Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
(Tahapan – Tahapan Umum Dalam Perencanaan Pembelajaran)

Dosen Pengampu : Dr.Keysar Panjaitan,M.Pd

Disusun oleh :

Nama kelompok :

1. Erwin Josep Reymond Simbolon


2. Jakson J. Simbolon
3. Mangaratua Siboro
4. Leonard Edwin Sihombing
5. Timotius Putra Maduwu
6. Ari Perdana Purba
7. Andrian Ricy Hutapea

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah . Tugas ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah yaitu “Perencanaan Pembelajaran”
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya tentang Tahapan – Tahapan Umum Dalam
Perencanaan Pembelajaran. Penulis menyadari bahwa tugas Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, apalagi dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
penulis masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman penulis yang
belum seberapa.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis juga berharap semoga
Makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi Penulis.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan Pembaca.

Medan, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2

Bab II Pembahasan..................................................................................3

2.1 Merencanakan Strategi Instruksional : Dasar Teoritis...................3


2.2 Langkah – Langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran........10

Bab III Penutup......................................................................................10

3.1 Kesimpulan..................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................13

Daftar Pustaka........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem perencanaan pembelajaran dalam pendidikan merupakan
proses rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan
diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan
perubahan pada dirinya yang memungkinkan ia berfungsi sesuai
kompetensinya dalam kehidupan masyarakat.dilihat dari sudut pengertian
dan defenisi,dengan demikian pendidik itu ialah usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui
bimbingan,pengajaran dan atau latihan yang berlangsung disekolah da luar
sekolah usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana
ada pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa
tersebut dengan prosedur yang ditentukan.jadi pengajar merupakan bagian
dari pendidik, mengacu pada konsep yang lebih luas dan lintas kultural
masyarakat indonesia yang demikian majemuk, maka pendidikan
diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas dan
lengkap,menyeluruh,rasional dan obyektif menjadikan pesrta didik
menjadi warga negara yang baik.keberhasilan pendidik banyak ditentukan
bagaimana optimalisasi upaya pendidik dalam merencanakan dan
melaksanakan serta mengevaluasi sistem pengajarannya.
Sering dikatakan mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas
siswa dalam arti yang luas.peranan guru bukan semata-mata memberikan
informasi,melainkan mengarahkan dan meberi fasilitas belajar agar proses
belajar lebih memadai.dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat
materi pembelajran yang di ajarkanya sebagai suatu pelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir siswa,dan memahami berbagai
model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk
belajar denagn perencanaan pengajaran yang matang oleh guru
Strategi instruksional menyarankan berbagai macam kegiatan
belajar-mengajar,seperti diskusi kelompok,membaca mandiri,studi
kasus,ceramah dan sebagainya ini pada dasarnya adalah mikrostrategi
bagian dari sebuah strategi makro keseluruhan yang harus membawa
peserta didik dari pengantar motivasi ketopik melalui penguasaan tujuan
peserta.strategi makroinstruksional (instruksi lengkap) biasanya dibuat
oleh seorang instruktur untuk mewujudkan pembelajaran : menentukan
tujuan,menulis rencana pembelajaran dan tes,memotivasi pesrta didik,
mempresentasikan konten, melibatkan siswa sebagai pesrta aktif dalam
proses pembelajaran, dan mengolah serta menilai penilaian.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan stategi instruksional dengan dasar teoritis ?
2. Apa langkah langkah penyusunan perencanaan pembelajaran ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi instruksional perencanaan pembelajaran
2. untuk mengetahui langkah dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MERENCANAKAN STRATEGI INSTRUKSIONAL : DASAR


TEORITIS

1. Komponen Pembelajaran Dari Strategi Instruksional

Strategi instruksional menggambarkan komponen umum dari satu set


pembelajaran materi dan prosedur yang digunakan dengan materi tersebut
untuk memungkinkan penguasaan siswa hasil belajar.perhatikan bahwa
stategi insruksional lebih dari sederhana garis besar konten yang disajikan
oleh pengajar. Misalnya,tidak cukup untuk mengatakannya, agar siswa
belajar menjumlahkan dua digit angka, anda harus mengajar mereka
terlebih dahulu nomor satu digit tanpa membawa dan kemudian
menyajikan konsep utama menambahkan angka satu digit. Ini tentu saja
merupakan bagian dari strategi pembelajaran dan mengacu pada
pengurutan dan pengelompokan konten, tetapi ini tidak menjelasan apapun
tentang apa yang harus dilakukan sebelum anda menyajikan konten itu,apa
yang akan dilakukan pelajar dengan konten itu.

Konsep strategi instruksional berasal dari peritiwa instruksi dijelaskan


dalam psikologi kognitif R. M. Gagne’s Condition of Learning (1985),
diamana ia mendefinisikan sembilan peristiwa yang mewakili kegitan
instruksional eksternal itu mendukung proses pembelajaran mental
internal:

1) Mendapat perhatian
2) Memberi tahu pelajar tentang tujuan
3) Merangsang ingatan tentang persyaratan pembelajaran
4) Mempresentsikan materi stimulus
5) Memberikan bimbingan belajar
6) Memperoleh kinerja
7) Memberi umpan balik tentang kebenaran kinerja
8) Menilai kinerja
9) Meningkatkan retensi dan transfer

Belajar bersifat internal, terjadi didalam pikiran pelajar, dan tujuan untuk
mengembangkan strategi instruksional adalah merencanakan bagaimana
untuk memandu pemprosesan intelektual pelajar melalui keadaan mental
dan kegiatan yang telah ditunjukan oleh psikologi asuh belajar. Pandangan
kognitif Gagne instruksi sering dicirikan sebagai cukup bertujuan dan
preskriptif, lebih berpusat pada guru dari pada berpusat pada siswa.

3
Moddel Dick and Carey didasarkan pada ini perspektif kognitif, dan kami
mengajarkannya dalam teks ini karena beberapa alasan:

 Itu didasarkan pada teori pembelajaran


 Ini sesuai dengan pandangan yang berlaku saat ini tentang
pengajaran dalam pendidikan publik (akuntabilitas berbasis
standar), akreditas pendidikan tinggi (hasil penilaian), dan
pelatihan bisnis/industri/milliter (berbasis kinerja)
 Ini adalah sistem dasar desain instruksional yang diperlukan
untuk siswa baru dilapangan dan sistem paling intuitif untuk
dipelajari

Untuk memfasilitasi proses desain instruksional, acara instruksi Gagne


diatur disini menjadi lima komponen pembelajaran utama yang merupakan
bagian dari keseluruhan strategi pembelajaran:

1) Kegiatan prainstruksional
2) Presentasi konten
3) Partisipasi pelajar
4) Penilaian
5) Kegiatan tindak lanjut

Masing – masing komponen ini akan dijelaskan secara singkat selanjutnya,


dengan contoh terperinci dari bagaimana strategi dapat dikembangkan
untuk tujuan disetiap domain pembelajaran

1) Kegiatan prainstruksional
sebelum memulai pembelajaran formal, pertimbangkan tiga faktor:
memotivasi peserta didik, memberi tahu mereka tentang apa yang
akan merka pelajari, dan merangsang mencoba mengingat kembali
pengtahuan dan keterampilan yang relevan yang telah mereka
ketahui
Memotivasi peserta didik
salah satu kritik kritik khas dari instruksi adalah kurangnya
pengajaran menarik bagi pelajar. Salah satu desainer insruksional
yang mencoba menangani masalah ini secara sistematis adalah
John Keller (2010), yang mengembangkan model ARCS
berdasarkan tinjauannya terhadap liberatur psikologis tentang
motivasi.empat dari modelnya adalah perhatian, relevansi,
keyakinan, dan kepuasan untuk menghasilkan instruksi yang
memotivasi pelajar, ini empat atribut instruksi harus
dipertimbangkan diseluruh desain strategi pembelajaran.
Aspek pertama dari motivasi adalah untuk mendapatkan perhatian
peserta didik dan selanjutnya pertahankan sepanjang instruksi.

4
Menurut Keller, aspek motivasi yang kedua adalah
relevansi.Meskipun anda mungkin bisa mendapatkan perhatian itu
ketika mereka tidak menganggap instruksi selanjutnya sebagai
relevan dengan mereka.
Komponen utama ketiga dari model ARCS adalah kepercayaan
diri. Untuk pelajar bermotivasi tinggi, mereka harus yakin bahwa
mereka dapat menguasai tujuan instruksi.jika mereka kurang
percaya diri, maka motivasi mereka berkurang.
Komponen terakhir dari model Keller adalah kepuasan. Motivasi
tinggi tergantung tentang apakah pelajar memperoleh kepuasan
(juga dikenal sebagai penguatan) dari pengalaman belajar.yang
lebih penting adalah kepuasan instrinsik yang dapat diperoleh
pelajar dengan menguasai keterampilan baru dan mampu untuk
menggunakannya dengan sukses.
Teori efikasi dari Bandura (1993) memprediksi bahwa siswa yang
percaya pada mereka kemampuan untuk mencapai suatu tujuan
lebih mungkin untuk melakukannya dari pada siswa yang
meragukan kemampuab mereka
Misalnya, tunjukkan tujuan sehingga peserta didik
mempersepsikannya bisa dicapai, bukanya berlebihan.
Peserta didik yang yakin bahwa mereka sebelumnya telah
mengiasai semua persyaratan lebih percaya diri dari pada mereka
yang meragukan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Memberi Tahu Pelajar Tentang Tujuan
Komponen kedua dari prainstruksional kegiatan adalah untuk
menginformasikan kepada peserta didik tentang tujuan
pengajaran.dengan memberikan tujuan kepada pelajar, anda
membantu mereka memfokuskan pelajaran mereka strategi hasil
ini. Mereka seharusnya tidak merasa bertanggung jawab untuk
mengetahui segalanya, melainkan untuk dapat melakukan hal hal
spesifik tertentu. Tidak hanya ini informasi membantu pelajar
untuk menggunakan strategi belajar yang lebih efisiensi, tetapi juga
membantu mereka menentukan relevansi instruksi.
Prasyarat Merangsang Mengingat Keterampilan
Komponen prainstruksi ketiga memberi tahu pelajar tentang
keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk memulai instruksi
anda, pertama sebagai pemeriksa realitas cepat untuk memastikan
bahwa peserta didik mendapatkan tampilan awal dari hubungan
antara konten baru dan apa yang sudah mereka ketahui.tujuan
kedua, dan yang lebih penting, komponen ini dalah untuk
mempromosikan ingatan aktif pelajar tentang kontrks mental yang
relevan dimana konten baru bisa diintegrasikan. Faktanya, ketiga

5
aktivitas prainstruksional, jika digabungkan,bisa jadi dipandang
sebagai langkah penting pertma dalam mengaktifkan pemrosesan
mental yang memungkinkan peserta didik untuk mengingat apa
yang mereka pelajari dengan apa yang telah mereka ketahui.
2) Penyajian Isi Dan Bimbingan Belajar
Langkah selanjutnya menentukan secara tepat informasi, konsep,
aturan, dan prinsip apa uyang harus disajikan kepada pelajar. Ini
adalah penjelasan dasar tentang apa sebenarnya unit itu. Penyajian
konten selalu terjalin dengan penduan belajar yang mana
menyangkut performatan konten baru dengan cara yang membantu
kita “mendapatkanya” dan mengingatnya saat dibutuhkan dimasa
depan. Membuat pelajar lebih berkesan dengan menggambarkan
struktur dan hubungan dapat dicapai dengan banyak cara, seperti
menguraikan (seperti dalam contoh buku teks ) ;membuat
diagram ; pemodelan ( representasi dua dimensi dan benda nyata
tiga dimensi ); mengilustrasikan dengan gambar diam dan
bergerak, menyoroti; diagram alir ; berbicara melalui tingkat
abstraksi yang progresif, dan peringkat berdasarkan ukuran,
kepentingan, atau kompleksitas. Sweller (1994) mengingatkan
bahwa desainer harus sadar mental persyaratan pemrosesan yang
terlalu banyak informasi dan terlalu banyak keterampilan
intelektual dapat ditempatkan pda memori jangka pendek pelajar
(memori kerja). Dia mengunakan istilah beban kognitif untuk
merujuk pasa kapasitas seseorang untuk memegang informasi dan
konsep baru dalam pikiran saat memprosesnya dan memasangnya
ke dalam tubuh pengetahuan alam memori permanen.

3) Praktik Partisipasi Pelajar


Anda dapat meningkatkan pembelajaran secara signifikan dengan
menyediakan peserta didik dengan kegiatan yang secara langsung
relevan dengan tujuan, memberi peserta didik kesempatan untuk
mempraktikkan apa yang anda ingin merka lakukan.salah satu
pendekatanya adalah dengan tanamkan tes latihan kedalam
instruksi.lebih pendekatan umum adalah dengan memberikan
kesempatan informal dalam instruksi untuk siswa untuk mencoba
apa yang mereka pelajari pada saat mereka mepelajarinya.
Umpan Balik
Terkadang disebut sebagai pengetahuan tentang hasil. Untuk
pembelajaran sederhana tugas, siswa dapat diberi tahu apakah
jawaban merka benar atau salah, atau dapat ditampilkan salinan
jawaban yang benar atau contoh dari mana mereka harus
menyimpulkan apakah jawaban mereka benar.

6
Shute (2008) mengulas penelitian tentang formatif feedback dalah
bacaan menarik, dan ditutp dengan pedoman tentang apa yang
harus dilakukan, apa yang tidak dilakukan, bagaimana mengatur
umpan balik,dan bagaimana umpan balik berkaitan dengan
karakteristik pelajar.umpan sering kali diberikan dalam bentuk
penguatan.
4) Penilaian
Tes keterampilan masuk, pretest, tes praktik, dan posttest.fungsi
umum masing – masing dijelaskan serta bagaimana
mengembangkannya. Pada titik ini, anda sebagai seorang desainer
untuk menilai apa yang telah dicapai peserta didik. Srategi ini
mungkin berbeda secara signifikan dari yang akhirnya dipilih oleh
instruktur yang menggunakan intruksi lengkap anda. Pertama, anda
tahu bahwa anda akan menggunakan tes latihan, entah lebih atau
kurang formal, sebagai bagian dari komponen partisipasi pelajar
dari instruksi anda
Pada titik dalam instruksi ini, perancang dapat memasungkan
pertanyaan yang sangat spesifik tentang reaksi peserta didik
terhadap apa yang telah dilakukan. Pertanyaan akhir unit dapat
membantu perancang mendapat reaksi keseluruhan terhadap
instruksi, tetapi pertanyaan sikap yang tertanam memberikan
informasi yang lebih tepat dan terarah.
5) Aktivitas Tindak Lanjut
Tindak lanjut, dalah tinjauan terhadap seluruh strategi untuk
menentukan apakah peserta didik memori dan kebutuhan tranfer
telah ditangani.seringkali jawaban atas pertanyaan tentang apa
yang harus diingat oleh pelajar adalah menghafal itu tidak penting,
asalkan mereka berhasil melaksanakan keterampilan tersebut.
Tranfer Pembelajaran
Penelitian menunjukkan bahwa, secara umum, pelajar hanya
mentransfer sebagian dari yang mereka miliki belajar konteks baru
(Schunk, 2004).pembelajaran cenderung spesifik situasi. Oleh
karena itu, desainer harus mewaspadai kecenderungan belajar
bukan mentransfer dan harus menggunakan segala cara yang
mungkin untuk melawan kecenderungan ini. Broad dan Newston
(2001) meninjau liberatur tentang tranafer dan mengaturnya dalam
hal apa itu pelatih, manejer, dan pelajar dapat melakukan untuk
meningkatakan kenungkinan transfer. Transfer pelatih dari kelas
ketempat pertunjukan sedang berkembang sebagai salah satu
perhatian terpenting para pendidik dan pelatih. Pengajaran efektik
jika pelajar dapat mengambil selankah lebih maju disepanjang jalur
aktualisasi diri, gunakan itu untuk melanjutkan studi mereka topik

7
yang lebih maju, atau untuk melakukan keterampilan pada
pekerjaan yang membuat prbedaan dalam mereka efektif
organisasi.

2. Komponen Peserta Didik Untuk Peserta Didik Yang Memiliki


Kedewasan Dan Tingkat Kemampuan
Sebelum memulai diskusi tentang strategi pembelajaran untuk
berbagi hasil pembelajaran, luangkan waktu sejenak untuk
mempertimbangkan kebutuhan pelajar yang berbeda akan strategi
pembelajaran. Pertama, ingatlah bahwa komponen pembelajaran dari
srategi instruksional dimasudkan unuk membimbing pemrosesan
intelektual peserta didik melalui keadaan mental dan aktivitas yang
mendorong pembelajaran. Idealnya, semua pelajar dapat mengelola
pemrosesan intelektual mereka telah “belajar bagaimana belajar”.
Memang, ini adalah hasil dari sekolah yang sekarang ditemukan dalam
banyak pernyataan misi unuk institusi pendidikan negeri, swasta,
dasar, menengah, dan pasca sekolah menengah
Struktur membuat akuisi konten intelektual dapat diakses, dikelola,
dan diprediksi, sedangkan dialog mempersonalisasi pengalan siswa
dan memfasilitasi partisipasi siswa. Meskipun tidak identik dengan
deskripsi kami tentang komponen pembelajaran, jelas bahwa struktur
kursus dan dialog merupakan sarana pentig untuk melaksanakannya
komponen pembelajaran dari strategi instruksional. Nilai struktur
kursus dan interaksi pe;ajar didukung dalam studi pembelajran jarak
jauh persepsi siswa dari apa yang berhasil bagi merka dalam kursus
dan interaksi pelajar didukung dalam studi pembejaran jarank jauh
persepsi siswa dari apa yang berhasil bagi mereka dalam kursus jarak
jauh (Moore & Kearsley, 2012)

3. Komponen Pembelajaran Untuk Berbagi Hasil Belajar


Komponen belajar dasar dari strategi instruksional adalah sam
merancang instuksi untuk keterampilan intelektual,informasi verbal,
keterampinal motorik, atau sikap.
Dengan demikian, mereka dapat digunakan sebagai struktur
pengorganisasian untuk desain anda. Namun, dalam setiap komponen,
ada perbedaan yang perlu dipertimbangkan untuk setiap jenis hasil
pembelajaran, sebagai mana dicacat pada bagian berikutnya.
Keterampilan Intelektual
masing – maasing dari lima komponen pembelajaran harus
dipertimbangka saat merancang instruksi untuk keterampilan
intelektual

8
Kegiatan Prainstruksional
Selain mempertimbangkan motivasi, menginformasikan pelajar tujuan,
dan mempromosikan mengingat prasyarat, desainer harus menyadari
kedua cara peserta didik mengatur pengetahuan awal mereka dalam
ingatan dan batas kemampuan mereka untuk mengingat konten baru.
Strategi harus menyediakan cara bagi pelajar untuk menghubungkan
konten baru ke pengetahuan pasyarat yang ada dalam memori. Jika
tautan mungkin tidak terlihat jelas bagi pelajar,instruksi langsung
tentang tautan dan hubungan antara pengetahuan yang ada dan
keterampilan baru harus disediakan.
Penyajian Isi Dan Panduan Pembelajaran
Dalam menyajikan konten penting juga untuk menunjukkan cicri ciri
yang membedakan konsep yang menyusun aturan, yang mungkin
mencakup karakteristik fisik atau peran dan hubungan karakteristik.
Penting juga untuk memfokuskan perhatian pelajar pada hal – hal yang
tidak relevan karakteristik yang mungkin ada, serta kealahan umum
yang dibuat peserta didik dalam membedakan antara konsep atau
dalam menerapkan aturan.
Partisipasi Peserta
Srategi untuk menilai kinerja intelektual peserta didik keterampilan
melibatkan penentuan kapan dan bagaimana menguji
keterampilan.untuk membuat keputusan, desainer harus
mempertimbangkan bagaimana hasil tes digunakan oleh keduanya
desainer dan pelajar. Dalam merancang tes untuk keterampilan
intelektual yang kompleks, seringkali diinginkan menguji apakah
peserta didik telah menguasai konsep dan hubungan serta
mendeskripsikan langkah – langkah yang benar untuk melakukan suatu
prosedur sebelum meminta mereka untuk melakukan tujuan.

9
2.2 LANGKAH – LANGKAH MENYUSUN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Langkah – langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai


berikut :

1. Merumuskan Tujuan Khusus

Dalam merancang pembelajaran,tugas pertama dari seorang guru


adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi
pembelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi Dan
Kompetensi Dasar) dari pembelajaransudah dirumukan oleh para
pengembang kurikulum tugas guru adalah menterjemahkan tujuan
umum pembelajaran menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran
yang lebih sspesifik dan mudah terukur.

Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3


aspek penting yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Domain Kognitif
b. Domain Afektif
c. Domain Psikomotor

2. Memilih Pengalaman Belajar

Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi


proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif
untuk melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri
fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan
simulasi dan dramatis. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya
sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu
yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada
kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara
berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu
bersosialisasi dengan orang lain.

3. Memilih Pengalaman Belajar

Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya


dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan
individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajran yang dirancang
dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di
mana stiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar

10
maupun kelompok kecil. Pembelajaran individual adalah pembelajaran
dimana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang
demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan
kemampuan masing – masing

4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran

orang – orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan


berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan
tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah
sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi
dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan
untuk berbicara dan berkomunikasia dengan menggunakan berbagai
media. Selain itu, guru juga berberan sebagai pengatur lingkungan
belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi
siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan
gar siswa dapat belajar dengan penuh semangat sesuai dengan gaya
belajarnya masing masing.

5. Memilih Bahan dan Alat

Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal – hal sebagai


berikut :

a. Keberagaman kemampuan intelektual


b. Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang
harus dicapai siswa
c. Tipe tipe media yang diproduksi dan digunkan secara khusus
d. Berbagai alternatif pengalamn belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran
e. Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f. Fasilitas fisik yang tersedia

6. Keterssdiaan Fasilitas Fisik

Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap


keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan
kelas, pusat media, laboratorium, dan lain lain. Guru dan siswa akan
bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat,
berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesmuanya itu dapat digunkan
melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara
profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan
kebutuhan

11
7. Perencanaan Evaluasi Dan Pengembangan

Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan


pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan
pengelola pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.

Seorang pendidik yang akan mengajar tanpa menetapkan tujuan


instruksionla terlebih dahulu dan mengajar tanpa berpedoman pada tujuan
instruksional ibaratkan nahkoda berlayar tanpa mempergunakan kompas yang
mengakibatkan meraba-raba menentukan tujuan yang hendak dicapai. Akibatnya
akan besar sekali dampaknya terhadap output tidak memenuhi standar kualitas
yang dipersyaratkan tujuan instruksional yaiutu tujuan yang menggambarkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh
peserta didik sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur..

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terdapat poin penting dalam perencanaan pembelajaran oleh tenaga pendidik


yaitu persiapan dalam merencanakan kegiatan pembelajaran.kegiatan ini
meliputi, mengenal kondisi yang mengitari peserta didik, memahami
karakteristik peserta didik, memahami gaya belajar dan kemampuan peserta
didik; serta memiliki kompetensi sebagai tenaga pendidik profesional.

Strategi instruksional menggambarkan komponen umum dari satu set


pembelajaran materi dan prosedur yang digunakan dengan materi tersebut
untuk memungkinkan penguasaan siswa hasil belajar. komponen
pembelajaran utama yang merupakan bagian dari keseluruhan strategi
pembelajaran :

1) Kegiatan prainstruksional
2) Presentasi konten
3) Partisipasi pelajar
4) Penilaian
5) Kegiatan tindak lanjut

Melalui komponen ini perencanaan pengajaran dalam kegiatan belajar


berinteraksi dengan kegiatan bagaimana tenaga pendidik mengajar serta
bagaimana peserta didik belajar. Dalam merencanakan strategi instruksional
harus diusahakan agar tampak bahwa setelah tercapainya tujuan itu terjadi
adanya perubahan pada diri peserta didik yang meliputi kemampuan
intelektual,sikap/minat maupun keterampilan.

3.2 Saran

Sebelum masuk kelas melakukan proses belajar seorang pendidik sebaiknya


mempersiapkan secara tertulis dalam perncanaan pembelajarannya sekurang
kurangnya ; materi pelajaran, kegiatan pembelajaran/metode, alat
pelajaran/sumber serta evaluasi

13
DAFTAR PUSTAKA

Dick, Walter.,dkk (2015). The Systematic Design Of Instruction. Amerika Serikat:


Person Education.

Education. (2011). Langkah – Langkah Penyusunan Pembelajaran. Diakses Senin,


14 November 2011, dari
http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11langkah-langkah-
penysunan-perencanaan.html

Qasim, Muhammad. (2016). Perencanaan Pengajaran Dalam Kegiatan


Pembelajaran. Jurnal Dirkursus Islam, 04 (3) hal 1-9.

14

Anda mungkin juga menyukai