Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT

“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA : Risky Suramana Barus (5191122006)


DOSEN PENGAMPU :Prof. Dr.Rosmala Dewi, M.Pd
MATA KULIAH : Psikologi Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PENDIDIKAN OTOMOTIF


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadi jenis tugas saya adalah “Critical Book Report”. Tugas ini
diharapkan untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya
dalam hal psikologi pendidikan. Tujuan dibuatnya tugas ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan serta untuk memberitahukan kepada para pembaca
seputaran konsep dasar psikologi pendidikan.
Saya berterima kasih kepada pihak – pihak yang turut membantu menyelesaikan tugas
ini termasuk bapak Husna Tambunan S.Pd ,M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sehingga tugas
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu, saya
selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kiranya ke
depannya tugas ini akan menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga tugas Critical Book
Report ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, Maret 2020

Risky Suramana Barus


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................ 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................................. 4
1.3 Manfaat........................................................................................................................................... 5
1.4 Identitas Buku............................................................................................................................. 5
BAB II (RINGKASAN ISI BUKU)
2.1 Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................................... 6
2.2 Bab 2 Psikologi Pendidikan................................................................................................... 6
2.3 Bab 3 Belajar................................................................................................................................ 8
2.4 Bab 4 Karakteristik Belajar.................................................................................................... 10
2.5 Bab 5 Pendekatan dan Teknik Belajar............................................................................... 12
2.6 Bab 6 Mode Pembelajaran...................................................................................................... 14
2.7 Bab 7 Motivasi Belajar............................................................................................................. 15
2.8 Bab 8 Desain Pembelajaran................................................................................................... 17
2.9 Bab 9 Penilaian........................................................................................................................... 20
BAB III (PEMBAHASAN)
3.1 Perbedaan..................................................................................................................................... 21
3.2 Keunggulan................................................................................................................................... 22
3.3 Kelemahan.................................................................................................................................... 23
BAB IV (PENUTUP)
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................... 24
4.2 Saran............................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu jiwa pendidikan yang lebih dikenal dengan psikologi pendidikan  terdiri dari dua
kata, yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyche”
yang berarti jiwa  dan  “logos” yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu
tentang jiwa atau ilmu jiwa. Adapun pengertian pendidikan menurut kamus besar bahasa
indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan  manusia melalui upaya  pengajaran dan
pelatihan. Sedangkan pengertian psikologi pendidikan menurut Alice Crow yaitu studi
tentang belajar, pertumbuhan dan kematangan individu serta penerapan prinsip – prinsip
ilmiah tentang reaksi manusia yang mempengaruhi  belajar dan mengajar. Pengetahuan
psikologi pendidikan merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dipelajari dan
dipahami oleh seorang tenaga pendidik agar dapat menjalankan tugas sebagai tenaga
pendidik dengan cara yang sebaik – baiknya. Jadi seorang tenaga pendidik selain harus
menguasai materi pengajaran yang diberikan, ia juga harus menguasai peserta didik yang
dibimbingnya. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk
mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal juga. Hasil belajar yang optimal juga
merupakan salah satu cerminan pendidikan yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berkualitas, maka diperlukan tenaga – tenaga pendidik yang berkualitas
pula. Baik secara akademis maupun psikologis.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan
aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai dalam artian sesuai
dengan tuntunan zaman dan kemajuan di bidang sains dan teknologi. Di antara
pengetahuan – pengetahuan tersebut, psikologi pendidikan menjadi salah satu
pengetahuan yang sangat dibutuhkan sekarang ini. Sebagai pedoman ketika mengajar
nanti, seorang guru haruslah mampu membaca diri seorang peserta didik untuk
memudahkannya dalam mengikuti proses belajar mengajar.
1.2 Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan.
b. Untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dan logis.
c. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai psikologi pendidikan.
d. Untuk menumbukan atau meningkatkan minat baca mahasiswa.
1.3 Manfaat
a. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritisi.
b. Membantu memberikan gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil
karya lainnya.
c. Menguji kualitas buku dengan membandingkannya dengan buku yang lain.
d. Mengetahui identitas dari sebuah buku.

1.4 Identitas Buku


a. Buku Utama
1. Judul : Psikologi Pendidikan
2. Pengarang / (Editor) : Prof. Dr. Sri Milfayetty.S.Psi.,MS.Kons, dkk.
3. Penerbit : PPs Unimed
4. Kota Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : 2018
6. ISBN : 978-602-8207-18-8
b. Buku Pembanding
1. Judul : Psikologi Pendidikan
2. Pengarang / (Editor) : Juitaning Mustika
3. Penerbit : STKIP Kumala Lampung
4. Kota Terbit : Lampung
5. Tahun Terbit : 2016
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Bab 1 Pendahuluan


