Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REVIEW

oleh:

Nama : Cyndi Melisa Sibarani

Nim : 22212116009

Kelas : Pend.Antropologi, kelas A

Dosen Pengampu : Wannova Listia

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ATROPOLOGI-FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SUMATERA UTARA

2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianyakepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas critical journal review ini dengan
baikuntuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. sehingga kami
dapatmenyusun dan menyelesaikan tugas Critical Journal Review(CJR) ini. Dan kami ucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah kami yang telah menjelaskan apa arti dan pengertian tentang
Perkembangan Peserta Didik itu dan memberikan tugas ini sehingga kami dapat memahami isi journal
yang kami review ini, karena dalam tahap pengajarannya membutuhkan ketelitian tinggi untuk
mendapat inti sari yang tepat dari sebuah buku yang akan di review atau yang akan dibandingkan.
Semoga review ini bisa bermanfaat bagi pembaca, semoga bisa membawa dampak positif,
mendapatkan inovasi dalam dunia kependidikan, dan memberi ispirasi kepada pembacadan orang lain.
Sudah tentu dari resensi buku ini dapat memperluas sedikit wawasan pengetahuan tentang
Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter. Semoga Resensi JurnalKebijakan dan Pengembangan
Pendidikan ini bermanfaat kiranya bagi kita semua, Aamin

Medan, 2022

Penulis

Kata Pengantar ....................................................................................................................


Daftar Isi .............................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................
C. Manfaat Penulisan ..........................................................................................
BAB II. RINGKASAN BUKU
2.1 Identitas Jurnal ..............................................................................................
2.2 Ringkasan Jurnal ............................................................................................
BAB III. PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Jurnal .........................................................................................
3.2 Kelemahan Jurnal ..........................................................................................
3.3 Implikasi terhadap Perkembangan Pendidikan .............................................
3.4 Kajian Teori ..................................................................................................
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

BAB I.PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang

Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik setelah


mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan instrumen yan
grelevan. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, ada yang dari dalam diri (internal)dan
ada yang dari luar diri (eksternal). Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138),
prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor 2 yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
danfaktor yang berasal dari luar diri (eksternal). Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
dalamdiri siswa, meliputi faktor jasmaniah, psikologi, dan faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor jasmaniah antara lain panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, berfungsinyak
elenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor budayameliputi adat
istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Faktor lingkungan fisik sepertifasilitas rumah dan
fasilitas belajar. Fasilitas belajar meliputi ruang belajar, meja, kursi penerangan, alat tulis, dan buku-
buku pelajaran. Faktor tersebut saling berinteraksi baik secaralangsung maupun tidak langsung dalam
mempengaruhi prestasi belajar

A. Tujuan Penulisan Critical Journal Report (CJR)

Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmuyang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahuikelebihan dan kekurangan
suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikansalah satu tugas individu mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik pada Jurusan Pendidikan Taridi Universitas Negeri Medan.

B. Manfaat Penulisan Critical Journal Report (CJR)


- Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah jurnal atauhasil
karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
- Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
- Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
- Mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yangsama
atau penulis lainnya.
- Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi,
dan substansi jurnal

BAB II.RINGKASAN
2.1 Identitas Jurnal
Jurnal Utama
Judul : Early childhood social and emotional development:Advancing the field of measurement
Penulis : Kristen E. Darling-Churchill , Laura Lippman
Jenis Jurnal : Journal of Applied Developmental Psychology
Website: -
Volume dan Halaman : Vol. 1 Hal. 1-7
Tahun Terbit: 2016
Jurnal Pembanding
Judul: Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Dukungan SosialOrang Tua dengan Prestasi
Belajar Siswa SMA di Surabaya
Penulis: Fitri Kumala Arum Sari dan M.M.W. Tairas
Jenis Jurnal : Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Website: -
Volume dan Nomor : Vol. 1 No. 03
Jumlah Halaman : 5
Tahun Terbit: 2012

2.2 Ringkasan Jurnal

1.Jurnal Utama

Masalah dalam mengukur perkembangan sosial dan emosional pada awal masa kecil

Ada konsensus umum dalam bidang anak usia dini itu ada beberapa domain kompetensiyang terkait
dengan yang sedang berlangsung perkembangan positif pada anak usia dini, dananak-anak itu
pengembangan dalam beberapa domain berlangsung secara asynchronous, beluminterdependen
(Dewan Penelitian & Institut Kedokteran, 2000).Karena itu, banyak tantanganmuncul dalam menilai
anak-anak secara memadai kompetensi dari waktu ke waktu. Domainsosial dan emosional telah
sangat menantang dari perspektif pengukuran. Dalam bagian,tantangannya bersifat konseptual,
membutuhkan identifikasi konstruk dalam domain ini yang paling menonjol selama awal serta tahap
perkembangan selanjutnya. Tantangan lain adalah tidakfokus tidak proporsional pada indikator
potensi patologi, tetapi pada ukuran perkembangan positif juga (Cabrera, 2013; Campbell, 2016-
masalah ini; VanderVen, 2008). Memang, masalahdan kekuatan jangan jatuh dengan rapi pada satu
kesatuan, dan tidak ada masalah tidak menjamin kehadiran kompetensi; jadi, ini penting untuk
mengukur keduanya.

Ada juga tantangan yang terkait dengan menangkap kompetensi populasi yang berbeda,termasuk
anak-anak yang merupakan bahasa ganda pelajar, memiliki cacat, dan berasal dari tradisi budaya
yang beragam.Meskipun tantangan tersebut tidak eksklusif untuk perkembangan sosial dan
emosional,mereka bisa sangat sulit dalam domain ini. Sebagai contoh,tanpa bahasaatau jika anak-
anak berbeda-abas2 dari yang lain anak-anak seusia mereka, menilai perkembangan sosial dan
emosional mereka mungkin terbukti lebih menantang (Divisi untukAnak Usia Dini dari Council for
Exceptional Children, 2007; Espinosa & Lopez, 2007).Selanjutnya,praktik sosialisasi yang berbeda-
beda antar kelompok budaya bisa menghasilkan perbedaan yang sesuai dalam interaksi orangtua-
anak atau teman sebaya.Dari sudut pandang budaya-budaya, variasi ini dapat mengarah ke
tampaknya kesimpulan salah mengenaikenormalan perilaku tertentu.Dengan pesatnya
pertumbuhan jumlah anak-anak imigran dananak-anak yang bahasa rumahnya bukan bahasa Inggris,
ada peningkatan kebutuhan untukmengukur perkembangan sosial dan emosional yang sensitif
variasi budaya dalam perilaku sosialdan yang secara akurat menangkap keragaman kompetensi
berkembang anak-anak.

Pertimbangan saat mengembangkan dan memilih ukuran.


Peneliti dan praktisi anak usia dini umumnya setuju bahwa itu sama pentingnya untuk menilai
perkembangan sosial dan emosional juga sebagai bidang pengembangan lainnya. Namun, ada
perdebatan tentang bagaimana caranya untuk mendefinisikan konstruksi dalamdomain
perkembangan sosial dan emosional, dan bagaimana mengembangkan dan memilihukuran (Epstein,
Schweinhart, DeBruin-Parecki, & Robin, 2004; Riset Nasional Council, 2008).Beberapa pertimbangan
yang dibahas terkait dengan kualitas ukuran (misalnya, reliabilitas,validitas, dan norma norming)
sedangkan pertimbangan lain terkait dengan betapa mudahnyamengukur dapat digunakan
(misalnya, waktu administrasi atau pelatihan yang diperlukan untukmengelola saya t). Pertimbangan
terkait baik untuk kualitas dan kemudahan penggunaan jugatermasuk ketersediaan ukuran dalam
bahasa selain bahasa Inggris,siapa yang ditunjuk sebagai reporter (misalnya, orang tua, guru, atau
pengamat terlatih atau dokter), yang aspek-aspek perkembangannya sedang dikaji, usia kisaran yang
dicakup oleh ukuran, dan apakah ukurannyamemiliki biaya menggunakan. Ketika memilih ukuran
untuk digunakan oleh program dan peneliti, semua faktor-faktor ini dianggap signifikan.

2.Jurnal Pembanding

Prestasi belajar siswa SMA di Surabaya dapat dikatakan masih belum memuaskan. Hal ini
dapatdiketahui berdasarkan data peringkat 10 besar UN SMA se-Jawa Timur 2010/2011,
Surabayatidak masuk peringkat 10 besar.

