oleh:
Nim : 22212116009
SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianyakepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas critical journal review ini dengan
baikuntuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. sehingga kami
dapatmenyusun dan menyelesaikan tugas Critical Journal Review(CJR) ini. Dan kami ucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah kami yang telah menjelaskan apa arti dan pengertian tentang
Perkembangan Peserta Didik itu dan memberikan tugas ini sehingga kami dapat memahami isi journal
yang kami review ini, karena dalam tahap pengajarannya membutuhkan ketelitian tinggi untuk
mendapat inti sari yang tepat dari sebuah buku yang akan di review atau yang akan dibandingkan.
Semoga review ini bisa bermanfaat bagi pembaca, semoga bisa membawa dampak positif,
mendapatkan inovasi dalam dunia kependidikan, dan memberi ispirasi kepada pembacadan orang lain.
Sudah tentu dari resensi buku ini dapat memperluas sedikit wawasan pengetahuan tentang
Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter. Semoga Resensi JurnalKebijakan dan Pengembangan
Pendidikan ini bermanfaat kiranya bagi kita semua, Aamin
Medan, 2022
Penulis
BAB I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmuyang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahuikelebihan dan kekurangan
suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikansalah satu tugas individu mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik pada Jurusan Pendidikan Taridi Universitas Negeri Medan.
BAB II.RINGKASAN
2.1 Identitas Jurnal
Jurnal Utama
Judul : Early childhood social and emotional development:Advancing the field of measurement
Penulis : Kristen E. Darling-Churchill , Laura Lippman
Jenis Jurnal : Journal of Applied Developmental Psychology
Website: -
Volume dan Halaman : Vol. 1 Hal. 1-7
Tahun Terbit: 2016
Jurnal Pembanding
Judul: Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Dukungan SosialOrang Tua dengan Prestasi
Belajar Siswa SMA di Surabaya
Penulis: Fitri Kumala Arum Sari dan M.M.W. Tairas
Jenis Jurnal : Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Website: -
Volume dan Nomor : Vol. 1 No. 03
Jumlah Halaman : 5
Tahun Terbit: 2012
1.Jurnal Utama
Masalah dalam mengukur perkembangan sosial dan emosional pada awal masa kecil
Ada konsensus umum dalam bidang anak usia dini itu ada beberapa domain kompetensiyang terkait
dengan yang sedang berlangsung perkembangan positif pada anak usia dini, dananak-anak itu
pengembangan dalam beberapa domain berlangsung secara asynchronous, beluminterdependen
(Dewan Penelitian & Institut Kedokteran, 2000).Karena itu, banyak tantanganmuncul dalam menilai
anak-anak secara memadai kompetensi dari waktu ke waktu. Domainsosial dan emosional telah
sangat menantang dari perspektif pengukuran. Dalam bagian,tantangannya bersifat konseptual,
membutuhkan identifikasi konstruk dalam domain ini yang paling menonjol selama awal serta tahap
perkembangan selanjutnya. Tantangan lain adalah tidakfokus tidak proporsional pada indikator
potensi patologi, tetapi pada ukuran perkembangan positif juga (Cabrera, 2013; Campbell, 2016-
masalah ini; VanderVen, 2008). Memang, masalahdan kekuatan jangan jatuh dengan rapi pada satu
kesatuan, dan tidak ada masalah tidak menjamin kehadiran kompetensi; jadi, ini penting untuk
mengukur keduanya.
Ada juga tantangan yang terkait dengan menangkap kompetensi populasi yang berbeda,termasuk
anak-anak yang merupakan bahasa ganda pelajar, memiliki cacat, dan berasal dari tradisi budaya
yang beragam.Meskipun tantangan tersebut tidak eksklusif untuk perkembangan sosial dan
emosional,mereka bisa sangat sulit dalam domain ini. Sebagai contoh,tanpa bahasaatau jika anak-
anak berbeda-abas2 dari yang lain anak-anak seusia mereka, menilai perkembangan sosial dan
emosional mereka mungkin terbukti lebih menantang (Divisi untukAnak Usia Dini dari Council for
Exceptional Children, 2007; Espinosa & Lopez, 2007).Selanjutnya,praktik sosialisasi yang berbeda-
beda antar kelompok budaya bisa menghasilkan perbedaan yang sesuai dalam interaksi orangtua-
anak atau teman sebaya.Dari sudut pandang budaya-budaya, variasi ini dapat mengarah ke
tampaknya kesimpulan salah mengenaikenormalan perilaku tertentu.Dengan pesatnya
pertumbuhan jumlah anak-anak imigran dananak-anak yang bahasa rumahnya bukan bahasa Inggris,
ada peningkatan kebutuhan untukmengukur perkembangan sosial dan emosional yang sensitif
variasi budaya dalam perilaku sosialdan yang secara akurat menangkap keragaman kompetensi
berkembang anak-anak.
2.Jurnal Pembanding
Prestasi belajar siswa SMA di Surabaya dapat dikatakan masih belum memuaskan. Hal ini
dapatdiketahui berdasarkan data peringkat 10 besar UN SMA se-Jawa Timur 2010/2011,
Surabayatidak masuk peringkat 10 besar.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara random samplingsebanyak 251
sampel. Lalu peneliti mengukur intelegensi sampel yang dilakukan biro psikologiExensia, guna untuk
menjaga kesamaan alat tes yang digunakan. Pengambilan data denganmetode kuisioner dengan
jumlah sebanyak item 103 dengan pilihan respon sangat setuju SS,setuju S, tidak setuju TS,
dan sangat tidak setuju STS dan studi dokumentasi. Selanjutnya datadianalisis dengan menggunakan
korelasi spearman dengan bantuan SPSS. Maka diperoleh nilaikorelasi antara persepsi siswa
terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar sebesar r = 0,130, hal ini berarti arah
korelasi nihil. Dan probabilitasp = 0,064, jika nilai probabilitas >0,05 maka Ha ditolak. Kedua variabel
tersebut secara nyata tidak berkorelasi sehingga Ha ditolak berarti tidak terdapat hubungan antara
persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di
Surabaya.Hasil yang didapatkan peneliti menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA
diSurabaya. Hal ini dapat disebabkan karena :Responden cenderung menunjukkan jawaban
yang positif.Ada kemungkinan responden menjawab dengan tidak jujur dan tidak terbuka.Kondisi
Pembentukan kemandirian belajar pada siswa (Biemiller, 1998) ditentukan oleh 2 hal.
Pertamaadalah sumber sosial, yaitu orang dewasa yang berada di lingkungan siswa seperti
orangtua, pelatih, anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan
nilai kemandirian belajar dengan modelling, memberikan arah dan mengatur perilaku yang akan
Menurut Johnson (2009), kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa melibatkan studiakademik
dalam kehidupan sehari – hari yang diterapkan dengan berbagai cara untuk mencapaitujuan. Hal ini
melibatkan kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini meliputi kerjasama antaraindividu dengan
individu lain, baik sesama siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan keluarganya.
Menurut Santrock (2003), keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentukanak
untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah adalah bersumberdari orang
tua. Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan
mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan
segala perbuatannya. Hal ini dapat membentuk anak mengalami perubahan dari keadaan yangsepen
uhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri.
Apabila diberikan suasana yang penuh perlindungan, penghargaan, cukup kasih sayang
dan perhatian orang tua, jauh dari perasaan iri, cemburu, tersaingi, maka hal ini akan mendorong
danmemberikan anak untuk bersifat lebih mandiri, mempunyai keberanian untuk melatih
dirinya berinisiatif, bertanggung jawab, serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, baik dalam
bidangakademis maupun non akademis (Shochib, 1998).Sears (2004),
Dalam mengembangkan motivasi pada diri siswa, peran orangtua merupakan hal
yang penting. Persepsi anak terhadap dukungan orangtua dan harapan anak terhadap orangtua dap
at berfungsi sebagai motivator positif bagi pelajar (Ethington, 1991). Rasa percaya orangtua
terhadapkemampuan akademis anak, mengarahkan anak agar mandiri, memberikan penguat bagi
perilaku berprestasi, serta keterlibatan di dalam pembelajaran anak dapat memunculkan
persepsi diri positifdan motivasi akademis (Eccles, Wigfiled &, 1998 ; Gonzalez-DeHass, Wiwms, &
Holbein, 2005).
Menurut Lee & Detels (2007), dukungan sosialorangtua dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu
dukungan yang bersifat positif dan dukungan
yang bersifat negatif. Dukungan positif adalah perilaku positif yang ditunjukkan oleh orangtua.Sedan
gkan dukungan yang bersifat negatif adalah perilaku yang dinilai negatif yang dapatmengarahkan
pada perilaku negatif anak. Dukungan keluarga bersifat optimal ketika dukungantersebut sesuai
dengan harapan umur anak sehingga anak dapat mencapai kemandirian dankedekatan.
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi
siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di Surabaya.Menurut
saya, secara keseluruhan jurnal tersebut masih kurang baik, karena perludiperbaiki dibeberapa
bagian seperti metode penelitian yang digunakan, kuesioner yang dibuat, jumlah item yang
digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian, dan subjek penelitian yangdigunakan responden.
B.Saran
Sebaiknya peneliti dalam melakukan metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambildata dengan
kuisioner tapi juga dengan studi dokumentasi, menjelaskan bagaimana studidokumentasi serta hasil
studi yang didapat.Sebaiknya peneliti menyebutkan apakah instrumen kuesioner yang dibuat telah
valid atau belum. Karena validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Dan sebaiknya
penelititidak membuat terlalu banyak alat instrumen yaitu 103 item. Danebaiknya peneliti
memberikan batasan sampel yang digunakan