Anda di halaman 1dari 9

REKAYASA IDE PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“SOLUSI DALAM PERMASALAHAN


PEMBELAJARAN MATEMATIKA”

Disusun Oleh :

ARIEF ANSHORI
6211121040
PKO,D

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan Rekayasa Ide untuk mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Terwujudnya
Rekayasa Ide ini tidak terlepas dari bimbingandan dorongan serta arahan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupuntidak langsung. Maka dengan kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Husna Parluhutan Tambunan S.Pd, M.Pd.
sebagai dosen matakuliah psikologi pendidikan yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian Rekayasa Ide ini.
Penulisan Rekayasa Ide ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi yang telah
penulis sajikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan Rekayasa Ide ini banyak sekali
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
penulisan Rekayasa Ide ini dapat lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengucapkan semoga
Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi parapembaca dan dapat lebih memahami tentang materi
yang telah penulis sajikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya RI .................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan RI .............................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................2
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH ......................................................................4
BAB IVSOLUSI DAN PEMBAHASAN ...................................................................5
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………7
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................7
4.2 Saran .......................................................................................................................7
DAFTARPUSTAKA.....................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya RI


Tugas Rekayasa ide (TRI) report merupakan salah satu referensi ilmu yang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca melalui pengembangan suatu ide.
Penugasan TRI mampu memperkaya pola pikir mahasiswa serta meningkatkan
pemahaman mahasiswa mengenai permasalahan yang sedang dibahas dan ide yang
sedang dikembangkan.
1.2 Tujuan Penulisan RI
1. Sebagai penyelesaian tugas mata kuliah Program Linier yang diberikan oleh Bapak
Husna Parluhutan Tambunan S.Pd, M.Pd.
2. Mengasah kemampuan berpikir kritis dengan cara membandingkan informasi dalam
beberapa sumber referensi dan ide yang diberikan.
3. Meningkatkan pola pikir kreatif mahasiswa dalam mengembangkan program
pembelajaran matematika.
4. Mampu menghasilkan suatu ide terkait dengan persoalan yang dibahas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan Indonesia telah mengalami perubahan-perubahan kebijakan pendidikan.


Perubahan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut diharapkan dapat memajukan sumber
daya manusia di Indonesia sehingga mendorong kemajuan bangsa. Memajukan kompetensi
pembelajaran pada dunia pendidikan dapat dilakukan dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Pada hakikatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman
belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru
dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan dapat
menerapkan pembelajaran secara terprogram.
Sebuah RPP harus mempunyai daya terap yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang,
target pembelajaran akan sulit tercapai secara maksimal termasuk pada pelajaran
matematika.Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting terutama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran matematika telah
diperkenalkan kepada peserta didik sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi,
namun demikian kegunaan Matematika bukan hanya memberikan kemampuan dalam
perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam
pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga
kemampuan memecahkan masalah. Manusia sering memanfaatkan nilai praktis dari
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan untuk memecahkan masalah. Akan tetapi,
dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak,
menakutkan dan tidaklah menarik di mata peserta didik. Pada akhirnya anggapan tersebut
berpengaruh pada minat peserta didik dalam belajar matematika yang akibatnya prestasi
belajar menjadi menurun.
Dalam kompleksitas permasalahan pembelajaran matematika ini, tampaknya peran guru
sebagai penyampai pengetahuan dapat menjadi kunci utama sebagai problem solver dengan
kemampuan dalammemilih dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran matematika di sekolah.Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

Peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan sangat penting. Hal ini tidak
terlepas dari adanya sistem persekolahan yang mencakup input – proses – output, di mana
guru sebagai salah satu faktor input yang berperan penting dalam proses untuk dapat
menghasilkan output sesuai dengan apa yang diharapkan. Agar dapat melaksanakan proses
yang berkualitas, guru dituntut untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar kerja
guru yang telah ditetapkan. Pasal 35 ayat (1) UU No. 14/ 2005 menyebutkan bahwa beban
kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan.
Perencanaan pembelajaran yang mencakup kegiatan mengkaji kurikulum, menyusun silabus,
strategi pembelajaran, sumber belajar yang digunakan dan satuan kegiatan pembelajaran
sebenarnya justru merupakan hal terpenting karena perencanaan merupakan landasan dari
pelaksanaan yang dilakukan. Akan tetapi hal ini sering terabaikan karena banyak guru yang
menganggap bahwa perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan mencontoh
dokumendokumen yang disusun sekolah lain. Hal ini berdampak pada banyaknya
perencanaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah.
BAB IV
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan diatas maka saya memberikan sebuah solusi
untuk mengatasi masalah tersebut, yang dapat digunakan untuk meningkatkan potensi guru
dalam membuat perencanaan pembelajaran, sehingga semua aktivitas pembelajaran dalam
kelas berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut. Peran guru dalam
mentransformasikan input-output pendidikan sangat penting. Terutama dalam pembuatan
Perencanaan pembelajaran yang mencakup kegiatan mengkaji kurikulum, menyusun silabus,
strategi pembelajaran, sumber belajar yang digunakan. Dan satuan kegiatan pembelajaran
sebenarnya justru merupakan hal terpenting karena perencanaan merupakan landasan dari
pelaksanaan yang dilakukan. Akan tetapi hal ini sering terabaikan karena banyak guru yang
menganggap bahwa perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan mencontoh dokumen-
dokumen yang disusun sekolah lain. Hal ini berdampak pada banyaknya perencanaan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan sekolahKondisi tersebut perlu menjadi perhatian bagi Kepala
Sekolah untuk melakukan tindakan perbaikan.
Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan Kepala Sekolah adalah melalui kegiatan IHT ( in
House Traning). In-House Training merupakan pelatihan yang terjadi atas permintaan suatu
komunitas tertentu apakah itu lembaga profit ataupun nonprofit. Istilah In-House Training
sama pengertiannya dengan in-servis training menurut Hadari Nawawi (1983:113) yang
dikutip oleh Dadang Dahlan menyatakan in-servis training sebagai usaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai dengan
tugasnya agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam bidang tersebut. Lebih
lanjut dikemukakan bahwa program in-servis training ini diperlukan karena banyak guru-guru
muda yang belum mendapat pengalaman dan bekal yang cukup dalam menghadapi
pekerjaannya. Agar program in-servis training ini efektif memerlukan manajemen pelatihan
seperti dikemukakan Gaffar (1993) yang dikutip oleh Dadang Dahlan pengembangan mutu
sumber daya manusia memerlukan manajemen yang secara logis perlu mengikuti tahapan
needassesment, merumuskan tujuan dan sasaran, mengembangkan program, menyusun action
plan, melaksanakan program, monitoring dan supervise serta evaluasi program.
Melalui program IHT tersebut diharapkan kepala sekolah dapat memfasilitasi selama proses
traning tersebut, ini dilakukan agar guru-guru dapat lebih mudah dalam memahami dan
membuat perencanaan pembelajaran dan menghasilkan guru-guru yang profesianal baik
dalam proses belajar mengajar maupun dalam proses pembuatan perencanaan pembelajaran,
stibulus dll. Dengan adanya IHT ini diharapkan akan terbentuknya guru-guru yang
profesiaonal dan seorang guru yang dapat membawa perubahan baik di lingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah. Tetapi tujuan utama dari in housetraning ini adalah agar
setiap guru/pengajar dapat membuat suatu perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan fasilitas sekolah. Dan mampu mengembangkan pikiran siswa-siswi di sekolah
tersebut.
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan Kepala Sekolah adalah melalui kegiatan IHT
(in House Traning). In-House Training merupakan pelatihan yang terjadi atas training ini
dapat dikatakan sebagai usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru
dalam bidang tertentu sesuai dengan tugasnya agar dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam bidang tersebut. Dan untuk membantu guru-guru muda yang belum
mendapat pengalaman dan bekal yang cukup dalam menghadapi pekerjaannya. Dengan
adanya IHT ini diharapkan akan terbentuknya guru-guru yang profesiaonal dan seorang
guru yang dapat membawa perubahan baik di lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah. Dan agar setiap guru/pengajar dapat membuat suatu perencanaan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan fasilitas sekolah. Dan mampu
mengembangkan pikiran siswa-siswi di sekolah tersebut.
4.2 Saran
Untuk mahasiswa supaya membuat ide-ide kretaif yang bermanfaat bagi pengembangan
keilmuannya serta agar lebih mempertinggi minat bacanya sehingga terlahir mahasiswa
yang berkualitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran
(Pengaruh Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum). Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama Dirjen Dikdasmen.
Ibrahim, Muslimin, et.al.,Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UniversitasNegeri
Surabaya, 2000.

Anda mungkin juga menyukai