Anda di halaman 1dari 18

Pengembangan Persiapan Mengajar

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Bpk. H. Sugiro M.pd

Disusun Oleh :

Dede Jiyatul I. 21862060

Hardiyanti 2186206040

Sri Handayani 2186206056

PROGMRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP NU INDRAMAYU

2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul
Perencanaan Persiapan Mengajar.
Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Bimibingan Konseling yaitu Bpk. Hj. Sugiro M. Pd. yang telah memberikan bimbingan dan
semangat kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajran dan juga
untuk menambah wawasan tentang mata kuliah tersebut. Makalah ini dibuat berdasarkan dari
beberapa referensi yang kami temukan.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, maka dari itu kami
menerima dengan senang hati kritik dan saran yang dapat membangun semangat kami agar
lebih baik lagi.

Indramayu, 17 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................

BAB I.PENDAHULUAN.........................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................…
C. Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................

A. Konsep perencanaan dan implementasi persiapan mengajar............


B. Prinsip-prinsip Persiapan Mengajar .................................................
C. ...........................................................................................................
D. ...........................................................................................................
E. ............................................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................

Kesimpulan..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reformasi Pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sector kurikulum,
baik struktur maupun prosedur perumusannya. Pembaruan kurikulum akan lebih
bermakna apabila diikuti oleh perkembangan praktik pembelajaran didalam maupun
diluar kelas, indicator pembaruan kurikulum ditujunjukan dengan adanya perubahan pola
kegiatan pembelajaran, pemilihan media pendidikan, penentuan pola nilai yang
menentukan hasil pendidikan.
Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Kemampuan guru tersebut
terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang dibebebankan
kepadanya. Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan kurangnya
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yang
harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa berfungsinya kurikulum
terletak pada bagaimana pelaksanaanya di sekolah, khususnya dikelas dalam kegitan
pembelajaran yang merupakan kunci keberhasilan tersebut.
Alam kontek peningkatan efektivitas proses pembelajaran dan pencapaian hasil
belajar yang baik dan berkualitas, persiapan pembelajaran merupakan sesuatu yang
mutlak harus dilakukan oleh guru setiap kali akn melakukan proses pembelajaran,
sekalipun terkadang pelaksanaan pembelajaran terkadang tidak sesuai dengan yang telah
direncanakan. Namun demikian, guru tetap melakukan persiapan dengan baik dan
komprehensif sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran di
kelas.
B. Rumusan Penulisan
1. Apa maksud dari konsep perencanaan dan implementasi persiapan mengajar?
2. Apa yang dimaksud prinsip-prinsip persiapan mengajar?
3. Apa saja komponen-komponen mengajar?
4. Bagaimana perencanaan pengajaran berbasis kurikulum 2013?
5. Apa saja model-model persiapan mengajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui maksud dari konsep perencanaan dan implementasi
persiapan mengajar.
2. Agar mengetahui maksud dari prinsip-prinsip persiapan mengajar.
3. Mengetahui apa saja komponen-komponen mengajar
4. Mengetahui perencanaan pengajaran berbasis kurikulum 2013.
5. Mengetahui model-model persiapan mengajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Perencanaan dan Implementasi Persiapan Mengajar

Untuk membuatn perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat menyelenggarakan


proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan
pembelajaran yang baik. Menurut Hunt (1999:24) dalam Majid (2005:94), unsur-unsur
perencanaan pembelajaran tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang
hendak dicapai, berbagai strategi dan scenario yang relevan digunakan untuk mencapai
tujuan. dan kriteria evaluasi. Mulyasa (2004:80), mengemukakan pengembangan persiapan
mengajar harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi yang
dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi
harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah belajar, serta mendorong
siswa untuk belajar dengan memnggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang
sesuai saat menunjang pembentukan kompetensi.

