1. Nurjannah 2. Moh. Ariadi Putra 3. A. Muh. Barkah Ambarsyah 4. Ayu Wulandari Kelas: SD 3 J Mata Kuliah: Perencanaan Pembelajaran
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran dan bagaimana
proses dari perencanaan pembelajaran itu sendiri! Jawab: Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses penyusunan perencanaan pembelajaran pada hakikatnya bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran umum dan khusus yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar peserta didik. Proses penyusunan perencanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, ada tujuh langkah maka langkah pertama di mulai dengan merumuskan tujuan khusus, memilih pengalaman belajar, menentukan kegiatan belajar mengajar, menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran, memilih bahan dan alat, ketersediaan fasilitas fisik dan ke tujuh perencanaan evaluasi dan pengembangan. 2. Bagaimana menurut pendapat saudara apa yang terjadi dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar apabila perencanaan yang dilakukan seorang guru belum optimal dan langkah apa yang sebaiknya kita gunakan agar perencanan tersebut bisa optimal? Jawab: ketika proses belajar mengajar kemudian perencanaan yang dibuat oleh guru itu tidak optimal maka otomatis tujuan dari pembelajaran itu tidak akan terpenuhi, karena tidak optimalnya rencana pembelajaran, otomatis proses belajar mengajar pun tidak optimal, jadi hanya akan ada sebagian siswa yang menulis, ada yang bercakap- cakap otomatis sebagian proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak efektif karena hanya sebagian yang memperhatikan guru menjelaskan yang lainnya lagi hanya bermain. Jadi sekolah itu tidak berkembang atau hanya diam ditempat (tidak ada perubahan yang terjadi) karena prestasi siswa-siswinya malah sangat rendah dan dampak yang kan di peroleh nantinya siswa-siswi tersebut akan mngalami keterbelakangan atau tidak bisa bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain yang menggunakan tenaga guru yang professional, pengoperasionalan guru yang tidak optimal dalam pengajarannya di dalam kelas dampak itu akan sangat terasa dan merugikan siswa-siswi tersebut. Langkah yang sebaiknya dilakukan agar perencanaan pembelajaran berjalan optimal: Pertama, guru harus memahami kurikulum. Guru harus paham terhadap kurikulum yang berlaku. Banyak guru belum memahami dengan baik tentang kurikulum terutama dalam memahami makna kompetensi dasar (KD) pada setiap mata pelajaran yang akan dilkasanakannya. Ketidakmampuan guru dalam memahami KD tentu saja berdapak pada kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada akhirnya juga akan berdampak pada kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai tujuan KD. Kesalahan yang sering terjadi adalah ketidakmampuan guru dalam menjabarkan KD menjadi indikator pencapaian kompetensi (IPK). Akibatnya materi dan kegiatan pembelajaran yang dirancang tidak sesuai dengan harapan pada KD. Perlu diketahui oleh guru bahwa pada setiap rumusan kompetensi dasar (KD) mengandung dua kata kunci. Dua kata kunci itu adalah kata kerja dan materi. Kata kerja menggambarkan dimensi proses berpikir yang harus dilakukan dan dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan materi menggambarkan materi pokok yang harus disampaikan secara utuh oleh guru. Materi pokok tersebut meliputi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Proses berpikir yang ada di KD harus dipahami oleh setiap guru agar pada kegiatan pembelajarannya sesuai dengan proses berpikir yang dimaksud. Proses berpikir ini meliputi: mengingat, memamahi, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dengan memamahi proses berpikir yang dimaksudkan di dalam KD, maka guru dapat mendesain rencana kegiatan pembelajarannya. Guru juga memahami apakah tuntuan KD tersebut sampai pada pembelajaran high order thinking skill (HOTS) atau tidak. KD yang menuntut pembelajaran HOTS adalah KD yang proses berpikirnya ditadai dengan tahapan menganalisis, mengevaluasi, sampai mencipta. Dengan demikian jika di dalam KD tuntutan proses berpikirnya “menganalisis” misalnya, maka guru harus merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mencerminkan pembelajaran HOTS. Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan guru minimal harus memberikan kemampuan bagi peserta didik untuk melalukan kegiatan “analisis”. Jika hal ini tidak dilakukan guru, maka dapat dipastikan kegiatan pembelajaran guru belum sesuai dengan tujuan pada KD yang dibahas. Pada kata kunci yang kedua di dalam KD, yaitu “materi” adalah menggambarkan materi pokok. Dengan demikian guru harus betul-betul paham terhadap materi pokok yang dimaksudkan dalam KD sehingga nantinya sesuai dengan apa yang akan disampaikan di dalam pembelajaran. Materi tersebut harus memenuhi dari sisi kecakupan dan kecukupan. Selanjutnya guru harus mampu dengan baik menjabarkan KD kedalam Indikator pencapaian kompetensi (IPK). IPK ini nantinya sebagai penanda terhadap pencapaian kompetensi peserta didik sesuai tuntutan KD. Dari IPK maka guru dapat menjabarkan materi pembelajaran dan tahapan kegiatan pembelajaran. Di dalam IPK juga memuat dua kata kunci, yaitu kata kerja dan materi pembelajaran. Kata kerja menggambarkan proses berpikir yang harus dilakukan dan dimiliki peserta pada setiap tahapan pembelajaran. Materi pembelajaran menggambarkan materi yang disampaikan pada setiap kegiatan pembelajaran. Dengan kemampuan yang baik dari guru dalam memahami makna KD, menjabarkan IPK, menjabarkan materi pembelajaran, maka akan berdampak baik pada guru dalam mendesain evaluasi. Evaluasi yang dirancang sesuai dengan apa yang akan diukur dan menggunakan alat ukur yang tepat maka dapat mengukur sesuai denga tujuan pembelajaran. Kedua, Kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran. Kemampuan guru yang baik dalam memamahi KD akan sangat menentukan bagaimana guru tersebut memiliki model pembelajaran yang tepat. Sebagai contoh jika di dalam KD tersebut menuntut kompetensi peserta didik untuk mampu menghanaliais, atau mengevaluasi, atau bahkan mencipta. Tentu saja KD ini menuntut pembelajaran HOTS. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran guru harus memilih model pembelajaran yang mencerminkan HOTS. Ketika guru sudah menentukan model pembelajaran, maka selanjutnya guru harus mempelajari karakteristik model dan sintaknya. Dengan kemampuan yang baik dalam memahami setiap sintak dalam model pembelajaran, maka guru akan dapat mendesain kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan baik. Tentu saja dalam hal ini guru harus mendesain pembelajaran yang mencerminkan tingginya aktivitas peserta didik. Ketiga, kreativitas guru dalam mengembangkan media. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran aktif, maka guru harus menggunakan berbagai media yang mendukung. Hal ini untuk memfasilitasi peserta didik agar dapat aktif dalam belajar. Harapannya adalah kemampuan peserta didik dapat berkembang dengan baik dalam pembelajaran. Peserta didik juga diharapkan dapat belajar dengan mudah dan dengan cepat. Berkaitan dengan hal tersebut maka di dalam pembelajaran diperlukan kreativitas guru dalam memanfaatkan berbagai media. Media-media yang digunakan dapat berasal dari media yang sudah ada atau media-media yang dibuat sendiri oleh guru. Pemanfaatan media di dalam pembelajaran diharapkan dapat mendukung pemilihan model pembelajaran yang digunakan dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.Kemampuan guru dalam berkreativitas juga akan berpengaruh terhadap kemampuan guru tersebut dalam membuat media-media sendiri. Dengan kemampuan guru dalam memanfaatkan media yang ada atau kemampuan dalam membuat media maka akan mampu mengembangkan pembelajaran yang bervariasi. Keempat, guru harus paham konsep kecakapan abad XXI dan penguatan pendidikan karakater (PPK). Dalam kurikulum 2013 diharapkan peserta didik dapat berkembang dengan baik tidak saja dalam hal pengetahuannya tetapi juga sikap dan keterampilan. Oleh sebab itu maka guru harus memahami dengan baik tentang konsep kecakkapan abad XXI dan penguatan pendidikan karakter (PPK). Kecakapan abad XXI adalah kecakapan yang mencermikan kemampuan berpikir kritis dan problem solving, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi. Sementara itu mengintegrasikan PPK di dalam pembelajaran diharapkan peserta didik dapat mengembangkan karakter religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Kemampuan guru dalam memahami kecakapan abad XXI adalah penting. Guru akan mampu mengembangkan pembelajarannya yang mencerminkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi. Guru harus mendesain bagaimana proses pembelajaran melatih peserta didik berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya. Guru membuat kelompok-kelompok diskusi, guru memberikan kesempatan pada peserta didik mengembangkan komunikasi yang efektif. Pengembangan kecakapan abad XXI di dalam pembelajaran akan mendukung pembelajaran HOTS. Pembiasaan pembelajaran seperti ini diharapkan mampu membentuk karakter positif bagi peserta didik. Dengan terbentuknya karakter yang kuat, maka peserta didik nantinya mampu menghadapi perkembangan global seperti revolusi digital, berkembangnya abad kreatif, dan mampu menangkal pengaruh negatif dalam kehidupan mereka. 