Generasi saat ini adalah generasi yang telah bergeser dari generasi X (1960 – 1980) dan
generasi Y (1980 – 2000) ke generasi C atau Gen-C mulai tahun 2000 sampai sekarang.
Generasi X ciri khasnya adalah berpendidikan tinggi, aktif dan suka menunjang keluarga.
Generasi Y ciri khasnya adalah suka menunda kedewasaan dan terlalu dekat dengan orang
tua. Sedangkan generasi C adalah generasi yang memiliki clicking, connected,
communicating, content centric, computerized dan community centric.
Perubahan generasi ini memaksa bidang pendidikan untuk memahami dengan terbuka
setiap potensi yang dimiliki oleh masing – masing generasi. Oleh karena itu, pendidik perlu
fokus pada kekuatan kekuatan dan keterbatasan dan menyiasatinya dengan hal – hal yang
produktif. Para pendidik perlu menerapkan kepemimpinan transparan, tidak anti kritik
yang membangun dan membangun hubungan yang setara. Pada abad 21, semua orang
dihadapkan pada tantangan terhadap kemampuan berpikir, sikap kewirausahaan dan
kepatuhan pada etika. Diperlukan tanggung jawab sosial, budaya, globalisasi dan
kesadaran terutama terhadap lingkungan. Para pendidik perlu menyiapkan peserta didik
menjadi kreatif, dapat memfasilitasi sumber belajar, menyiapkan materi yang koheren,
menantang dan memberi semangat, menyiapkan kurikulum pendidikan berbasis dan
peduli budaya serta melakukan evaluasi agar pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik saat ini sudah jauh berbeda sehingga
tidak mencukupi lagi jika dilaksanakan dengan pembelajaran yang konvensional. Saat ini
diharapkan pendidik dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan untuk
menumbuhkan kegemaran peserta didik belajar. Selain itu, pendidik diharapkan terampil
menggunakan teknologi agar proses pembelajaran menjadi efektif.
2.2 Bab 2 Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan
adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai – nilai karakter dan cara menanamkannya.
Namun defenisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan
memiliki arti sendiri, yakni ilmu yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada
lingkungan pendidikan.
Psikologi pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan belajar sesuai dengan
tingkat usianya. Psikologi pendidikan adalah bagaimana cara peserta didik belajar dan
bagaimana pendidik efektif melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam psikologi
pendidikan, pendidik akan efektif melaksanakan pembelajaran jika berpedoman pada
prinsip :
 Memberi perhatian pada “bagaimana cara belajar”, bukan pada “untuk apa belajar”.
 Mengajari peserta didik tentang cara membaca untuk mendapatkan pemahaman,
cara menyusun gagasan, cara menguasai pelajaran yang sulit dan cara menuangkan
pikiran secara jelas melalui tulisan.
 Melibatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
 Peserta didik perlu dilatih untuk mau berpikir sendiri.
 Pendidik punya potensi untuk menjadi guru yang hebat.
Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan meningkatkan proses belajar
dan pembelajaran. Defenisi lain menjelaskan bahwa psikologi pendidikan mengembangkan
pengetahuan dan metode untuk mempelajari proses belajar mengajar pada situasi
keseharian. Santrok (2007) mendefenisikan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang
psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar
dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan pertama kali dikemukakan oleh
Willian James. Tak lama setelah meluncurkan buku ajar psikologinya yang pertama,
principles of psychology (1890), William James memberikan serangkaian kuliah yang
bertajuk “Talk to Teacher”. Tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi
pendidikan adalah Jhon Dewey (1859 – 1952). Dia menjadi motor penggerak untuk
mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. Penulis ketiga adalah E.L Thorndike (1874 –
1949), yang memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan
pada dasar – dasar belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas
pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran pada
anak.
Psikologi pendidikan menjadi sangat penting karena mengajar terkait sains dan seni.
Dari segi sains, psikologi pendidikan memberikan informasi yang berharga. Dari segi seni,
keahlian dan pengalaman berperan penting untuk pengajaran yang efektif. Psikologi
pendidikan memberikan pemahaman tentang anak si pembelajar, bagaimana anak belajar,
bagaimana pendidik membelajarkan, bagaimana pendidik memotivasi peserta didik serta
bagaimana pendidik mengevaluasi hasil belajar. Penelitian dalam psikologi pendidikan
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang praktik pendidikan
secara umum. Selain itu, dapat juga diterapkan untuk riset yang bertujuan lebih spesifik,
seperti mengetahui seberapa efektifkah strategi atau program pendidikan tertentu. Dalam
hal ini sering dipakai riset evaluasi program, riset aksi dan guru sebagai periset. Penelitian
evaluasi program adalah jenis penelitian yang didesain untuk membuat keputusan tentang
efektivitas suatu program. Penelitian tindakan adalah penelitian yang dipakai untuk
memecahkan problem kelas atau sekolah spesifik, memperbaiki strategi mengajar dan
pendidikan, atau membuat keputusan pada lokasi tertentu. Guru sebagai peneliti adalah
kondisi dimana para pendidik dapat melakukan studi sendiri untuk meningkatkan praktik
mengajar tenaga pendidik.

