Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DESAIN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Perencanaan Sistem PengajaranPAI
Semester VIII
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen Pembimbing : Hj. Watiah, M.Si

Disusun Oleh:
1. M.Arvin Hakim
2. Siti Roasih

INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON (IAIC)


Jl. Tuparev No. III Komplek Islamic Center Kota Cirebon 45153
Tahun Akademik 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang di berikan oleh dosen pembimbing yang terhormat Ibu Hj.
Watiah, M.Si dalam mata kuliah Perencanaan Sistem PengajaranPAI.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin paling mulia, manusia
yang paling baik akhlaknya yaitu baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat
serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin.

Makalah ini berjudul Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang nantinya akan
memberikan pemahaman kepada pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul tersebut.
Mungkin penulis tidak bisa membuat makalah ini sesempurna mungkin, harapan kami semoga
makalah ini memberikan manfaat yang berarti bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun
khususnya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk kebaikan di kemudian
hari.

Cirebon, 25 Juni 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …................................................................................ 2

B. Rumusan Masalah…………………………………………………….2

C. Tujuan………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................. 3

B. Prinsip Pengembangan RPP............................................................... 3

C.   Komponen RPP………………………............................................... 6

D.  Langkah-Langkah Penyusunan RPP……………….  ……................. 14

E. Format RPP…………………………………………………………...15

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan ....................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) adalah rencana yang menggabarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan oleh standar
isidan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan ( KTSP ) yang pengembangannya harus dilakukan secara professional. Dalam
pengembangan RPP, guru diberikan kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan
silabus dan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Hal ini harus dipahami
dan dilakukan guru, terutama kalau sekolah tempatnya mengajar tidak mengembangkan silabus sendiri,
tetapi menggunakan silabus yang dikembangkan oleh Depdiknas atau silabus dari sekolah lain.
Dalam KTSP, guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum
sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemauan guru itu sendiri untuk
menjabarkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman untuk
pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna,
guru dituntut untuk memahami apa sesungguhanya RPP itu sendiri sehingga guru dapat mengkaji
komponen RPP, membuat format RPP, merumuskan standar kompetensi mata pelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rencana pelaksanaan pembelajaran ?
2. Bagaimana prinsip pengembangan RPP ?
3. Bagaimana mengkaji komponen RPP ?
4. Bagaimana membuat format RPP ?
5. Bagaimana merumuskan standar kompetensi mata pelajaran?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian RPP
2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan RPP.
3. Untuk mengetahui komponen RPP.
4. Untuk mengetahui format RPP.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


a. Hakikat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran berarti penyusunan langkah-langkah pelaksanaan suatu kegiatan yang terarah
pada pencapaian tujuan tertentu. Komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari kemampuan
mendeskripsikan kompetensi pembelajaran, memilih dan menentukan materi, mengorganisasi materi,
menentukan metode/strategi pembelajaran, menentukan perangkat penilaian, menentukan teknik
penilaian, dan mengalokasikan waktu. Komponen-komponen itu merujuk pada apa yang akan dilakukan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, sebelum kegiatan pembelajaran yang
sesungguhnya dilaksanakan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) adalah rencana yang menggabarkan prosedur dan
pengorganisasian untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencangkup satu kompetensi dasar yang terdiri atas
satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Rencana pelaksanaan
pembelajaran sekurang – kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran KTSP akan bermuara
pada pelaksanaan pembelajaran, yang sedikitnya mencangkup tiga kegiatan, yaitu; identifikasi
kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
(1). Identifikasi kebutuhan
Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi yang
sebenarnya, atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Identifikasi kebutuhan
bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan
pembelajaran dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa
memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut;
a. Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu
yang ingin mereka peroleh dan mereka miliki melalui kegiatan pembelajaran.
b. Peserta didik di dorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar.
c. Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan
dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang dating dari dalam maupun
dari luar.
(2). Identifikasi kompetensi
Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan
komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting
dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta
didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud pengalaman belajar
yang mengacu pada pengalaman langsung.
(3). Penyusunan program pembelajaran
Penyusunan program member arah kepada suatu program dan membedakan dengan program
lain. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan
pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencangkup
komponen program kegiatanbelajar dan proses pelaksanaan program.
a. Fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran
Sedikitnya ada dua fungsi RPP dalam KTSP kedua fungsi tersebut adalah
1. Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran
hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan
perencanaan yang matang.
2. Fungsi pelaksanaan
Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara
sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi
pembelajaran yang actual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi
untuk mengafektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.
b. Manfaat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Adapun manfaat rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun siswanya.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat dapat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerjanya.
5. Sebagai bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Perencanaan pembelajaran dibuat untuk menghemat waktu, tenaga, alat, dan biaya.
B. Prinsip pengembangan RPP

Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,


dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan
dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar,
evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana pembelajaran. Landasan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada: PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20,
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan
perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang akan dijadikan bahan kajian.
Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga
harus berpera sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta
mendorong peserta didik untuk belajar. Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam mnyukseskan
implementasi KTSP, sebagai berikut:

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran jelas.


2. RPP harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran,
dan pembentkan kompetensi peserta didik.
3. Kegiatan yang disusun atau dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan
kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara bertim, atau dilaksanakan di luar kelas agar tidak
mengganggu jam – jam mata pelajaran lain.
Cynthia mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan pengembangan RPP,
ketika kompetensi dan metodelogi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam
mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah – masalah yang
mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tampa RPP seorang guru akan mengalami
hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya
Sumantri menyatakan bahwa perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran,
karena baik guru ataupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara
mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat
memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkaan.
(1). Cara pengembangaan RPP
Cara pengembangan RPP dalam garis besar dapat mengikuti langkah – langkah sebagai berikut:
1. Mengisi kolom identitas.
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.
3. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator yang akan digunakan yang
telah disusun yang terdapat pada silabus.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetesi dan kompetensi dasar, serta
indikator yang telah ditentukan.
5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang ada pada silabus.
6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
7. Merumuskan langkah – langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.
8. Menentukan sumber belajar yang digunakan.
9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan tehnik penskoran.
(2). Kinerja Guru dalam Pengembangan RPP
Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan ( decision making). Sehubungan
dengan itu RPP yang dikembangkan oleh guru, menurut Ornstein keputusannya akan dipengaruhi
oleh dua area, yaitu: (1). Pengetahuan guru terhadap bidang study, yang ditekankan pada organisasi
dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik tehadap materi dan pengetahuan
tentang bagaimana mengajar materi tersebut; (2). Pengetahuan guru terhadap system tindakan, yang
ditekankan pada aktivitas guru: mendiagnosis, mengelompokan, mengatur dan mengevaluasi peserta
didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar. Guru merupakan
pengembang kurikulum bagi kelasnya, yang akan menterjemahkan, menjabarkan, dan
mentransfomasikan nilai – nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada peserta didik. Dalam hal ini,
guru tidak hanya menstransfer pengetahuan akan tetapi lebih dari itu yaitu membelajarkan peserta
didik agar dapat berfikir integral dan komprehensip, untuk membentuk kompetensi. Adapun langkah
– langkah yang perlu ditempuh guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran,
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mengelompokan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.
2. Mengembangkan materi standar.
3. Menentukan metode.
4. Merencanakan penilaian.
Sedikitnya ada sepuluh factor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik factor internal maupun
factor eksternal kesepuluh factor tersebut adalah dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap
tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap tugas, peluang untuk berkembang, perhatian
kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi
terbimbing, serta layanan perpustakaan.
(3). Efektivitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Setiap orang memiliki arti yag berbeda dalam memaknai efektifitas, sesuai sudut pandang dan
kepentingan masing – masing. Hal tersebut diakui oleh Chung dan Magingson ( 1981), “efektiviness
means different to different people. “ Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990 : 219) dikemukakan
bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujaraf, dapat
membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas
pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif
dari anggota. Dengan demikian efektivitas RPP berarti bagaimana program tersebut berhasil
melaksanakan semua tugas pokok pembelajaran, menggalang partisipasi masyarakat, mendapatkan
serta memanfaatkan sumber belajar untuk menyukseskan implementasi KTSP.
Thomas (1999) melihat afektivitas pendidikan dalam kaitannya dengan produk aktifitas berdasarkan
tiga dimensi berikut ini.
1. The administrator production function; fungsi ini meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran
administrative, yaitu seberapa besar, dan baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses
pendidikan, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan.
2. The pcychologist’s production function; fungsi ini melihat dari segi keluaran, prubahan perilaku yang
terjadi pada peserta didik dengan melihat nilai – nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu
gambaran dari prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar tertentu disekolah.
3. The economic’s production function; fungsi ini melihat produktivitas sekolah ditinjau dari segi
ekonomi yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan disekolah. Hal ini mencakup harga
layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost ) dan pemerolehan (earning) yang ditimbulkaan oleh
layanan itu atau disebut peningkatan nilai balik.
Kriteria rencana pembelajaran yang efektif dapat dilihat dari kemampuannya dalam membuat
sesuatu yang benar, mengkreasikan alternatif-alternatif, mengoptimalkan berbagai sumber belajar, dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kajian terhadap efektivitas pendidikan yang memiliki tahapan dan waktu panjang, menimbulkan
berbagai pertanyaan tentang indicator evektivitas pada setiap tahapannya. Indicator ini tidak saja
mengacu pada apa yang ada (input, process, output, dan outcome), tetapi juga pada apa yang terjadi
atau proses. Indicator-indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
1. indicator input: indicator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi
pendidikan serta kapasitas manajemen.
2. Indicator process ; meliputi perilaku administratif alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta
didik.
3. Indicator output ; indicator dari output ini berupa hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan
dinamika system sekolah, hasil yang berhubungan dengan perubahan sikap, serta hasil yang
berhubungan dengan keadilan, dan kesamaan.
4. Indicator outcome ; indicator ini meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan berikutnya, prestasi
belajar disekolah yang lebih tinggi, pekerjaan serta pendapatan.
Kajian tentang efektivitas pendidikan harus dilihat secara sistematik mulai dari masalah input,
process, output, dan outcome, dengan indicator yang tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga
bersifat kualitatif.
Efektivitas RPP dapat dilihat dari efektivitas guru dalam melaksanakan tugasnya, yang oleh segi
Sergiovani (1997) diidentifikasikan sebagai berikut.
1. produktivitas ; bagaimaa peserta didik, guru, kelompok, dan sekolah pada umumnya mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Efisiensi ; perbandingan individu dan prestasi sekolah dengan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai
prestasi tersebut.
3. Kualitas ; tingkat dan kualitas usaha, tujuan, jasa, hasil, dan kemampan yang dihasilkan oleh peserta
didik dan sekolah.
4. Pertumbuhan ; perbaikan kualitas kepedulian, tantangan dan prestasi yang dibandingkan dengan
kondisi di masa lalu.
5. Ketidakhadiran ; yang berkaitan dengan jumlah waktu dan frekuensi ketidakhadiran para peserta
didik, guru, dan pegawai sekolah lainnya.
6. Perpindahan ; jumlah perpindahan dan tetapnya, kepala sekolah, dan pegawai lainnya.
7. Kepuasan kerja guru ; berbagai tingkat kesenangan yang dirasakan terhadap berbagai macam
pekerjaan yang dilakukannya.
8. Kepuasan peserta didik ; bagaimana peserta didik merasa senang menerima pelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
9. Motivasi ; kekuatan kecenderungan dan keinginan guru, peserta didik, dan pekerja sekolah untuk
melibatkan diri dalam kegiatan atau pekerjaan sekolah.
10. Semangat ; perasaan senag guru, peserta didik, dan personil sekolah lain terhadap sekolahnya,
tradisinya, dan tujuannya sehingga mereka merasa bahagia menjadi bagian atau anggota sekolah.
11. Kepaduan; bagaimana peserta didik dan guru-guru saling menyukai, bekerjasama dengan baik,
berkomunikasi secara penuh dan terbuka, serta mengkordinasikan usaha-usaha mereka.
12. Keluwesan dan adaptasi; kemampuan sekolah untuk mengubah prosedur dan cara-cara operasinya
dalam merespon perubahan masyarakat dan lingkungannya lainnya.
13. Perencanaan dan perumusan tujuan; bagaimana anggota sekolah merencanakan langkah-langkah pada
masa yang akan datang dan menghubungkannya dengan perumusan dan penetapan tujuan.
14. Consensus tujuan; bagaimana anggota masyarakat, orang tua, dan peserta didik menyepakati tujuan
yang sama disekolah.
15. Internalisasi tujuan; penerimaan terhadap tujuan sekolah dan keyakinan para orang tua, guru, dan
peserta didik bahwa tujuan sekolah itu benar dan layak.
16. Keahlian manajemen dan kepemimpinan; keseluruhan tingkat kemampuan kepala sekolah, supervisor,
dan pemimpin lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.
17. Manajemen informasi dan komunikasi; kelengkapan, serta efisiensi penyebaran dan akurasi dari
informasi dipandang penting bagi efektivitas sekolah oleh semua bagian yang berkepentingan,
termasuk guru, orangtua, dan masyarakat luas.
18. Kesiagaan; penilaian menyeluuruh sehubungan dengan kemungkinan bahwa sekolah mampu
menyelesaikan sesuatu tugas khusus atau mencapai beberapa tujuan khusus dengan baik jika diminta.
19. Pendayagunaan lingkungan; bagaimana sekolah berinteraksi dengan masyarakat, lingkungannya yang
lain, serta memperoleh dukungan dan sumber daya yang langka dan berharga yang diperlukan operasi
yang efektif.
20. Penilaian oleh pihak luar; penilaian yang layak mengenai sekolah oleh individu, organisasi, dan
kelompok dalam masyarakat yang berhubungan dengan sekolah.
21. Stabilitas; kemampuan sekolah untuk memelihara struktur, fungsi, dan sumber daya, sepanjang waktu
khususnya dalam periode-periode sulit.
22. Penyebaran pengaruh; tingkat partisifasi individu dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi
mereka secara langsung.
23. Latihan dan pengembangan; jumlah usaha dan sumber-sumber sekolah yang diperuntukkan bagi
pengembangan bakat dan kemampuan guru serta pegawai lainnya.

C. Komponen RPP
a. Mengkaji Komponen RPP

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan
sejumlah ke-mampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi. Standar kompetensi dan kompe-tensi dasar ini berlaku secara
nasional, ditetapkan oleh BSNP. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan

materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;

b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran;

c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata

pelajaran.

2. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Materi pokok atau pembelajaran ini merupakan pokok – pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. Jenis – jenis materi pokok bisa
berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. Untuk mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a. potensi peserta didik;

b. relevansi dengan karakteristik daerah,

c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

d. kebermanfaatan bagi peserta didik;

e. struktur keilmuan;

f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

h. alokasi waktu.

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajara pada dasarnya merupakan bentuk atau pola uum kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat berupa kegiatan tatap
muka ataupun bukan tatap muka. Kegiatan tatap muka berupa kegiatan pembelajaran dalam bentuk
interaksi langsung antara guru dengan siswa. Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan
pembelajaran bukan interaksi langsung guru dengan siswa.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan


proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,


khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi.

5. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.


Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.

6. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi
dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

D. Langkah – langkah yang patut dilakukan Guru dalam penyusunan RPP

Adapun langkah yang patut dilaksanakan oleh guru dalam penyusunan RPP adalah:

1. Ambilah satu unit pembelajaran (dalam Silabus) yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
2. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut.
3. Tentukan indicator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
4. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapaidalam pembelajaran tersebut.
5. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
6. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung tujuan pembelajaran.
7. Susunan langkah – langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan pembelajaran, yang
bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
8. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam pelajaran, bagilah langkah
– langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu kali pertemuan
9. Sebutkan sumber/ media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.
10. Tentukan tehnik penilaian, bentuk dan contoh instrumenspenilaian yang akan digunakan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi dasaratau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
E. Format RPP
Ada beberapa alternative format rencana pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang bisa dikembangkan. Format yang dipilih guru sangat bergantung pada sifat materi pembelajaran
dan selera atau kehendak kurikulumyang sedang berlaku. Yang penting adalah ketika memutuskan
penggunaan format tertentu harus dilakukan secara sadar dan rasional.

Berikut ini dicantumkan format RPP yang biasa digunakan oleh Guru:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP)

Satuan Pendidikan :…………………


Mata Pelajaran :…………………
Kelas/ Semester :…………………..
Standar Kompetensi :…………………….
Kompetensi Dasar :…………………..
Indikator :………………….
Alokasi Waktu :…………×……Menit (….Pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
………………………………………………………….
B. Materi Pembelajaran
………………………………………………………….

C. Metode Pembelajaran
…………………………………………………………..
D. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Awal ( Dilengkapi dengan alokasi waktu)
…………………………………………………………..
Kegiatan Inti ( Dilengkapi dengan alokasi waktu)
…………………………………………………………..
Kegiatan Penutup ( Dilengkapi dengan alokasi waktu)
…………………………………………………………..

Pertemuan 2
……………………………………………………………
Dan seterusnya
E. Sumber Belajar
……………………………………………………………
F. Penilaian
Tehnik
……………………………………………………………
Bentuk Instrumen
…………………………………………………………….
Contoh Instrumenn ( soal / tugas)
Ditambah Kunci Jawaban

Mengetahui, ……………..,………..

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran


…………………… ………………

BAB III

PENUTUP

A.  Simpulan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi
dan dijabarkan dalam silabus.  Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar
yang terdiri atas satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan
persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis
maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif,
termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.

B.   Saran

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Tulisan ini dibuat sebagai wadah
untuk menambah wawasan tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tulisan ini diharapkan menjadi
salah satu yang dapat membantu untuk menanamkan pemahaman tentang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen mata kuliah
yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Muslich Masnur, 2007, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet 2, Jakarta : Bumi Aksara.

Hakim Lukmanul, 2009, Perencanaan Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung

Nurhayati Ai Sri, S, Si, 2012, Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP Terintegrasi TIK. Jakarta: Pusat Tegnologi
Informasi dan Komunikasi Pendidikan(PUSTEKOM) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai