Anda di halaman 1dari 14

Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan

Diajukan sebagai Tugas Kelompok Makalah Mata Kuliah Manajemen


Diklat

Dosen Pengasuh

Drs. H. Makmur Syukri, M.Pd

Oleh kelompok 9

Rekha Fadillah (0307171027)

Dinda Zulaikha (0307172096)

Maisyarah (0307172107)

STARA : S1

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Lokal : 2

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan


dan kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat menjalani rutinitas kita
sehari-hari. Shalawat beriringkan salam marilah kita hadiahkan kepada Rasulullah
SAW. Ucapan terima kasih kepada bapak dosen pembimbing dan kawan-kawan
yang turut berpastisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini kami buat dengan berlandaskan
kepada referensi-referensi buku serta pemikiran kami sebagai pemakalah, makalah
ini dibuat guna untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen pembimbing mata
kuliah Manajemen Perkantoran.

Dalam pembuatan makalah ini, kami yakin dan percaya bahwasannya


terdapat kesalahan dan kekhilafan baik dalam penulisan maupun isi yang
terkandung di dalamnya. oleh karena itu, kami sebagai penulis sangat berharap
partisifasi dari teman selaku pendengar dan bapak dosen pembimbing untuk
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun, supaya dalam penulisan
makalah kedepannya kami dapat menulisnya dengan lebih baik lagi. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Medan, 24 Maret 2018

Kelompok 9
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian...........................................................................3
B. Komponen-Komponen Kurikulum.....................................4
C. Fungsi Kurikulum...............................................................7
D. Tujuan Kurikulum..............................................................8
E. Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Kurikulum
(Diklat)................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas, efektifitas dan efisiensi tidak hanya tergantung pada teknologi mesin-
mesin modern, modal yang cukup dan adanya bahan baku yang bermutu saja. Namun semua
faktor tersebut tidak akan terjadi apa-apa tanpa adanya dukungan dari sumber daya manusia yang
baik dan bisa mengembangkan kemampuan dan keahlian mereka serta dapat menunjukkannya
dalam peningkatan grafik produktivitas kerja.
Menguraikan sumber daya manusia, tidak lepas dari manajemen sumber daya manusia itu
sendiri. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan untuk
mencapai tujuan. Salah satu hal yang kongkrit untuk mendorong peningkatan produktivitas
sumber daya manusia adalah pendidikan dan pelatihan agar mampu mengemban tugas dan
pekerjaan dengan sebaik mungkin.
Pekerjaan yang dilakukan dengan tingkat pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan isi
kerja akan mendorong kemajuan setiap usaha yang pada gilirannya akan juga meningkatkan
pendapatan, baik pendapatan perorangan, kelompok maupun pendapatan nasional. Dengan
program pelatihan yang efektif dan efisien, maka kemampuan yang diperoleh melalui pendidikan
formal dan pendidikan non formal yang dimiliki karyawan akan turut meningkatkan kemampuan
dan pengusaha akan pekerjaannya yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja yang
baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ?
2. Apa Saja Komponen-Komponen Kurikulum ?
3. Apa Fungsi Dari Kurikulum ?
4. Apa Tujuan Dari Kurikulum ?
5. Bagaimana Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Kurikulum Pendidikan Dan
Latihan (Diklat) ?
C. Tujuan Penulisan

1. Kita Dapat Mengetahui Apa Yang Di Maksud Dari Kurikulum Pendidikan Dan
Pelatihan (Diklat).
2. Kita Dapat Mengetahui Apa Saja Komponen Yang Terdapat Dalam Kurikulum
Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat).
3. Kita Dapat Mengetahui Fungsi Dari Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat).
4. Kita Dapat Mengetahui Tujuan Dari Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat).
5. Kita Dapat Mengetahui Bagaimana Langkah-Langkah Kurikulum Pendidikan Dan
Pelatihan (Diklat).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologi atau asal katanya kurikulum berasal dari bahasa Latin “currere”,
artinya “lari”. Kemudian istilah tersebut digunakan untuk sejumlah  “courses” atau mata
pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.

Pengertian kurikulum  berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003, kurikulum


adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu.

Kurikulum adalah sejumlah mata ajar yang harus ditempuh dan dipelajarai oleh siswa
untuk memperoleh sejumlah pengetahuan (Hamalik, 2003). Menurut Nasution (1999)
kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar apakah dalam
ruangan kelas, di halaman sekolah ataupun di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum
harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang
dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran
yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang
harus dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui
dengan segera atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.
Pengertian definisi tersebut di atas memiliki unsur:

a. seperangkat rencana, artinya bahwa di dalamnya berisi berbagai rencana yang


berhubungan dengan proses pembelajaran, karena baru sebatas rencana maka segala
sesuatu yang direncanakan dapat berubah, sesuai dengan situasi dan kondisi (fleksibel);

b. pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran;

c. pengaturan cara yang digunakan atau cara mengajar yang dipergunakan. Terdapat
berbagai macam cara misalnya ceramah, diskusi, demontrasi, inquiry, membuat laporan
portopolio. Disarankan dalam pelaksanaannya proses pembelajaran hendaknya para
widyaiswara menggunakan pendekatan student centered bukan teacher centered, yang
bersifat heuristik (dengan diolah) bukan bersifat ekspositorik (yang dijelaskan).

d. sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Penyelenggara kegiatan


belajar  mengajar terdiri atas tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat  yang
mengabdikan diri  dalam penyelenggaran pendidikan  dan pelatihan, sedang tenaga
pendidik, yaitu anggota masyarakat yang bertugas membimbing dan melatih peserta
diklat; dan

e. mencapai tujuan tertentu. Pendidikan dan pelatihan ditujukan  untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap sesuai
dengan  jenis dan jenjang diklat.

Kurikulum pada tiap mata diklat adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing diklat. Mata diklat dikembangkan oleh widyaiswara
berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.

Mata diklat disusun dengan berpedoman pada SKL dan SI tersebut serta
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang selanjutnya
dijadikan acuan  dalam penyelenggaraan  program pembelajaran baik di pusdiklat maupun
di balai diklat sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.

B. Komponen-Komponen Kurikulum

Kurikulum sebagai sebuah sistem, memiliki komponen-komponen yang saling


berkaitan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya. Menurut H.H. Giles et al,
dalam Khaerudin (2005), komponen kurikulum meliputi : Tujuan, materi/isi/bahan, metode
dan organisasi, serta evaluasi.

Komponen tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama dalam


pengembangan kurikulum, karena ia akan menjadi acuan bagi komponen kurikulum
lainnya, sehingga ia akan dijadikan fokus dan mewarnai komponen bahan, metode dan
evaluasi. Sedangkan secara spesifik menurut Khaerudin (2005), yang dimaksud dengan
bahan kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta diklat dalam
kegiatan belajar mengajar.

Isi dari kegiatan tersebut adalah isi dari kurikulum. Isi atau bahan tersebut tersusun
berbagai program pendidikan berdasarkan jenis dan program diklat, kemudian dikemas
dalam berbagai bidang diklat yang kemudian dijabarkan dalam pokok dan sub pokok
bahasan, yang secara lebih rinci disusun dalam bentuk bahan pengajaran dalam berbagai
bentuknya.

Komponen metode dan organisasi, secara spesifik berkaitan dengan strategi


pembelajaran. Dalam konteks ini komponen metode dan organisasi dalam sistem
kurikulum adalah membahas, siapa melakukan apa, dengan cara apa, menggunakan apa,
bagaimana dan kapan melakukannya.

Komponen evaluasi sebagai subsistem dari sistem kurikulum, memiliki fungsi


sebagai alat kontrol untuk melihat apakah tujuan kurikulum telah dikuasai peserta diklat.
Oleh karena itu komponen evaluasi harus mengacu pada kemampuan-kemampuan yang
dirumuskan dalam tujuan. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan umpan balik bagi komponen-
komponen lainnya, seperti materi, metode, bahkan evaluasi itu sendiri. Tahapan dalam
pengembangan kurikulum menurut Khaerudin (2005), meliputi : Analisis
kebutuhan/analisis tugas, perumusan tujuan, pemilihan dan pengembangan materi/bahan
ajar, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar/strategi dan pengembangan alat
evaluasi.

Dalam pedoman penyusunan  kurikulum diklat yang disusun oleh Kementerian


Kesehatan RI, disebutkan beberapa komponen kurikulum, antara lain :

1. Latar belakang. Pada bagian ini dijelaskan tentang alasan atau lataar belakang perlunya
diadakan diklat.

2. Filosofi. Filosofi merupakan bagian dimana kurikulum memperhatikan  hak-hak


peserta.
3. Kompetensi. Bagian kompetensi adalah bagian dimana dijelaskan kompetensi-
kompetensi yang akan disampaikan dalam diklat tersebut

4. Tujuan. Tujuan diklat adalah tujuan kompetensi diklat yang ingin dicapai oleh peserta
setelah menjalani diklat.

5. Jumlah dan kriteria peserta. Pada bagian ini ditetapkan jumlah peserta yang akn
mengikuti diklat dan kriteria peserta peserta diklat. Misalnya diklat ini dirancang untuk
30 peserta dengan peserta dari guru mata pelajaran bahasa Inggris SMA.

6. Struktur program yang berisikan materi dan alokasi waktu. Dalam komponen ini
dijelaskan secara rinci tentang materi yang akan disampaikan pada peserta diklat, atau
seringkali disebut mata diklat beserta alokasi waktunya.

7. Diagram alur pembelajaran mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan.

8. Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) yang terdiri dari materi pembelajaran,
alokasi waktu, tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan alat bantu serta referensi.

9. Evaluasi. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan dan pencapaian tujuan


pelatihan yang telah ditetapkan.

10. Sertifikasi. Sertifikasi adalah komponen kurikulum diklat  yang menjelaskan


persyaratan bagi peserta untuk memperoleh sertifikat.

Alat ukur yang paling mudah untuk mengukur keberhasilan suatu diklat adalah
ketika tujuan diklat tercapai. Di sisi lain terdapat beberapa hal yang dapat didijadikan
ukuran tentang berhasil tidaknya suatu diklat. Berikut adalah beberapa hal yang dapat
digunakan untuk mengukur efektifitas dari suatu pendidikan dan pelatihan :

1. Isi pendidikan dan pelatihan, yaitu apakah isi program pendidikan dan pelatihan
relevan dan sejalan dengan kebutuhan, dan apakah diklat itu up to date.
2. Metode pendidikan dan pelatihan, yaitu apakah metode pendidikan dan pelatihan
yang diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode tersebut sesuai dengan
gaya belajar peserta.

3. Sikap dan keterampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan
keterampilan yang dapat mendorong orang untuk belajar.

4. Lama waktu pendidikan dan pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi
pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut.

5. Fasilitas pendidikan dan latihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pendidikan


dan pelatihan  dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis diklat
dan apakah makanannya memuaskan (Sofyandi, 2008).

C. Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum bagi pencapaian tujuan diklat/komponen diklat sebagai alat atau
usaha-usaha dalam mencapai tujuan diklat/kompetensi yang diingini oleh lembaga diklat,
sedangkan fungsi kurikulum bagi widyaiswara dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran, baik dalam merumuskan tujuan, menentukan bahan pelajaran,
metode, dan media serta cara penilaian.

Fungsi kurikulum bagi widyaiswara sebelum mengajar, pertama-tama yang perlu


dipertanyakan adalah kurikulumnya. Setelah kurikulum diperoleh, pertanyaan berikutnya
adalah Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP), setelah GBPP ditemukan, barulah
widyaiswara mencari berbagai sumber bahan yang relevan atau yang telah ditentukan.

Selanjutnya, fungsi kurikulum bagi lembaga diklat dijadikan sebagai alat kontrol
terhadap proses pendidikan dan pelatihan lanjutan, dan juga berguna bagi penyiapan tenaga
pendidikan dan pelatihan, sedangkan fungsi kurikulum bagi peserta diklat sebagai
organisasi belajar merupakan suatu persiapan bagi peserta diklat. Peserta diharapkan
mendapat sejumlah pengalaman belajar  baru yang kemudian  hari diharapkan dapat
dikembangkan seirama dengan perkembangan mereka, agar dapat memenuhi bekal dalam
melaksanakan tugas dan jabatan yang diembannya.
D. Tujuan Kurikulum

Setiap diklat pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar-mengajar. Oleh


karenanya, dalam setiap diklat, dituntut adanya rumusan tujuan diklat yang jelas. Tujuan
tersebut pada hakekatnya merupakan rumusan penampilan atau perilaku yang diharapkan
oleh perancang diklat.

Setiap tujuan belajar yang dirumuskan berkaitan dengan tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif misalnya terdiri dari enam kategori kemampuan
yaitu mulai dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah
afektif terdiri dari lima kategori mulai dari mau menerima suatu nilai, merespon, menilai,
mengenseptualisasi dan menginternalisasi suatu nilai. Sedangkan ranah psikomotorik
terdiri dari lima kategori mulai dari meniru, mempraktekkan yang dibimbing, ketepatan,
menerapkan dan mengimprovisasi.

Untuk mencapai tujuan diklat, tergantung kepada bagaimana program tersebut


direncanakan, yaitu tingkat kemungkinan pencapaian tujuan diklat secara efektif dan
tingkat kemungkinan pelaksanaannya secara efektif dan efisien. Bagi setiap perencana atau
perancang diklat, tujuan utama dan terakhir suatu diklat adalah perubahan sikap para
peserta, yang bersifat perubahan laku (psikomotorik). Sebagai contoh apabila suatu diklat
Account Refresentative (AR), peserta harus mengetahui aturan-aturan perpajakan,
SOP/proses bisnis, pemeriksaan pajak, keterampilan berkomunikasi dalam melayani
stakeholders, dan pelaporan, tetapi setelah diklat berakhir, dan berdasarkan hasil evaluasi
belum mampu melaksanakan hasil diklat, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari keadaan
ini adalah adanya kecenderungan bahwa peserta diklat belum menunjukkan adanya
perubahan laku pada diri mereka, atau dengan kata lain diklat itu gagal mencapai
tujuannya.

E. Langkah-Langkah Penyusunan Kurikulum Diklat


Untuk merancang suatu kurikulum dan menyajikannya dalam suatu sajian tertentu,
maka dianjurkan langkah-langkah berikut : 

1. Perumusan Tujuan. Di dalam merumuskan tujuan, perlu diperhatikan apa yang ingin
didapat oleh peserta seusai proses. Dalam perumusan tujuan, perlu diingat : Tujuan
adalah pada diri peserta, tujuan berupa hasil belajar perilaku tertentu (biasanya
dinyatakan dengan infinitive/kata kerja tertentu), objek dari tujuan itu (berupa
materinya). Berikut ini contoh perumusan tujuan yang baik : "Peserta memahami
konsep situasional leadership dan mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-
hari". Tujuan yang dirumuskan di dalam kurikulum adalah tujuan umum yang tidak
bisa langsung dilakukan pengamatan atau pengukuran.

2. Perumusan Materi. Dalam menyusun materi perlu diperhatikan dua hal : scope dan
sequence-nya. Artinya materi dibatasi pada masalah tertentu dan diurutkan sesuai
jalan logiknya. Materi ini di samping dituliskan strukturnya, perlu juga diberikan
uraian singkatnya.

3. Perumusan Metode dan Strategi. Metode atau strategi yang dipilih dirincikan. Untuk
suatu tujuan atau materi tertentu bisa saja digunakan beberapa metode, demikian juga
sebaliknya.

4. Penentuan alat evaluasi yang diperlukan

5. Penyajian kurikulum tersebut dalam bentuk tertentu. Sebaiknya menggunakan format


kolom yang boleh dikatakan sebagai standar

 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum diklat merupakan salah satu komponen dari proses belajar mengajar, dan berisi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kurikulum diklat meupakan salah satu komponen dari
proses belajar mengajar, dan berisi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peningkatan
Potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta
didik. Kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan
dengan tuntutan zaman.

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi,
berpikir kritis dan kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Zainudin. (1986). Pengembangan Program Latihan. Depdiknas

Dwi, Emi Puspitasari, dkk. 2011. Makalah “Eksistensi serta Variabel-Variabel

Belajar dan Pembelajar. Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

(UNM).

Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta.

Nasution, 2003. Asas-Asas Kurikulum. Bumi Aksara : Jakarta.

Soetrisno, dan Bambang Sugema. 2006. Pengembangan Kurikulum Diklat.

LAN RI.

Anda mungkin juga menyukai