Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT MATA

KULIAH
PISIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
ARIEF ANSHORI
6211121040
PKO,D

FAKULTAS ILMU KEOLAHRGAAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REPORT, mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Dosen (Dra.DORLINCE SIMATUPANG,
M.Pd.) selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan.
Didalam CRITICAL BOOK REPORT ini membandingkan buku Psikologi Pendidikan
karya Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan dalam
Perspektif Baru karya Purwa Almaja Prawira. Pembuatan CRITICAL BOOK REPORT ini
bertujuan untuk pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Psikologi Pendidikan dan
sebagai bahan perkuliahan.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 26 Mei,2022

Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i ..........


BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................1
1.3 Manfaat..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Identitas Buku....................................................................................................................2
2.1.1 Identitas Buku Utama (1).......................................................................................
2.1.2 Identitas Buku Pembanding (2)..............................................................................
2.2 Ringkasan Buku.................................................................................................................3
2.2.1 Ringkasan Buku Utama (1)....................................................................................
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2).........................................................................
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku.....................................................................................19
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................21
3.2 Saran................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................22

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu
untuk mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai
konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan pembelajaran.
Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh berupa
pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan sikap,
kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya
dalam dunia pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari oleh
banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain sebagainya.
Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran disiplin, hal ini
menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang termasuk di dalamnya
adalah psikologi pendidikan.
Mempertimbangkan factor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat utama
untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka kehadiran
dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses ilmu
pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini diharapkan dapat
membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan pembelajaran.
1.2 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan Critical Book Review ini ialah:

1. Dapat membandingkan buku dalam satu topik materi kuliah Psikologi Pendidikan
terhadap dua buku yang berbeda.
2. Menilai kekurangan dan kelebihan buku Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri
Milfayetty, S.Pso., MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru
karya Purwa Almaja Prawira.
3. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Psikologi Pendidikan.

1.3 Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dalam pembuatan Critical Book Riview ini ialah:

1. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.


2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
2.1.1 Identitas Buku Utama (1)

Judul Buku : Psikologi Pendidikan


Penulis : Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons
Penerbit : PPs Unimed
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 204 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-602-8207-18-8

2.1.2 Identitas Buku Pembanding (2)

Judul Buku : Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru


Penulis : Purwa Almaja Prawira
Penerbit : Ar-Ruzz Media
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Jogyakarta
Tebal Buku : 448 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-979-25-4903-4

2.2 Ringkasan Buku

2.2.1 Ringkasan Buku Utama (1)


BAB 1 PENDAHULUAN

Generasi data ini adalah generasi yang telah bergeser dari Generasi X (1960-1980) dan
Generasi Y (1980-2000) ke generasi C atau Gen C mulai tahun 2000 hingga sekarang. Genersi X
ciri khasnya berpendidikan tinggi, aktif, menjunjung keluarga. Generasi Y, ciri khasnya adalah
sika menunda kedewasaan dan terlalu dekat dengan orang tua. Generaasi C mewakili generasi
yang selalu clicking, conncted, communicating, content-centric, computerized, dan
communitycentric.

Sejalan dengan karakteristik generasi C ini dan perlunya merubah model pembelajaran
konvensional menjadi kontemporer, maka diperlukan pengkajian psikologi pendidikan yang
berbeda dari yang sebelumnya. Perubahan tersebut meliputi tujuan belajar, materi, strategi,
media, dan evaluasi.

2
Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik saat ini sudah jauh berbeda sehingga tidak
mencukupi lagi jika dilaksanakan dengan pembelajaran yang konvensional. Saat ini diharapkan
pendidik mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menumbuhkan
kegemaran peserta didik belajar. Selain itu, pendidik diharapkan terampil menggunakan
teknologi agar proses pembelajaran menjadi efektif.

BAB 2 PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata, psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi psikologi
pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni ilmu
yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Tujuan
psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan meningkatkan proses belajar dan
pembelajaran.

Mendidik perlu diletakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat, dan
bermakna besar. Keberhasilan pendidikan ditandai dengan kualitas manusia terdidik yaitu tidak
hanya mengetahui yang benar tetapi juga bertindak mulia. Semua orang harus bertanggung jawab
membuat lintasan menuju masa depan dirinya sendiri dan secara kolektif bersama orang lain
untuk masa depan bangsa dan seluruh umat manusia.

Belajar adalah inti pendidikan. Seorang pendidik dianggap efektif dalam mendidik jika
menguasai materi pelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang egektif, punya keahlian
dalam bidang perencanaan dan penentuan tujuan, manajemen kelas, motivasi, komunikasi,
bekerja dengan kelompok etnis dan cultural yang berbeda dan teknologi, memiliki motivasi dan
komitmen kerja. Meningkatkan diri dengan menggunakan riset yang dilakukan sendiri ataupun
yang dilakukan orang lain.