2.3 Bab 3 Belajar


Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan tingkah
laku. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan yang baru. Pembelajaran diibaratkan
sebagai bantuan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi proses belajar. Jika ingin
membantu peserta didik belajar untuk menguasai keterampilan tertentu, maka guru dapat
memfasilitasinya dengan strategi modelling. Selain itu, perlu juga adanya strategi belajar.
Strategi belajar observasi tepat digunakan untuk membantu peserta didik belajar hal – hal
tertentu dari orang lain melalui pengamatan yang serius.
a. Belajar vs Kematangan
Berbagai perubahan terjadi di dalam diri individu selama rentang kehidupannya.
Namun, tidak semua perubahan disebabkan oleh proses belajar melainkan ada juga yang
disebabkan oleh kematangan. Proses belajar akan memberikan hasil yang optimum apabila
berlangsung dalam kondisi kematangan tertentu.
b. Otak Belajar
Kendali seluruh saraf yang ada di dalam diri manusia adalah otak. Oleh karena itu, dalam
belajar otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar merupakan salah satu cara
mengembangkan otak. Otak manusia sudah memiliki 100 – 200 miliar sel sejak lahir. Setiap
sel dikembangkan untuk memproses berbagai informasi. Potensi yang dimiliki manusia
sangatlah besar. Setiap sel otak memiliki kemungkinan koneksi mulai dari 1 hingga 20.000
koneksi. Koneksi antar sel otak terjadi karena sering digunakan dan dilatih untuk berpikir.
Paul Maclean mengemukakan konsep otak triun yang terdiri dari otak reptil, otak mamalia
dan otak neo cortex. Berdasarkan cara kerja ketiga otak tersebut, maka hal terbaik yang
dapat dilakukan dalam belajar adalah dengan menerima informasi yang dapat diterima
otak mamalia secara nyaman sehingga informasi tersebut dapat dikirim ke otak korteks
dan proses belajar berlangsung sebagaimana yang diharapkan.
c. Perkembangan dan Belajar
Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan individu dalam berpikir.
Perkembangan kognitif dalam teori Piaget adalah meliputi skema, asimilasi, akomodasi,
organisasi dan equiblibrasi. Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif
berlangsung dalam urutan empat tahapan perkembangan anak, diantaranya adalah tahap
sensori motorik, tahap pra operasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional
formal. Teori Piaget ini mendapatkan kritikan pada konsepnya tentang estimasi
kompetensi anak, tahapan, training anak untuk menalar pada level kognisi yang lebih
tinggi. Pada perkembangan selanjutnya, proses belajar anak berlangsung melalui
pemprosesan informasi yaitu bagaimana anak memanipulasi informasi, memonitorinya
dan menyusun strategi untuk informasi tersebut. Ciri utama pemrosesan informasi adalah
pemikiran, mekanisme pengubah (proses menyimpan dan mengambil dari dalam memori)
dan modifikasi diri termasuk metakognisi. Selain perkembangan kognitif, ada juga
perkembangan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat berbentuk lisan,
tulisan atau simbol. Noam Chomsky (1957) mengatakan bahwa manusia cenderung
mempelajari bahasa pada waktu tertentu dengan cara tertentu. Bukti paling kuat untuk
basis biologi dari bahasa adalah bahwa anak – anak di seluruh dunia mencapai titik penting
dalam berbahasa pada saat yang hampir sama, meskipun ada banyak variasi dalam inout
bahasa yang mereka terima. Perkembangan bahasa anak dipengaruhi faktor biologi dan
sosial pada saat mereka berinteraksi. Selain itu, ada perkembangan sosial dan belajar.
Perkembangan sosial mengacu pada perubahan jangka panjang di dalam konteks membina
hubungan, interaksi pribadi, teman sebaya dan keluarga. Termasuk di dalamnya cara
membina persahabatan dan perubahan yang negatif seperti agressifitas dan kekerasan.
Lingkungan mempengaruhi perkembangan sosial dapat dijelaskan melalui teori ekologi
yang dikemukakan oleh Bronfrenbrenner (1917 – 20000 yang mengatakan bahwa ada lima
sistem lingkungan yang merentang interaksi interpersonal sampai kepada kultur yang
lebih luas, antara lain mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem.
d. Perkembangan Diri
Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam
situasi. Pada diri remaja, proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada saat
mempertanyakan hasil karyanya. Dari jawaban pertanyaan yang mereka ajukan, kemudian
mereka akan memperoleh gambaran atau citra dirinya menurut dirinya sendiri, dan
gambaran atau citra dirinya menurut interpretasinya dari sudut pandang orang lain. Satu
konsep yang erat hubungannya dengan konsep diri adalah penghargaan diri (self esteem).
Penghargaan diri adalah pandangan keseluruhan individu tentang dirinya. Penghargaan
diri ini juga sering disebut dengan martabat diri, atau gambaran diri. Konsep diri atau
penghargaan diri yang positif akan mendorong tumbuhnya rasa percaya diri. Seseorang
pribadi yang mandiri akan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mampu
mengembangkan dirinya untuk meraih sukses dalam kehidupannya.
e. Perkembangan Moral
Damon (1995) mengemukakan bahwa perkembangan moral yang paling awal yang
berlangsung di dalam kelas – kelas sekolah adalah moral untuk berbagi dalam
menggunakan alat – alat ataupun bahan – bahan perlengkapan sekolah secara bersama –
sama. Perkembangan moral adalah perkembangan yang berhubungan dengan aturan dan
konvensi dari interaksi yang adil antar orang. Perkembangan moral dapat dikaji melalui
perkembangan kognitif, behavioral dan emosional. Pada domain kognitif, kuncinya adalah
bagaimana siswa menalar atau memikirkan aturan untuk perilaku etis. Dalam domain
behavioral bagaimana murid berperilaku secara aktual, bukan pada moralitas dari
pemikiran dan dalam domain emosional penekanannya pada bagaimana siswa merasakan
secara moral. Perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg berlangsung dalam
tahapan sebagai berikut : proconventional reasoning, conventional reasoning dan
postconventional reasoning.

2.4 Bab 4 Karakteristik Belajar


Karakteristik adalah ciri – ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang
pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka
seperti kemampuan umum, ciri fisik serta emosional yang berpengaruh terhadap
keefektifan belajar.
a. Intelegensi
Alfret Binet pada tahun 1857 – 1911 bersama Theodore Simoe mendefenisikan
intelegensi sebagai kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan
kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism. Dari beberapa ahli
yang mengemukakan tentang pengertian intelegensi maka dapat diambil kesimpulan
bahwa intelegensi adalah kemampuan menunjukkan pikiran dengan jernih, pengetahuan
mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat,
kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal. Tinggi rendahnya tingkat intelegensi
dinyatakan dengan menerjemahkan hasil tes intelegensi ke dalam angka yang dapat
menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat kecerdasan seseorang dibandingkan secara
relatif terhadap suatu norma.
Rentang Klasifikasi
150 – 169 Sangat superior
120 – 149 Superior
110 – 119 Rata – rata tinggi
90 – 109 Rata – rata normal
80 – 89 Rata – rata rendah
70 – 79 Batas lemah
30 – 69 Lemah mental
Beberapa ciri yang dimiliki oleh individu yang sangat tinggi atau superior berdasarkan
penelitian Wolf & Steven 1982 adalah : cepat belajar, berniat membaca biografi, punya
kecenderungan ilmiah, telah dapat membaca sebelum memasuki sekolah, suka belajar,
punya penalaran abstrak yang baik, mampu berbicara dengan baik, tulisan tangannya jelek,
tunggal dan sulung, serta masih banyak lagi. Karakteristik individu yang digolongkan gifted
adalah:
Kemampuan untuk belajar tinggi, kekuatan dan kepekaan pikiran dan keingintahuan dan
dorongan. Sedangkan karakteristik individu yang tergolong retardasi dibagi menjadi
beberapa tingkatan, antara lain : borderline (68 – 83), retardasi mental ringan, retardasi
mental menengah (36 – 51), retardasi mental berat (20 – 35) dan retardasi mental parah
(di bawah 20). Howard Gardner merumuskan teori intelegensi ganda (multiple
intelegence). Pertama adalah intelegensi linguistik yang digunakan untuk membaca dan
menulis. Kedua adalah intelegensi matematis logis yang digunakan untuk memecahkan
masalah berbentuk logika simbolis dan abstrak. Ketiga adalah intelegensi spasial yang
digunakan dalam mencari cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Keempat adalah
intelegensi musik yang digunakan untuk menyusun lagu, menyanyi, memainkan alat musik
ataupun mendengarkan musik. Kelima adalah intelegensi kelincahan tubuh yang
digunakan untuk aktivitas atletik, menari, berjalan dan mengendalikan tubuh. Keenam
adalah intelegensi interpersonal yang digunakan dalam berkomunikasi, saling memahami
dan berinteraksi dengan orang lain.
b. Gaya Belajar
Setiap orang memiliki karakteristik tersendiri dalam belajar. Karakteristik tersebut
dapat dilihat dari berbagai dimensi. Dalam belajar, individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain : pengamatan, perhatian, pendengaran, perabaan dan penciuman. Semua
ini bersumber dari indera manusia. Dalam konteks belajar, seseorang memiliki
kecenderungan untuk lebih sensitif pada salah satu inderanya. Sejalan dengan kondisi ini,
individu dapat digolongkan atas lima tipe pengamatan yaitu tipe visual, auditif, taktil,
gustatif dan olfaktoris. Pada kondisi tertentu, tipe – tipe belajar ini dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu visual, auditif dan kinestetik.
c. Gaya Berpikir
Gaya berpikir adalah kecenderungan seseorang dalam memasukkan informasi. Gaya
berpikir dapat dibedakan atas gaya impulsif, reflektif, mendalam dan dangkal. Gaya yang
reflektif dan impulsif disebut sebagai tempo kontekstual. Maksudnya adalah
kecenderungan individu untuk bereaksi dalam waktu tertentu dalam memberi respon dan
merenungkan akurasi jawaban. Beberapa tindakan yang dapat diambil atau dilakukan
seorang guru dalam menghadapi peserta didik yang impulsif adalah :
 Pantau peserta didik di kelas untuk mengetahui yang impulsif.
 Bicara dengan mereka agar mau meluangkan waktu untuk berpikir sebelum
memberikan jawaban.
 Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya.
 Jadilah guru yang bergaya reflektif.
 Bantu peserta didik untuk menentukan standard yang tinggi bagi kinerjanya.
 Hargai peserta didik yang impulsif.
 Bimbing peserta didik untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi
impulsifitasnya.
d. Gaya Perilaku
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi
tanggapan. Berdasarkan pengertian ini, maka individu dapat dikategorikan atas :
 Gaya perilaku yang mudah, memiliki mood yang positif, cepat membangun rutinitas
dan mudah beradaptasi dengan pengalaman baru.
 Gaya perilaku sulit, cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif dan kurang
kontrol diri.
 Gaya perilaku lamban tapi cenderung hangat, biasanya beraktivitas lamban, agak
negatif dan memiliki intensitas mood yang rendah.
2.5 Bab 5 Pendekatan dan Teknik Belajar
Belajar dapat didefenisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah
ada dengan sesuatu yang baru. Sesuatu baru tersebut dapat berupa keterampilan, sikap,
pengetahuan, kemauan, kebiasaan maupun perbuatan.
a. Pendekatan Behavior
Belajar adalah perubahan pengetahuan keterampilan dan sikap yang relatif permanen
di dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu. Definisi ini menekankan hasil
belajar pada perilaku yang dapat diobservasi dan diukur. Thorndike dalam teori
connectionism mengemukakan bahwa belajar adalah proses stamping in, forming,
hubungan antara stimulus dan respon. Faktor penting yang mempengaruhi belajar adalah
reward atau pernyataan kepuasan dari suatu kejadian. Teori belajar lainnya yang
dikemukakan oleh Pavlov menjelaskan bahwa dalam belajar, terjadi proses pengkondisian
(conditioning). Pengkondisian ini dilakukan seiring dengan pembentukan prilaku yang
diinginkan. Watson (1878 – 1958) menggunakan penemuan Pavlov sebagai dasar dari teori
belajarnya. Belajar didefenisikan sebagai proses respon.
b. Pendekatan Kognitif
Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha individu untuk
mengerti dunia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat mental yang dimiliki.
Seorang dapat memahami dunia dari caranya memakai dunia tersebut. Di dalam
pendekatan kognitif reinforcement berfungsi sebagai umpan balik. Berbeda dengan
pendekatan perilaku yang melihat reinforcement sebagai pengikat antara stimulus dan
respon. Dalam pendekatan kognitif belajar dianggap sebagai sesuatu yang aktif.
c. Teknik Belajar
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa
bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah :
 Sikap Mental
Hal terpenting dalam proses belajar adalah sikap mental. Ketika seseorang merasa
dirinya mampu maka hal ini akan menjadi komputer mental yang mendorong
seseorang untuk meraih impiannya.
 Rencana Belajar
Membuat rencana belajar secara tertulis baik rencana harian, mingguan maupun
bulanan. Tentukan waktu – waktu penyelesaian tugas secara rinci untuk setiap
harinya.
 Berkonsentrasi
Untuk berkonsentrasi dapat dilakukan dengan : senam otak dan relaksasi.
 Mengikuti Pelajaran
Kemampuan untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas seperti mendengar, menyimak
dan memberi respon. Orang yang bersemangat dalam belajar biasanya berada dalam
keadaan tubuh condong ke depan sedikit, menganggukkan kepala tanda persetujuan,
mengacungkan jari ketika bertanya dan mendengar sambil membuat catatan singkat.
 Tujuan Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah untuk mendapatkan pengertian karena belajar
merupakan jalan untuk mencapai tujuan hidup.
 Teknik Mengingat
Kemampuan mengingat dapat dilatih dengan teknik menumpuk dan teknik asosiasi

2.6 Bab 6 Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang dapat diimplementasikan di dalam
kelas adalah model pengajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pengajaran
berdasarkan masalah dan strategi – strategi belajar.
a. Model Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model
ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu seperti : menghapal rumus dan
informasi faktual) dan pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu) yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan bertahap.
b. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan membuat
siswa bekerja sama dan bertanggung jawab pada kemauan belajar temannya. Model ini
menekankan pada keberhasilan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota
mencapai tujuan dan penguasaan materi. Pembelajaran kooperatif memberikan
kesempatan untuk saling memberi umpan balik sehingga semua anggota dapat mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan.
c. Pengajaran Berdasarkan Masalah (problem based instruction)
Pengajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan keterampilan intelektual. Keterbatasan
model ini adalah : persiapan pembelajaran kompleks, sulit mencari problem yang relevan,
terjadi miss konsepsi dan memerlukan waktu yang lama.
d. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep yang menghubungkan antara materi pelajaran
dengan situasi siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yaitu :
konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, permodelan dan penilaian autentik.
e. Pembelajaran Diskusi Kelas
Diskusi kelas digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan
berkomunikasi siswa dan untuk meningkatkan semangat siswa terlibat di dalam pelajaran.
Tujuan pembelajaran diskusi kelas adalah untuk meningkatkan cara berpikir siswa dengan
jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Untuk mencapai tujuan
itu, maka siswa harus memiliki keterampilan berkomunikasi dan proses berpikir.
f. Strategi – Strategi Belajar
Tujuan utama pengajaran strategi belajar adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas
kemauan dan kemampuan sendiri (mandiri).
g. Strategi PQ4R
Strategi ini dilakukan dengan mengikuti sintaks sebagai berikut : preview, question, read,
reflect, recite, dan review.
h. Strategi Belajar Peta Konsep
Peta konsep adalah ilustrasi grafis konsep yang mengidentifikasi bagaimana sebuah
konsep tunggal dihubungkan ke konsep – konsep lain pada kategori yang sama. Peta
konsep dapat berbentuk pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chains),
konsep siklus (cycle concept) dan map serta peta konsep laba – laba (spider concept map).
2.7 Bab 7 Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah alasan yang menyebabkan sesuatu bergerak. Woolfolk (2007)
menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu keadaan internal yang dapat membangkitkan
semangat, mengarahkan dan memelihara suatu perilaku. Motivasi dapat bersumber dari
dalam diri maupun luar diri.
a. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keinginan, perhatian dan kemauan siswa dalam belajar.
Wloodkowski (2007) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan
perilaku siswa dalam belajar. Motivasi belajar tercermin melalui ketekunan yang tidak
mudah goyah untuk mencapai sukses meskipun dihadang banyak kesulitan. Komponen
utama dalam motivasi belajar adalah kebutuhan, dorongan dan tujuan belajar. Motivasi
belajar di sekolah dipengaruhi oleh rekayasa pedagogis guru di sekolah, antara lain :
 Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogis.
 Siswa adalah pembelajar yang memiliki kepentingan dalam menghayati proses
belajar.
 Guru melaksanakan kegiatan mendidik dengan memberi penguatan seperti :
hadiah, teguran, penghargaan atau nasihat di dalam pembelajaran.
 Dengan belajar bermotivasi, siswa memperoleh hasil belajar.
 Hasil belajar yang dapat segera di ukur.
 Unjuk kerja setelah belajar adalah transfer hasil belajar di sekolah.
 Dapat mengembangkan diri.
 Hasil belajar yang bertanggung jawab.
b. Komponen – Komponen Motivasi Belajar
Keller dalam Suciati (2001) mengemukakan empat komponen motivasi belajar yang
disebut sebagai model ARCS. Yaitu attention (perhatian), relevansi (relevansi), confidence
(percaya diri) dan satisfaction (kepuasan).
c. Pentingnya Motivasi Belajar
Belajar memberikan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan bekerja merupakan
penggerak dalam masyarakat. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada
siswa bermanfaat bagi guru terutama dalam membangkitkan dan memelihara semangat
siswa untuk belajar sampai berhasil. Kemudian manfaat lainnya adalah untuk mengetahui
dan memahami keanekaragaman motivasi belajar siswa di kelas.
d. Unsur – Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang mengalami perkembangan,
dipengaruhi oleh kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur
yang mempengaruhinya adalah : cita – cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi
siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur – unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.
e. Penerapan Teori Motivasi Siswa dalam Pembelajaran
Motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah dan kegigihan perilaku.
Perilaku termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan di dalam lingkungan sekolah adalah :
 Pendekatan Behavioral.
 Pendekatan Humanistis.
 Pendekatan Kognitif.
 Teori Atribusi.
 Teori Ekspektasi x Nilai.
 Pandangan Sosiokultural.
 Teori Self Determination.
 Good Setting Theory (Teori Tujuan).
f. Membangun Konsep untuk Motivasi Belajar
Woolfolk (2007) mengatakan bahwa motivasi belajar terdorong bila ada keenam elemen
yang datang bersama – sama, antara lain : sumber motivasi, tipe tujuan yang ditetapkan,
tipe keterlibatan. Motivasi prestasi, kemungkinan atribusi dan keyakinan terhadap
kemampuan.
2.8 Bab 8 Desain Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan strategi sistematik dan tertata
untuk melaksanakan pembelajaran. Prosedur perencanaan diawali dengan aktivitas
menetapkan sasaran perilaku, menganalisis tugas dan menyusun taksonomi instruksional.
Sasaran perilaku adalah pernyataan yang menyatakan perubahan dalam perilaku siswa
untuk mencapai tujuan kerja yang diharapkan. Menganalisis tugas adalah analisis yang
difokuskan pada pemecahan suatu tugas kompleks yang dipelajari siswa menjadi
komponen – komponen. Menyusun taksonomi instruksional adalah menyusun tingkatan
instruksional yang terdiri dari taksonomi bloom dan lain sebagainya.
b. Pembelajaran Berpusat pada Guru
Pada pembelajaran berpusat pada guru, pembelajaran didesain dalam pengajaran secara
langsung guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendekatan ini terstruktur, dikendalikan
dan dikontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi terhadap siswa, maksimalisasi waktu yang
dihabiskan siswa untuk tugas – tugas akademik dan usaha meminimalkan pengaruh negatif
terhadap siswa. Pendekatan ini dilakukan dalam beberapa aktivitas, diantaranya :
 Orientasi Materi Baru
Dalam pelaksanaan orientasi materi baru, perlu disusun kerangka pelajaran.
 Advance Organizer
Hal ini dapat dilakukan agar siswa memahami gambaran besar materi yang akan
diajarkan dan bagaimana informasi tersebut memiliki makna yang saling terkait.
 Pengajaran, Penjelasan dan Demokrasi
Guru yang efektif biasanya banyak menggunakan strategi ini untuk menerangkan
dan mendemonstrasikan materi baru.
 Bertanya dan Diskusi
Kedua aktivitas ini perlu diintegrasikan ke dalam pendekatan berpusat pada guru,
mengingat bertanya dan diskusi merupakan respon yang perlu digunakan dalam
setiap pembelajaran.
 Mastery Learning
Mastery learning adalah pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh
dan tuntas sebelum pindah ke topik yang lebih sulit.
 Pekerjaan Rumah
Keputusan yang paling penting untuk dipertimbangkan guru adalah seberapa
banyak dan apa jenis PR yang harus diberikan kepada siswa.
c. Pembelajaran Berpusat pada Siswa
Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif.
Pendidikan akan baik jika berpusat pada orang yang belajar. Empat prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pendekatan ini adalah : faktor kognitif dan metakognitif, strategi
instruksional, teknologi dan pendidikan.
d. Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan aktivitas memberi perhatian pada kebutuhan siswa untuk
mengembangkan hubungan dan kesempatan menata diri agar reflektif dalam
pembelajaran. Dua dimensi manajemen kelas yaitu pengelolaan fisik tempat belajar dan
pengelolaan interaksi edukatif dalam pembelajaran.
e. Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran
Dalam menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran, ada beberapa gaya
yang bisa dipergunakan, antara lain : gaya otoritatif, gaya otoritarian dan gaya permisif.
f. Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Perbedaan antara guru yang reflektif dan yang tidak reflektif terletak pada bagaimana
cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara kompeten, dan pengelolaan itu
diupayakan melalui : menunjukkan seberapa jauh mereka mengikuti, mengatasi situasi
tumpang tindih secara efektif, menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran dan libatkan
murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
g. Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan atau Prosedur
Dalam hal ini, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan, antara lain : membedakan
aturan dan prosedur, mengajarkan aturan dan prosedur, mengajak murid untuk bekerja
sama dan menjalin hubungan positif dengan murid.
h. Mengajak Murid untuk Berbagi dan Mengembangkan Tanggung Jawab
Beberapa pakar manajemen kelas percaya bahwa berbagi tanggung jawab dengan
murid untuk membuat keputusan kelas akan meningkatkan komitmen atau kepatuhan
murid pada keputusan itu.
i. Memberi Hadiah Terhadap Perilaku yang Tepat
Beberapa pedoman untuk menggunakan imbalan dalam mengelola kelas antara lain :
memilih penguatan yang efektif, gunakan promts dan shaping secara efektif dan gunakan
hadiah untuk memberi informasi tentang penguasaan bukan untuk mengontrol perilaku
murid.
j. Menjadi Komunikator yang Baik
Tiga aspek yang penting dalam menjadi komunikator yang baik adalah antara lain :
keterampilan berbicara, keterampilan mendengar dan keterampilan menggunakan
komunikasi non verbal.
k. Menghadapi Perilaku Bermasalahan
Strategi intervensi minor yang efektif antara lain adalah : gunakan isyarat non verbal,
terus lanjutkan aktivitas belajar, dekati murid, arahkan perilaku, beri instruksi yang
dibutuhkan, suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung serta beri murid
pilihan.
l. Menggunakan Sumber Daya Lain
Diantara orang – orang yang membantu agar murid berbuat sesuai aturan adalah teman
sebaya, orang tua, kepala sekolah dan mentor.
m. Menghadapi Agresi
Beberapa jenis agresi di dalam lingkungan sekolah yaitu perkelahian dan agresi. Dua hal
ini adalah kasus yang patut mendapatkan perhatian khusus dari guru.
n. Pembangkangan atau Permusuhan Terhadap Guru
Edmund Emmer dan rekan – rekannya mendiskusikan strategi untuk menghadapi murid
yang membangkang atau memusuhi guru. Caranya adalah dengan cobalah untuk
menangani murid itu secara individual, mendepersonalisasikannya dan katakan bahwa
anda akan membahasnya nanti setelah selesai pembelajaran.
2.9 Bab 9 Penilaian
a. Pengertian Penilaian
Astin (1993) mengemukakan penilaian merupakan suatu proses mengumpulkan
informasi secara sistematik untuk membuat keputusan tentang individu. Keputusan yang
diambil berdasarkan informasi yang diperoleh berdasarkan aturan tertentu. Sudjana
(2001) mengemukakan bahwa penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
b. Keterkaitan Evaluasi (Evaluation), Penilaian (Assessment), Pengukuran
(Measurement) dan Pengujian (Test)
Ada beberapa kata yang terkait dengan penilaian. Dua diantaranya paling sering muncul,
yaitu pengukuran (measurement) dan pengujian (test). Pengukuran dalam bidang
pendidikan diartikan sebagai tindakan menentukan sejauh mana seseorang memiliki suatu
atribut tertentu, sedangkan evaluasi merupakan keseluruhan proses untuk menilai sesuatu
baik atau tidak, bermanfaat atau tidak dan seterusnya. Evaluasi berkaitan dengan tes.
Pernyataan tersebut sejalan dengan Fernandes (1984) yang mengemukakan bahwa tes
merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk menggambarkan perilaku seseorang
dalam bentuk numerik atau kategori.
c. Pentingnya Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian memiliki peran yang sangat besar dan tak kalah penting dibandingkan dengan
komponen lain dalam pembelajaran. Beberapa guru sering beranggapan bahwa penilaian
hanya dilakukan di akhir pembelajaran. Penilaian dilakukan sejak awal pembelajaran.
Bahkan penilaian perlu dilakukan saat guru merancang pembelajaran. Pada saat guru
merumuskan tujuan pembelajaran, pada saat itu pula guru sudah mulai melakukan
penilaian.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan
Buku Utama Buku Pembanding
Terdiri dari 9 bab Terdiri dari 14 bab
Bab – bab yang ada terdiri dari Bab – bab yang ada terdiri dari defenisi
pendahuluan, psikologi pendidikan, psikologi pendidikan dan ruang lingkup
belajar, karakteristik belajar, pendekatan psikologi pendidikan, peran dan
dan teknik belajar, model pembelajaran, sumbangan psikologi pendidikan, tugas
motivasi belajar, desain pembelajaran perkembangan dan teori perkembangan,
dan penilaian. konsep dasar perbedaan individu dan
area perbedaan individu, aplikasi
keragaman individu dalam pendidikan,
hakekat belajar dan pembelajaran, faktor
– faktor yang mempengaruhi belajar, teori
– teori belajar dan aplikasinya dalam
pendidikan, konsep evaluasi hasil belajar,
prinsip – prinsip evaluasi dan macam –
macam alat evaluasi, konsep diagnosis
kesulitan belajar dan langkah – langkah
DKB dan tindak lanjut DKB serta alternatif
pemecahan masalah kesulitan belajar.
Pada bab psikologi pendidikan, Pada bab psikologi pendidikan, dilengkapi
dilengkapi dengan konsep terlebih dengan penjelasan mengenai objek kajian
dahulu. Di dalam buku utama juga psikologi dan ruang lingkup psikologi.
memberikan ilustrasi bagaimana Juga dalam memberikan pengertian
pengertian psikologi pendidikan itu menurut para ahli yang dimaksudkan
sendiri. Dan pendapat para ahli yang adalah dari Bruno (1987) dan Chaplin
dipakai untuk mendefenisikan psikologi (1972).
pendidikan dalam buku ini adalah
pendapat Woolfolk (2007) dan Santrok
(2007).
Dalam buku utama, pembahasan Dalam buku pembanding, pembahasan
mengenai teori perkembangan mengenai teori perkembangan dibahas
diintegrasikan atau dimasukkan dalam dalam bab tersendiri dan dilengkapi
pembahasan “Belajar”. dengan tugas – tugas perkembangannya.
Di dalam buku utama, pengertian belajar Di dalam buku pembanding, disajikan
hanya dibuat secara umum saja. Buku ini pengertian belajar menurut para ahli.
juga menyajikan pembahasan mengenai Setelah itu diberikan penjelasan mengenai
belajar vs kematangan, otak belajar, jenis – jenis belajar, pengertian
perkembangan dan belajar, pembelajaran dan ciri – ciri pembelajaran.
perkembangan sosial dan belajar,
perkembangan bahasa dan belajar serta
perkembangan moral.
Di dalam buku utama, jenis – jenis teori Di dalam buku pembanding, jenis – jenis
dan pendekatan belajar disajikan dalam teori dan pendekatan belajar disajikan
bab yang diberi nama “Pendekatan dan dalam bab yang diberi nama “Teori –
Teknik Belajar.”. Teori Belajar dan Aplikasinya.”.
Pembahasan mengenai penilaian dan Pembahasan mengenai penilaian dan
evaluasi terdapat pada bab 9. evaluasi terdapat pada bab 10.

3.2 Keunggulan
Buku Utama Buku Pembanding
Berbentuk cetakan / non ebook. Berbentuk ebook sehingga memudahkan
pembaca dalam mencari buku
Buku utama dilengkapi dengan tugas Buku pembanding memiliki banyak
disetiap akhir pembahasannya sehingga pembahasan daripada buku utama.
pembaca dapat berlatih melalui tugas
tersebut.
Memiliki sampul yang menarik. Memiliki sampul yang menarik.
Selain dilengkapi dengan tugas, di akhir Dalam setiap pembahasannya, selalu
pembahasan dalam buku utama juga menyajikan banyak pendapat para ahli
dilengkapi dengan rangkuman sehingga sehingga memiliki kesan buku yang
memudahkan pembaca dalam memahami berkualitas.
secara singkat apa yang sedang dibahas.
Dilengkapi dengan suguhan kata – kata Kata – kata yang dipakai dalam buku
mutiara di akhir penjelasan. Di era pembanding mudah dipahami.
sekarang ini, pembaca lebih tertarik
dengan buku yang bermodel seperti ini.
Hanya terdapat sedikit kesalahan dalam Hanya terdapat sedikit kesalahan dalam
penulisannya. penulisannya.
Cara penjelasan materi dalam buku Cara penjelasan materi dalam buku ini
utama dilakukan secara gamblang (jelas). dilakukan secara jelas. Dilengkapi dengan
Dilengkapi dengan ilustrasi terlebih banyak pendapat para ahli sehingga
dahulu sehingga memudahkan pembaca memudahkan pembaca dalam
dalam memahami pengertian tesebut. mendapatkan jawaban secara ilmiah.

3.3 Kelemahan
Buku Utama Buku Pembanding
Masih banyak ditemukan kesalahan Dalam penjelasannya, buku pembanding
dalam penomoran pokok bahasan di tidak menggunakan ilustrasi sebagai
buku utama sehingga membingungkan bahan pengantarnya.
pembaca.
Dilengkapi dengan gambar, namun hanya Tidak dilengkapi dengan gambar apapun
berwarna hitam dan putih. sehingga menimbulkan kesan bosan bagi
pembacanya.
Ukuran tulisan yang berubah – ubah Dalam beberapa bagian, menyajikan
sehingga menimbulkan kesan pembahasan yang membingungkan
ketidakrapihan. pembaca.
Tidak dilengkapi dengan glosarium. Tidak dilengkapi dengan glosarium.
Padahal buku utama banyak mengandung Padahal buku utama banyak mengandung
istilah – istilah yang mungkin akan istilah – istilah yang mungkin akan
membingungkan pembaca awam. membingungkan pembaca awam.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa CBR adalah
kegiatan untuk mengkritisi buku yang berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan dalam buku yang dikritisi tersebut. Kelemahan dan kelebihan itu dapat berasal
dari sistematika penulisannya, penggunaan bahasanya, isi materinya dan tampilan
bukunya. Hal ini dilakukan untuk memberitahukan apa – apa saja kelemahan dan kelebihan
yang ada pada buku tersebut sehingga ke depannya buku tersebut dapat menjadi lebih baik
lagi. Kedua buku ini (psikologi pendidikan karangan Prof. Dr. Sri Milfayetty,S.Psi.,MS.Kons
dan psikologi pendidikan karangan Juitaning Mustika) sudah memiliki sistematika
penulisan, penggunaan bahasa, isi materi dan tampilan buku yang baik. Yang memang
sudah disesuaikan untuk dibaca dan dipahami oleh mahasiswa.
Persamaan dari kedua buku tersebut adalah sama – sama membahas mengenai
psikologi pendidikan. Pada kedua buku ini juga terdapat beberapa pembahasan / bab yang
sama dan cenderung sama dalam hal penyajian serta pembahasannya. Selain itu, adanya
kelebihan ataupun kekurangan dalam buku ini semata – mata adalah karena kekhilafan.
Bukan seharusnya kita menjelekkannya, namun seharusnya kita mengapresiasikannya.
Kedua buku ini sangat cocok menjadi pegangan mahasiswa yang sedang berada di
semester – semester muda dikarenakan kedua buku ini sangat membantu dalam hal
melakukan pengajaran di sekolah dan memberitahu bagaimana cara menghadapi peserta
didik yang benar dan tepat.

4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta minimnya
sumber yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis akan selalu menerima saran dan
kritikan yang bersifat membangun untuk menjadikan laporan CBR ini menjadi lebih baik
lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Milfayetti, Sri dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan : PPs Unimed.
Mustika, Juitaning. 2016. Psikologi Pendidikan. Lampung : STKIP Kumala Lampung.

Anda mungkin juga menyukai