Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Tentang
SILABUS

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Rayhan Meldi Sentana : 2014040001
Idrul Haq : 2014040011

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Nita Putri Utami, M.Pd

PRODI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan taufiq, hidayah, serta
inayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini bisa terwujud atas bantuan
dan jasa dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil. Untuk itu penulis tidak
lupa mengucap terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Rancangan
Pembelajaran Matematika, Ibu Nita Putri Utami, S. Pd, M. Pd. yang telah memberikan
masukan terhadap pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Dan kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dari makalah ini, maka dari itu
kami mengharapkan banyak kritik serta saran agar kami dapat memperbaikinya dimasa yang
akan datang.

Padang, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Silabus ............................................................................................................ 3


2.2 Komponen-Komponen Silabus......................................................................................... 4
2.3 Fakor-Faktor Penyusunan Silabus.....................................................................................7
2.4 Langkah-Langkah Penyusunan Silabus……………………………………………...….10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................16
3.2 Saran ................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Contoh Silabus

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui usaha pengajaran dan pelatihan yang
menyangkut proses, cara dan perbuatan yang mendidik. Islam sangat mementingkan
pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab
akan terbentuk dan akan memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Akan tetapi, sekalipun
institusi-institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-institusi
tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab. Penyebabnya, visi dan misi
pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia yang beradab, diabaikan dalam tujuan
institusi pendidikan.
Dalam pendidikan terdapat pembelajaran, Pembelajaran sendiri memiliki pengertian
berupa proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses penerimaan ilmu pengetahuan, penguasaan keahlian, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan diri peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Untuk membantu peserta didik mendapatkan proses pembelajaran yang baik diperlukan
adanya perencanaan pembelajaran yang bersangkutan dengan perangkat pembelajaran, setiap
sekolah memiliki perangkat pembelajaran masing-masing yang tidak selalu sama namun sesuai
dengan ketentuan dan keputusan peraturan yang ada. Dalam perangkat pembelajaran biasanya
terdapat kalender pendidikan, rincian minggu efektif, standar isi, program tahunan, program
semester, penetapan KKM, analisis KI dan KD, silabus dann RPP.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian silabus?
2. Apa saja komponen-komponen silabus?
3. Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan silabus?
4. Bagaimana langkah-langkah menyusun silabus?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian silabus.
iv
2. Mengetahui komponen-komponen dalam penyusunan silabus.
3. Mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan silabus.
4. Mengetahui lagkah-langkah menyusun silabus.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Silabus

Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu


rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk
pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai
kurikulum ideal (ideal/potential curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum
aktual (actual/real curriculum). Silabus juga merupakan hasil atau produk pengembangan desain
pembelajaran. seperti Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) dan Garis-garis Besar

v
Program Pembelajaran (GBPP). Dalam silabus tersebut memuat komponen-komponen minimal dari
kurikulum satuan pendidikan. Untuk mengadakan pengkajian terhadap kurikulum yang sedang
dilaksanakan pada suatu satuan pendidikan, bisa dilakukan melalui penelaahan silabus yang telah
dikembangkan dan diberlakukan. Dari pengkajian terhadap silabus bisa memberikan berbagai
informasi, di antaranya dapat dilihat apakah kurikulum sebagai suatu teori telah diterjemahkan
dengan baik. Melalui silabus dapat ditelaah kompetensi inti dan kompetensi yang akan dicapai,
materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengukur
keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah hubungan antara satu komponen dengan
komponen lainnya harmonis atau tidak. Karena itu kedudukan silabus dalam telaah kurikulum
tingkat satuan pendidikan sangatlah penting.

Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, khususnya untuk menjawab "apa yang harus dipelajari?", juga merupakan penjabaran
lebih lanjut tentang: pokok-pokok program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar
kompensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan ke dalam indikator, materi, kegiatan
pembelajaran, sistem penilaian, alakasi waktu dan sumber belajar.

Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi
ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) silabus merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu
semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupak program untuk jangka waktu
yang lebih singkat.

Fungsi-fungsi silabus adalah :

a. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu dalam


penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan
pengembangan sistem penilaian. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program
yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran.

b. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.

c. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program


pembelajaran.