3. Bisakah suatu perencanaan pembelajaran dijadikan sebagai alat ukur dalam keberhasilan pembelajaran? Jelaskan! Jawab: Bisa jadi, karena dengan adanya rencana, kita kan bisa memperkirakan apa saja yang dibutuhkan dalam pembelajaran nanti. Tapi bila rencana itu tidak dijalankan sepenuhnya, bisa jadi usaha itu hanya akan menjadi sia-sia belaka. Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil. Salah satu faktor yang dapat membawa keberhasilan itu, adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dibuat guru sebelumnya. Melalui perencanaan yang maksimal, seorang guru dapat menentukan strategi apa yang digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Perencanaan dapat menghindarkan kegagalan pembelajaran. Perencanaan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis Proses pembelajaran tidak berlangsung seadanya, akan tetapi berlangsung secara terarah dan terorganisir. Dengan demikian guru dapat menggunakan waktu secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran. Hal tersebut dapat berlangsung melalui perencanaan pembelajaran yang baik. 4. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa salah satu prinsip dari perencanaan pembelajaran adalah perhatian dan motivasi nah bentuk perhatian dan motivasi seperti apa yang benar benar memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan belajar siswa? Jawab: Sebelumnya, kita perlu mengetahui bahwa sekelompok siswa dan guru merupakan suatu komunitas pembelajaran. Komunitas ini membentuk interaksi kemanusiaan yang berkualitas yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu elemen interaksi tersebut adalah bagaimana guru memberikan perhatiannya kepada para siswa di kelas. Berbagai bentuk perhatian di atas dapat berupa senyuman, memanggil nama, kontak mata, dll. Namun kenyataan di lapangan, tidak semua siswa dalam satu kelas mendapatkan perhatian guru secara merata, oleh karena itu, kita perlu mengetahui penyebab dari pembelajaran yang kurang menyenangkan. Beberapa alasan yang umum adalah rasio guru murid tidak memadai, pengaturan tempat duduk, atau memang ketidakmampuan guru dalam mengelola interaksi kelas. Akibatnya akan memberikan pengaruh yang tidak kondusif kepada siswa dalam proses pembelajarannya, seperti siswa menjadi tidak tertantang untuk belajar, tidak fokus pada pelajaran terkait atau bahkan terkesan mengganggu jalannya proses pembelajaran membentuk pola distribusi perhatian guru terhadap murid. Jadi, kita haru menemukan bentuk-bentuk perhatian guru – siswa, menemukan strategi guru dalam memberikan perhatian kepada siswa, menemukan pola-pola perhatian guru – siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Guru mendapatkan beragam bentuk perhatian yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam melakukan interaksi guru – siswa. Guru dapat memakai strategi yang sesuai dalam memberikan perhatian kepada siswa. Guru dapat memilih dan menerapkan pola-pola perhatian guru – siswa yang mendukung lingkungan belajar yang kondusif. Bentuk motivasi yang bisa diberikan agar siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran misalnya, menjanjikan siswa hadiah jika berhasil menjawab semua soal dengan benar. Selain itu, motivasi yang terkadang sebagian menganggap hal tersebut sebagai hal sepele juga bisa membuat semangat belajar siswa menjadi bertambah; misalnya saja dengan memberi pujian seperti kamu pintar, kamu berbakat, kamu hebat dan lain sebagainya. Guru juga bisa memotivasi siswa dalam belajar agar bisa menghilangkan kejenuhan yakni dengan melaksanakan pembelajaran yang menantang, misalnya kompetisi (lomba) antara siswa/antara kelompok, menerapkan model pembelajaran yang bersifat games edukatif. Serta bisa juga seorang guru membantu muridnya untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan belajarnya, serta merancang impiannya di masa depan dengan skill atau potensi yang dimiliki murid tersebut.