Psikologi pendidikan sebagai cabang psikologi yang memfokuskan diri pada pemahaman
proses belajar mengajar di dalam lingkungan pendidikan akan membantu pendidikan dalam
melaksanakan tugas mendidik, terutama dalam pemanfaatan riset-riset yang dapat digunakan
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Demikian juga halnya, mendidik adalah sains dan seni sehingga pemahaman tentang
psikologi pendidikan akan membentu pendidik secara luwes dalam menghadapi beribu persoalan
yang terjadi di dalam kelas. Pengkajian psikologi pendidikan akan membantu guru menjadi
pendidik yang dapat membantu peseta didiknya menemukan kebenaran dan sekaligus mampu
bertindak mulia.

BAB 3 BELAJAR

Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru. Dapat berupa pemikiran dan pengetahuan
baru, perasaan yang lebih terkemas, sikap yang lenih baik, kecakapan yang lebih baik serta

3
tumbuhnya kesadaran untuk bertanggungjawab. Belajar tidak sama dengan kematangan. Akan
tetapi, kematangan distimulasi oleh faktir belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika
diberikan tak sesuai dengan kematangan yang diperllukan untuk mempelajari sesuatu.

Perkembangan dan Belajar

a. Perkembangan kognitif dan belajar

Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan individu dalam berpikir.


Tokoh yang paling popular dalam membahas perkembangan kognitif adalah Piaget.
Perkembangan kognitif di dalam teori kognitif Piaget mencakup proses-proses, yaitu skema,
asimilasi, akomodasi, organisasi, dan equiblibrasi.
b. Perkembangan bahasa dan belajar

l.noam Chomsky (1957) mengemukakan bahwa manusia cenderung mempelajari bahasa


pada waktu tertentu dengan cara tertentu. Bukti paling kuat untuk basis biologi dari bahasa
adalah bahwa anak-anak di seluruh dunia mencapai titik penting dalam berbahasa pada saat yang
hampir sama, meskipun ada banyak variasi dalam input bahasa yang mereka teruma.
Perkembamgan bahasa anak dipengaruhi factor biologi dan sosial pada saat mereka berinteraksi.
c. Perkembangan belajar dan sosial

Perkembangan sosial mengacu kepada perubahan jangka panjang di dalam konteks


membina hubungan, interaksi pribadi, teman sebaya, dan keluarga. Termasuk di dalamnya cara
membina persahabatan dan perubahan yang negatif seperti agressifitas dan kekerasan.
d. Perkembangan diri

Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam situasi.
Pada diri remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada saat mempertanyakan
hasil kerjanya. Pada usia remaja konsep diri sering dihubungkan dengan penampilan fisik dan
penerimaan sosial maupun prestasi sekolah. Konsep diri sering dianggap sebagai dasar
perkembangan sosial maupun emosional.

e. Perkembangan moral

Perkembangan moral adalah perkembangan yang berhibingan dengan aturan dan


konvensi dari interaksi yang adil antarorang. Perkembangan moral dapat dikaji melalui domain
kognitif behavioral dan emosional. Pada domain kognitif kincinya adalah bagaimana siswa
manalar atau memikirkan aturan untuk perilaku etis. Dalam dimain behavioral bagaimana murid
berperilaku secara aktial, bukan pada moralitas dari pemikiran dan dalam domain emosional
penekanannya pada bagaimana siswa merasakan secara moral.

4
BAB 4 KARAKTERISTIK BELAJAR
Karakteristik adalah cirri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang
pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yangada pada diri mereka seperti
kemampuan umum, cirri fisik, serta emosional yang berpengaruh terhadap keefektifan
pembelajaran.
Inteligensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan jernih, pengetahuan
mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat, kemampuan
menyelesaikan masalalh secara optimal.
Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasan tersebut dapat
dilihat dari berbagai dimensi. Satu diantaranya adalah inteligensi. Seseorang yang memiliki
inteligensi menangkap informasi dan meyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Berbeda
dengan inteligensinya di bawah rata-rata akan mengalami kesulitan dalam menangkap informasi
yang rumit dan kompleks. Kecerdasan atau kecakapan seseorang dalam belajar dipengaruhi juga
kualitas multiple intelligences yang dimilikinya.
Selain kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu dalam
belajar. Gaya belajar meliputi kecenderungan seseorang dalam memasukkan informasi. Gaya
tersebut antara lain visual, auditori, dan kinestetik. Mengacu kepada elemen yang mempenaruhi
gaya belajar ini ada ind ividu yang memiliki cara belajar mandiri dan tergantung. Gaya belajar
terganting lebih menyenangi lingkungan belajar yang tenang dan tertib, sedangkan gaya belajar
tergantung memerlukan lingkungan belajar dalam bentuk fisik,psikologi, emosional, dan sosial.
Gaya beroikir seperti gaya implusif, reflektif, mendalam dan dangkal merupakan karakteristik
individu yang mempengaruhi proses belajar seseorang.
BAB 5 PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR

Belajar dapat didefinisikan sebagai proses mendiptakan hubungan sesuatu yang sudah ada
dengan sesuatu yang baru. Beberapa pendekatan belajar menurut para ahli dikemukakan sebagai
berikut.
a. Pendekatan Behavior

Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relatif permanen di
dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu (oven behavior). Definisi ini
menekankan hasil belajar pada perilaku yang dapat di obsevasi dan di ukur.