Suryabrata (2007:233) mengklasifikasikan faktor-faktor yangmempengaruhi prestasi belajar terdiri


atas dua yakni faktor internal (fisiologis dan psikologis)dan eksternal (sosial dan non-sosial). Pada
faktor eksternal, Hawadi (2001:90) menambahkan bahwa ia membedakan menjadi tiga macam,
meliputi lingkungan sekolah, keluarga, danmasyarakat.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa SMA Surabaya terhadap dukungan
sosial orang tua dengan prestasi belajardengan subjek penelitian sebanyak 251 siswa SMA di
Surabaya yang tinggal dengan keduaorangtuanya dan memiliki IQ total pada range rata-rata. Tipe
penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan metode
penelitian yaitu metodekorelasional. Pengambilan sampel secara random sampling serta
pengambilan data berupametode kuisioner dan studi dokumentasi.Lingkungan terkecil dari siswa
adalah lingkungankeluarga. Orang tua harus mampu menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap.
Namunkenyataannya banyak orang tua yang belum mampu menyediakan fasilitas belajar
denganlengkap dikarenakan oleh banyak faktor salah satunya yaitu keadaan ekonomi keluarga.
Haltersebut seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 88),
bahwakeadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara random samplingsebanyak 251
sampel. Lalu peneliti mengukur intelegensi sampel yang dilakukan biro psikologiExensia, guna untuk
menjaga kesamaan alat tes yang digunakan. Pengambilan data denganmetode kuisioner dengan
jumlah sebanyak item 103 dengan pilihan respon sangat setuju SS,setuju S, tidak setuju TS,
dan sangat tidak setuju STS dan studi dokumentasi. Selanjutnya datadianalisis dengan menggunakan
korelasi spearman dengan bantuan SPSS. Maka diperoleh nilaikorelasi antara persepsi siswa
terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar sebesar r = 0,130, hal ini berarti arah
korelasi nihil. Dan probabilitasp = 0,064, jika nilai probabilitas >0,05 maka Ha ditolak. Kedua variabel
tersebut secara nyata tidak berkorelasi sehingga Ha ditolak berarti tidak terdapat hubungan antara
persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di
Surabaya.Hasil yang didapatkan peneliti menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA
diSurabaya. Hal ini dapat disebabkan karena :Responden cenderung menunjukkan jawaban
yang positif.Ada kemungkinan responden menjawab dengan tidak jujur dan tidak terbuka.Kondisi

responden pada saat melakukan pengisian kuisioner dapat mempengaruhi jawaban-jawaban


yangdiberikan Instrumen/alat ukur yang dibuat kurang baik sehingga kurang mencerminkan atribut
yang akan diukur.Kurangnya pendekatan yang dilakukan peneliti kepada responden mengakibatkan
penolakan untuk menjadi responden

3.4 Kajian Teori

Pembentukan kemandirian belajar pada siswa (Biemiller, 1998) ditentukan oleh 2 hal.
Pertamaadalah sumber sosial, yaitu orang dewasa yang berada di lingkungan siswa seperti
orangtua, pelatih, anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan
nilai kemandirian belajar dengan modelling, memberikan arah dan mengatur perilaku yang akan 

dimunculkan.Sumber yang kedua adalah mempunyai kesempatan untuk melatih kemandirian


belajar. Siswayang secara konstan selalu diatur secara langsung oleh orangtua dan guru tidak dapat
membangunketrampilannya untuk dapat belajar secara mandiri karena lemahnya kesempatan yang
mereka punya.

Menurut Johnson (2009), kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa melibatkan studiakademik
dalam kehidupan sehari – hari yang diterapkan dengan berbagai cara untuk mencapaitujuan. Hal ini
melibatkan kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini meliputi kerjasama antaraindividu dengan
individu lain, baik sesama siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan keluarganya.

Menurut Santrock (2003), keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentukanak
untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah adalah bersumberdari orang
tua. Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan
mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan
segala perbuatannya. Hal ini dapat membentuk anak mengalami perubahan dari keadaan yangsepen
uhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri.