2.2 Komponen-Komponen Penyusunan Silabus


a. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, kompetensi inti dikelompokkan ke
vi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills. (Mulyasa: 2013: 174),
b. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukanpenyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran KI peserta didik yang cakupan
materinya lebih sempit dibanding dengan KI peserta didik. Kurikulum 2013: Istilah KI-KD
ini akan digantikan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
c. Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi.
d. Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa
sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan
instrument penilaian yang disusun berdasarkan indicator pencapaian belajar.
e. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
f. Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam
rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.

Beberapa instumen penilaian yang dapat digunakan antara lain:

1. Pilihan Ganda, bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, pesko

rannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang terl

ibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis

2. Uraian Objektif , jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian obejktif lebih

tepat digunakan untuk bidang MIPA. Agar peskorannnya objektif, diperluka

n pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban aka

vii
n sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat berpikir yang

diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi.

3. Uraian Nonobjektif/ Uraian Bebas, uraian bebas dicirikan dengan adanya

jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria pensko

ran yang jelas agar penailaiannya obektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa t

inggi.

4. Jawaban Singkat atau Isian Singkat, bentuk ini digunakan untuk menget

ahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Materi yang diuji

bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.

5. Menjodohkan, bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta

dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terli

bat cenderung rendah.

6. Performans, bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi peserta didik

dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah, olahraga atau prila

ku yang lain misalnya kemampuan menggunakan jangka dalam membuat g

ambar geometri.

7. Portofolio, untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik, d

engan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh

peserta didik. karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat di

lihat perkembangan kemampuan peserta didik.


g. Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu kompetensi
dasar tertentu, dengan memperhatikan minggu efektif per semester, alokasi waktu mata
pelajaran per minggu dan jumlah kompetensi per semester. Majid (2014, hlm. 216).
h. Sumber belajar merupakan berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang,
metode, media, tempat berlangsungnya pembelajaran, yang digunakan oleh peserta didik
demi memudahkan dalam belajar.

2.3. Faktor-Faktor Penetapan Silabus

viii
1.Mengkaji Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar

Dalam mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran, sebagaim

ana tercantum pada SI, kita perlu memperhatikan:

a.Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan ma

teri tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI.

b.Keterkaitan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.

c. Keterkaitan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

2.Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian

kompetensi dasar, kita perlu mempertimbangkan:

a.Potensi peserta didik,

b.Relevansi dengan karakteristik daerah,

c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta

didik,

d.Kebermanfaatan bagi peserta didik,

e.Struktur keilmuan,

f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran,

g.Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan

h.Alokasi waktu.

3.Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang m

elibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta d

idik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencap

aian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud mel

alui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada

peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuas

ix
ai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiat

an pembelajaran adalah:

a.Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendi

dik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara pro

fesional,

b.Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh

peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar,

c. Harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran;

d.Penentuan urutan kegiatan pembelajaran;

e.Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua

unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu

kegiatan siswa dan materi.

4.Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh p

erubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didi

k, mata pelajaran, satuan pendidikan, serta potensi daerah dan dirumuskan dal

am kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator di

gunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

5.Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, da

n menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakuka

n secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang be

rmakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

penilaian:

a.Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi,

x
b.Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakuk

an peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk mene

ntukan posisi seseorang terhadap kelompoknya,

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkela

njutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk

menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk

mengetahui kesulitan siswa,

d.Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa

perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik y

ang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pen

gayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan,

e.Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh

dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendek

atan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses

(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melak

ukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indi

kator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk

tertulis maupun lisan, pengamatan, kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil k

arya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilai

an diri.

6.Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah

minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan memperti

mbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, d

an tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dal

xi
am silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi da

sar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7.Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegi

atan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elek-tronik, nara sumber, sert

a lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasark

an pada kompetensi inti dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajara

n, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi (BSNP, 2006: 1

5).
2.4. Langkah-langkah Penyusunan Silabus
Sebelum menyusun silabus, terlebih dahulu dituliskan dengan jelas nama
sekolah, mata pelajaran, ditujukan untuk kelas berapa, pada semester berapa, dan alokasi waktu yang
dibutuhkan, srta perlu juga dituliskan kompetensi inti mata pelajaran yang akan dicapai. P roses
penyusunan silabus setelah mengisi identitas mata pelajaran terdiri atas tujuh langkah utama
sebagai berikut:
a. Mengkaji Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar
kompetensi inti pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar
merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Kompetensi Dasar merupakan
pengembangan potensi-potensi perkembangan pada anak yang diwujudkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak sesuai dengan usianya; berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat diukur
dan diamati. Hasil Belajar merupakan cerminan kemampuan anak yang dicapai dari
suatutahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Indikator merupakan hasil
belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam satukompetensi dasar. Apabila serangkaian
indikator dalam satu kompetensi dasar sudahtercapai, berarti target kompetensi dasar tersebut
sudah terpenuhi
kompetensi inti dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh
BSNP. Para pengembang silabus perlu mengkaji secara teliti kompetensi inti dan kompetensi
dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

xii
1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi;
2) Keterkaitan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3) Keterkaitan antara kompetensi inti dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Materi pokok/pembelajaran ini merupakan pokok-pokok materi pembelajaran yang
harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. Jenis materi pokok
bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. Materi pokok dalam silabus
biasanya dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan. Untuk
mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dilakukan dengan mempertimbangkan:
1). Potensi peserta didik;
2). Relevansi dengan karakteristik daerah,
3). Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
a). Kebermanfaatan bagi peserta didik;
b). Struktur keilmuan;
c). Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
d). Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan e). Alokasi
waktu.
c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat berupa
kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka. Kegiatan tatap muka, berupa kegiatan
pembelajaran dalam bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa (ceramah, tanya
jawab, diskusi, kuis, tes). Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran yang
bukan interaksi langsung guru-siswa (mendemonstrasikan, mempraktikkan, mengukur,
mensimulasikan, mengadakan eksperimen, mengaplikasikan, menganalisis, menemukan,
mengamati, meneliti, menelaah), kegiatan pembelajaran kontekstual, dan kegiatan
pembelajaran kecakapan hidup.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
merupakan aktivitas belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Pengalaman belajar memuat

xiii
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1). Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2). Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3). Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
4). Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan
materi.
d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian
dengan menggunakan kata kerja operasional. Kata kerja operasional pada KD benarbenar
terwakili dan teuji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator.
Tahapan berpikir dalam pengembangan indikator pencapaian kompetensi dapat
digambarkan sebagai berikut:
e. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
1). Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2). Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.

xiv
3). Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
4). Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntas-an, dan program pengayaan bagi peserta didik
yang telah memenuhi kri-teria ketuntasan.
5). Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus dibe-rikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa infor-
masi yang dibutuhkan.
f. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan
untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun,
dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per
semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan kompetensi inti dan Kompetensi
Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

xv
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu Silabus merupakan produk
utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan
yang harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses

xvi
pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal/potential curriculum),
sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual (actual/real curriculum). Silabus juga
merupakan hasil atau produk pengembangan desain pembelajaran. seperti Pola Dasar Kegiatan
Belajar Mengajar (PDKBM) dan Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP).

Beberapa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan Silabus adalah


pwmbwelajaran,penilaian,alokasi waktu dan sumber belajar. Langkah-langkah menetapkan Silabus
yaitu Guru atau kelompok guru menetapkan silabus mata pelajaran, hasil penetapan silabus
disahkan oleh kepala sekolah, silabus yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

3.2. Saran

Penulis berharap agar pembaca bisa menetapkan KKM untuk untuk mata pelajaran yang
diampu nantinya. Penetapan KKM harus dilakukan dengan teliti dan seksama.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan, dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
--------------. (2006). Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran. Makalah Pelatihan
Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Contoh Silabus Berdiversifikasi dan Penilaian
Berbasis Kelas Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta.
--------------. 2004. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar Draft Puskur 24 Mei 2004. Jakarta
--------------. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Silabus Berbasis Kom-petensi.
Ditjen Dikdasmen. Jakarta.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1988.
Udin S. Winataputra, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Pusat Penerbitan Uni-versitas
Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

xvii

Anda mungkin juga menyukai