Disusun Oleh :
Hardiyanti 2186206040
STKIP NU INDRAMAYU
2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul
Perencanaan Persiapan Mengajar.
Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Bimibingan Konseling yaitu Bpk. Hj. Sugiro M. Pd. yang telah memberikan bimbingan dan
semangat kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajran dan juga
untuk menambah wawasan tentang mata kuliah tersebut. Makalah ini dibuat berdasarkan dari
beberapa referensi yang kami temukan.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, maka dari itu kami
menerima dengan senang hati kritik dan saran yang dapat membangun semangat kami agar
lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I.PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................…
C. Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
Kesimpulan..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi Pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sector kurikulum,
baik struktur maupun prosedur perumusannya. Pembaruan kurikulum akan lebih
bermakna apabila diikuti oleh perkembangan praktik pembelajaran didalam maupun
diluar kelas, indicator pembaruan kurikulum ditujunjukan dengan adanya perubahan pola
kegiatan pembelajaran, pemilihan media pendidikan, penentuan pola nilai yang
menentukan hasil pendidikan.
Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Kemampuan guru tersebut
terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang dibebebankan
kepadanya. Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan kurangnya
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yang
harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa berfungsinya kurikulum
terletak pada bagaimana pelaksanaanya di sekolah, khususnya dikelas dalam kegitan
pembelajaran yang merupakan kunci keberhasilan tersebut.
Alam kontek peningkatan efektivitas proses pembelajaran dan pencapaian hasil
belajar yang baik dan berkualitas, persiapan pembelajaran merupakan sesuatu yang
mutlak harus dilakukan oleh guru setiap kali akn melakukan proses pembelajaran,
sekalipun terkadang pelaksanaan pembelajaran terkadang tidak sesuai dengan yang telah
direncanakan. Namun demikian, guru tetap melakukan persiapan dengan baik dan
komprehensif sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran di
kelas.
B. Rumusan Penulisan
1. Apa maksud dari konsep perencanaan dan implementasi persiapan mengajar?
2. Apa yang dimaksud prinsip-prinsip persiapan mengajar?
3. Apa saja komponen-komponen mengajar?
4. Bagaimana perencanaan pengajaran berbasis kurikulum 2013?
5. Apa saja model-model persiapan mengajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui maksud dari konsep perencanaan dan implementasi
persiapan mengajar.
2. Agar mengetahui maksud dari prinsip-prinsip persiapan mengajar.
3. Mengetahui apa saja komponen-komponen mengajar
4. Mengetahui perencanaan pengajaran berbasis kurikulum 2013.
5. Mengetahui model-model persiapan mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mendiagnosa kebutuhan peserta didik, guru harus menaruh perhatian khusus terhadap
peserta didik di dalam kelas, antara lain bertalian dengan minat bakat, kebutuhan dan
kemauan mereka. Disamping itu guru juga harus menentukan bahan pelajaran yang
dipilih dan diajarkan kepada peserta didik, yang nantinya dapat membantu guru
melangkah pada aktifitas selanjutnya,
b. Memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaran menggambarkan apapun
sebenarnya diharapkan dari peserta didik, agar mereka mampu melakukan sesuai
dengan urutan pembelajaran. Dengan demikian para guru dapat mengetahui bahwa
peserta didik tersebut telah mempelajari sesuatu dalam kelas. Dalam hubungan ini
para guru juga perlu mempertimbangkan adanya perbedaan individu dalam kelas
tersebut selama mengajar.
c. Mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran. Aktifitas ini dilakukan karena guru
telah mengetahui sasaran-sasaran tersebut, Guru dapat memilih secara bebas teknik
pembelajaran, Sehingga merupakan penyesuaiaan yang bersifat professional.
d. Merencanakan aktifitas merumuskan unit-unut dan merencanakan pembelajaran. Yang
paling penting dalam aktifitas ini adalah mengorganisasi keputusan-keputusan yang
telah diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individual. Sasaran-sasaran dan
teknik pembelajaran dan dibukukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat
dipergunakan untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.
e. Memberikan motivasi dan implementasi program. Perencanaan pada aktivitas ini
mempersiapkan guru secara khusus berhubungan dengan teknik motivasional yang
akan diterapkan dan beberapa prosedur administrative yang perlu diikuti agar rencana
pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
f. Perencanaan yang dipusatkan kepada pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat.
Aktifitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan
penyesuaian tentang penampilan peserta didik secara individual.
Abdul Majid, 2016. Menyimpulkan bahwa unsur-unsur yang amat penting masuk
dalam rencana pembelajaran adalah
1) Apa yang akan diajarkan (kompetensi yang akan dicapai, indikator, serta materi
bahan ajar).
2) Bagaimana mengajarkannya (berbagai strategi yang alkan dikembangkan dan
pengembangan aktivitas opsional bagi siswadalam menyelesaikan tugas).
3) Bagaimana mengevaluasi hasil belajar (merancang jenis evaluasi).
Model-model pembelajaran dipersiapkan oleh para tokoh pendidikan sebagai contoh dan
alternatif yang lebih konkret yang diperkirakan sesuai dengan hakikat pembelajaran
bidang studi tertentu dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik (Dedeh W).
Dari model-model perencanaan pembelajara yang dikemukakan para ahli masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan
sistematis.
1) Model Pembelajaran ROPERS
Hunt tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester,
mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran
sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation,
Exercise, Summary) (Anonim).
Tujuan dari model ini agar guru itu membuat rencana pengajaran yang terstruktur dan
prosedur yang sesuai sehingga siswa itu belajarnya secara bertahap (Anonim).
Langkah-langkah ROPES ini sebagai berikut:
a. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba
mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk
memahami bahan yang disampaikan hari itu. Hal ini diperlukan dengan didasarkan
atas:
Guru bisa memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi siswa untuk mempelajari
bahan baru sudah mulai tumbuh.
Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai
terbentuk
Guru dapat memulai pembelajaran jika siswa-siswa sudah memahami hubungan
bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari itu.
Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika
siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak
memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminyaterlebih dahulu atau
mencerahkan melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor sebaya, dan baru
bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang
tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan, karena lebih baik menunda bahan
ajar baru daripada menumpuk ketidakpahaman siswa.
b. Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara
2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada hari itu dengan menyampaikan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah
pembelajaran yang hendak ditempuh oleh guru sehingga berlangsungnya proses
pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa
senang dan merasa dihargai keberadaannya.
c. Presentation, tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena di
sini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi
sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat
diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran
yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh
Mohammad Syafe’I yaitu bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan
dan keterampilan atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 H, yaitu: Head, Heart, dan
Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah afektif dan psikomotor, strategi
pembelajaran yang menekankan pada doing atau hand menjadi sangat penting, karena
penerimaan, tanggapan dan penanaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses
belajar mengajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin
baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan
mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan
menyenangkan.
d. Exercise, yakni suatu proses untuk menberikan kesempatan kepada siswa
mempraktekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih
bermakna. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut
dengan baik melalui scenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bias dilakukan
praktek di laboratorium, untuk bahasa, membaca al-Qur’an, mengkafani mayat biasa
dilakukan di kelas, jika tidak, sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman-
pengalaman manipulatif melalui berbagai praktikum di sekolah. Disamping itu pula
guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar saja,
tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan lewat peragaan-peragaan,
bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi waktu antara
penjelasan, asignment (tugas-tugas), peragaan dan lain sebagainya.
e. Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam
proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan
dengan presentase, dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary
(kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.
Kelemahan dari model yang dikemukakan Huns ini ialah tidak mencantumkan proses
evaluasi. Yang mana proses ini sebenarnya merupakan kegiatan yang penting dilakukan,
selain untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa juga dapat dijadikan infut
bagi guru guna perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya (Abdul Majid, 2016).
2) Model Satuan Pelajaran
Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau
banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
2. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan
dapat dikutif/diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
3. Materi pokok( beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar).
4. Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran).
5. Strategi pembelajaran/skenario/tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu
kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan
siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar
untuk menguasai kompetensi.
6. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut. Tujuanya adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Beragaman jenis
penilaian yang dapat digunakan misalnya tes tulis, kinerja, produk,
proyek/penugasan dan lain sebagainya tergantung dari aspek apa yang hendak
diukur. Tekinik penyampaiannya dapat diajukan kepada siswa baik secara
lisan maupun tertulis.
7. Sumber bahan (yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai dicantumkan).
.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Pemuda
Rosda Karya, 2013), h. 181-188.
https://febrah85.blogspot.com/2017/07/pengembangan-persiapan-mengajar.html?m=1