Apabila diberikan suasana yang penuh perlindungan, penghargaan, cukup kasih sayang
dan perhatian orang tua, jauh dari perasaan iri, cemburu, tersaingi, maka hal ini akan mendorong
danmemberikan anak untuk bersifat lebih mandiri, mempunyai keberanian untuk melatih
dirinya berinisiatif, bertanggung jawab, serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, baik dalam
bidangakademis maupun non akademis (Shochib, 1998).Sears (2004),

mengungkapkan bahwa orangtuahendaknya memberi dukungan yang bersifat positif dan


menghargai anak, serta memelihara dantidak memberi stimulus-stimulus palsu bagi putra-
putri mereka.

Dalam mengembangkan motivasi pada diri siswa, peran orangtua merupakan hal
yang penting. Persepsi anak terhadap dukungan orangtua dan harapan anak terhadap orangtua dap
at berfungsi sebagai motivator positif bagi pelajar (Ethington, 1991). Rasa percaya orangtua
terhadapkemampuan akademis anak, mengarahkan anak agar mandiri, memberikan penguat bagi
perilaku berprestasi, serta keterlibatan di dalam pembelajaran anak dapat memunculkan
persepsi diri positifdan motivasi akademis (Eccles, Wigfiled &, 1998 ; Gonzalez-DeHass, Wiwms, &
Holbein, 2005).

Monks, dkk (1998) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan dan


kemandirian perlu didukung oleh disiplin, dan ketelitian, karena tidak ada sesuatu pengetahuan dan
keterampilan yang dapat berkembang dengan baik tanpa diiringi oleh kedisiplinan, serta didukung
oleh sikap yang terbuka, dalam konteks menumbuhkan rasa kedisiplinan ini peran dan dukungan
sosial orangtua sangat diperlukan.Menurut Sarafino (2002), dukungan sosial adalah berbagai macam
dukungan yang diterima olehseseorang dari orang lain, dapat berupa dukungan emosional,
dukungan penghargaan atau hargadiri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan
dari kelompok. Menurut Canavan dan Dolan (2000), dukungan sosial dapat diaplikasikan ke dalam
lingkungan keluarga,seperti orang tua. Jadi dukungan sosial orang tua adalah dukungan yang
diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik secara emosional, penghargaan, instrumental,
informasi ataupun kelompok.Dukungan orangtua merupakan sistem dukungan sosial yang
terpenting di masa remaja.Dibandingkan dengan sistem dukungan sosial lainnya, dukungan orangtua
berhubungan dengankesuksesan akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri, percaya
diri, motivasi dankesehatan mental. Keterlibatan orangtua dihubungkan dengan prestasi sekolah dan
emosional serta penyesuaian selama sekolah pada remaja (Corviile
Smith, Ryan, Adam & Dalicandro, 1998;Greenwood & Miller, 1995 ; Seidman et al., 1999).

Menurut Lee & Detels (2007), dukungan sosialorangtua dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu
dukungan yang bersifat positif dan dukungan
yang bersifat negatif. Dukungan positif adalah perilaku positif yang ditunjukkan oleh orangtua.Sedan
gkan dukungan yang bersifat negatif adalah perilaku yang dinilai negatif yang dapatmengarahkan
pada perilaku negatif anak. Dukungan keluarga bersifat optimal ketika dukungantersebut sesuai
dengan harapan umur anak sehingga anak dapat mencapai kemandirian dankedekatan.

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi
siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di Surabaya.Menurut
saya, secara keseluruhan jurnal tersebut masih kurang baik, karena perludiperbaiki dibeberapa
bagian seperti metode penelitian yang digunakan, kuesioner yang dibuat, jumlah item yang
digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian, dan subjek penelitian yangdigunakan responden.

B.Saran

Sebaiknya peneliti dalam melakukan metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambildata dengan
kuisioner tapi juga dengan studi dokumentasi, menjelaskan bagaimana studidokumentasi serta hasil
studi yang didapat.Sebaiknya peneliti menyebutkan apakah instrumen kuesioner yang dibuat telah
valid atau belum. Karena validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Dan sebaiknya
penelititidak membuat terlalu banyak alat instrumen yaitu 103 item. Danebaiknya peneliti
memberikan batasan sampel yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai