Anda di halaman 1dari 26

MENGEKSPRESIKAN PERASAAN SECARA VERBAL

Diajukan Sebagai Tugas Kelompok Makalah


Mata Kuliah : Komunikasi Interpersonal
Dosen Pengampuh : Achmad Zulfikar Siregar, S.Pd.I.M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok VII

Siti Kartika (0307171010)


Reka Fadillah (0307171027)
Rahma Mutiara Sani Siregar (0307172048)
Nova Astina (0307172099)
Ichwani vriyanto (0307172104)
Livia Ayu Suryani (0307183126)
Ahmad Habib (0307172094)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini,
serta tepat pada waktunya. Dan khususnya, kami sebagai “penyusun” dapat
menyelesaikan makalah Komunikasi interpersonal.
Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam
memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada
junjungan kita tercinta rasulullah SAW, serta seluruh umat muslimin yang tetap
teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa dalam proses membuat makalah ini terdapat
kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun khususnya kepada dosen guna untuk menyempurnakan makalah ini
dan pada akhirnya bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Mengekspresikan 3
Perasaan Secara Verbal
B. Arti Penting Mengekspresikan 8
Perasaan Secara Verbal
C. Mengekspresikan Perasaan Secara Verbal 12
D. Simulasi 18

Bab III Penutup 22

A. Kesimpulan 22

DAFTAR PUSTAKA 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi


yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written)
atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang nonverbal. Ada dua cara mengungkapkan perasaan, yaitu
secara verbal dan nonverbal. Yang dimaksud secara verbal adalah dengan
menggunakan kata-kata, baik yang secara langsung mendeskripsikan perasaan
yang kita alami maupun tidak. Sedangkan yang dimaksud secara nonverbal adalah
dengan menggunakan isyarat lain secara kata-kata, misalnya sorot mata, raut
muka, kepalan tinju, dan sebagainya.

Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan orang lain.


Komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih. Tujuan komunikasi ini
biasanya adalah untuk sharing atau berbagi informasi, pendapat, gagasan,
mengajak, menawarkan sesuatu, dan lain lain. Dapat dilakukam baik secara
langsung (face to face) maupun dengan media. Interpersonal Skill yang baik
dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan
komunikasi yang asertif . komunikasi yang dilakukan dengan orang lain sehingga
tindak balas dan evaluasinya memerlukan orang lain.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari Mengekspresikan Perasaan Secara Verbal?
B. Apa arti penting dari Mengekspresikan Perasaan Secara Verbal

4
C. Apa yang dimaksud dengan Mengekspresikan Perasaan Secara Verbal?
D. Apa itu simulasi?

C. Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui pengertian dari Mengekspresikan Perasaan Secara
Verbal?
B. Untuk mengetahui arti penting dari Mengekspresikan Perasaan Secara
Verbal
C. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Mengekspresikan Perasaan
Secara Verbal?
D. Untuk mengetahui Apa itu simulasi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mengekspresikan Perasaan Secara Verbal

Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi


yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written)
atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang nonverbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar
maupun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan,
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan
media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan
komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara
komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan
dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal
(Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan
aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan
dipahami suatu komunitas.

Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal.


Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya
dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial
untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat
yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Menurut
Joseph A. Devito komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan bahasa dapat dibayangkan sebagai kode atau sistem simbol

6
yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Khoirul Muslimin
menyatakan bahwa komunikasi verbal (lisan) adalah proses komunikasi yang
melibatkan pengertian maklum balas menggunakan percakapan untuk
menyampaikan maklumat lengkap kepada penerima. Komunikasi verbal pada
dasarnya adalah sama dengan kemampuan berbahasa. Setiap kemampuan
berbahasa seseorang mempunyai empat unsur penting yang tidak dapat diabaikan
yaitu dengan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Sedangkan menurut Widjaja Komunikasi verbal adalah komunikasi


dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol atau pesan verbal adalah
semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Komunikasi yang
dilakukan dengan menggunakan lisan dapat dilakukan secara langsung
berhadapan atau tatap muka dan dapat pula melalui telepon. Kebaikan komunikasi
lisan antara lain dapat dilakukan secara cepat, langsung, terhindar salah paham,
jelas dan informal. Sedangkan kekurangan dari komunikasi lisan ini kadang-
kadang dilaksanakan secara lamban dan lambat, adanya dominasi atasan atau
seseorang atau orang lain, dan kadang-kadang dilaksanakan satu arah.

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan


dan maksud. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan
berbagai aspek realita individual. Komunikasi verbal tidak semudah yang kita
bayangkan karena simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa verbal juga merupakan sarana utama
untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal
menggunakan kata-kata yang menginterpretasikan berbagai aspek realitas
individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak
mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang
mewakili kata-kata itu.

Selain itu, bahasa menjadi sarana untuk berkomunikasi, dan telah disebut
bahwa agar bahasa dapat dipahami pemakainya, maka pemberi dan penerima
pesan dalam penggunaan bahasa harus ada kesepakatan bersama dalam
menggunakan simbol-simbol dan dalam menginterpretasikan maknanya. Bahasa
sebagai suatu sistem simbol bahasa dapat dibayangkan sebagai kode atau sistem

7
simbol, yang kita gunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Karakteristik
bahasa adalah :

1. Produktivitas
2. Pengalihan
3. Penyerapan cepat
4. Kebebasan makna
5. Transmisi Budaya.

Sedangkan Suranto dalam Alo liliweri menyebutkan empat fungsi bahasa yaitu :

1. Bahasa digunakan untuk menjelaskan dan membedakan sesuatu.


2. Bahasa digunakan sebagai sarana berinteraksi sosial.
3. Bahasa digunakan sebagai sarana pelepasan tekanan dan emosi.
4. Bahasa digunakan sebagai sarana manipulatif.

Adapun Alex Sobur menyebutkan bahwa bahasa mempunyai fungsi yang


sangay penting manusia, terutama fungsi komunikatif. Sejumlah ahli bahasa telah
menaruh perhatian besar terhadap fungsi bahasa. H.A.K Halliday dalam bukunya
Exploration in The Function menemukan tujuh fungsi bahasa diantaranya fungsi
instrumental, fungsi regulasi, fungsi pemerian, fungsi interaksi, fungsi personal,
fungsi heuristik dan fungsi imajinatif. Setelah mengetahui beberapa fungsi bahasa,
komunikasi yang dilakukan dengan lisan dapat dibagi menjadi tiga corak,
diantaranya:

1. Pembicaraan pribadi (Private speaking), yaitu pembicaraan secara


informal dengan anggota keluarga di rumah atau teman-tempat di tempat
umum.
2. Pembicaraan semi-pribadi (semi-private speaking), yaitu pembicaraan
secara informal dalam suatu kelompok kerja atau secara formal dalam
suatu sidang pengadilan

8
3. Pembicaraan di depan umum (Public speaking), yaitu pembicaraan secara
formal diperdengarkan di depan khalayak ramai. Pembicaraan semacam
inilah yang banyak dipergunakan dalam kegiatan dakwah karena
dipandang paling efektif dan paling efisien.

Adapun komunikasi verbal tertulis adalah komunikasi yang disampaikan


melalui tulisan. Kelebihan dari komunikasi tertulis antara lain adalah telah
disiapkan terlebih dahulu secara baik, dapat dibaca secara berulang-ulang,
menurut prosedur, mengurangi biaya. Namun kekurangan dari komunikasi tertulis
ini antara lain memerlukan dokumen yang cukup banyak, kadang-kadang kurang
jelas, umpan balik yang diminta cukup lama datangnya (birokrasi). Menurut
Nurudin, terdapat tiga prinsip komunikasi verbal, diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Interpretasi menciptakan makna


2. Komunikasi adalah aturan yang dipandu
3. Penekanan mempengaruhi makna

Sedangkan Joseph A. Devito menjelaskan bahwa terdapat enam prinsip


komunikasi verbal diantaranya:

1. Keterbatasan bahasa
2. Kerumitan makna
3. Nama sebagai symbol
4. Bahasa gaul
5. Bahasa wanita & pria
6. Komunikasi konteks tinggi dan rendah.

Dari beberapa uraian mengenai prinsip komunikasi verbal di atas, dapat


disimpulkan bahwa komunikasi verbal memiliki peran besar karena dengan
melalui bahasa (baik secara lisan maupun tulisan) suatu ide, gagasan, pemikiran

9
bahkan keputusan lebih mudah disampaikan dan diterima oleh komunikan.
Komunikasi verbal ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Disampaikan secara lisan / bicara atau tulisan


2. Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah
3. Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non
verbal

Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa didefinisikan


sebagai seperangkat simbol, dengan alunan untuk mengkombinasikan simbol-
simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

1. Untuk mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan manusia.


2. Untuk membina hubungan yang baik diantara sesame manusia.
3. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
4. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Ada dua cara mengungkapkan perasaan, yaitu secara verbal dan nonverbal.
Yang dimaksud secara verbal adalah dengan menggunakan kata-kata, baik yang
secara langsung mendeskripsikan perasaan yang kita alami maupun tidak.
Sedangkan yang dimaksud secara nonverbal adalah dengan menggunakan isyarat
lain secara kata-kata, misalnya sorot mata, raut muka, kepalan tinju, dan
sebagainya. Untuk mengungkapkan perasaan dengan baik, pertama kita harus
menyadarinya, lalu menerimanya, kemudian mengungkapkannya secara wajar dan
terkontrol. Menurut Johnson, kalau kita tidak menyadarinya atau sengaja kita
tolak perasaan-perasaan tersebut akan terungkap juga secara tidak langsung dalam
bentuk-bentuk seperti berikut :

1. Mencap atau memberikan label.


2. Memerintah.
3. Bertanya.
4. Menuduh.

10
5. Menyindir (sarkasme).
6. Memuji.
7. Mencela.
8. Memberikan sebutan.

B. Arti penting Mengekspresikan Perasaan Secara Verbal

Salah satu segi membahagiakan dalam berkomunikasi adalah dengan


orabg lain adalah kesempatan perasaan bagiamana kita mengekspresikan
perasaan kita dan perasaan seseorang. Ada beberapa tahap dalam
mengekspresikan perasaan :

a. Kita dapat mengamati lawan tingkah laku lawan komunikasi kita.


b. Kita bisa menafsirkan semua informasi yang kita terima dari lawan
komunikasi kita
c. Kita mengalami perasaan tertentu sebagai reaksi spontan terhadap
penafsuran kita atas informasi yang kita terima dari lawan komunikasi
kita.
d. Kita akan terdorong menanggapi perasaan kita itu.
e. Kita dapat mengungkapkan perasaan kita melalui ekpresi kita.

Akibat yang timbul bila perasaan tidak dapat diekpresikan

Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam membangun hubungan


antar pribadi yang intim adalah kesulitan mengkomunikasikan perasaan. Aneka
masalah dalam komunikasi muncul terutama bukan karena perasaan yang kita
alami itu sendiri, melainkan karena kita gagal mengkomunikasikannya secara
efektif. Perasaan-perasaan itu justru kita sangkal, kita alihkan, kita sembunyikan
atau kita represikan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin timbul bila perasaan-
perasaan tidak kita sadari, tidak kita terima, atau tidak kita ungkapkan secara
konstruktif (Johnson, 1981) :

11
a. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menciptakan aneka masalah
dalam hubungan antar pribadi.
b. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menyulitkan kita dalam
memahami dan mengatasi masalah yang terlanjur timbul dalam hubungan
antar pribadi.
c. Menyangkal perasaan dapat meningkatkan kecenderungan kita untuk
melakukan perspeksi secara selektif.
d. Menekan perasaan dapat menimbulkan distorsi atau penyimpangan dalam
penilaian kita.
e. Dalam mengungkapkan perasaan yang tidak lugas-efektif sering justru
tersirat tuntutan-tuntutan tertentu.

Dari beberapa penjelasan diatas sangat penting untuk kita


mengeskpresikan perasaan kita secara verbal dalam berkomunikasi. Dapat
menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan terdorong oleh perasaan yang
sedang dialami. Hubungan antar person merupakan mata kuliah dimana
mahasiswa diajarkan untuk mampu memahami persoalan-persoalan  yang
mungkin timbul dalam hubungan antar pribadi. Melalui mata kuliah ini khususnya
saya mempelajari cara mengekspresikan perasaan secara verbal. Sehingga saya
menjadi lebih tau arti penting sebuah komunikasi, yang khususnya dapat
digunakan untuk memahami orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kita
sadari ada banyak proses yang terjadi sebelum suatu perasaan seseorang bisa
timbul sehingga memunculkan perilaku. Perasaan (feeling) merupakan reaksi
internal psikologis seseorang terhadap suatu pengalaman. Seperti yang telah kita
ketahui terdapat banyak sekali kata yang dapat melambangkan perasaan, seperti
senang, sedih, kecewa, marah, dan lainnya. Nah, untuk mengetahui atau
menyadari perasaannya, seseorang perlu untuk menyadari bagaimana reaksinya
terhadap apa yang terjadi di sekitar. Berikut ini terdapat lima aspek reaksi internal
menurut Miller, Nunnaly & Wachman, yaitu:

1. Pertama seseorang akan mengumpulkan informasi tentang apa yang


terjadi disekitarnya melalui panca indera (mata, hidung, mulut, telinga,
dan tangan). Tahapan ini dinamakan tahap sensing. Dalam tahap

12
ini seseorang hanya mampu menggambarkan apa yang sedang terjadi,
bukan memaknai informasi tersebut. Contoh: Feby melihat ada anak
laki-laki sedang terbaring didepan sebuah mobil.
2. Tahap yang kedua ini dinamakan tahap interpreting, dimana seseorang
mulai memutuskan apa maksud dari informasi (yang diterima oleh
inderanya) dengan menginterpretasi maknanya. Contoh: Setelah Feby
melihat ada anak laki-laki terbaring didepan sebuah mobil, ia memaknai
bahwa anak laki-laki tersebut pingsan setelah tertabrak mobil.
3. Setelah menginterpretasi makna atau maksud dari informasi, seseorang
kemudian masuk ke tahap yang ketiga yaitu timbulnya perasaan atas
interpretasi tersebut. Tahap ketiga ini dinamakan tahap feeling. Contoh:
Setelah mengetahui bahwa ada anak laki-laki yang pingsan akibat
tertabrak mobil, dalam diri Feby timbul perasaan iba/ kasihan pada pada
anak tersebut.
4. Tahap berikutnya yang merupakan hasil dari feeling yaitu seseorang
memutuskan bagaimana niatan untuk mengekspresikan perasaan yang
timbul dalam dirinya, dan tahap ini disebut tahap intending. Contoh:
Karena kasihan melihat anak laki-laki tersebut, Feby kemudian berniat
atau ingin menolong anak laki-laki tersebut.
5. Yang terakhir adalah tahap expressing, dimana pada tahapan ini
seseorang memunculkan aksi dan mengekspresikan perasaannya.
Contoh: Feby terjun ke jalan, membawa anak laki-laki tersebut ke
rumah sakit.

Selanjutnya kita juga perlu memahami bahwa dalam tahap kedua,


yaitu interpreting, informasi yang didapatkan boleh jadi sama antar individu,
namun maknanya bisa jadi berbeda. Contohnya, saat ada anak laki-laki terbaring
didepan sebuah mobil, Feby mungkin akan menginterpretasi bahwa anak tersebut
tertabrak kemudian pingsan, namun Tio mungkin akan menginterpretasi bahwa
anak tersebut belum sarapan sehingga ia bisa pingsan. Interpretasi yang timbul
tentu dapat mempengaruhi perasaan seseorang, oleh karena itu jika kita ingin
mengontrol perasaan, sebaiknya perbaiki atau rubah interpretasi kita mengenai
hal-hal tertentu. Misalnya, ada orang yang mencela kita sehingga menimbulkan

13
emosi marah dan ingin berkelahi, karena interpretasi kita menganggap bahwa
celaan dapat menurunkan harga diri, untuk mengontrol emosi marah tersebut kita
dapat menganggap bahwa sebenarnya celaan mereka adalah bentuk perhatian.
Sehingga emosi marah tadi bisa dikendalikan. Perasaan (feeling) dapat
mengaktifkan reaksi fisiologis tertentu dalam tubuh, misalnya ketika sedang
marah, otot menjadi tegang, adrenalin dipompa ke aliran darah, jantung berdetak
lebih kencang, seakan mempersiapkan seseorang untuk berkelahi.

Saya sangat setuju dengan pembahasan di atas, karena  saya merupakan


orang yang cenderung tertutup, disebabkan karena saya sulit mempercayai orang
lain, dan hal tersebut bisa dibilang menguras energi. Serta perasaan yang tidak
diungkapkan bisa menyebabkan terjadinya misunderstanding. Namun, manfaat
dari mengungkapkan perasaan juga tidak sederhana seperti seolah merasa lega
saja. Mengungkapkan perasaan (feeling) juga merupakan sumber untuk
memperoleh physical maupun psychological wellbeing. Tentunya dalam
mengungkapkan perasaan saya juga perlu memperhatikan beberapa hal, seperti
cara mengungkapkan perasaan tersebut, lalu kepada siapa saya akan
mengungkapkan perasaan (lebih mengenali karakteristik orang lain terlebih
dahulu), dan kapan saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan. Karena
tentunya saya menjadi tidak nyaman menyembunyikan perasaan terus menerus,
sehingga sudah sejak lama pula saya berusaha membuka diri sambil memilih
paling tidak satu atau dua orang yang benar-benar saya percayai untuk berbagi
cerita dan perasaan. Pandailah dalam mengelola perasaan yang anda rasakan,
mencoba menyembunyikan perasaan membutuhkan energi lebih, yang artinya
semakin anda menyadari perasaan yang anda rasakan, menerimanya, kemudian
mengungkapkan kepada orang lain, akan semakin banyak energi yang anda miliki
dan anda bisa berkomunikasi secara mudah juga efektif. 

14
C. Mengekspresikan Perasaan Secara Verbal

Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan orang lain.


Komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih. Tujuan komunikasi ini
biasanya adalah untuk sharing atau berbagi informasi, pendapat, gagasan,
mengajak, menawarkan sesuatu, dan lain lain. Dapat dilakukam baik secara
langsung (face to face) maupun dengan media. Interpersonal Skill yang baik
dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan
komunikasi yang asertif . komunikasi yang dilakukan dengan orang lain sehingga
tindak balas dan evaluasinya memerlukan orang lain. Tidak bisa dipungkiri bahwa
internet sangat dibutuhkan semua orang di jaman yang sudah modern ini, seperti
menonton video melalui youtube, melakukan komunikasi dengan teman atau
pacar melalui jejaring sosial yang ada di internet dengan menggundakan facebook
dan twitter. Internet juga memiliki sisi positif dan sisi negatifnya. Sisi positifnya
itu seperti mencari informasi dengan menggunakan internet dan juga dapat
mendapat pelajaran dari internet.

Jika membahas mengenai hubungan antara komunikasi verbal dan


nonverbal dengan komunikasi interpersonal tentunya sangat berhubungan karena
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi
verbal menempati porsi besar. Salah satu aktivitas yang menonjol dalam
kehidupan sehari hari adalah seseorang berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi tersebut dapat terjadi baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga interaksi dapat terjadi antara
sesama anggota keluarga, baik orang tua dengan anak maupun sebaliknya.

Dalam lingkungan sekolah interaksi dapat terjadi antara sesama warga


sekolah yang ada dalam lingkungan sekolah tersebut. Dalam lingkungan

15
masyarakat, interaksi seseorang akan meluas baik dengan teman akrab, teman
sepermainan, dan orang dewasa lainnya tergantung sejauh mana individu mampu
menempatkan diri. Bentuk mengekspresikan dapat terjadi baik dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Dalam bentuk verbal misalnya sekedar bertegur sapa,
diskusi, wawancara, debat. Bentuk non verbal dapat berupa gerakan dari anggota
tubuh, misalnya mendengarkan, mengangguk tanda setuju, sentuhan.

Demikian pula ketika siswa memasuki lingkungan sekolah, ia akan


melakukan komunikasi dengan teman-temannya. Komunikasi dalam bentuk
verbal dapat dilakukan tegur sapa dengan teman-teman. Sedangkan dalam bentuk
non verbal dapat dilakukan dengan merangkul teman atau melambaikan tangan
ketika namanya dipanggil oleh temannya.

1. Komunikasi Verbal

Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun


dan dirangkaikan supaya memberi arti. Kalimat dalam bahasa Indonesia Yang
berbunyi ”Di mana saya dapat menukar uang?” akan disusun dengan tata bahasa
bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:

a. Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where can I


change some money?).
b. Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je change)
c. Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich
etwasGeldwechseln?).
d. Spanyol: Di mana dapat menukar uang?(Donde puedo cambiar dinero?).

Tatabahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik.


Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis
merupakan pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat. Semantik merupakan
pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata. Menurut Larry L. Barker
(dalam Mulyana, 2005), bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau
labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan merujuk
pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

16
Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat
mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui
bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi
transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi
yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,
memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita. mengemukakan agar
komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:

a. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja
yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada
masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
b. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan
orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk
mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan
kita, termasuk orang-orang di sekitar kita.
c. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan
kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita,
kepercayaankepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

a. Bahasa Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang


memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang
bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Bahasa lisan, tertulis pada kertas,
ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan
hubungan antara warganya satu sama lain.
b. Keterbatasan Bahasa Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili
objek, katakata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu:
orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata
tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi
buka realitas itu sendiri.

Dengan demikian, kata-kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak


melukiskan sesuatu secara eksak.Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat

17
dikotomis, misalnya baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, dsb.Kata-kata
bersifat ambigu dan kontekstual, kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata
merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang
menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Kata berat, yang
mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam. Misalnya: tubuh orang itu
berat; kepala saya berat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi yang berat
kepada mahasiswanya yang nyontek. Kata-kata mengandung bias budaya, bahasa
terikat konteks budaya.

Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan


budaya dan sub- budaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata
yang (kebe- tulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau
kata-kata yang berbeda namun dimaknai secara sama. Konsekuensinya, dua
orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami
kesalahpahaman ketiaka mereka menggunakan kata yang sama. Misalnya kata
awak untuk orang Minang adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu
(di Palembang dan Malaysia) berarti kamu.

Komunikasi sering dihubungkan dengan kata Latin communis yang artinya


sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna yang sama. Pada
gilirannya, makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman yang
sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan
struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila komunikan-
komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan
yang sama, ideologi yang sama; pendeknya mempunyai sejumlah maksimal
pengalaman yang sama. Pada kenyataannya tidak ada isomorfisme total.
Percampuran adukan fakta, penafsiran, dan penilaian, dalam berbahasa kita sering
mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah
ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi. Contoh: apa yang ada dalam
pikiran kita ketika melihat seorang pria dewasa sedang membelah kayu pada hari
kerja pukul 10.00 pagi? Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu sedang
bekerja. Akan tetapi, jawaban sesungguhnya bergantung pada: Pertama, apa yang
dimaksud bekerja? Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari nafkah?.

18
Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan tetap untuk
mencari nafkah, maka orang itu memang sedang bekerja. Akan tetapi, bila peker-
jaan tetap orang itu adalah sebagai dosen, yang pekerjaannya adalah membaca,
berbicara, menulis, maka membelah kayu bakar dapat kita anggap bersantai
baginya, sebagai selingan di antara jam-jam kerjanya. Ketika kita berkomunikasi,
kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk lambang (verbal atau
nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandia (encoding). Bahasa adalah alat
penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik (lihat keterbatasan bahasa di atas),
untuk itu diperlukan kecermatan dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata
dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang
menyebabkan kerancuan dan kesalah- pahaman.

Kata merupakan unit lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambing
yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian,
atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri.
Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. Jenis
Komunikasi Verbal

a) Berbicara dan menulis Bericara adalah komunikasi verbal-vokal.


Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal-nonvocal. Contoh
komunikasi verbal-vocal adalah presentasi dalam rapat dan contoh
komunikasi verbal-nonvocal adalah surat-menyurat bisnis.
b) Mendengarkan dan membaca Mendengar dan mendengarkan itu kata
yang mempunyai makna berbeda, mendengar berarti semata-mata
memungut getaran bunyi sedangkan mendengar- kan adalah
mengambil makna dari apa yang didengarmendengarkan melibatkan 4
unsur, yaitu mendengar, memperhatikan, memahami, dan mengingat.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis.

Terdapat lima aspek reaksi internal menurut Miller, Nunnaly & Wachman, yaitu:

19
1. Pertama seseorang akan mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi
disekitarnya melalui panca indera (mata, hidung, mulut, telinga, dan
tangan). Tahapan ini dinamakan tahap sensing. Dalam tahap ini seseorang
hanya mampu menggambarkan apa yang sedang terjadi, bukan memaknai
informasi tersebut. Contoh: Feby melihat ada anak laki-laki sedang
terbaring didepan sebuah mobil.
2. Tahap yang kedua ini dinamakan tahap interpreting, dimana seseorang
mulai memutuskan apa maksud dari informasi (yang diterima oleh
inderanya) dengan menginterpretasi maknanya. Contoh: Setelah Feby
melihat ada anak laki-laki terbaring didepan sebuah mobil, ia memaknai
bahwa anak laki-laki tersebut pingsan setelah tertabrak mobil.
3. Setelah menginterpretasi makna atau maksud dari informasi, seseorang
kemudian masuk ke tahap yang ketiga yaitu timbulnya perasaan atas
interpretasi tersebut. Tahap ketiga ini dinamakan tahap feeling. Contoh:
Setelah mengetahui bahwa ada anak laki-laki yang pingsan akibat
tertabrak mobil, dalam diri Feby timbul perasaan iba/ kasihan pada pada
anak tersebut.
4. Tahap berikutnya yang merupakan hasil dari feeling yaitu seseorang
memutuskan bagaimana niatan untuk mengekspresikan perasaan yang
timbul dalam dirinya, dan tahap ini disebut tahap intending. Contoh:
Karena kasihan melihat anak laki-laki tersebut, Feby kemudian berniat
atau ingin menolong anak laki-laki tersebut.
5. Yang terakhir adalah tahap expressing, dimana pada tahapan ini seseorang
memunculkan aksi dan mengekspresikan perasaannya. Contoh: Feby
terjun ke jalan, membawa anak laki-laki tersebut ke rumah sakit.

20
D. Simulasi

Simulasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses peniruan.


Simulasi adalah tiruan dari fasilitas atau proses dari suatu operasi, biasanya
menggunakan komputer. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang
nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi
ini secara umum menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan
sistem fisik atau sistem yang abstrak tertentu. Teknik simulasi adalah teknik untuk
merepresentasikan atau meniru kondisi real (suatu sistem nyata) dalam bentuk
bilangan dan simbol (dengan memanfaatkan program komputer), sehingga
menjadi mudah untuk dipelajari.

Menurut Prof. Olivier de Weck :

Simulasi dari sebuah sistem adalah pengoperasian dari sebuah model suatu
sistem. Sebuah Model dapat dikonfigurasi dan dilakukan percobaan, biasanya hal
ini tidak mungkin terjadi. Karena mahalnya biaya dan tidak praktis untuk
dilakukan dalam sistem yang diwakilinya. Simulasi digunakan sebelum sebuah
sistem dibangun, untuk mengurangi kemungkinan kegagalan, untuk
menghilangkan kemacetan tak terduga, untuk mencegah under atau over-
pemanfaatansumber daya, dan untuk mengoptimalkan kinerja sistem.

Sehingga simulasi dapat didefinisikan sebagai program yang dibangun


dengan model matematika berdasarkan pada sistem aslinya.

21
Gambar 1 Mempelajari Sebuah Sistem

Menurut Floyd Jerome Gould (dalam buku Introductory Science, 1993)


menyebutkan bahwa “The basic idea of simulation is to build an experimental
device, or simulator that will ‘actlike’ (simulate) the system of interest in certain
important aspect in a quick, cost effective manner”.

Sedangkan menurut Sandi Setiawan (dalam buku Teknik Pemrograman,


1991), menyatakan bahwa simulasi adalah “proses perancangan model dari suatu
sistem nyata dan pelaksanaan eksperimen-eksperimen dengan model ini untuk
tujuan memahami tingkah laku system”

22
Simulasi diperlukan ketika

1. Model sangat rumit dengan banyak variabel dan komponen yang saling
berinteraksi.
2. Hubungan antar variabel tidak linear
3. Model memiliki variate acak
4. Output dari model akan divisualisasikan sebagai animasi komputer 3D.

Tujuan simulasi adalah untuk

1. Mempelajari “tingkah laku” sistem


2. Mengembangkan pengertian mengenai interaksi bagian-bagian dari sebuah
sistem, dan pengertian mengenai sistem secara keseluruhan.
3. Pelatihan
4. Hiburan (gambar)

Kelebihan simulasi

1. Dapat dipadukan dengan model numerik untuk menganalisa sistem yang


lebih kompleks.
2. Didukung data yang berhubungan langsung dengan angka acak, dengan
tipe data probabilistik.
3. Mudah beradaptasi dan mudah digunakan untuk berbagai masalah.

Kekurangan simulasi

1. Model simulasi masih bisa menyita waktu


2. Waktu eksekusi simulasi bisa sangat besar
3. Simulasi secara esensial adalah suatu proses eksperimen yang memerlukan
perencanaan yang hati-hati

Contoh penerapan Simulasi

Simulasi kebakaran :  untuk mengurangi jatuhnya korban dalam


kebakaran.Simulasi Mengemudi Mobil :  untuk mengurangi angka kecelakaan.
Flight Simulation Cockpit : Simulasi penerbangan yang biasa dilakukan oleh pilot
sebelum mengudara secara langsung. Untuk mengurangi angka kecelakaan.

23
Gambar 2 Langkah Dalam Studi Simulasi

Implementasi Model dan Simulasi pada studi kasus Fisika Teknik Listrik

Kesimpulan dari gambar diatas adalah :

Tegangan output tidak selalulebih besar dari input.Jumlah  tegangan antara


VR1 dan VR2 adalah 10. Kemana tahanan yang paling besar, maka kesitu
tegangannya.

Simulasi dan Komunikasi Digital:

Cara membuat komunikasi antar pengguna dengan pekerjaan keseharian


menjadi lebih mudah menjadi perangkat digital dalam bentuk simulasi. Sebagai
contoh Ketika kita menyimulasikan pekerjaan mengetik yang semula
menggunakan mesin ketik secara manual menjadi simulasi yang dapat dicetak
hasilnya sama persis dengan mesin ketik secara manual bahkan hasilnya bisa lebih
bagus. Simulasi yang digunakan misalnya menggunakan perangkat computer
dengan aplikasi pengolah kata seperti Microsoft Word.Untuk mensimulasikan
proses manual kedalam bentuk digital maka kita perlu memahami algoritma untuk
memecahkan suatu masalah.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi
yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written)
atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang nonverbal. Ada dua cara mengungkapkan perasaan, yaitu
secara verbal dan nonverbal. Yang dimaksud secara verbal adalah dengan
menggunakan kata-kata, baik yang secara langsung mendeskripsikan perasaan
yang kita alami maupun tidak. Sedangkan yang dimaksud secara nonverbal adalah
dengan menggunakan isyarat lain secara kata-kata, misalnya sorot mata, raut
muka, kepalan tinju, dan sebagainya.
Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan orang lain.
Komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih. Tujuan komunikasi ini
biasanya adalah untuk sharing atau berbagi informasi, pendapat, gagasan,
mengajak, menawarkan sesuatu, dan lain lain. Dapat dilakukam baik secara
langsung (face to face) maupun dengan media. Interpersonal Skill yang baik
dapat dibangun antara lain dari kemampuan mengembangkan perilaku dan
komunikasi yang asertif . komunikasi yang dilakukan dengan orang lain sehingga
tindak balas dan evaluasinya memerlukan orang lain.

25
DAFTAR PUSTAKA

Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,


Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja


Grafindo. Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar


Maju Effendy,

Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi


Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka

Raharti, Mujiasih. 2001. Manajemen Penjualan dan Pemasaran.


Yogyakarta: Andi Offset

Rakhmat, Jalaludin. 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda


Karya. 89 Retnasih, Ratna. 2001. Sales

26

Anda mungkin juga menyukai