut memiliki ciri-ciri yakni periode kemunduran,
perbedaan individual pada efek menua, usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda,
berbagai
stereotipe orang lanjut usia, mempunyai status kelompok-minoritas, membutuhkan
perubahan peran, penyesuaian yang buruk, serta keinginan menjadi lebih muda
sangat kuat pada usia lanjut ini.

TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA


Menurut Hurlock (2012) tugas perkembangan pada masa dewasa yang dimulai
dengan dewasa awal adalah mulai bekerja, memilih dan memperoleh pasangan,
belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola
rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari
kelompok sosial yang menyenangkan.

Masalah orang dewasa (mahasiswa, para guru orangtua), tentunya sangat beragam.
Namun dapat dipastikan , banyak hal yang terjadi dalam proses kehidupan yang
berlangung dapat berdampak terhadap kehidupan sosioemosional yang berbeda. Ada
yang mengalami tekanan, menghadapinya dengan tenang. Ada juga yang mengalami
tekanan menurut pendangannya berat, orang lain melihatnya tidak berat. Jadi,
masalah dihdapai berdasarkan pengalaman dan bagaimana cara menghadapinya
berbeda bagi setiap pribadi. Untuk itu, guru, dosen, orang tua, pemerhati

20
perkembangan peserta didik dalam masa pendidikanya, perlu menyadari kehidupan
yang berlangsung saat ini. Karena, secara perlahan tetapi pasti cara kerja dan
melakukan aktivitas kegiatan hidup mungkin sebagian dilakukan dari rumah.
Untuk itu, suka tidak suka, pemanfatan media elektrnik bagi pemerhati Pendidikan
pada masa perkembangannya perlu dan harus mau belajar.

BAB IV KEBUTUHAN PESERTA DIDIK


A. PENGERTIAN PESERTA DIDIK
Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang memiliki potensi
tertentu dengan bantuan pendidik (guru), untymengembangkan potensinya tersebut
secara optimal . Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang
mengikuti pendidikan dilihat dari tatanan makro.
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh
dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum
dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.

B. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh
lingkungan.
Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis
1. Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010) mengemukakan 4 karakeristik
yang dimaksudkan yaitu :
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
merupakan makhluk yang unik
b. Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam
dirinya secara wajar.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual.

21
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalamperkembangannya
peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan.
2. Secara garis besar karakteristik peserta didik dibentuk oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari kedua orang tua
individu yang menentukan karakteristik fisik dan terkadang intelejensi.
b. Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan karakteristik
spiritual, mental, psikis, dan juga terkadang fisik dan intelejensi.

C. KEBUTUHAN PESERTA DIDIK


Kebutuhan peserta didik adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh
peserta didik untuk mendapatkan kedewasaan ilmu. Kebutuhan peserta didik
tersebut wajib dipenuhi atau diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya.
kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Kebutuhan Fisik
Fisik seorang anak didik selalu mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Proses
pertumbuhan fisik ini terbagi menjadi tiga tahapan:
a. Peserta didik pada usia 0-7 tahun, pada masa ini peserta didik masih
mengalami masa kanak-kanak.
b. Peserta didik pada usia 7-14 tahun, pada usia ini biasanya peserta didik
tengah mengalami masa sekolah yang didukung dengan peralihan pendidikan
formal.
c. Peserta didik pada usia 14-21 tahun, pada masa ini peserta didik mulai
mengalami masa pubertas yang akan membawa kepada kedewasaan.
2. Kebutuhan Sosial
Secara etimologi sosial adalah suatu lingkungan kehidupan. Pada hakekatnya kata
sosial selalu dikaitkan dengan lingkungan yang akan dilampaui oleh seorang peserta
didik dalam proses pendidikan.

22
kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berhubungan lansung dengan masyarakat
agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya, seperti yang
diterima teman-temannya secara wajar
3. Kebutuhan untuk Mendapatkan Status
Kebutuhan mendapatkan status adalah suatu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mendapatkan tempat dalam suatu lingkungan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh
peserta didik terutama pada masa pubertas dengan tujuan untuk menumbuhkan
sikap kemandirian, identitas serta menumbuhkan rasa kebanggaan diri dalam
lingkungan masyarakat.
4. Kebutuhan Mandiri
Kebutuhan mandiri ini pada dasarnya memiliki tujuan utama yaitu untuk
menghindarkan sifat pemberontak pada diri peserta didik, serta menghilangkan rasa
tidak puas akan kepercayaan dari orang tua ataupendidik karena ketika seorang
peserta didik terlalu mendapat kekangan akan sangat menghambat daya kreativitas
dan kepercayaan diri untuk berkembang.
Adapun juga pola hubungan peserta didik dengan pendidik adalah sebagai berikut :
a. Menjadikan diri guru sebagai suri tauladan yang baik kepada murid.
b. Berbicara kepada murid dengan lembut dan wajah senyum.
c. Menunjukkan sikap lemah lembut dan kasih sayang kepada murid.

BAB V KONSEP DIRI


A. PENGERTIAN KONSEP DIRI
Konsep diri adalah pandangan atas diri sendiri, pengenalan diri sendiri dan
pemahaman diri sendiri melalui cara pandang individu dalam melihat diri sendiri
sebagai pribadi, merasakan yang ada didalam dirinya, dan gambaran serta pandangan
orang lain tentang diri individu itu sendiri.
Konsep diri individu bukan bawaan dari lahir tetapi timbul akibat adanya pengalaman,
persepsi dan hasil belajar yang dialami oleh setiap individu. konsep diri mulai
berkembang sejak individu lahir, dimana setiap anak yang baru lahir bisa

23
membedakan antara penginderaan dan perasaan. Pengalaman awal tentang
kesenangan dan kesakitan, kasih sayang dan penolakan, dapat membentuk konsep
diri seseorang di masa yang akan datang.
(Lis, 2012)menyatakan bahwa “Konsep diri dapat terbentuk dan berkembang melalui
pengalaman dan pandangan dari lingkungan sekitar, penilaian orang lain, dan
perilaku diri sendiri.”

B. DIMENSI KONSEP DIRI


Dimensi konsep diri terdiri dari dua yaitu dimensi internal dan eksternal.
Adapun dimensi diri internal terdiri dari
1. Identitas diri (The Identity Self)
2. Diri Tingkah Laku (The Behavioral Self)
3. Diri Penilaian (The Judging Self)

Pada dimensi diri eksternal terdiri dari:


1. Diri fisik (Physical Self)
Pandangan seseorang terhadap fisik, kesehatan, penampilan diri dan gerak
motoriknya. Dalam hal ini pesepsi seseorang terhadap penampilanya (cantik,
jelek, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk,
kurus).
2. Diri moral-etik (Moral Ethical Self)
Persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai
moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan
dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-
nilai moral yang dipegangnya yang meliputi batasan baik dan buruk.
3. Diri personal/pribadi (Personal Self)

24
Bagaimana seseorang menggambarkan identitas dirinya dan bagaimana dirinya
sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap
pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagi pribadi yang tepat.
4. Diri keluarga (Family Self)
Pandangan dan penilaian seseorang dalam kedudukannya sebagai angota
keluarga. Bagian ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa dekat
terhadap dirinya sebagai anggota keluarga serta peran maupun fungsi yang
dijalankan sebagai anggota dari suatu keluarga.
5. Diri sosial (Social Self)
Bagaimana seseorang dalam melakukkan interaksi sosialnya.
6. Diri akademik/kerja (Academic/ Work Self)

C. KOMPONEN KONSEP DIRI


Menurut (Beebe, 2010) mengenai komponen dari konsep diri, yaitu attitude, beliefs
dan values. Attitudes didefinisikan sebagai respon individu pada hal yang disukai dan
tidak disukai, misalnya sikap seseorang yang tenang ketika menghadapi masalah di
dalam pekerjaan. Kemudian, beliefs didefinisikan (Gunawan, 2007) merupakan
penerimaan akan sesuatu yang dianggap benar oleh seseorang atau persetujuan
terhadap ide/pernyataan tertentu. Menurut (Meinarno, 2009) mendefinisikan values
sebagai pedoman yang menunjukkan yang baik dan tidak baik sehingga mengarahkan
individu dalam bertindak, misalnya keadilan dan kejujuran.
D. KARAKTERISTIK KONSEP DIRI
Konsep diri bukanlah kebanggaan yang besar tentang diri individu akan tetapi lebih
kepada penerimaan diri individu terhadap apa yang dimilikinya. Dimana individu yang
dapat menerima dan memahami dirinya sendiri termasuk menerima segala
perubahan yang terjadi pada masa remaja. Tidak semua individu dapat menerima
keadaan dan perubahan yang terjadi pada dirinya, sehingga mengakibatkan
timbulnya konsep diri positif dan konsep diri negatif.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

25
Menurut (Baldwin, 2008) menyebutkan bahwa: “Terdapat empat faktor dalam
pembentukan konsep diri remaja yaitu:
1. Orangtua, orang tua merupakan tempat awal melakukan interaksi yang kemudian
dari interaksi tersebut akan terbentuk konsep diri.
2. Teman sebaya, teman sebaya mempunyai pengaruh dalam pembentukan konsep
diri karena pada usia remaja ini cenderung melakukan kegiatan secara berkelompok.
3. Masyarakat, dimana masyarakat melakukan penilaian kemudian penilaian yang
diberikan oleh masyarakat itu akan menjadi konsep diri.
4. Belajar, dimana konsep diri terbentuk akibatnya prosese belajar.”

Konsep diri pada remaja berbeda dengan konsep diri pada orang dewasa karena
konsep diri yang dimiliki oleh remaja dipengaruhi oleh pencarian jati dirinya, ingin
mencoba hal yang baru. Konsep diri yang sehat tidak sekedar positif, tetapi
merupakan gambaran tentang dirinya (real self). Apabila gambaran tentang dirinya,
terutama diri yang dicita-citakan (ideal self) tidak sesuai kenyataan dirinya, maka
akan terjadi kesenjangan antara diri yang harapkan dengan kenyataan dirinya.
Semakin besar kesenjangan, semakin besar pula rasa tidak nyaman yang ditimbulkan
(Sunaryo, 2002).
Konsep diri juga memiliki peranan yang penting dalam pencapaian prestasi belajar
siswa. Konsep diri juga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian
prestasi belajar yang bersifat internal. Konsep diri dalam penelitian ini merupakan
pandangan pengetahuan/ evaluasi mengenai diri sendiri yang mencakup dimensi
fisik, karakteristik pribadi, kelebihan dan kekurangan.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam pembentukan konsep diri anak, dimana
keluarga yang menjalin komunikasi secara baik antara orang tua dan anak dapat
membentuk konsep diri yang positif bagi anak. Konsep diri berkembang secara
bertahap dan dipengaruhi oleh orang terdekat yaitu keluarga serta pandangan diri
remaja sendiri terhadap dirinya.

26
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
Menurut Ratna Megawangi (2012), setidaknya terdapat sembilan pilar karakter yang
berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
1. karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya;
2. kemandirian dan tanggungjawab;
3. kejujuran/amanah, diplomatis;
4. hormat dan santun;
5. dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
6. percaya diri dan pekerja keras;
7. kepemimpinan dan keadilan;
8. baik dan rendah hati,
9. karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan
holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the
good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif
saja.

BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
BUKU UTAMA
a. Kelebihan
 Dari aspek face value, buku ini memiliki cover yang bagus dengan menampilkan
kata stilistika. Warna Covernya pun cukup bagus dipandang mata hingga
membuat kita tertarik untuk membacanya.
 Dari aspek tata letak, buku ini sudah rapi peletakan kalimat-kalimatnya. Huruf
bab dibuat besar dan jelas hingga mudah untuk dibaca. Untuk tata bahasa,
buku ini memiliki bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.
 Dilihat dari isi buku, buku ini memiliki banyak memilki teori atau pendapat

27
seorang ilmu, pandangan luar, seperti berbagai ilmu pengetahuan lainnya
 Adanya perbedaan dalam penulisan bahasa, contohnya membedakan cara
penulisan bahasa asing
 Adanya rangkuman di setiap bab, mempermudahkan pembaca menangkap inti
materi setiap bab
b. kekurangan
 buku ini terlalu banyak kalimat-kalimat yang tidak teralu penting hingga
membuat tampilan teks begitu banyak, dan artinya termasuk pemborosan kata.
 Buku tidak menampilkan banyak contoh gaya bahasa atau karakteristik yang
berbeda dari setiap penulis
 Beberapa definisi atau kata-kata dengan bahasa tertentu tidak diberi
pengertian atau tidak dijabarkan yang memungkinkan agar pembaca susah
memahaminya

BUKU PEMBANDING
Kelebihan
 Penjelasan dalam buku singkat,padat,dan jelas
 Mudah dipahami orang awam
 Rangkuman buku lebih mudah dipahami
Kekurangan
 Cover tidak menarik
 Pengertian materi sangat sedikit di ambil dari ahli
 Materi tidak tersusun sistematis

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

28
Perkembangan peserta didik adalah suatu dimana ilmu yang mengajarkan bagaimana
kita dalam bagaimana sikap dan tindakan kita kepada invidu dalam menjalani proses
perkembangan yang terjadi. yang dimana proses perkembangan tersebut di
pengaruhi faktor – faktor secara keselurahan yang ada dimuka bumi ini. Serta
didalam proses perkembagan tersebut diikutkan dengan yang namanya
pertumbuhan.

SARAN
Secara keseluruhan isi yang terdapat dalam buku-buku Perkembangan
Peserta Didik tersebut sangat layak untuk dijadikan buku pegangan bagi mahasiswa
atau pembaca karna selain informasi yang disajikan lengkap dan memudahkan
pembaca memahami materi Perkembangan Peserta Didik.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Syamsidah, M. (2022). PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Makassar: Tahta Media.
Limbong, M. (2020). PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Jakarta Timur: UKI PRESS Universitas Kristen
Indonesia.

29

Anda mungkin juga menyukai