Persiapan mengajar merupakan perencanaan jangka pendek untuk menggambarkan apa


yang harus dilakukannya, persiapan mengajar berhubungan dengan kompetensi, sebaiknya
guru terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang dibutuhkan
dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar merupakan langkah
awal sebagai tempat bersatunya dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan tempat
bersatunya dari segi pengetahuan teori dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar
dan situasi pembelajaran dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar yang akan
dikuasai peserta didik.

Kerangka perencanaan dan implementasi pembelajaran melibatkan ururtan langkah-


langkah yang sangat penting bagi para guru dalam mempersiapkan pelaku pembelajaran.
Dalam rangka tersebut terlihat adanya enam jenis aktifitas sebagai berikut :

a. Mendiagnosa kebutuhan peserta didik, guru harus menaruh perhatian khusus terhadap
peserta didik di dalam kelas, antara lain bertalian dengan minat bakat, kebutuhan dan
kemauan mereka. Disamping itu guru juga harus menentukan bahan pelajaran yang
dipilih dan diajarkan kepada peserta didik, yang nantinya dapat membantu guru
melangkah pada aktifitas selanjutnya,
b. Memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaran menggambarkan apapun
sebenarnya diharapkan dari peserta didik, agar mereka mampu melakukan sesuai
dengan urutan pembelajaran. Dengan demikian para guru dapat mengetahui bahwa
peserta didik tersebut telah mempelajari sesuatu dalam kelas. Dalam hubungan ini
para guru juga perlu mempertimbangkan adanya perbedaan individu dalam kelas
tersebut selama mengajar.
c. Mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran. Aktifitas ini dilakukan karena guru
telah mengetahui sasaran-sasaran tersebut, Guru dapat memilih secara bebas teknik
pembelajaran, Sehingga merupakan penyesuaiaan yang bersifat professional.
d. Merencanakan aktifitas merumuskan unit-unut dan merencanakan pembelajaran. Yang
paling penting dalam aktifitas ini adalah mengorganisasi keputusan-keputusan yang
telah diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individual. Sasaran-sasaran dan
teknik pembelajaran dan dibukukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat
dipergunakan untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.
e. Memberikan motivasi dan implementasi program. Perencanaan pada aktivitas ini
mempersiapkan guru secara khusus berhubungan dengan teknik motivasional yang
akan diterapkan dan beberapa prosedur administrative yang perlu diikuti agar rencana
pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
f. Perencanaan yang dipusatkan kepada pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat.
Aktifitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan
penyesuaian tentang penampilan peserta didik secara individual.

B. Prinsip-prinsip Persiapan Mengajar


Dalam hal ini guru bukan hanya m,enjadi transformator, tetapi harus berperan
sebagai motivator yang dapat membangkitkan semangat belajar, serta mendorong
siswa untuk belajara dengan menggunakan berbagai variasi median, dan sumber
belajar yang sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi. Berkenaan dalam hal
ini (E. Mulyasa 2004:80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan persiapan mengajar, yaitu :
a. Rumusan kompetensi mengajar harus jelas.
b. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c. Kegiata-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar
harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
d. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta
jelas pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama
apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving
class.
C. Komponen-komponen Persiapan Mengajar
Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs (1974) hendaknya
mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu: 1) tujuan pembelajaran, 2)
materi Pelajaran dan pengalaman belajar, 3) evaluasi pembeljaran. Hal ini sesuai dengan
Keeneth D.Moore (2001: 126) bahwa komposisi format renncana pembelajaran meliputi
komponen:
a. Topik bahasan
b. Tujuan pembelajaran (kompetensi dan indicator kompetensi)
c. Materi Pelajaran
d. Kegiatan pembelajaran
e. Alat?media yang dibutuhkan, dan
f. Evaluasi hasil belajar

Abdul Majid, 2016. Menyimpulkan bahwa unsur-unsur yang amat penting masuk
dalam rencana pembelajaran adalah
1) Apa yang akan diajarkan (kompetensi yang akan dicapai, indikator, serta materi
bahan ajar).
2) Bagaimana mengajarkannya (berbagai strategi yang alkan dikembangkan dan
pengembangan aktivitas opsional bagi siswadalam menyelesaikan tugas).
3) Bagaimana mengevaluasi hasil belajar (merancang jenis evaluasi).

D. Perencanaan Pengajaran Berbasis Kurikulum 2013

Berdasarkan Permendiknas No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, bahwa


perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khususSMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
e. pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
f. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
g. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
h. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
i. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
j. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau subtemayang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:

1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan


2. Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema;
3. Kelas/semester;
4. Materipokok;
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
13. Penilaian hasil pembelajaran.

Prinsip Penyusunan RPP


Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi
dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

E. Model Persiapan Mengajar

Model-model pembelajaran dipersiapkan oleh para tokoh pendidikan sebagai contoh dan
alternatif yang lebih konkret yang diperkirakan sesuai dengan hakikat pembelajaran
bidang studi tertentu dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik (Dedeh W).
Dari model-model perencanaan pembelajara yang dikemukakan para ahli masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan
sistematis.
1) Model Pembelajaran ROPERS
Hunt tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester,
mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran
sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation,
Exercise, Summary) (Anonim).
Tujuan dari model ini agar guru itu membuat rencana pengajaran yang terstruktur dan
prosedur yang sesuai sehingga siswa itu belajarnya secara bertahap (Anonim).
Langkah-langkah ROPES ini sebagai berikut:
a. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba
mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk
memahami bahan yang disampaikan hari itu. Hal ini diperlukan dengan didasarkan
atas:
 Guru bisa memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi siswa untuk mempelajari
bahan baru sudah mulai tumbuh.
 Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai
terbentuk
 Guru dapat memulai pembelajaran jika siswa-siswa sudah memahami hubungan
bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari itu.
 Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika
siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak
memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminyaterlebih dahulu atau
mencerahkan melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor sebaya, dan baru
bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang
tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan, karena lebih baik menunda bahan
ajar baru daripada menumpuk ketidakpahaman siswa.
b. Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara
2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada hari itu dengan menyampaikan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah
pembelajaran yang hendak ditempuh oleh guru sehingga berlangsungnya proses
pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa
senang dan merasa dihargai keberadaannya.
c. Presentation, tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena di
sini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi
sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat
diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran
yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh
Mohammad Syafe’I yaitu bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan
dan keterampilan atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 H, yaitu: Head, Heart, dan
Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah afektif dan psikomotor, strategi
pembelajaran yang menekankan pada doing atau hand menjadi sangat penting, karena
penerimaan, tanggapan dan penanaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses
belajar mengajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin
baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan
mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan
menyenangkan.
d. Exercise, yakni suatu proses untuk menberikan kesempatan kepada siswa
mempraktekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih
bermakna. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut
dengan baik melalui scenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bias dilakukan
praktek di laboratorium, untuk bahasa, membaca al-Qur’an, mengkafani mayat biasa
dilakukan di kelas, jika tidak, sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman-
pengalaman manipulatif melalui berbagai praktikum di sekolah. Disamping itu pula
guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar saja,
tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan lewat peragaan-peragaan,
bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi waktu antara
penjelasan, asignment (tugas-tugas), peragaan dan lain sebagainya.
e. Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam
proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan
dengan presentase, dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary
(kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.

Kelemahan dari model yang dikemukakan Huns ini ialah tidak mencantumkan proses
evaluasi. Yang mana proses ini sebenarnya merupakan kegiatan yang penting dilakukan,
selain untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa juga dapat dijadikan infut
bagi guru guna perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya (Abdul Majid, 2016).
2) Model Satuan Pelajaran
Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau
banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
2. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan
dapat dikutif/diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
3. Materi pokok( beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar).
4. Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran).
5. Strategi pembelajaran/skenario/tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu
kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan
siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar
untuk menguasai kompetensi.
6. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut. Tujuanya adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Beragaman jenis
penilaian yang dapat digunakan misalnya tes tulis, kinerja, produk,
proyek/penugasan dan lain sebagainya tergantung dari aspek apa yang hendak
diukur. Tekinik penyampaiannya dapat diajukan kepada siswa baik secara
lisan maupun tertulis.
7. Sumber bahan (yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai dicantumkan).

Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :


1) Kegiatan awal
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa,
memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan
dengan bahan yang akan dipelajari. Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, antara lain :
2) Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal
Kegiatan ini dilakukan untuk pengetahuan sejauh mana kemampuan awal yang
dimiliki siswa. Seorang guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah
dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak mengesampingkan
motivasi belajar terhadap siswa.
3) Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya :
– menciptakan semangat dan kesepian belajar melalui bimbingan guru
kepada siswa
– menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar, melalui cara
dan teknik yang digunakan dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam
belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.
4) Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang
bersangkutan. Kegiatan inti setidaknya mencakup: 1) penyampaian tujuan
pembelajaran; 2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan: pendekatan
dan metode, sarana dan alat/media yang sesuai dll; 3) pemberian bimbingan bagi
pemahaman siswa; 4) melakukan pemeriksaan/ pengecekan tentang pemahaman
siswa.
Dalam langkah ini, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran, yaitu:
 Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih
bersifat fakta, atau formatif terutama ditujukan untuk memberikan informasi
atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran. Sehingga cenderung
metode ceramah dan tanya jawab akan banyak digunakan
 Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajaraanya lebih
mengembangkan konsep/sub – pokok bahasan yang sekaligus
mengembangkan aktivitas sosial, sikap, nilai, kerjasama, dan aktivitas dalam
pemecahan masalah melalui kelompok belajar siswa. Kegiatan guru akan
lebih banyak mengawasi danmemantau kelompok belajar, sehingga setiap
siswa dalam kelompok turut berpartisipasi.
 Kegiatan belajar individual, artinya setiap anak yang belajar di kelas
mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-masing. Kegiatan
belajar tersebut mungkin sama untuk setiap siswa, mungkin pula berbeda.
Dalam belajar individual ini setiap siswa dituntut untuk mengerjakan tugasnya
sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran
individual ini, guru harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan secara
individual, sebab setiap individu berbeda kemampuannya.
Kegiatan pembelajaran individual pun dapat digunakan apabila ingin membantu
proses belajar mengajar yang mengarah pada optomalisasi kemampuan siswa secara
individu untuk melaksanakan kegiatan pengayaan dan perbaikan hasil proses belajar
mengajar.
5) Penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan
dan penilaian terhadap penguasaaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti.
Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa. Kegiatan yang
harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut ini adalah :
 Melaksanakan penilaian-penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian
 Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan diantaranya:
memberikan tugas atau latihan-latihan, menugaskan mempelajari materi
pelajaran tertentu,dan memberikan motivasi/bimbingan belajar.
 Mengakhiri proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi
tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menyiapkan persiapan dalam proses pembelajaran merupakan langkah awal yang harus
dialkukan oleh guru, karena bagaimanapun rencana pembelajaran merupakan muara dari
implementasi pengetahuan, teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam
tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Rencana pembelajaran merupakan suatu
perkiraan atau suatu proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan dalam
proses pembelajaran di kelas, baik yang dilakukan oleh guru maupun yang dilakukan oleh
siswa.
Dalam menyiapkan rencana pembelajaran ini, guru harus terlebih dahulu mengetahui dan
menganalisis dengan baik kompetensi yang akan dibentuk dalam setiap interaksi edukatif.
Dengan kata lain, dalam persiapan pembelajaran diperlukan kejelasan kompetensi dasar yang
akan dimiliki oleh siswa., apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana
mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah mengetahui
kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsure yang secara minimal harus ada
dalam setiap rencana pembelajaran sebagai pesoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik.

.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Pemuda
Rosda Karya, 2013), h. 181-188.
https://febrah85.blogspot.com/2017/07/pengembangan-persiapan-mengajar.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai