Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah kami diberikan kesehatan sehingga makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah yang membahas tentang Komunikasi
Verbal dan Non-verbal ini berulang kali mengalami penyempurnaan
hingga baru kemudian dapat kami selesaikan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen bidang studi pendidikan pengantar
Komunikasi Ibu Nova Yohana S.sos,M.si yang telah membimbing dan
mengajarkan kami. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca mengenai
komunikasi Verbal dan Non-verbal.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.

Pekanbaru, 15 Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar belakang
Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi
keharusan bagi individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Sejak  pagi hingga malam hari dan berlanjut seterusnya
waktu yang digunakan untuk aktifitas salah satunya adalah
berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan oleh David K. Berlo
mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan untuk  berkomunikasi
(Rakhmat, 2008).
Komunikasi merupakan cara individu untuk menyampaikan pesan
dan informasi kepada orang lain, agar dapat berinteraksi dan memahami
perasaan serta memahami keinginan orang lain (Cangara, 1998). Didalam
kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan dalam
berpendapat, ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalah pahaman dalam
komunikasi. Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan
proses komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
Komunikasi yang sering ditemui dalam individu adalah
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah  proses
komunikasi antar dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun non
verbal, sehingga pada awalnya timbul interaksi (Rakhmat, 2008).
Aktifitas komunikasi berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua
orang atau lebih,  baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan
orang (Wiryanto, 2005). Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi
yang dipakai oleh seseorang dengan orang lain. Tanpa ada bahasa kita
tidak akan dapat mengerti apa yang dimaksudkan oleh seseorang kepada
kita.
Bahasa juga merupakan alat pemersatu antarsesama. komunikasi
nonverbal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang dapat
menggambarkan cara manusia hidup, berpikir, berpengetahuan,
menyusun konsep tentang dunianya, dan mengungkapkan secara lisan
maupun tertulis. Bahasa non verbal adalah bahasa yang tidak
mementingkan/tidak

menggunakan kata-kata penyampaian pesan, tetapi menggunakan


symbol lain.

I.2 Tujuan

Adapun tujuan utama penulisan dan pembuatan makalah ini ialah sebagai
berikut :

1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi

2) Untuk memberikan penjelasan tentang Komunikasi Verbal

I.3 Rumusan Masalajh

Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu dalam pembuatan makalah ini
penulis mengambil sebuah judul “KOMUNIKASI VERBAL”. Maka penulis
mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :

1) Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Verbal ?

2) Apa fungsi Komunikasi Verbal ?

3) Bagaimana karakteristik Komunikasi Verbal ?

4) Apa saja tipe Komunikasi Verbal ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi Verbal


Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk
komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan
cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi
besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih
mudah disampaikan secara verbal ketimbang nonverbal. Dengan harapan,
komunikan (baik pendengar maun pembaca) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan, contoh : komunikasi verbal melalui lisan
dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang
bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui
tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan
komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan mengguna-
kan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain. Simbol atau
pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau
lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana,
2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan
aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan
dan dipahami suatu komunitas.1
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan
pembicara kepada pendengar melalui media lisan ataupun tulisan.
Dengan menggunakan komunikasi verbal, pesan yang disampaikan akan
lebih mudah dipahami dibandingkan dengan hanya menggunakan
komunikasi nonverbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
symbol-simbol atau kata-kata, baik yang dikatakan secara oral, lisan
maupun tertulis. Komunikasi dapat teridentifikasikan sebagai suatu
proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan

1
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2015
pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi
tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu
disandikan dalam simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada
tempat lainnya yang bisa dibaca dan dikirimkan pada karyawan yang
dimaksudkan.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dalam
menyampaikan pesannya dengan menggunakan secara lisan dan tertulis.
Menurut Paulette J. Thomas, komunikasi verbal adalah penyampaian dan
penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan2
Sementara, lambang verbal merupakan semua lambang yang digunakan
untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata (bahasa)
sebagai maksud untuk menghasilkan sebuah arti sama yang berada dalam
pikiran pengirim, dengan menggunakan kata-kata yang merupakan
unsur-unsur dasar bahasa. Adapun kode komunikasi verbal dalam
pemakaiannya menggunakan bahasa, bahasa dapat didefinisikan
seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga inti
kalimat yang mengandung arti.3 Dari beberapa pendapat diatas bisa
penulis simpulkan bahwa pada dasarnya sama, komunikasi verbal adalah
komuniksai yang penyampaian pesannya menggunakan kata-kata baik
secara lisan.
Komunikasi ini dapat disampaikan kepada komunikan dan
komunikator dalam bentuk lisan. dan biasanya komunikasi dilakukan
secara langsung face to face atau dapat melalui perantara media seperti
telephone, media sosial, atau pun media yang lainnya. Komunikasi ini
memiliki Simbol atau pesan verbal yang didalam nya semua jenis
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat diartikan sebagai sistem
kode verbal. Bahasa merupakan sekumpulan simbol, dengan aturan untuk

2
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kerja Sama Lembaga Penelitian UIN Jakarta
dan Jakarta Pers, 2007), Cet. Ke-1, hal. 93
3
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003),
Cet. Ke-4 hal. 99
perpaduan simbol-simbol tersebut, yang dapat digunakan dan dimengerti
masyarakat.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa
komunikasi verbal adalah bentuk atau jenis komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis
maupun lisan, sehingga pesan yang disampaikan berbentuk kata.
Sedangkan komunikasi verbal dalam konseling merupakan komunikasi
yang disampaikan oleh seorang konselor kepada konseli secara tertulis
maupun lisan.
Contoh komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui
telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan
secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses
penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media
surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
Komunikasi verbal terdiri dari beberapa aspek yaitu:
a. Vocabulary, komunikasi tidak akan berjalan efektif bila pesan
yang disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh
karena itu dalam proses konseling olah kata menjadi penting
dalam komunikasi.
b. Racing (kecepatan), komunikasi akan lebih efektif dan sukses
bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik. Tidak terlalu
lambat atau cepat dalam proses konseling.
c. Intonasi suara, aspek ini mempengaruhi pesan dramatis
sehingga pesan menjadi lain artinya.
d. Humor, aspek ini dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia.
Dugan (1989) memberi catatan bahwa tertawa dapat
menghilangkan stress. Tertawa mempunyai hubungan psikis
dan fisik. Dan disini yang harus diingat bahwa humor
merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
(Intansari Nurjannah, 2001)
B. Fungsi Komunikasi Verbal
Secara garis besar fungsi komunikasi Verbal ada dua fungsi terhadap
masyarakat dan fungsi terhadap individu. Menurut Lasswell dan Wright
ada empat fungsi sosial, yaitu:
1. Pengawasan lingkungan.
2. Korelasi antarbagian dalam masyarakat terhadap
lingkungannya.
3. Sosialisasi.
4. Hiburan.
Kemudian menurut Lazarsfeld dan Merton fungsi sosial komunikasi
Verbal adalah:
1. Memberikan status.
2. Memperkokoh norma-norma sosial.
Meskipun komunikasi melalui media massa itu fungsional,
tetapi dapat berubah menjadi disfungsional. Sedangkan, fungsi
terhadap individu ada tujuh, yaitu :
1. Pengawasan atas pencarian informasi.
2. Mengembangkan konsep diri.
3. Fasilitas dalam hubungan sosial.
4. Substitusi dalam hubungan sosial.
5. Membantu melegakan emosi.
6. Pelarian dari ketegangan dan keterasingan.
7. Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi.
Cansandra L. Book, menyebukan bahwa dalam komunikasi harus
memiliki 3 fungsi diantaranya:
1. Bahasa yang harus dipelajari harus menarik.
2. Bahasa dapat mempengaruhi pergaulan dan kesenangan,
melalui sebuah bahasa kita dapat mengendalikan
lingkungan dan orang sekitar.
3. Untuk menciptakan sebuah kehidupan kita harus dapat
mengenal dirikita sendiri.4
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana, 2005), bahasa
mempunyai tiga fungsi :
1. Penamaan ( naming atau labeling )
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha
mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2. Interaksi
Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang
dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan
kebingungan
3. Transmisi informasi
Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain,
inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa.

Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-


waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,
memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisikita. Cansandra L. Book
(1980), dalam Human Communication: Principles, Contexts, and Skills,
mengemukakan agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus
memenuhi tiga fungsi, yaitu:

1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja
yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup
pada masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.

2. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa


memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri
kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

4
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2016
C. Tujuan Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal melalui lisan dapat di lakukan secara langsung
bertatap muka antara komunikator dan komunikan seperti berpidato dan
berceramah. Selain itu komunikasi secara verbal melalui lisan juga dapat
di lakukan melalui media. Contohnya seseorang yang bercakap melalui
telepon. Sedangkan komuunikasi verbal melalui tulisan di lakukan dengan
cara tidak lansung antara komunikator dan komunikan. Proses informasi di
lakukan dengan menggunakan media berupa, surat, lukisan, gambar, grafik
dll. Adapun tujuan menggunakan komunikasi verbal antara lain:
 Penyampaian, penjelasan, pemberitahuan,arahan dan lain
sebagainya.
 Presentasi penjualan di hadapan paraa audience.
 Penyelenggaraan rapat.
 Wawan cara dengan orang lain
 Pemasaran melalui telepon, dsb.

D. Unsur Komunikasi Verbal


Terdapat beberapa unsur dalam komunikasi verbal:
1) Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang
memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal,
lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan,
tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku
berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.[5]
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga
fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang
efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita;
b. Untuk hubungan yang baik di antara sesame manusia Untuk
menciptakan ikatan-ikatan dalam
c. kehidupan manusia.
Bagaimana mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada tiga teori
yang membicarakan sehingga orang bias memiliki kemampuan berbahasa.
a. Teori pertama disebut Operant Conditioning yang
dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang
bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsure
rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih
dikenal dengan istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika
satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang
cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa
karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang
diucapkan oleh orang lain.
b. Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam
Chomsky. Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada
manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah.
Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menekankan
bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli)
yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses
internal yang terjadi dalam dirinya.[6]

Menurut Rini Hidayati (dalam Ita Nur Jannah, 2016:12) perbedaan


kemampuan bahasa dan komunikasi lisan dipengaruhi oleh tujuh hal,
yaitu:
a. Kecerdasan
Ada hubungan antara pengukuran intelegensi dengan
pengukuran perkembangan bahasa seperti kosa kata,
kemampuan artikulasi dan indikasi kematangan kemampuan
berbahasa.
b. Jenis Kelamin
Perkembangan bahasa anak perempuan lebih cepat
dibanding anak laki-laki. Perbedaan ini lebih disebabkan
karena pengaruh lingkungan yang membiasakan anak
perempuan untuk banyak berinteraksi dengan orang dewasa
lain yang berbicara. Sedangkan anak laki-laki lebih diarahkan
pada penguasaan kemampuan motorik untuk bergerak dari
pada berbicara.
c. Kondisi Fisik
Perkembangan berbahasa dapat berjalan dengan normal jika
organ bicara seperti gigi, lidah, bibir, tenggorokan, pita suara,
dan organ pendengaran.
d. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat anak. Anak yang
anggota keluarga terutama orang tuanya aktif mengajak
berbicara, membacakan cerita secara aktif, secara aktif
berinteraksi verbal akan membentuk kemampuan berbahasa
anak yang lebih baik.
e. Kondisi Ekonomi
Anak yang berasal dari kelas ekonomi menengah akan
memiliki perkembangan bahasa yang lebih cepat dibanding
anak yang berasal dari kelas ekonomi rendah. Hal ini
disebabkan karena perbedaan fasilitas atau alat bantu bahasa
dan perhatian pada kemampuan berbahasa anak.
f. Lingkungan Budaya
Keberagaman budaya yang ada di indonesia akan membuat
perbedaan pada perkembangan berbahasa pada anak,
khususnya, bahasa nasional atau bahasa indonesia.
g. Billingualism (2 bahasa)
Penguasaan dua bahasa oleh orang tua yang berbeda
budaya akan menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam
pengucapan kata dan penguasaan kosa kata.

2) Kata
Kata merupakan unit lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah
lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang,
barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang,
kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran
orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.[7]
Contoh :
Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap
melaluitelepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan
dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan
komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan
menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-
lain.

Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus


disusun dan dirangkaikan supaya member arti.Kalimat dalam bahasa
Indonesia Yang berbunyi ”Di mana saya dapat menukar uang?” akan
disusun dengan tata bahasa. Bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:

 Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where can I


change some money?).
 Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Oupuis-je
change de l’argent?).
 Jerman: Di mana dapat saya saya sesuatu uang menukar?
(Wokannichetwas Geldwechseln?)
 Spanyol: Di mana dapat menukar uang ?
(Dondepuedocambiardinero?) 5

Tata bahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik.


1. Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam
bahasa.
2. Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukan
kalimat.
3. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan
kata-kata.
Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata komunikasi
verbal hanya memiliki porsi 35%, sisanya adalah komunikasi nonverbal.
Dengan porsi demikian pun, bahasa masih memiliki keterbatasan, yaitu:

 Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.


Kata adalah kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang,
benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata
tersedia untuk merujuk pada objek. Adakalanya kita sulit menamai
suatu objek, misalnya mungkin kita kesulitan mencari kata yang tepat
untuk derajat suhu tertentu, yang lebih panas dari hangat tapi lebih
dingin dari panas.
 Kata bersifat ambigu dan kontekstual.
Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan
persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut
latar belakang sosial yang berbeda pula, sehingga terdapat berbagai
kemungkinan untuk memaknai kata-kata tersebut. Sebagai contoh, kata
”berat” bisa memiliki makna berbeda bila kita gunakan dalam kalimat
yang berbeda, seperti ”batu itu berat”, ”kepala saya terasa berat”, ”ujian
yang berat”, dsb.
 Adanya percampuradukan fakta dan penafsiran.

5
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2015
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian),
penafsiran (dugaan), dan penilaian.
Contoh:
Saat melihat seorang wanita sedang menggunting tangkai-tangkai
daun bunga (fakta),mungkin seseorang menyatakan bahwa wanita tersebut
sedang ”bersantai” (penafsiran), sementara orang lain mungkin
menyatakan bahwa wanita tersebut sedang ”bekerja” (penafsiran).
Pernyataan pertama bisa benar, bila wanita tersebut adalah seorang
yang bekerja di bidang lain (misalnya ibu rumah tangga atau profesi lain)
yang memang sedang bersantai mengisi waktu luangnya dengan cara
merawat bunga. Pernyataan kedua bisa benar bila wanita itu memang
bekerja dalam bisnis bunga. Komunikasi akan efektif bila kita dapat
memisahkan pernyataan fakta dengan dugaan.

Komunikasi verbal bisa disebut dengan komunikasi dengan


menggunakan percakapan, adapun hal yang diperhatikan dalam
komunikasi vokal ini:
a. Bahasa.
Bahasa merupakan elemen yang digunakan dalam
penyampaian pesan. Penyampaian bahasa secara formal dan
informl menjadi pemilihan dalam pengantar pesan.
b. Isi.
Isi yang dimaksud adalah bidang topik atau permasalahan
yang akan dijadikan dalam topik pembahasan antara konselor
dan konseli.
c. Banyaknya pembicaraan (Shyness).
Kesempatan untuk menyampaikan pesan ketika
mendapatkan giliran untuk berbicara. Kapasitas berbicara
konselor harus disesuaikan dengan kebutuhan akan informasi
yang disampaikan dalam kapasitas mendalami permasalahan
klien.
d. Ownership of speech.
Dalam hal ini, konselor tidak boleh melakukan
penghakiman secara sepihak kepada klien agar, klien tidak
merasa tersudutkan dalam menyelesaikan masalah.

E. Ciri-ciri komunikasi verbal


Komunikasi menggunakan simbol-simbol verbal baik secara tertulis
maupun secara dengan: lisan. Komunikasi verbal ditandai
1. Disampaikan secara lisan/bicara atau tulisan;
2. Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah;
3. Kualitas proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi
nonverbal.[3]

F. Aspek Komunikasi Verbal


Adapun aspek-aspek komunikasi verbal adalah sebagai berikut:
Menurut Agus Priyanto, (2009:13)
a. Penggunaan bahasa
Tingkat pendidikan klien, pengalaman, dan kemampuan
berbahasa seperti bahasa inggris, bahasa indonesia, dan lain-lain
penting sekali dipertimbangkan dalam berkomunikasi. Penggunaan
bahasa dalam berkomunikasi memerlukan kata-kata yang jelas,
ringkas, dan sederhana. Kejelasan dalam memilih kata-kata
diperlukan agar kata-kata yang digunakan tidak memiliki arti yang
salah. Pesan yang ringkas menunjukan informasi yang dikirimkan
singkat dan tanpa penyimpangan, sehingga dapat terhindar dari
kebingungan dalam membedakan sesuatu yang penting dan kurang
penting. Sederhana dalam memilih bahasa sangat di anjurkan
dalam berkomunikasi..
b. Kecepatan
Kecepatan dalam berbicara dapat mempengaruhi komunikasi
verbal. Seseorang yang dalam keadaan cemas atau sibuk, biasanya
berbicara dengan sangat cepat dan akan lupa untuk berhenti bicara,
sehingga dapat menyebabkan pendengar kesulitan dalam
memproses pesan dan menyusun respons yang akan diberikan.
komunikasi verbal dengan kecepatan yang sesuai akan memberikan
kesempatan bagi pembicara untuk berpikir jernih tentang apa yang
diucapkan dan juga dapat menjadikan seseorang pendengar yang
efekti.
c. Nada suara (voice tone).
Nada suara atau voice tone dapat menunjukan gaya dan
ekspresi yang digunakan dalam bicara, selain itu juga dapat
memengaruhi arti kata. Pengaruh dari bicara dengan suara yang
keras akan berbeda dengan suara yang lembut atau lemah. Suara
yang keras akan menunjukan sorang yang berbicara sedang
terburu-buru, tidak sabar, sindiran tajam atau marah.

Sedangkan menurut Ita Nur Jannah, (2016:17) ada beberapa


aspek dalam komunikasi secara lisan yaitu:
a. Vocabulary (perbendaharaan kata)
Komunikasi tidak akan efektif jika disampaikan dengan
kata-kata yang tidak dipahami, karena itu kosa kata menjadi suatu
yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan individu lain.
b. Intonasi suara
Intonasi suara merupakan suatu penekanan bunyi pada suatu
kata dan akan mempengaruhi arti pesan. Intonasi suara yang tidak
kontekstual merupakan masalah dalam berkomunikasi.
c. Mimik atau ekspresi wajah
Mimik atau ekspresi wajah merupakan bentuk perasaan
yang dimiliki oleh penyampai pesan. Mimik ini ada beragam
bentuknya bisa berupa ekspresi senang, kecewa, kaget, dan lain
sebagainya. Ekspresi yang sesuai dengan isi pesan akan menambah
bobot dan menambah daya tarik penerima pesan.
d. Penyampaian pesan
Komunikasi yang disampaikan mempunyai arti dan makna
yang jelas, singkat, dan mudah dimengerti. Komunikasi hendaknya
langsung pada pokok permasalahan.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa


aspek-aspek komunikasi verbal adalah penggunaan bahasa,
perbendaharaan kata, intonasi suara, mimik atau ekspresi wajah, dan
penyampaian pesan.

B. Jenis-jenis komunikasi verbal


1. Berbicara dan menulis
Dalam hal berbicara sebuah komunikasi verbal-vokal contohnya
seperti dalam presentasi, rapat, dan organisasi, sedangkan dalam menulis
komunikasi verbal- non verbal. Contohnya dalam email, telegram dan
whatsapp.
2. Mendengarkan dan membaca
Mendengarkan dan membaca memiliki arti yang berbeda unsur
yang dapat dilibatkan dalam mendengarkan yaitu memahami, mengingat,
dan memperhatikan. Sedangkan membaca yaitu suatu bentuk untuk
mendapatkan sebuah informasi dari apa yang ditulis.
Karakteristik dalam komunikasi verbal diantaranya:
a. Ringkas dan jelas
b. Mudah dipahami
c. Intonasi suara
d. Memiliki makna konotatif
e. Disertai humor

C. Klasifikasi Komunikasi Verbal


a) Komunikasi verbal melalui lisan dapat di artikan dimana seorang
melakukan interaksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi
tingkah laku penerima. Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan
dengan cara bertatap muka langsung antara komunikator dan komunikan,
seperti berpidato atau ceramah. Komunikasi verbal melalui lisan juga bisa
dilakukan dengan menggunakan media, contohnya percakapan seseorang
melalui telepon.
b) Komunikasi verbal melalui tulisan tidak dapat dilakukan secara
tatap muka langsung antara komunikator dan komunikan. Penyampaian
pesan komunikasi verbal melalui tulisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media surat, gambar, grafik ataupun lainnya.

D. Teori Komunikasi Verbal


Menurut para ahli ada tiga teori sehingga orang bisa memiliki
kemampuan verbal.
a. Teori pertama adalah operant conditioning, teori ini
menekankan teori stimulus dan respon yang menyatakan bahwa
jika suatu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang
akan cenderung memberi reaksi.
b. Teori kedua dinamakan dengan teori kognitif, teori ini
menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari apa
yang ditampilkan.
c. Teori ketiga disebut teori penengah, teori ini menekankan
bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuan bahasanya
tidak saja bereaksi terhadap stimuli yang diterima dari luar
tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam
dirinya.
Ketiga teori ini menunjukkan ciri dan alasan masing-masing namun
dapat memberikan tekanan yang sama, bahwa manusia akan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi secara verbal yang tentunya harus melalui
proses belajar. Tanpa komunikasi verbal manusia tidak dapat berfikir,
komunikasilah yang mempengaruhi persepsi dan pola pikir seseorang.

E. Efektivitas Komunikasi Verbal


Menurut Agus Priyanto (2009:14) menyatakan bahwa komunikasi
verbal yang efektif harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Jelas dan ringkas.
Komunikasi yang efektif merupakan komunikasi dengan
menggunakan kata-kata sederhana, ringkas, dan langsung. Semakin
sedikit kata-kata yang digunakan maka semakin kecil terjadi
kerancuan makna. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara
lambat dan sejelas mungkin. Penggunaan contoh dapat menjadikan
penjelasan mudah dipahami. Pengulangan bagian yang penting
juga merupakan salah satu cara untuk memperjelas komunikasi.
Penerima pesan perlu mengetahui unsur-unsur seperti apa,
mengapa, bagaimana, kapan, siapa, dan di mana.
b. Perbendaharaan kata.
Proses komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan
tidak mampu memahami kata, ucapan, dan bahasa.
c. Jeda dan kesempatan berbicara.
Jeda yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok
pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan lain,
kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan
keberhasilan komunikasi verbal. Jeda penting dilakukan untuk
memberikan penekanan pada hal-hal tertentu, selain itu juga dapat
memberikan waktu kepada penerima informasi untuk
mendengarkan dan memahami arti dari kata yang telah
disampaikan. Jeda yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan
terlebih dahulu kata-kata yang akan disampaikan sebelum kembali
berbicara.
d. Arti denotatif dan konotatif.
Suatu kata dikatakan mempunyai arti denotatif apabila
memiliki pengertian yang sama terhadap kata yang dipergunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan, atau ide
yang terdapat dalam suatu kata.
e. Waktu dan relevansi.
Waktu juga menentukan keberhasilan komunikasi. Waktu yang
tepat sangat penting diperlukan agar komunikasi mampu
menangkap
pesan.
f. Humor.
Humor dapat meransang produksi hormon katekolamin dan
hormon lain yang dapat menimbulkan perasaan sehat,
meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas,
memfasilitasi relaksasi pernapasan, dan juga dapat menutupi rasa
takut dan tidak enak atau menutupi ketidakmampuan untuk
berkomunikasi.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Komunikasi


Verbal
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal,yaitu:
2. Faktor Inteligensi
Orang yang inteligensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam
berbicara, karena kurang memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan
bahasa yang baik. Cara berbicaranya terputus-putus,bahkan antara kata
yang satudengan lainnya tidak/kurang memiliki relevansi. Sebaliknya
dengan yang memiliki inteligensi tinggi.Masalah komunikasi akan muncul
apabila orang yang berinteligensi tinggi tidak mampu beradaptasi dengan
orang yang berinteligensi rendah, misalnya dalam pemilihan pengunaan
kata-kata.
Contoh:
Ada seseorang yang berinteligensi tinggi sehingga ia mampu
menguasai banyak perbendaharaan kata-kata asing. Saat berbicara
dengan orang yang berinteligensi rendah, ia menggunakan kata-kata
asing tersebut sehingga sulit dipahami orang yang yang berinteligensi
rendah tadi karena memang perbendaharaan kata-katanya sangat terbatas.
3. Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila orang
yang berkomunikasi tetap mempertahankan bahasa daerahnya masing-
masing, maka pembicaraan mereka menjadi tidak efektif. Akibatnya,
komunikasi menjadi terhambat atau bahkan timbul kesalahpahaman di
antara mereka. Faktor perbedaan cara berkomunikasi juga menghambat
komunikasi.
Contoh:
Orang Batak terbiasa berbicara keras daripada orang Jawa atau
Sunda. Bila orang Jawa atau Sunda merasa tersinggung dan mengganggap
orang Batak tidak sopan, maka akan terjadi antipati dari orang Sunda atau
Jawa tersebut kepada orang Batak sehingga tidak akan terjadi jalinan
komunikasi.
4. Faktor Pengetahuan
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin banyak
perbendaharaan kata yang dapat mendorong yang bersangkutan untuk
berbicara lebih lancar. Apabila orang-orang yang berbeda pengetahuan
saling berkomunikasi tanpa mengidahkan perbedaan pengetahuan di antara
mereka, maka tidak akan terjadi komunikasi yang mengenakkan bagi
mereka berdua. Hal ini terjadi karena ketika salah seorang berbicara sesuai
dengan pengetahuannya tanpa menjelaskan dengan detil, maka seorang
yang lain tidak akan paham apa yang dimaksud lawan bicaranya.
Contoh:
Seorang insinyur sedang berbicara dengan seorang dokter.Dokter
tersebut menjelaskan penyakit yang diderita si insinyur dengan
menggunakan istilah-istilah kedokteran. Bila penjelasan dokter tersebut
tidak detil dan runtut serta menggunakan bahasa yang lebih umum maka si
insinyur tersebut pun tidak akan paham maksud si dokter.
5. Faktor Kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan, biasanya
kurang lancar berbicara. Hal ini disebabkan ia tidak terbiasa
berkomunikasi dengan orang lain. Ia tidak memiliki pengetahuan yang
luas karena kurangnya pergaulan tersebut. Pemahaman dia mengenai
sesuatu hal sangat minim sehingga tidak nyambung dengan teman-
temannya.
6. Faktor Biologis
Kelumpuhan organ berbicara dapat menimbulkan kelainan-kelainan,
seperti:
 Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena ada kelainan pada
rahang, bibir, gigi.
 Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir
(sumbing), rahang, lidah tidak aktif.
7. FaktorPengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin terbiasa ia
menghadapi sesuatu. Orang yang sering menghadapi massa, sering
berbicara di muka umum, akan lancar berbicara dalam keadaan apapun
dengan siapapun.
Contoh :
Seorang pembicara atau MC terbiasa berbicara di depan orang banyak.
Namun seorang penyiar radio, belum tentu dia mampu ketika ditugaskan
sebagai MC, karena pekerjaannya tidak menuntutnya harus berhadapan
dengan orang banyak. Walaupun di balik peralatan audio visual dan
telepon ia biasaberbicara dengan pendengar, namun ia tidak berhadapan
secara langsung dengan pendengar.
G. Hambatan Komunikasi Verbal
Hal-hal yang dapaat menghambat komunikasi verbal, yaitu:
1. Intelegensi
Artinya, orang yang intelegensinya tinggi tentu lebih lancar berbicara
karena perbendaharaan kata dan bahasanya relatif lebih banyak, bagitu
sebaliknya dengan orang yang intelegasinya rendah.
2. Pengetahuan
Selain intelegensi yang dapat membuat orang lancar berkomunikasi
adalah luas pengetahuannya. Di samping lancar ia dapat memahami
berbagai topik lawan bicaranya.
3. Kepribadian
Malu berbuat salah itu baik, namun malu bergaul justru tidak baik,
karena hal ini akan menghambat komunikasi.
4. Biologis
5. Kelainan fisik
Seperti bibir sumbing, kelainan pada gigi, rahang sebagai alat ucap
bisa menjaddi kendala saat bebicara.
6. Pengalaman
Ini berkaitan dengan pengetahuan dan kepribadian semakin banyak
bergaul, mengobrol semakin mudah pula dalam berkomunikasi.

H. Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Verbal

 Kelebihan
1. Komunikasi dapat di sampaikan melalui lisan maupun tulisan.
2. Komunikasi verbal dapat membahas kejaddian masalalu, ide
atau abstraksi.
3. Komunikasi dapat menggunakan kata-kata yang lebih mudah
di kendalikan daripada menggunakan bahasa isyarat (gerakan
badan/tubuh) atau ekspresi wajah.
 Kekurangan
1. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi,
repetisi,ambiguity, dan abstraksi.
2. Adanya keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk
mewakili objek.
3. Kata-kata yang mengandung bias budaya.
4. Di perlukan banyaak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita
secara verbal, sehingga dari segi waktu pesan verbal sangat
tidak efisien.
5. Kata-kata yang di sampaikan dalam suatu percakapan hanya
membawa sebagian dari pesan.

I. Perilaku Verbal Dalam Konseling


Suatu teknik konseling yang verbal adalah sembarang tanggapan
verbal yang diberikan oleh konselor, yang merupakan perwujudan
konkret dari maksud, pikiran, dan perasaan yang terbentuk dalam
batin konselor (tanggapan batin) untuk membantu konseli pada saat
tertentu. Teknik verbal dengan nomor a s/d i mengandung pengarahan
sedikit dan lebih sesuai dengan metode nondirektif, sedangkan nomor
j s/d u mengandung pengarahan banyak dan lebih sesuai dengan
metode direktif, yaitu:
a. Ajakan Untuk Memulai (invitation Talk)
b. Penerimaan Menunjukkan Pengertian (Acceptance,
Understanding)
c. Perumusan Kembali Pikiran-Gagasan / Refleksi Pikiran
(Reflection of Content)
d. Perumusan Kembali Perasaan / Refleksi Perasaan (Refleksi
Perasaan)
e. Penjelasan Pikiran-Gagasan / Klarifikasi Pikiran (Clarification
of Content)
f. Penjelasan Perasaan Klarifikasi Perasaan (Klarifikasi
Perasaan)
g. Permintaan untuk Melanjutkan (General Lead)
h. Pengulangan Satu-Dua Kata (Accent)
i. Ringkasan/Rangkuman (Summary)
j. Pertanyaan Mengenai Hal Tertentu (Questioning /Probing)
k. Pemberian Umpan Balik (Feedback)
l. Pemberian Informasi (Information Giving)
m. Penyajian Alternatif (Forking Response)
n. Penyelidikan (Investigation)
o. Pemberian Struktur (Structuring)
p. Interprestasi (Interpretation)
q. Konfrontasi (Konfrontasi)
r. Diagnosis (Diagnosis)
s. Dukungan / Bombongan (Reassurance / Support)
t. Usul/Saran (Suggestion, Advice)
u. Penolakan (Criticism, Negative Evaluation)
Teknik-teknik konseling verbal yang disebutkan diatas, harus
digunakan secara luwes dan lama-kelamaan diterapkan secara
spontan, untuk itu dibutuhkan pengalaman di lapangan yang cukup
lama. Maka tidak mengherankan kalau semua calon konselor
masih mengalami kesulitan dalam penggunaan teknik-teknik itu,
namun serangkaian latihan terarah dalam rangka praktikum
konseling (microconseling) dan membiasakan mereka dengan
penggunaan aneka teknik ini sebagai mana mestinya.
PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam berkomunikasi yang efektif perlu di timbangkan banyak


aspek, seperti bahasa, intonasi, kecepatan berbicara, maupun dari segi
subjeknya sendiri yaitu komunikator maupun komunikan haruslah saling
mendukung antara satu sama lain.

Bahasa harus mudah di mengerti, intonasi yang baik dan perhatian


kepada lawan bicara/lawan berkomunikasi, tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat dalam berbicara. Semua itu harus di usahakan sebaik
mungkin agar mudah di pahami oleh lawan bicara.
DAFTAR PUSTAKA

Al - Irsyad : Jurnal Pendidikan dan Konseling Vo.6, No.2, 2015

Aminah, S. (2018). Pentingnya mengembangkan ketrampilan


mendengarkan efektif dalam konseling. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan
Indonesia, 4(2), 108-114

Cangara, Hafied, 2007. PengantarIlmuKomunikasi. Jakarta: Raja


Grafindo

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung,


Remaja Rosdakarya.
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2003), Cet. Ke-4 hal. 99

Hariko, R. (2017). Landasan filosofis keterampilan komunikasi konseling.


Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(2), 41-49.

http://be42late.blogspot.co.id/2012/10/makalah-komunikasi-verbal.html
diakses pada tanggal 19 Maret 2023, pukul 23.30.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/IP-TM4_KOMUNIKASI_VERBAL.pdf diakses pada tanggal 19
Maret 2023, pukul 16.55.

http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-
verbal-dan-nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/ diakses pada tanggal 19
Maret 2023, pukul 16.42.

Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja


Rosdakarya.
Kusumawati, T. I. (2019). Komunikasi verbal dan nonverbal. Al-Irsyad:
Jurnal Pendidikan dan Konseling, 6(2).
Muhammad, Arni. 2004. KomunikasiOrganisasi. Jakarta:
BumiAksara.

Nihayah, U. (2019). Komunikasi Konseling Dalam Penyelesaian Tugas


Akhir. Jurnal Dakwah Risalah, 30(1), 91-108

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kerja Sama Lembaga Penelitian


UIN Jakarta dan Jakarta Pers, 2007), Cet. Ke-1, hal. 93
Yasir. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Riau: Pusat
Pengembangan Pendidikan

Zulhammi, Z. (2015). Peranan bahasa verbal dan non verbal dalam


komunikasi konseling. THARIQAH ILMIAH: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan
dan Bahasa Arab, 2(2), 41-58.

Anda mungkin juga menyukai