Thorndike dalam teori connectionismmengemukakan bahwa belajar adalah proses “staming in”
(diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respon. Dari penelitian Thorndike disimpulkan
bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respin dan
penyelesaikan masalah yang dapat dilakukan dengan cara trial and error. Faktor penting yang
mempengaruhi belajar adalah reward atau pernyataan kepuasan dari suatu kejadian.
b. Pendekatan kognitif

5
Dalam pendekatan kognitif, belajar sianggap sebagai sesuatu yang aktif. Individu
berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah,
mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang mereka ketahui untuk mencapai pelajaran baru.
c. Tekniik belajar

Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa
bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah:
1. Sikap mental.
2. Rencana belajar.
3. Berkonsentrasi.
4. Mengikuti pelajaran.
5. Tujuan belajar.
6. Teknik mengingat.

BAB 6 MODEL PEMBELAJARAN


a. Model Pembelajaran Langsung

Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model ini
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu seperti : menghafal rumus, informasi factual) dan
pengetahuan procedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap.

b. Pembelajaran Kooporatif (cooporative learning)

Pembelajaran kooporatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat siswa


bekerja sama dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar ini menekankan
pada keberhasilan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota mencapai tujuan dan
penguasaan materi (Slavin, 1995). Pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok belajar
konvensional. Pada belajar kooperatif, terdapat saling ketergantungan positif, saling membantu
dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
c. Pengajaran Berdarkan Masalah (Problem Based Instruction)

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan


kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual: belajar berbagai peran
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan lain; tealistis
sesuai kehidupan siswa, konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inquiri siswa,
retensi konsep menjadi kuat, memupuk kemampuan memecahkan masalah. Kelemahan model ini

6
antara lain; persiapan pembelajaran kompleks (alat, problem, dan konsep), sulitnya mencaari
problem yang relevan, terjadi miss konsepsi, memerlukan waktu yang lebih lama.
d. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang menghubungkan antara materi pelajaran


dengan situasi siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual yakni:
konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian autentik.
e. Pembelajaran Diskusi Kelas

Diskusi kelas digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan berkomunikasi
siswa dan untuk meningkatkan semangat siswa terlibat di dalam pelajaran. Tujuan pembelajaran
diskusi kelas adalah untuk meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa
membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Untuk menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi
siswa dan untuk membantu siswa memiliki keterampilan komunikasi dan proses berpikir.
BAB 7 MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan siswa dalam belajar.
Wloodkowski (2007) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku
siswa dalam belajar. Motivasi belajar tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah goyah
untuk mencapai sukses, meksipun dihadang banyak kesulitan. Komponen utama motivasi belajar
adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan belajar.
Adapun kompinen-komponen motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a. Attention (perhatian siswa terhadap pelajaran di sekolah muncul didorong oleh rasa ingin
tahu.
b. Relevansi, menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan kondisi siswa.
c. Confidence (percaya diei) yaitu perasaan mampu dalam diri siswa yang merupakan
potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
d. Satisfaction (kepuasan).

Motivasi belajar juga penting diketahui guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi
belajar pada siswa bermanfaat bagi guru terutama dalam membangkitkan dan memelihara
semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Manfaat lainnya adalah untuk mengetahui dan
memahami keanekaragaman motivasi belajar siswa di kelas.
Motivasi belajar merupakan faktor psokologis yang mengalami perkembangan,
dipengaruhi kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Beberapa unsure yang
mempengaruhi menurut Dimyanti (2002) adalah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa,
kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan pembelajaran
serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.

7
BAB 8 DESAIN PEMBELAJARAN
Desain pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan dalam menentukan rencana
pembelajaran dalam: menentukan tujuan instruksional, merencanakan aktivitas dan menentukan
prioritas dan menentukan waktu, mulai darri perencanaan harian hingga perencanaan tahunan.
Perencanaan permbelajaran berorientasi pada guru dapat dilakukan dengan orientasi tugas
baru,advance organizer, menjelaskan, mendemostrasikan, bertanya dan diskusi. Sedangkan
pendekatan berorientasi pada pelajar focus pada pelajar sebagai individu yang belajar, antara lain
dilakukan dengan problem base learning, discovery learning, essential question, pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran.

Di dalam mengimplementasikan rancangan pembelajaran perlu diperhatikan menajemen


kelas. Yaitu, aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa di dalam belajar. Dua
hal yang menjadi perhatian dalam menajemen kelas, yaitu pengelolaan fisik kelas seperti mobile
dan alat-alat pembelajaran dan yang kedua adalah pengelolaan interaksi di dalam kelas. Inti dari
manajemen kelasa ini adalah bagaimana guru dapat mengendalikan seluruh aktivitas kelas agar
efektif mencapai tujuan pembelajaran.

BAB 9 PENILAIAN

Evaluai merupakan suatu proses pengumpulan ingormasi dalam rangka penentuan nilai
kepada sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkan suatu kriteria tertentu. Di
samping evaluasi dikenal juga sebagai penilaian. Asesmen merupakan proses pengumpulan
informasi yang memungkinkan guru dapat mendeskripsi perkembangan atau hasil belajar yang
dicapai siswa secara menyeluruh dengan menggunakan berbagai cara. Tes merupakan instrument
yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau asesmen. Tes sebagai seperangkat pertanyaan
atau tugas yang memiliki kriteria benar atau salah. Pengukuran juga digunakan dalam rangka
pengumpulan data untuk melakukan evaluasi atau asesmen. Pengukuran merupakan instrument
pengumpulan data kuantitatif atau sesuatu atau objek.

Pengamatan merupakan proses pengumpulan datadengan menggunakan panca indera.


Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan specimen record, time sampling, atau even
sampling.

Portofolio penilaian merupakan dokumen yang digunakan untuk memperoleh informasi


perkembangan kemajuan belajar peserta didik dalam rentang waktu yang ditentukan. Penggunaan
protofolio sebagai penilaian pembelajaran dilakukan dengan langkah, yaitu :

1. Tahap persiapan.
2. Tahap pelaksanaan.
3. Tahap penilaian.

8
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2)

BAB 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Proses pendidikan sesungguhnya telah berlangsung sejak bayi manusia dilahirkan ke
dunia. Sesederhana apa pun bentuk pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya
pastilah telah menjadi transfer nilai-nilai pendidikan pada anak tersebut.
B. Psikologi Cabang Ilmu Filsafat
Psikologi berasal dari bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Dari kedua kata tersebut, psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa, psikologi termasuk dalam
cabang ilmu filsafat, yang di pelajari dalam psikologi adalah hakikat jiwa manusia. Orang yang
paling berperan dalam perkembangan psikologi adalah demokritus. Ia merupakan filsuf pertama
didunia yang memerhatikan pentingnya pengaruh keluarga terhadap pembentukan kepribadian
anak. Ahli lain selain demokritus adalah plato yang telah mengembangkan sistem pendidikan
dan hubungan dengan prinsip-prinsip psikologisnya, aristoteles yang percaya pada teori daya
jiwa dan mementingkan proses intelektual, thomas aquino, J.J Rousseau dengan semboyan “
back to nature”, John Locke dengan teori tabularasa-nya, dll. Pada tahun 1879, Wilhelm M.
Wundt mendirikan laboratorium psikologi eksperimen yang pertama didunia, di Leipzig, Jerman.
Hasil penelitiannya ditulis dalam beberapa karyanya, diantaranya berjudul Psysiologische
psychologie.
C. Sejarah dan Perkembangan Psikologi Pendidikan
Menurut Chauhan (1979), psikologi pendidikan adalah suatu proses pendidikan yang mencoba
membangun tingkah laku manusia semenjak berusia muda hingga tercapai tujuan akhir dari
tujuan nasional.
Rintisan kerja dalam psikologi pendidikan dilakukan oleh Hebart dan Frobel, pada awal abad ke-
20 psikologi berkembang dengan munculnya eksperimen-eksperimen belajar. Dengan demikian,
psikologi pendidikan itu telah berusia panjang. Namun, kehadiran psikologi pendidikan ini dalam
kancah sunia pendidikan dirasakan belum sebanding dengan umur sebenarnya.

BAB II RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU


PENGETAHUAN
A. Pendahuluan
Pada hakikatnya guru adalah pembimbing atau pemimpin siswa dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan kepribadiannya dengan proses pembelajaran. Oleh karena itu, kehadiran dan
penguasaan psikologi pendidikan amat diperlukan agar pembelajaran pada siswa disekolah dapat
berhasil dengan baik.
B. Psikologi sebagai Proses Studi Profesional
Kedudukan ilmu psikologi pendidikan terdapat dalam kurikulum pendidikan sehingga bagi
guru atau calon guru harus mempelajari ilmu psikologi pendidikan yang merupakan syarat
kompetensi guru.

9
C. Defenisi Psikologi Pendidikan
Menurut Crow and crow, Psikologi pendidikan adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah
tentang reaksi tingkah laku manusia yang mempengaruhi proses pembelajaran.
D. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Ruang lingkup psikologi pendidikan, menurut Fudyartanto (2002) ada 5 cakupan :
• Tinjauan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak
• Dasar dan potensi anak didik
• Proses dan teori belajar
• Evaluasi potensi dan hasil belajar
• Membina kesehatan mental dan fisik siswa
E. Psikologi Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan
Psikologi pendidikan dikelompokkan ke dalam tinjauan ilmu pengetahuan karena telah
memenuhi segala apa yang di persyaratkan sebagai ilmu pengetahuan.
F. Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan
Sebagai ilmu pengetahuan lazim dalam psikologi pendidikan sering kali dilakukan
penelitian-penelitian ilmiah, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah, yaitu : metode
angket, metode klinis, metode kasus, metode eksperimen, metode tes, teknik bimbingan dan
konseling, dll.

BAB 3 PRINSIP SISTEM PSIKOLGI DAN SUMBANGSIHNYA DALAM PENDIDIKAN


A. Sistem Psikologi Daya
Menurut Plato, pada dasarnya jiwa manusia mempunyai tiga kelompok kemampuan atau
daya, yaitu daya berfikir, daya perasaan. Prinsip dari psikologi daya adalah adanya daya-daya
dalam jiwa manusia. Sedangkan menurut Aristoteles, psikologi daya pada prinsipnya melibatkan
adanya pengalaman. Kemudian aristoteles merumuskan hukum asosiasi ingatan, yaitu asosiasi
sama saat, persamaan, perlawanan, perturutan, dan logis.
B. Sistem Psikologi Strukturalisme
E.B Tichener (1867-1927) mengemukakan tujuan psikologi strukturalisme adalah
mempelajari mental rill, bukan konsep perasaan. Prinsip psikologi strukturalisme pada dasarnya
adalah adanya anggapan bahwa jiwa (Mind) menusia terdiri atas gabungan unsur-unsur jiwa.
C. Sistem Psikologi Fungsionalisme
Sistem ini pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat oleh William James (1842- 1910)
yang berhasil menerbitkan karyanya yang berjudul The Principles of Psychology. Pendukung
psikologi fungsionalisme berpendapat bahwa kesadaran mental tidak pasif atau hanya sebagai
penerima saja, tetapi bersifat aktif dalam setiap situasi.
D. Sistem Psikologi Behaviorisme
Psikologi behaviorisme adalah psikologi tingkah laku dan menekankan pada tingkah laku,
menurut Watson lingkungan sangatlah penting dibanding dengan faktor-faktor keturunan dalam
menentukan tingkah laku. E. Sistem Psikologi Analisis
Menurut Freud, untuk mempelajari kehidupan jiwa tidak cukup hanya mempelajari bagian jiwa
yang sadar dan tingkah laku yang tampak, harus diteliti sampai kebagian yang tidak sadar, sebab

10
banyak sekali keinginan yang ditekankan dalam lapisan tidak sadar dan secara terus menerus
memengaruhi tingkah laku manusia.
F. Sistem Psikologi Gesalt
Dalam teori gesalt, adanya kemampuan memproses informasi merupakan penanda harkat
kemanusiaan yang tertinggi.

BAB IV PRINSIP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA


A. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pertumbuhan pada manusia berhubungan dengan adanya perubahan-perubahan yang
terjadi pada aspek biologis, meliputi anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari bayi hingga dewasa berjalan selaras. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
secara normal diperlukan gizi yang baik dan cukup.
B. Hereditas
1. Prinsip-prinsip Hereditas
• Prinsip reproduksi, hereditas yang diturunkan kepada anak oleh orang tuanya
menurut prinsip ini adalah berbeda satu dengan yang lain. Antara orang tua
dengan keturunannya memiliki ciri yang berbeda-beda.
• Prinsip konformitas, berdasarkan prinsip ini setiap jenis atau golongan akan
menghasilkan jenisnya sendiri bukan jenis yang lainnya.
• Prinsip variasi, prinsip ini memberikan landasan berfikir bahwa sel-sel benih
berisi banyak determinan yang mempunyai mekanisme percampuran sehingga
menghasilkan perbedaan-perbedaan individual.
2. Mekanisme Hereditas
Mekanisme hereditas merupakan cara-cara pewarisan sifat orang tua kepada anaknya .
C. Hukum Perkembangan Manusia
Hukum-hukum perkembangan manusia yang telah ada dalam pembahasan psikologi
pendidikan, yaitu : hukum tempo perkembangan, hukum irama perkembangan, hukum atau masa
peka dalam perkembangan, hukum atau teori rekapitulasi perkembangan, hukum teori masa
mendatang, hukum teori eksplorasi.
D. Manfaat Bermain untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Manfaat bermain bagi anak yaitu sebagai pendidikan dan sebagai alat perawatan. BAB
V
KECERDASAN
A. Pengertian Kecerdasan
1. Konsep Kecerdasan Menurut Vernon (1935)
a. Kecerdasan ditinjau secara biologis
Ditinjau dari ilmu biologis, kecerdasan diartikan sebagai kemampuan dasar manusia
yang secara relative diperlukan untuk penyesuaian diri pada alam sekitar yang baru.
Meskipun, pada kenyataannya di dunia ini terdapat banyak orang yang mempunyai

