Anda di halaman 1dari 38

CRITICAL BOOK REVIEW

EVALUASI HASIL BELAJAR

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Dra. Nikmat Akmal,M.Pd

Dian Agustina Dalimunthe, S.Pd., M.Pd.,

DisusunOleh :

Ryan Gustamara (5183342020)

Timbo Sumando (5183342008)

PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah ini khususnya mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar. Atas dukungan dan materi yang
diberikan, maka kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami, ibu Dra.
Nikmat Akmal,M.Pd dan Ibu Dian Agustina Dalimunthe,S.Pd., M.Pd. yang selalu memberi
bimbingan, saran, dan ide atas menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa tidaklah terlalu sempurna makalah yang telah dibuat ini. Oleh
karena itu, kami sangat membutuhkan saran dan kritik dari dosen pengampu untuk
penyempurnaan tugas penyusunan makalah ini.

Medan, 25 Maret 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3 Tujuan..........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

2.1 IDENTITAS BUKU....................................................................................................4

2.1.1 IDENTITAS BUKU I................................................................................................4

2.1.2 IDENTITAS BUKU II...............................................................................................4

2.2 RINGKASAN BUKU.................................................................................................5

2.2.1 Ringkasan Buku I.......................................................................................................5

2.2.1 Ringkasan Buku II...................................................................................................12

2.3 PERBANDINGAN BUKU.......................................................................................35

BAB III PENUTUP..................................................................................................................36

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................37

3.2 SARAN......................................................................................................................37

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...38

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Book Report (CBR) merupakan laporan hasil kritikan terhadap satu buku
atau beberapa buku yang bertujuan agar kita dapat membaca isi buku, meringkasnya, lalu
menemukan kelebihan dan kekurangan pada buku, membandingkan dan mengkritik
apakah buku itu sangat bagus untuk dibaca, atau mungkin terdapat kesalahan yang
mungkin fatal, dan sebagainya. Pada dasarnya, mengkritik buku itu adalah suatu hal yang
biasa bagi seseorang yang membacanya. Akan tetapi, buku yang sering dikritik oleh
orang lain itu seperti, buku cerita, novel, komik, dan sebagainya, yang terkadang tidak
begitu bermanfaat untuk kita dan hanya sekedar lisan mengkritiknya.
Maka dari itu, sangat penting bagi kami telah diberi tugas oleh para dosen untuk
mengkritik dua buah buku, dan membandingkan kedua isi buku tersebut, serta
merangkumnya dalam sebuah laporan, agar kita dapat memahami apa hal-hal yang
penting di dalam buku yang kami analis tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa kelebihan dan kelemahan dari kedua buku tersebut?
2. Apa perbandingan dari kedua buku tersebut?
3. Bagaimana kritikan dan saran Anda terhadap kedua buku tersebut?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui isi buku agar kita dapat menemukan kritikan terhadap dua buku tersebut
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari kedua buku tersebut
3. Mengetahui perbandingan antar kedua buku tersebut.
4. Memahami bagaimana cara mengkritik dan mereview sebuah buku

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 IDENTITAS BUKU

2.1.1 IDENTITAS BUKU I


Judul : Evaluasi Pembelajaran Pada Sekolah Dasar

Penulis : Prof.Dr.H.Gunarto,M.Hum

Penerbit : UNISSULA Press

Kota Terbit : Semarang

Tahun : 2013

2.1.2 IDENTITAS BUKU II


Judul : Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan

Penulis : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto

Penerbit : PT Bumi Aksara

Kota terbit : Jakarta

Tahun : 2012

iv
2.2 RINGKASAN BUKU

2.2.1 Ringkasan Buku I

BAB I HAKIKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Hakikat Pembelajaran

Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para
pelajar atau mahasiswa kata “belajar“ merupakan kata-kata yang tidak asing. Bahkan sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu
di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan
keinginan.

Berdasarkan uraian di atas maka belajar merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik didalam maupun di luar ruangan
untuk meningkat kan kemampuan peserta didik. Belajar untuk disekolah dasar berarti
interaksi antara guru dengan siswa yang dilakukan secara sadar dan terencana yang
dilaksanakan baik di dalam kelas maupn diluar kelas dalam rangka untuk meningkatkan
kemampuan siswa.

Pengertian Hasil belajar

Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana
baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat kan kemampuan peserta didik
ditentukan oleh hasil belajar. Sebagaimana dikemukakan Oleh Hamalik (2006:30), bahawa
perubahan tingkah laku pada orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dan dari belum mampu kearah sudah mampu.Hasil belajar akan tampak pada
beberapa aspek antara lain: pengetahuan,pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Seseorang yang telah
melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau
bebarapa aspek tingkah laku sebagai akibat dari hasil belajar.

Hasil belajar yang dikemukakn oleh berapa pendapat makan penulis dapat
mendefinisikan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan kemampuan intelektual

v
(kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar
(psikomotor) pada peserta didik. Perubahan kemampuan peserta didik dalam proses
pembelajaran khususnya dalam satuan pendidikan dasar diharapkan sesuai dengan tahap
pekembangannnya yaitu pada tahapan operasional kongrit.

Tujuan Belajar

Tujuan dari interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar,
terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat kan kemampuan peserta
didik baik perubahan kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi
(afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik
sebagaimana yang dikemukakan oleh Usman (2006: 34) bahwa hasil belajar yang dicapai
oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan
guru sebelumnya. Secara garis besar Taksonomi Bloom (Yulaelawati, 2004: 59-64) tujuan
hasil belajar dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni :

a) Ranah kognitif yang terdiri dari enam tingkatan, yaitu :Pengetahuan,


Pemahaman, Penerapan, Analisa, Sintesis, Penilaian,
b) Ranah afektif yang terdiri dari lima tingkatan, yaitu : Penerimaan, Penanggapan,
Penilaian, Pengelolaan, Bermuatan nilai,
c) Ranah psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu : Menirukan, Manipulasi,
Keseksamaan, Artikulasi, Naturalisasi,
Berdasarkan uraian hasil belajar diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
hasil belajar adalah mengevaluasi kemamuan yang dimiliki oleh siswa yang mencakup aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor pada mata pelajaran di sekolah Dasar setelah
melalui proses belajar menggunakan metode pembelajaran. Aspek kognitif yang ditinjukkan
dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan ujian tertulis yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pengetahuan yang dimiliki siswa. aspek afektif
dan psikomotor yang ditinjau dari sikap siswa pada saat proses pembelajaran.

BAB 2 : Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran

Pengertian Tes, Penilaian, Pengukuran dan Evaluasi

vi
Pengertian Tes

Dalam bahasa Perancis kuno, tes diartikan sebagai piring untuk menyisihkan logam-
logam mulia. Selain itu ada pula yang mengartikan tes sebagai sebuah piring yang dibuat dari
tanah. Istilah tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring dari tanah liat.
Menurut Hasan dalam Arifin, Z (2009 : 3) menjelaskan “tes adalah alat pengumpulan data
yang di rancang khusus. Kekhususan tes bisa terlihat dari kontruksi butir (soal) yang
dipergunakan. Sedangkan menurut Sudijono, A (2008 : 67) mengartikan tes sebagai “cara
atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan”,
sedangkan Erman (2003 : 65) mengartikan tes sebagai “alat pengumpul informasi tentang
hasil belajar”.

Tes adalah seperangkat lembar soal atau serangkaian tugas (alat pengukur) berisi
tentang peryataaan atau pertanyaan yang harus di kerjakan oleh peserta didik atau
sekelompok yang harus dijawab dengan baik, benar jujur sehingga menghasilkan suatu nilai
sesui dengan tujuannya.

Pengertian Pengukuran

Pengukuran dalam bahasa inggris berarti measurement, yang dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada dasarnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar . pengukuran bersifat kuantitatif.

Pengukuran adalah adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas
sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, dan lain sebagainya.
dalam proses pengukuran, guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur
tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reabilitas yang tinggi. Jadi di
dalam pengukuran suatu proses pemberian angka-angka pada sesuatu atau

Dari bebrapa pendapat makan pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan pendidik
untuk memberi angka-angka pada suatu benda atau peristiwa pada tes yang dikerjakan oleh
peserta didik dan berbersifat kuantitaif sehingga menjadi data yang dapat dibandingkan
dengan kriteria tertentu.seseorang berdasarka aturan-aturan tertentu yang hasilnya berupa
angka/skor. Pengukuran ini tidak membuahkan hasil nialai baik buruknya sesuatu tetapi hasil
pengukuran ini dapat di pakai untuk membuat penilaian /evaluasi. (Arifin, Z 2009. Dalam

vii
katalain mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran danengukuran
bersifat kuantitatif. (Daryanto,2010 : 6).

Pengertian Evaluasi

Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21


dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan.

Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17


dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.

Istilah evaluasi berasl dari bahasa Inggris yaitu’ evalluation’. Dalam buku Essentials of
educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown di katakana bahwa:
evaluation refer to the act or proses to determining the value of something (Wand and
Brown, 19, hal 1). Menurut beliau evaluasi adalah suatu yindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai darai pada sesuatu. (Nurkancana, W dkk :1983).

Evaluasi adalah suatu seni. Tidak ada satu pun evaluasi yang sempurna, walaupun
dilakukan dengan teknik yang berbedabeda. Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus
sehingga didalam proses kegiatannya dimungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan adanya
sesuatu kesalahan. Cronbach dalam Daryanto,(2010 : 2), Menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
(Daryanto,2010 : 6).

“Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Dalam pendidikan,


penilaian berarti prosespengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik” (Depdiknas, 2010 : 16).

Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Prinsip penilaian Validitas, Reliabilitas, Menyeluruh, Berkesinambungan, Obyektif,


Mendidik (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas 2006). Untuk memperoleh hasil evaluasi
yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik tolak dari prinsip prinsip umum

viii
sebagai berikut : Kontinuitas, Komprehensif, Adil dan Objektif, Kooperatif Praktis,
(Sudijono, A. 2009:17). Menurut Daryanto (2010:19) terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperrhatikan dalam melakukan evaluasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah: Keterpaduan,
Keterlibatan siswa, Koherensi, Pedagogis, Akuntabilitas.

Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat
fungsi, Purwanto (2010: 5) yaitu: Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta
keberhasilan siswa, Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran, Untuk
keperluan bimbingan dan konseling (BK), Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan
kurikulum sekolah.

Dalam kegiatan mengajar menurut Sukardi, (2008: 4) evaluasi berfungsi sebagai


berikut: Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru. Untuk mengetahui
aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Mengetahui tingkat
ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru,
yang bersumber dari siswa. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.

Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Tujuan evaluasi pembelajaran menurut Sudijono, A. (2009:17) bahwa tujuan evaluasi


terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus; tujuan umum adalah untuk menghimpun bahan-
bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf
kemajuan yang dialami peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu dan untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah evektifitas
mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh
pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik sedangkan tujuan
khusus adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.

ix
Tujuan evaluasi pembelajaran dapat diketahui baik atau tidaknya tergantung dari
kualitas proses pembelajaran dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, berikut beberapa
tujuan dari evaluasi pembelajaran

1. Untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar


berlangsung, untuk memeberikan balikan bagi penyempurnaan program
pembelajaran.
2. Untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta
didik yang selanjutnya dipakai sebagai angkarapor. dan juga dapat dipakai untuk
perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan.
3. Untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk kelas akselerasi atau ke
lembaga pendidikan tertentu.
4. Untuk kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
5. Untuk mengklasifikasikan siswa berdasar tingkat ketuntasan pencapaian standar
kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD);
6. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki ketrampilan-ketrampilan
yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana
peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum
dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
7. Untuk menyampaikan balikan kepada peserta didik tentang tingkat capaian hasil
belajar pada setiap KD disertai dengan rekomendasi tindak lanjut yang harus
dilakukan;
8. Untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik yang belum mencapai standar
ketuntasan, pendidik harus melakukan pembelajaran remidial, agar setiap siswa
dapat mencapai standar ketuntasan yang dipersyaratkan;
9. Untuk megetahui kemampuan peserta didik yang telah mencapai standar
ketuntasan yang dipersyaratkan, dan dianggap memiliki keunggulan, pendidik
dapat memberikan layanan pengayaan;
10. Untuk mengevaluasi efektifitas kegiatan pembelajaran dan merencanakan
berbagai upaya tindak lanjut.
11. Untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi
dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif

x
dan ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di anatara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Merujuk pada Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan , Taksonomi ini pertama
kali disusun oleh Benjamin S. Blom (1956) bahwa ruang lingkup yang menjadi tujuan
daripada pendidikan adalah ranah/ domain kognitif, afektif dan psikomotor.

BAB III Instrumen Evaluasi Pembelajaran

Macam-Macam Teknik Tes

Macam-macam teknik tes merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui


kemampuan peserta didik pada aspek kognitif. Adapun macam-macam teknik nontes antara
laian; Tes Uraian (uraian bebas, uraian singkat dan uraian terstruktur) dantes objektif,
(pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah) untuk tes objektif dengan soal
benar salah sudah jarang dijumpai dalam pelaksanaan tes. Adapun macam-macam tes sebagai
berikut:

a) Tes Uraian : Tes uraian adalah lembar soal/ kerja yang berisi tentang pertanyaan
yang harus dijawab dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai (materi pelajaran) dan tes uraian terdiri dari uraian bebas, urain terbatas
dan uraian terstruktur
b) Pilihan Ganda : Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu
jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari setrukturnya, bentuk soal
pilihan ganda terdiri atas : Stem; Pertanyaan atau pernyataan yang berisi
permasalahan yang akan dinyatakan. Option; Sejumlah pilihan atau alternatif
jawaban. Kunci; Jawaban yang benar atau paling tepat. Distractor atau
pengecoh; Jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.

c) Isian Singkat : Tes bentuk jawaban/ isian singkat dibuat dengan menyediakan
tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal
jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian. Dengan
demikian isian sinkat adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik
dengan melengkapi baik berupa bilangan, kalimat, simbol/ lambang, kata, prase,
nama, tempat, nama tokoh, dan lainlain secara singkat dan tepat.

xi
d) Menjodohkan : Terdiri atas 2 kelompok pertanyaan. Kedua kelompok ini berada
dalam satu kesatuan. Bagian sebelah kiri merupakan beberapa pertanyaaan yang
harus dicari jawabanya yang ada pada kolom kanan. Dalam bentuk yang paling
sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah jawabanya, tetapi sebaiknya jumlah
jawaban lebih banyak dari soal, karena hal ini akan mengurangi kemungkinan
siswa menjawab betul dengan hanya menebak.

2.2.1 Ringkasan Buku II


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya dasar-dasar evaluasi


pendidikan, yang menyatakan : kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita
mengadakan pengukuran.

 Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat


kuantitatif.
 Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan
buruk. Penilaian bersifat kuantitatif.
 Mengadakan Evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai

Jadi evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya


sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
tepat dalam mengambil keputusan, yang dimaksudkan untuk membantu para guru dalam
pengambil keputusan dalam usaha menjawab pertanyaan atau permasalahan yang ada. Fungsi
utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi
pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi
yang telah dilakukan.

2. Penilaian Pendidikan

Dalam pendidikan, ada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan


dengan prestasi belajar siswa. Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950).
Definisi ini diperluaskan oleh dua ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan
definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan
tercapai, digunakan untuk membuat keputusan.
xii
3. Makna Menilai

Menurut suharsimi arikunto ada beberapa makna dari proses penilaian antara lain
sebagai berikut:

A. Makna Bagi siswa


1 Memuaskan. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan siswa akan memiliki
motvasi yang cukup besar agar dapat belajar lebih giat.
2 Tidak Memuaskan. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperolehnya, maka ia
akan beruaha agar lain kali tidak seperti itu lagi.

B. Makna bagi guru


1 Dengan hasil penilaian guru dapat mengetahui siswa mana saja yang berhak
melanjutkan pelajaran.
2 Guru dapat mengetahui apakah pelajaran yang ia sampaikan tepat sasaran kepada
siswa.
3 Guru akan mengetahui apakah metode yang ia gunakan sudah dapat maksimal atau
belum

C. Makna Bagi Sekolah


1 Apabila guru-guru mangadakan penilaian akan diketahui hasil siswa, maka dapat
diketahui pula apakah kondisi belajar disekolah sudah sesuai harapan atau belum.
2 Akan ada informasi tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah.
3 Akan ada informasi hasil penilaian dari tahun ke tahun yang bias digunakan sebagai
pedoman dari tahun ke tahun.

4. Tujuan atau Fungsi Penilaian


a. Penilaian berfungsi selektif.
b. Penilaian berfungsi diagnostik
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

5. Ciri-Ciri Penilaian dalam Pendidikan

Ciri-ciri penilaian antara lain sebagai berikut:

xiii
a. Ciri pertama yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung.
b. Ciri kedua yaitu pengunaan ukuran kuantitatif.
c. Ciri ketiga yaitu bahwa penilaian pendidikan mengunakan, unit-unit atau satuan-
satuan yang tetap
d. Ciri keempat yaitu bersifat relatif artinya tidak selalu tetap dari waktu ke waktu yang
di sebabkan banyak faktor.
e. Ciri kelima bahwa dalam penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-kesalahan.

BAB 2

SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI

1. Subjek Evaluasi

Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang
melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap
tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.

2. Sasaran Evaluasi

Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsur-
unsurnya, meliputi : Input, Transformasi dan Out put.

a. In Put : Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk
mencapai hasil yang di inginkan, yaitu : kemampuan, kepribadian sikap dan intelgensi
b. Transformasi: Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek
pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
Kurikulum/materi, Metode dan cara penilaian, Media, Sistem administrasi dan
Pendidik dan anggotanya.
c. Out Put : Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk mengetahui seberapa
jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program
tersebut dengan menggunakan tes pencapaian.

BAB 3

PRINSIP DAN ALAT EVALUASI

1. Prinsip Evaluasi

xiv
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi
atau hubungan erat tiga komponen, yaitu:

a. Hubungan antara tujuan dengan KBM

Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun


oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak
panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan
makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM,
menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan
sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju
ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu
pada tujuan yang sudah dirumuskan.

c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi

KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.
Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM
yang dilaksanakan.

2. Alat Evaluasi

Secara garis besar, maka alat-alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci macam-
macam tes dan non tes.

a. Teknik Non Tes


Ada beberapa teknik non-tes yaitu:
1. Skala Bertingkat
2. Kuesioner
3. Daftar cocok (check list).
4. Wawancara.
5. Pengamatan.
6. Riwayat hidup.

xv
b. Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-
alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya tiga
macam tes, yaitu:
a. Tes diagnostic
b. Tes Formatif
c. Tes Sumatif

3. Perbandingan antara Tes Diagnostik, Formatif, dan Sumatif


Dalam membandingkan, akan ditinjau dari 9 aspek, yaitu :
a. Ditinjau dari fungsinya
b. Ditinjau dari waktu
c. Ditinjau dari titik berat penilaian
d. Ditinjau dari alat evaluasi
e. Ditinjau dari cara tujuan yang dievaluasi
f. Ditinjau dari tingkat kesulitas tes
g. Ditinjau dari scoring (cara menyekor)
h. Ditinjau dari tingkat pencapaian
i. Ditinjau dari cara pencatatan hasil

BAB 4

MASALAH TES

1. Pengertian

Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring untuk
menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan sebagai ujian atau
percobaan.

2. Ciri-Ciri Tes yang Baik

Suharsismi Arikunto (2008: 57-62) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan baik
apabila memenuhi lima syarat yaitu:

xvi
a) Validitas merupakan ketepatan, tes yang sebagai alat ukur dikatakan valid jika tes itu
tepat pada hasil belajar dan akan menghasilkan yang valid pula.
b) Reliabilitas, jika memberikan hasil yang tetap dari suatu tes, tidak terpengaruh oleh
apapun.
c) Objektifitas berarti tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhinya, tidak ada unsur
subjektifitas yang mempengaruhi tes tersebut.
d) Praktikabilitas, tes ini merupakan tes yang praktis, mudah dan tidak mengecoh.
Mudah pelaksanaannya, mudah diperiksa, dan dilengkapi dengan petunjuk sehingga
dapat diberikan kepada orang lain.
e) Ekonomis, bahwa pelaksanaan tes tidak membutuh biaya yang mahal dan tidak
membuang waktu.

BAB 5

VALIDITAS

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau


kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi, sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi
Arikunto 2006).

1. Macam -Macam Validitas

Menurut Suharsimi ada dua jenis validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris.
Sementara validitas itu terbagi menjadi beberapa4 yaitu validitas isi, validitas konstrak,
validitas “ada sekarang” dan validitas predictive.

a. Validitas isi (content validity)


b. Validitas Konstruksi (Contruct validity)
c. Pengujian Validitas Tes secara Empiris
d. Validitas Ramalan (Predictive Validity)
e. Validitas Bandingan (concurrent validity)

BAB 6

REALIBILITAS

xvii
Cara-Cara Mencari Besarnya Realibilitas.

a. Metode bentuk Paralel (equivalen)

Tes parallel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa
inggris disebut alternate-forms method (parallel forms).

b. Metode tes ulang (test-retest method)

Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam
menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi
dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode
ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua tes
tersebut dihitung korelasinya.

c. Metode belah dua atau split-half method

Kelemahan penggunaan metode dua tes dua kali percobaan dan satu tes dua kali
percobaandiatasi dengan metode ketiga ini yaitu metode belah dua. Dalam menggunakan
metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali. Oleh
karena itu, disebut juga single-test-single-trial method.

BAB 7

TAKSONOMI

Taksonomi Bloom

Menurut taksonomi Bloom ini tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain
(ranah, kawasan), dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih
rinci berdasarkan hirarkhinya. Domain-domain tersebut antara lain:

a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dalam ranah ini
hirarkinya adalah pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).

b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

xviii
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan
mesin. Ranah ini tersusun atas keterampilan (skill) dan kemampuan ( abilities)

d. Garlach dan Sullivan mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang
umum menjadi tingkah laku siswa yang dapat diamati.

e. De Block mengemukakan model yang didasarkan pada tujuan-tujuan mengajar. Dia


mejukan 3 arah dalam kegiatan mengajar:

 From partial to more integral learning


 From limited to fundamental learning
 From special to eneral learning.

BAB 8

TUJUAN INTRUKSIONAL

1. Bermacam-Macam Tujuan Pendidikan.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2. Tujuan Instruksional(Intructional Objectives)

Suharsimi Arikunto menyatakan dalam tujuan instruksional umum menggunakan kata


kerja yang masih umum dan tidak dapat diukur, maka dibutuhkan tujuan instruksional
khusus. Jadi ada 2 macam tujuan instruksional:

 tujuan instruksional umum ( TIU)


 tujuan instruksional khusus (TIK)

Adapun manfaat tujuan instruksional adalah:

xix
a. Pendidik mempunyai arah untuk memilih bahan pelajaran dan memilih prosedur
(metode) mangajar,
b. Peserta didik mengetahui arah belajarnya,
c. Setiap pendidik mengetahui batas-batas tugas dan wewenang mengajarkan suatu
bahan sehingga diperkecil kemungkinan timbulnya celah (gap) atau saling menutup
(overlap) antar pendidik,
d. Pendidik mempunyai patokan dalam mengadakan penilaian kemajuan belajar peserta
didik,
e. Pendidik sebagai pelaksana dan petugas-petugas pemegang kebijaksanaan (decision
maker) mempunyai kriteria untuk mengevaluasi kualitas maupun efiensi pengajaran.

3. Langkah-LangkahyangDilakukan dalam Merumuskan Tujuan Intruksioanal


Khusus.

a. Membuat sejumlah TIU (Tujuan Instruksional Umum) untuk setiap mata pelajaran/bidang
studi yang akan diajarkan dalam kurikulum 1975 maupun 1984 masih terjadi di dalam diri
manusia.

b. Dari masing-masing TIU dijabarkan menjadi sejumlah TIK yang rumusannya jelas,
khusus, dapat dimengerti, terukur, dan menunjukkan perubahan tingkah laku.

4. Tingkah Laku Akhir

Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah peserta didik
mengalami proses belajar. Di sini tingkah laku ini harus menampakkan diri dalam suatu
perbuatan yang dapat diamati dan diukur (observable and measurable).

5. Kata-Kata operasional

a. Kognitif: Pengetahuan (knowledge), Aplikasi, Analisis, sintesis, evaluasi.

b. Afektif : Responding, Valuing, Organization, Characterization by Value or value complex.

c. Psikomotorik : Musclar or motor skills, Manipulation of materials or objects, neuromusclar


coordination.

6. Kondisi Demonstrasi

Kondisi demonstrasi adalah komponen TIK yang menyatakan suatu kondisi atau
situasi yang dikenakan kepadapeserta didik pada saat pendidik mendemonstrasikan tingkah

xx
laku akhir. Standar keberhasilan adalah kelompok TIK yang menunjukkan seberapa jauh
tingkat keberhasilan yang di tuntut oleh penilai bagi tingkah laku pelajar pada situasi akhir.

Tujuan instruksional umum yang termuat sudah dirumuskan dalam satu rumusan yang
menjelaskan: a) Materi yang dipelajari. b) Perilaku mengutarakan hasil. c) Proses
pencapaiannya.

BAB 9

TES STANDAR DAN TES BUATAN GURU

1. Pengertian Tes Standar

Tes adalah salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa besar
kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok materi yang sudah
diajarkan. Tes ada yang dibuat oleh seorang guru yang kemudian disebut tes buatan guru dan
ada tes yang sudah memenuhi standar suatu satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan
yang kemudian disebut tes terstandar.

Tes kemampuan pada dasarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Aptitude test

b. Achievement tes

2. Tes Prestasi Standar

Istilah “standar” dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan menggunakan
petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka
seolah-olah ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh suatu standar penampilan
(performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan
kelompok standar tersebut.

3. Perbandingan Antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru

Perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru Secara singkat dapat
dikemukakan bahwa kegunaan tes standar adalah:

 Jika ingin membuat perbandingan,

xxi
 Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data
tentang calon ini.
4. Kegunaan tes Buatan

Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes buatan guru adalah:

 Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang
diberikan dalam waktu tertentu.
 Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
 Untuk memperoleh suatu nilai.

5. Kelengkapan Tes Standart

Sebuah tes yang sudah di katakan standart dan sudah dapat disebut sebagai tes standart,
biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau
petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor, dan
mengadakan interpretasi.Secara garis besar manual tes standar ini memuat:

a. Ciri-ciri mengenai tes, misalnya menyebutkan tingkat validitas, tingkat reliabilitas dan
sebagainya.
b. Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes.
c. Proses standardisasi tes.
d. Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes
e. Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor
f. Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil
g. Saran-saran lain

BAB 10

PENYUSUNAN TES

1. Fungsi Tes
Fungsi tes dapat ditinjau dari 3 hal :
a. fungsi untuk kelas
b. fungsi untuk bimbingan.
c. fungsi untuk administrasi.

xxii
2. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Tes
a. Menentukan tujuan mengadakan tes
b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
c. Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari tiap bagian bahan.
d. Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku
dalam terkandung TIK itu, tabel digunakan untuk identifikasi terhadap tingkah laku
yang dikehendaki, agar tidak terlewati.
e. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir yang diukur
beserta imbangan antara kedua hal tersebut. (Uraian penjelasan tentang tabel
spesifikasi i akan kami jelaskan di sub bab berikutnya)
f. Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada
tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup

3. Komponen-Komponen Tes
Komponen Test terdiri dari:
a. Buku tes
b. Lembar jawaban r=tes
c. Kunci jawaban tes
d. Pedoman penilaian

BAB 11

TES TERTULISUNTUK PRESTASI BELAJAR

1. Bentuk-Bentuk Tes
a. Tes Subjektif

Secara umum soal subyektif adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Jumlah soal-soal bentuk subyektif biasanya tidak
banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kurang lebih 90-120 menit. Soal-soal
bentuk ini menuntut kemampuan peserta didik untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi,
dan menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.

xxiii
b. Tes objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif
(Arikunto, 1995 : 165). Merujuk kepada berbagai pendapat tentang tes objektif dapat diambil
kesimpulan bahwa tes objektif adalah tes yang semua informasi yang diperlukan peserta tes
untuk memberikan respon telah disediakan oleh penyusun tes, sehingga peserta tes tinggal
memilihnya. Jawaban yang berupa pilihan bersifat deterministik, sehingga hanya ada dua
kemungkinan kebenaran jawaban – benar atau salah.

2. Macam Macam Tes Objektif


a. Bentuk Tes Benar-Salah (true-False-Test)

Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang
bernilai benar atau salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut
benar atau salah.

b. Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang
belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan.

c. Menjodohkan (Matching Test)

Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan
mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau
mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar.

d. Tes Isian (Complementary Test)

Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini
yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat
menjadi pernyataan yang benar.

3. Pengukuran Ranah Afektif

Pengukuran ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena
dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah, Menerima (memperhatikan), merespon,

xxiv
menghargai, mengorganisasi, dan karakteristik suatu nilai.Sedangkan tujuan penilaian afektif
adalah :

a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) baik bagi guru maupun siswa sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program
perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai antara lain
diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku anak didik, pemberian laporan
kepada orang tua, dan penentuan lulus tidaknya anak didik.
c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai
dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.

Jenis –Jenis skala sikap

a. Skala Likert
b. Skala pilihan ganda
c. Skala Thurstone

BAB 12

TABEL SPESIFIKASI

1. Fungsi Tabel Spesifikasi

Fungsi dari tabel spesifikasi ialah untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak
menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakup
dalam tes.

2. Langkah-Langkah Pembuatan
a. Untuk materi yang seragam

Yang dimaksud “seragam” disini adalah bahwa antara pokok materi yang satu dengan
pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya
50% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman, dan 20% untuk aplikasi. Selanjutnya banyaknya
butir soal untuk setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan cara menghitung persentase dari
banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan.

xxv
b. Untuk materi yang tidak seragam

Untuk membuat tabel spesifikasi pokok-pokok materi yang tidak seragam, tidak perlu
mencantumkan angka persentase imbangan tingkah laku di kepala kolom. Pemberian
imbangan dilakukan tiap pokok materi didasarkan atas banyaknya soal untuk pokok materi
itu dan imbangan yang dikehendaki oleh penilaian menurut sifat pokok materi yang
bersangkutan.

3. Tidak Lanjut Sesudah Penyususnan Tabel Spesifikasi

Terdapat dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah penyususnan tabel spesifikasi
untuk memperoleh seperangkat soal tes yaitu:

a. Menentukan bentuk soal.


b. Menuliskan soal soal

BAB 13

MENGANALISIS HASIL TES

1. Menilai tes yang dibuat sendiri

Ada 4 cara untuk menilai tes, yaitu:

a. Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang dapat diperoleh
jawaban tentang ketidak jelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran, dan lain-lain
keadaan soal tersebut.
b. Mengadakan analisis soal (item analysis)

2. Analisis Butir soal

Analisis butir soal yang dalam bahasa inggris disebut item analiysis dilakukan terhadap
empirik.Maksudnya, analisis itu baru dapat dilakukan apabila suatu tes telah dilaksanakan
dan hasil jawaban terhadap butir-butir soal telah kita peroleh. Untuk mengetahui kapan soal
dikatakan baik, kurang baik, dan soal yang jelek sangat berhubungan dengan analisis soal,
yaitu taraf kesukaran, daya pembeda, dan pola jawaban soal.

xxvi
a. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan
yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran.
Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal yang indeks
kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0
menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah
b. Daya Pembeda.
Daya Pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, indeks
diskriminasi ini sama dengan indeks kesukaran yaitu berkisar antara 0,00 sampai 1,00.
c. Pola jawaban soal
Pola jawaban yang dimaksud adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan
jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan
menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban a, b, c, atau d atau yang
tidak memilih pilihan manapun. Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah
pengecoh (distractor) berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak.

BAB 14

MODEL PENELITIAN KELAS

a. Pengertian Umum Penilaian Kelas

Tujuan penilaian dalam pelaksanaan KTSP bukan hanya untuk mengetahui


keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran, tetapi:

a. Melacak kemajuan siswa atau peserta didik


b. Mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
c. Mendeteksi kesalahan ketika siswa belajar
d. Menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran

Maka penilaian kelas diartikan penilaian yang terarah pada semua kejadian yang
terdapat pada diri siswa dan lingkungannya secara riil. Oleh karena itu yang diraih adalah
hasil seutuhnya yang ada pada peserta didik , baik kognitif, afektif , dan psikomotorik.

b. Jenis Penilaian
Jenis-jenis penilaian yaitu:
xxvii
a. Kuis, isian, atau jawaban singkat.
b. Ghgh b. Pertanyaan lisan
c. Ulangan harian
d. Ulangan tengah semester dan akhir semester
e. Tugas individu
f. Tugas kelompok
g. Respons atau ujian praktik
h. Laporan kerja praktik
i. Penilaian portofolio

c. Bentuk-Bentuk Penilaian
Ditinjau dari bentuknya , penilaian kelas meliputi 7 bentuk yaitu:
a. Penilaian melalui tes tertulis
b. Penilaian melalui tes lisan
c. Penilaian unjuk kerja
d. Penilaian produk
e. Pennilaian proyek
f. Penilaian portofolio dan
g. penilaian diri

BAB 15

MENSKOR DAN MENILAI

1. Menskor

Nama lain menskor adalah memberi angka. Dalam hal pekerjaan menskor atau
menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu:

a. Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.


b.Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci scoring.
c. Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.

Keterangan dan pengunaannya dalam berbagai bentuk tes.

1. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah.
2. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple
choice)
xxviii
3. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (sort answer
test)
4. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
5. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
6. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas

2. Perbedaan Antara Skor dan nilai

Skor : adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-
angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.Nilai : adalah angka ubahan dari
skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.Secara
rinci skor dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu skor yang diperoleh (obtained score), skor
sebenarnya (true score), dan skor kesalahan (error score).

Score yang diperoleh adalah sejumlah biji yang dimiliki oleh testee sebagai hasil
mengerjakan tes. Kelemaham-kelemahan butir tes, situasi yang tidak mendukung, kecemasan
dan lain-lain factor dapat berakibat terhadap skor yang diperoleh ini. Apabila factor yang
berpengaruh ini muncul, baik sebagian atauppun menyeluruh, penilai tidak dapat mengira-
ngira seberapa cermat skor yang diperoleh siswa ini mampu mencerminkan pengetahuan dan
keterampilan siswa yang sesungguhnya.

Skor sebenarnya (true score) sering kali juga disebut dengan istilah skor univers =
skor alam (universe score), adalah nilai hipotesis yang sangat tergantung dari perbedaan
individu berkenaan dengan pengetahuan yang dimiliki secara tetap. Perbedaan antara skor
yang diperoleh dengan skor yang sebenarnya, disebut dengan istilah kesalahan dalam
pengukuran atau kesalahan skor, atau dibalik skor kesalahan. Hubungan antara ketiga macam
skor tersebut adalah sebagai berikut:

Skor yang diperoleh = skor sebenarnya = skor kesalahan

3. Norm Referenceddan Criteriaon Referenced

Dalam penggunaan Norm – Referenced, prestasi belajar seorang siswa dibandingkan


dengan siswalain dalam kelompoknya. Kualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas
kelompoknya. Dasar pikiran dari penggunaan standar ini adalah adanya asumsi bahwa
disetiap populasi yang heterogen tentu terdapat kelomouk baik, kelompok sedang, dan
xxix
kelompok kurang. Apabila standar mutlak dan standar relatif ini dihubungkan dengan
pengubahab skor menjadi nilai, maka akan terlihat demikian.

a. Dengan standar mutlak


1. Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan
yang ditentukan.
2. Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal (skor
mentah).
b. Dengan standar relatif
1. pemberian skor terhadap siswa juga didasakan atas pencapaian siswa terhadap
tujuan yang ditentukan
2. nilai diperoleh dengan 2 cara :
 mengubah skor dari tiap-tiap ulangan lalu diambil rata-ratanya
 menjumlah skor tiap-tiap ulangan, baru diubah ke nilai

BAB 16

MENGOLAH NILAI

1. Beberapa Skala Penilaian


a. Skala Bebas

Skala bebas yaitu skala yang tidak tetap, ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali lagi
50. Ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi, angka tertinggi dari skala yang di
gunakan tidak selalu sama.

b. Skala 1-10

Dalam skala 1-10, guru jarang memberikan angka pecahan, misalnya 5,5. Angka 5,5
tersebut di bulatkan menjadi 6. Dengan menggunakan skala 1-10 maka bilangan bulat yang
ada masih menunjukan penilaian yang agak kasar.

c. Skala 1-100

Penilaian dengan menggunakan skala 1-100, di mungkinkan melakukan penilaian


yang lebih halus karena terdapat 100 bilangan bulat. Nilai 5,5 dalam skala 1-10 yang
biasanya di bulatkan menjadi 6, dalam skala 1-100 ini boleh di tuliskan dengan 55.

d. Skala huruf

xxx
Selain menggunakan angka, pemberian nilai dapat di lakukan dengan huruf
A,B,C,D,dan E. Huruf tidak menunjukan kuantitas, tetapi dapat di gunakan sebagai symbol
untuk menggambarkan kualitas.

2. Distribusi Nilai
a. Distribusi nilai berdasarkan standar mutlak

Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan
yang ditentukan. Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal
(mentah).

b. Distribusi nilai berdasarkan standar relativePemberian skor terhadap siswa juga


didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang ditentukan.Nilai diperoleh
dengan 2 cara:
 Mengubah skor dari tiap-tiap ulangan lalu diambil rata-ratanya.
 Menjumlah skor tiap-tiap ulangan, baru diubah ke nilai.

3. Standar Nilai
a. Nilai standar berskala Sembilan (stannine), yaitu rentangan atau skala nilai yang
bergerak mulai dari 1 sampai dengan 9
b. Nilai standar berskala sebelas (standar eleven/ stanel= eleven points scale), yaitu skala
nilai yang bergerak mulai dari nilai 0 sampai dengan nilai 10.
c. Standar sepuluh. Didalam Buku Pedoman Penilaian (Buku III B Seri Kurikulum SMA
Tahun 1975) ditentukan bahwa untuk mengolah hasil tes, digunakan standar relative,
dengan nilai berskala 1 – 10.

BAB 17

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK

1. Pengertian

xxxi
Pengertian yang dimaksud kedudukan siswa dalam kelompoknya adalah letak seorang
siswa di dalam urutan tingkatan, dalam istilah disebut rangking. Untuk dapat diketahui
rangking dari siswa di suatu kelas maka harus diadakanpengurutan nilai siswa tersebut dari
yang paling atas sampai ke nilai yang paling bawah.

2. Cara-cara menentukan kedudukan siswa:


a. Dengan rangking sederhana( simple rank) adalah urutan yang menunjukkan letak atau
kedudukan seseorang dalam kelompoknya dan dinyatakan dengan nomor atau angka
biasa.
b. Dengan rangking presentase (percentile rank) adalah kedudukan seseorang dalam
kelompok, yang menunjukkan banyaknya persentase yang berada di bawahnya
c. Standar Deviasi adalah penentuan kedudukan dengan membagi kelas atas kelompok-
kelompok. Tiap kelompok dibatasi oleh suatu standar deviasi tertentu.
d. Standard score atau z-score adalah angka yang menunjukkan perbandingan perbedaan
score seseorang dari mean dengan standar deviasinya untuk menentukan z-score,
harus diketahui:
 Rata-rata skor dari kelompok.
 Standar deviasi dari skor-skor tersebut

Pengetrapan dari z-score ini banyak digunakan di dalam menentukan kejuaraan


seseorang apabila kebetuan jumlah nilainya sama

BAB 18

MENCARI NILAI AKHIR

1. Fungsi Nilai Akhir


a. Fungsi intruksional bertujuan untuk memberikan suatu balikan yang mencerminkan
seberapa jauh seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pengajaran
atau system intruksional.
b. Fungsi informatif bertujuan untuk memberikan nilai siswa kepada orang tuanya
mempunyai arti bahwa orang tua siswa tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan
prestasi putranya di sekolah.
c. Fungsi bimbingan bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian mana dari usaha siswa
di sekolah yang masih memerlukan bantuan.
d. Fungsi administratif:

xxxii
 Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa
 Memindahkan atau menempatkan siswa
 Memberikan beasiswa
 Memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar
 Memberi gambaran tentang prestasi siswa atau lulusan kepada calon pemakai
tenaga kerja.

2. Faktor faktor yang mempengaruhi penilaian


a. Prestasi/ pencapaian (achievement)
b. Usaha (effort)
c. Aspek pribadi dan social (personal and social characteristics)
d. Kebiasaan bekerja (working habits).

3. Cara menentukan nilai akhir:


a. Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan tes
sumatif.
b. Nilai akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan
umum dengan bobot 2,3,dan 5.
c. Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi bobot
satu) dan nilai EBTA (diberi bobot dua), kemudian dibagi 3.

BAB 19

MEMBUAT LAPORAN

1. Pentingnya Laporan

Laporan biasanya dibuat oleh seorang guru dibuat pada akhir semester, dibuatnya
laporan ini diperlukan untuk mengetahui hasil akhir dari apa yang dilakukan oleh siswa-siswi
serta diperlukan agar guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar sudah
berhasil atau belum jika belum maka guru akan meninjau kembali metodenya dalam
mengajar.Secara sistematis dapat dikemukakan disini bahwa laporan tentang siswa
bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu sebagai berikut:

a. Siswa sendiri
b. Guru yang mengajar akan mengetahui catatan laporan kemajuan siswa.

xxxiii
c. Guru lain
d. Petugas lain disekolah.
e. Orang tua akan mengetahui kemajuan anak dari hari ke hari.
f. Pemakai lulusan

2. Macam dan Cara Membuat Laporan


a. Catatan lengkap.
b. Catatan tidak lengkap.
c. Lulus-belum lulus.
d. Nilai siswa.

BAB 20

EVALUASI PROGRAM PENGAJARAN

1. Evaluasi Program

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan apakah target
progam yang disusun sudah tercapai dengan begitu maka akan diketahui bagaimana kualitas
mengajar seorang guru apakah sudah efektif atau belum berdasarkan tingkat pencapaian yang
sudah dicapai. Pentingnya evaluasi progam yaitu agar guru mengetahui betul apa yang terjadi
di dalam proses belajar-mengajar, guru berkepentingan atas kualitas pengajaran. Untuk
memperbaiki proses pengajaran yang akan dilaksanakan lain waktu, guru perlu mengetahui
seberapa tinggi tingkat pencapaian dari tugas yang telah dikerjakan selama kurun waktu
tertentu.

2. Objek atau sasaran evaluasi program.


a. Input(masukan)
b. Materi atau kurikulum
c. Guru
d. Metode atau pendekatan dalam mengajar.
e. Sarana: alat pelajaran atau media pendidikan
f. Lingkungan manusia
g. Lingkungan bukan manusia.

xxxiv
3. Cara melaksanakan evaluasi progam.

Apabila guru ingin melakukan evaluasi progam dengan lebih seksama, terlebih dahulu
harus menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun instrument pengumpulan data.
Mengenai bagaimana menyiapkan instrumen untuk angket, pedoman wawancar, pedoman
pengamatan dapat dipelajari dari buku-buku penelitian. Sebagai cara yang paling sederhana
adalah mengadakan pencatatan terhadap peristiwa yang dialami dari kegiatan sehari-hari di
kelas.

2.3 PERBANDINGAN BUKU


Dalam membandingkan kedua buku tersebut, saya menerangkan kelebihan dan
kekurangan pada buku

A. KELEBIHAN BUKU
Kedua buku ini memiliki cover yang sangat menarik,landasan teori yang sangat lugas
dan pemahaman didalam buku ini mudah dimengerti, memiliki kata kata yang sangat lugas
,sehingga pembaca tidak kebingungan, kedua buku ini merupakan ebook, buku utama dan
buku pembanding satu sudah memiliki ISBN.

B. KELEMAHAN BUKU
Kedua buku ini tidak memberikan dampak yang negative bagi para pembaca
khususnya mahasiswa yang akan menjadi calon guru bahkan memberikan wawasan yang
positive yang membangun karakter yang lebih pada calon guru,namun jika berbicara
tentang kekurangan buku ini masih kurang memberikan tarikan untuk para pembaca dalam
memiliki keinginan membacanya,kedua buku ini sudah dirancang sedemikian baik.Dan
buku pembanding dua tidak memiliki ISBN

xxxv
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan hasil belajar adalah mengevaluasi kemamuan
yang dimiliki oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor
pada mata pelajaran di sekolah Dasar setelah melalui proses belajar menggunakan metode
pembelajaran. Aspek kognitif yang ditinjukkan dengan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan ujian tertulis yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan
menerapkan pengetahuan yang dimiliki siswa. aspek afektif dan psikomotor yang ditinjau
dari sikap siswa pada saat proses pembelajaran.

Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar,
mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai “dampak
pengiring”.Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai indikator
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, sebagai lambang
pemuasan hasrat ingin tahu, sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, sebagai
indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan, dan sebagai indikator daya serap
(kecerdasan) peserta didik.

Saran

Rekomendasi saya untuk ketiga buku ini, menurut saya buku ini semuanya cocok
untuk bahan pengajaran dan media pembelajaran antar guru dengan siswa ataupun dosen
dengan mahasiswa atau untuk belajar mandiri di Kalangan umum.Karena selain buku-buku
ini mudah untuk di pahami, buku ini juga membahas secara rinci tentang dasar
kepemimpinan.

Buku ini juga sangat cocok sebagai buku bacaan karena buku ini ringan.

xxxvi
Buku-buku ini juga tidak semuanya lengkap, jadi saya sarankan untuk para pembaca, jangan
berpatok hanya pada satu atau dua buku saja. Sebab, sumber-sumber yang lain juga amatlah
penting, seperti media massa atau media elektronik (internet).

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal.2012. Evaluasi pembelajaran.jakarta: Direktorat jendral Pendidikan Islam


kementrian agama RI

xxxvii

Anda mungkin juga menyukai