11
kecerdasan yang tinggi tidak mampu menyesuaikan dirinya pada alam sekitar dengan
baik.
b. Kecerdasan ditinjau secara psikologis
Tinjauan psikologis mengenai kecerdasan merujuk adanya pengaruh-pengaruh rekatif
keturunan dan lingkungan sekitar terhadap perkembangan kecerdasan individu.
c. Kecerdasan ditinjau secara operasional
Secara operasional kecerdasan didefinisikan dalam pelaksanaan atau dalam
aplikasinya secara operasional dengan menggunakan istilah-istilah yang pasti.
Definisi kecerdasan secara operasional memakai pernyataan-pernyataan dari kondisi-
kondisi yang diobservasi sehingga pernyataan kalimatnya berisi terma yang benar dan
salah.
B. Tipe Kecerdasan Manusia

Edward Lee Thorndike (1874-1949) , psikologi Amerika Serikat, mengklasifikasikan


kecerdasan menjadi tiga tiper yaitu:
• Kecerdasan Riil.
• Kecerdasan abstrak.
• Kecerdasan social.
C. Perkembangan Kecerdasan Dewasa Ini

Pada kenyataannya penelitian kecerdasan pada individu tidak berhenti sampai di situ.
Hingga dewasa ini, para ahli psikologi terus berupaya melakukan penelitian-penelitian untuk
dapat mengungkapkan kecerdasan manusia secara lebih lengkap dan sempurna mengingat arti
penting masalah kecerdasan dalam mengembangkan sumber daya manusia di muka bumi.
Howard Gardner (1993) mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang meliputi
unsurunsur, yaitu:
1. Kecerdasan matematika-logika.
2. Kecerdasan bahasa.
3. Kecerdasan musical.
4. Kecerdasan visual spasi.
5. Kecerdasan kinestetik.
6. Kecerdasan interpersonal.
7. Kecerdasan intrapersonal.
8. Kecerdasan naturalis.
D. Kecerdasan Emosi
Emosi adalah perasaan tertentu yang bergejolak dan dialami seseorang seta berpengaruh
pada kehidupan manusia. Istilah kecerdasan emosi berakar dari konsep social intelligence, yaitu
suatu kemampuan memahami dan mengatur untuk bertindak secara bijak dalam hubungan
antarmanusia (Thorndike, 1920).

12
Salover dan Mayer dalam Aisah Indiati (2006) komponen dasar kecerdasan emosi, emosi
diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati),
membina hubungan dengan orang lain.
E. Kecerdasan Spiritual

Menurut Danar Zohar dan Ian Marshal (2000). Kecerdasan spiritual adalah
menumbuhkan fungsi manusiawi seseorang sehingga membuat mereka menjadi kreatif, luwes,
berwawasan luas, spontan, dapat menghadapi perjuangan hidup, menghadapi kecemasan dan
kekhawatiran, dapat menjembatani antara diri sendiri dan orang lain, seta menjadi lebih cerdas
secara spiritual dan beragama.
F. Atribut Kecerdasan Manusia

G.Stoddar mengemukakan atribut kecerdasan manusia sebagai berikut :


1. Tingkat kesukaran.
2. Tingkat Kompleksitas.
3. Tingkat Keabstrakan.
4. Tingkat ekonomis.
5. Tingkat penyesuaian dengan tujuan.
6. Tingkat social.
7. Tingkat keoriginalan.

BAB VI Teori Kecerdasan


Dewasa ini setidaknya telah dikenal empat teori kecerdasan, yaitu:

1. Teori Daya
Teori daya menganggap bahwa jiwa terdiri atas daya-daya yang terpisah. Teori belajar
juga mengenal adanya teori daya. Padahal, belajar oleh ahli psikologi diklasifikasikan ke
dalam kecerdasan seseorang, maka teori daya juga dipandang sebagai teori kecerdasan.
Berdasarkan hasil eksperimen psikologi, didalam otak manusia, yang disebut daya itu
tidak terpisah satu dengan yang lain. Dengan demikian, terdapat konsep teori daya yang
tidak sesuai dengan kenyataan atau fakta. Oleh karena itum teiru daya sekarang ini mulai
ditinggalkan orang.
2. Teori Dwi Faktor
Teori dwi factor kali pertama dicetuskan oleh Charles Spearman, psikologi dari Inggris
dan Penulis buku The Abilities of Man. Ia meneliti abilitas manusia berupa
kemampuankemampuan manusia dengan bermacam-macam tes kemampuan. Ia
menganalisi hasil tes dengan melihat korelasi skornya menggunakan teknik analisis
factor. Dari hasil tentik anallisi factor, Spearman mengusulkan kemampuan intelektual
mempunyai dua factor, yaitu kemampuan-kemampuan umum yang disebut dengan factor
G dan kemampuankemampuan khusus yang disebut factor S
3. Teori Multifaktor

13
Menurut teori multifactor, kecerdasan umum itu tidak ada, yang ada adalah kecerdasan
khusus. Hubungan-hubungan khusus yang dibentuk oleh S dan R tersebut
selanjutnyamembentuk sistem hubungan yang disebut neurologis. Semakin banyak
kemampuan manusia membentuk hubungan S dan R, hal itu akan menentukan orang
semakin cerdas. Dengan begitu, seseorang dengan ubungan S dan R yang kecil ia akan
memiliki kecerdasan yang kurang.
4. Teori Kelompok Faktor
Menurut teori kelompok factor, kecerdasan seseorang tidak hanya sitentukan oleh satu
factor G, tetapi juga oleh beberapa factor G. setiap factor G mendasari beberapa factor S
sehingga terdapat kelompok-kelompok factor, yaitu satu factor G dengan sejumlah factor
S. Tiap-tiap kelompok factor merupakan satu kelompok kemampuan mental primer.
Dengan demikian, kecerdasan manusia terdiri dari sejumlah factor mental primer dan
setiap factor primer memiliki kesatuan psikologi dan fungsional sendiri yang mendasati
sekelompok operasi mental. Tiap-tiap factor mental primer relative bebas dari factor
mental primer lainnya.

BAB VII STRUKTUR DAN HIERARKI INTELEK

A. Pendahuluan

Kecerdasan individu tidak tersusun dari hanya satu factor saja, tetapi banyak factor.
Dengan kata lain, kecerdasan individu mempunyai struktur tertentu yang akan diterangkan pada
pembahasan sub-bab. Struktur intelek itu sendiri terdiri dari beberapa hal dan operasinya
diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
B. Sturuktur Intelek Individu

Guilford mengajukan tiga dimensi intelek sebagai ganti model intelek yang ada
sebelumnya. Ketiga dimensi intelek yang diajukan oleh Guilford tersebut adalah:

1. Operasi Intelek
Menurut J.P Guilford, operasi intelek adalah sesuatu hal yang dikerjakan oleh
individu dalam kaitannya dengan kemampuan-kemampuan individu mengerjakan
sesuatu pekerjaan atau tugas-tugas.
2. Isi Intelek
Isi intelek menunjukkan hakikat materi atau informasi sebagai sesuatu hal yang telah
dikerjakan oleh operasi intelek. Menurut Guilford, dimensi isi digolongkan mejadi
empat macam, yaitu figural, simbul, semantic, dan perilaku yang masing-masing
golongan tersebut.
3. Hasil Intelek
Dimensi produk atau hasil intelek merupakan segala sesuatu yang dapat diproduksi
oleh suatu operasi dengan isi intelek tertentu. Guilford membuat klasifikasi dari

14
produk aktivitas intelek yang terdiri dari unit, kelas, relasi atau hubungan
transformasi, dan implikasi.
C. Hierarki Intelek Individu

P.E Vernon dalam penelitiannya, ia mengajukan bagan hierarki kecerdasan yang terdiri
dari beberapa factor kecerdasan, yaitu kelancaran asosiasi, tata bahasa, perbendaharaan kata,
penghitunhan, pengukuran konsep dan rumus, pengetahuan geometri, visualisasi dalam tiga
dimensi, informasi mekanika, informasi elektris, kelistrikan, dan penilaian stress, tekanan jiwa.

BAB VIII TEORI TEORI MOTIVASI BELAJAR

A. Pengertian Motivasi

Motivasi memiliki akar kata dari bahhasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan
atau bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya
dorong sehingga sesuatu yang motivasi tersebut dapat bergerak. Untuk memberikan pemahaman
yang jelas mengenai motivasi.

B. Fungsi Motivasi Bagi Individu Dalam Belajar


1. Motif bersifat meengarahkan dan mengatur tingkah laku individu.
2. Motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu.
3. Motif memberi energi dan menahan tingkah laku individu.

C. Klasifikasi Motif Pada Individu

1. Motif organis, yaitu motof-motif yang berhubungan dengan kebutuhan biologis individu,
seperti motif untuk memakan dll.
2. Motif objektif, mencakup motif lain yang bukan sekedar memenuhi kebutuhan
biologis,melainkan juga kebutuhan di atasnya.

D. Konsep Motif Dan Perkembangannya

Perkembaangan konsep keinginan bebas yang dikemukakan oleh plato tersebut ditolak
oleh para penganut filsafat kontemporer yang selanjutnya memunculkan konsep hedonisme etik.
Paham hedonisme etik mengatakan bahwa perbuatan manusia disebabkan mencari kesengan dan
menghindari kesusahan yang dinilai secara etis adalah baik dan manusiawi. Itulah sebab konsep
ini kemudian dinamakan hedonisme etik.

E. Teori teori motivasi

Dalam psikologi dikenal ada beberapa teori motivasi, mulai dari teori motivasi
fisikologis, teori aktualisasi diri dari maslow, teori dari murrary, teori motivasi hasil dll.

15
BAB IX PENYESUAIAN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL INDIVIDU

A. Penyesuaian Diri

Charles darwin mengembangkan konsep perjuangan adaptasi makhluk hidup dialam


semesta ini yang kemudian dikenal dengan teori evolusi. Sela jutnya teori tersebut dikembangkan
dalam bidang bidang yang lain. Contohnya dalam bidang sosial, teori evolusi darwin
dikembangkan oleh Herbert Spencer.

B. Kesehatan Mental Individu

Sehat dan sakit merupakan kondisi biopsikososial yang menyatu padu dengan kehidupan
umat manusia. Keadaan yang sehat atau sakit tersebut terus saja terjadi dalam kehidupan dunia.
Manusia atau individu akan memerankan sebagai orang sakit atau sehat.

16
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku
Buku Kelebihan Kekurangan
Utama (1) ✓ Pada buku utama penulis ✓ Pada buku utama ini kekurangan
menggarisbawahi kalimat yang dapat penulis sampaikan
penting yang terdapat pada adalah buku ini kurang benar
materi di setiap bab. (terdapat dalam menempatkan tanda-tanda
pada halaman 43 paragraf 2). baca (misalnya pada halaman 83
✓ Tata letak pada buku utama paragraf terakhir “ Gaya berpikir
baik, dikatakan baik karena seperti gaya implusif, reflektif,
susunan materi dengan mendalam dan dangkal
merupakan karakteristik
submateri menggambarkan
individu”. Seharusnya penulis
keterkaitan, submateri diberi
membubuhkan tanda koma
nomor sehingga dapat
setelah kata “mendalam” karena
memudahkan pembaca untuk pada EYD tanda koma berfungsi
mengetahui point point penting untuk memisahkan kalimat lebih
dalam materi tersebut, dan juga dari tiga kata).
pada setiap bab nya diberi
pendahuluan, pembahasan serta
penutup dari materi tersebut.
✓ Terdapat banyak pendapat ahli
yang dimuat dalam buku ini dan
apabila ada kata asing yang
digunakan penulis membuat
garis miring pada kata tersebut.
✓ Adanya rangkuman singkat
serta catatan pada setiap bab
maupun keseluruhan bab yang
jelaskan.
✓ Adanya rangkaian soal ataupun
uji kompetensi diakhir bab
untuk menguji seberapa banyak
pengetahuan pembaca dalam
memahami materi.
✓ Pada buku utama banyak
terdapat kutipan dan kata-kata
bijak yang dapat memotivasi
para pembaca.(terdapat pada
halaman 28)
Pembanding ✓ Susunan penulisan materi sangat ✓ Tidak adanya rangkuman singkat
(2) teratur dan saling berkaitan, serta catatan pada setiap bab
meteri yang di paparkan sangat maupun keseluruhan bab yang

17
jelas dengan banyak jelaskan.
mencantumkan teori dari ✓ Tidak adanya rangkaian soal
pendapat-pendapat para ahli. ataupun uji kompetensi diakhir
✓ Kajian pada materi buku ini bab untuk menguji seberapa
juga sangat lengkap dan banyak pengetahuan pembaca
sistematik meskipun dalam memahami materi.
cakupannya luas atau dapat
dikatakan lebih terfokus pada
psikologi pendidikan.
✓ Bahasa yang digunakan mudah
dipahami.
✓ Setiap bab diberikan bagian
pendahuluan yang dapat
membantu pembaca dalam
memberikan gamberan atau inti
penting dari materi yang
disampaikan.
✓ Adanya indeks pada akhir
halaman buku yang dapat
membantu pembaca dalam
memahami dan menemukan
suatu topik yang belum ia
pahami.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kedua buku yang sudah penulis bandingkan penulis dapat menyimpulkan bahwa
buku pertama yaitu Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons. kajian
teori dalam buku ini sangat difokuskan kepada psikologi pendidikan, bagaimana seorang guru
mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipahami oleh guru guna memahami pikologi seorang
siswa. Buku ini mudah dipahami bagi mereka calon pendidik untuk mengetahui dan memahami
bagaimana psikologi dan teori belajar yang dapat diterapkan kepada siswa. Dan buku kedua
yang penulis pakai sebagai pembanding yaitu buku Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru
karya Purwa Almaja Prawira kajian teorinya nya lebih terfokus pada psikologi peserta didik
dengan cakupan materi yang cukup luas tetapi diterangkan secara mendetail sehingga tidak
membingungkan pembaca.
Kedua buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari
perkembangan psikologi, meskipun kedua buku ini memiliki perbedaan serta kelebihan dan
kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

18
bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan setiap materi yang sudah dibacanya dalam kehidupan sehari-hari melalui kedua
buku yang bertemakan perkembangan peserta didik ini.
4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik digunakan sebagai panduan memahami materi
psikologi pendidikan. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang selalu berubah maka
alangkah baiknya jika kedua buku ini diperbaharui seperti buku pembanding agar memberikan
rangkuman dan uji kompetensi untuk menguji pengetahuan pembaca terhadap materi yang ada di
buku pembanding.

DAFTAR PUSTAKA

Milfayetty, Sri. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.


Purwa Almaja Prawira. 2016. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

19

Anda mungkin juga menyukai