Anda di halaman 1dari 17

PROJEK PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :
HUSNA PARLUHUTAN TINAMBUNAN

DISUSUN OLEH
NAMA: EFFAIM SIMARMATA
NIM : 6213121114

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat –Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Project pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Project ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas KKNI pada
mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Husna Parluhutan Tambunan S.Pd,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing dan
membina kami dalam penulisan Laporan Project ini. Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.

Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan di tugas berikutnya. Akhir kata, saya
berharap semoga Laporan Project ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para
pembaca.

Medan, 27 Mei 2022

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................ 3
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Realitas globalisasi dan modernisasi dilengkapi dengan perkembangan teknologi
yangbegitu pesatnya, diakui atau tidak telah memberi dampak negatif yang jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan terhadap
perkembangan para generasi bangsa ini. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana
telah diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945 adalah sebagai upaya
mencerdaskan generasi-generasi bangsa yang nantinya akan menjadi penerus
perjuangan generasi terdahulu dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia menuju
bangsa yang berbudi luhur dan berkesejahteraan sosial.
Namun demikian, untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan
oleh UUD 1945 diatas, bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk diraih.
Dampak negatif dari globalisasi, modernisasi dan perkembangan teknologi yang
begitu pesatnya terhadap perkembangan generasi-generasi bangsa ini tentunya bukan
merupakan rahasia lagi. Hampir setiap hari masyarakat di seluruh pelosok Indonesia
disuguhi dengan informasi-informasi mengenai pelajar yang bolos sekolah dan
keluyuran di jalanan atau berada di tempat penyewaan PS (Play Station), pelajar yang
terlibat perkelahian, pelajar yang terlibat perilaku seks bebas, pelajar yang terlibat
penyalahgunaan narkoba dan masih banyak lagi. Realitas perilaku para pelajar
sebagaimana telah digambarkan di atas, jelas sangat menuntut keterampilan para
tenaga pendidik dalam memahami perkembangan psikologis, kognitif, afektif, dan
psikomotorik para pelajar jika menginginkan para pelajar tidak gagal di bangku
sekolah dan tidak kehilangan masa depan mereka. Di sinilah pentingnya penguasaan
psikologi pendidikan bagi para tenaga pendidik. Guru dalam menjalankan perannya
sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai
aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Pendidikan?
2. Bagaimana ruang lingkup psikologi pendidikan?
3. Bagaimana peran psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran?
4. Bagaimana manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik?
5. Bagaimana Eksperimen Para Ahli Teori belajar Psikologi?
3
6. Apa saja yang diharapkan setelah mempelajari psikologi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Psikologi Pendidikan.
2. Menjelaskan ruang lingkup psikologi dalam pendidikan.
3. Mengetahui peran psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran.
4. Memahami manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik.
5. Mengetahui Eksperimen Para Ahli.
6. Mencapai hal-hal yang diharapkan setelah mempelajari psikologi
pendidikan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Pendidikan


Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di
dalam dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan
faktor- faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk
mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan
pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan
belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses
belajar mengajar.
Arthur S. Reber mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin
ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna
dalam hal-hal penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan
pembaharuan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses-
proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif, dan
penyenggaraan pendidikan keguruan. Glover dan Ronning (dalam Online) psikologi
pendidikan sebagai penerapan ilmu dan metode-metode psikologi untuk studi
perkembangan, belajar, motivasi belajar, pengajaran assesmen dan aspek-aspek
psikologi lainnya yang berkaitan dengan isu-isu yang berpengaruh dan berinteraksi
dengan proses belajar dan pembelajaran.
Duffy dan Roehler (1989)mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha
yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki
guru untuk mencapai tujuan kurikulum.Menurut Winkel (1991, dalam Online)
pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap rangkaian kejadian- kejadian internyang berlangsung dan dialami siswa.
Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, (1997), pengajaran adalah proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai
mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya).
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar.
Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru
dan siswa.
5
B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Good dan broopy (1997) adalah
sebagaiberikut :
 Hubungan antara psikologi dengan guru.
 Manajemen kelas.
 Mengurangi masalah belajar.
 Pertumbuhan dan perkembangan dalam pendidikan.
 Motifasi: pengertian , teori dan aplikasinya dalam pendidikan.
 Evaluasi dalam belajar.

Menurut Samuel Smith sebagaimana dikutipoleh Suryabarata, menetapkan ada 16


topik yangdibatasi dalam psikologi pendidikan, yaitu:

 Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of education


psychology).
 Hereditas atau karakteistik pembawaan sejak lahir(heredity).
 Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
 Perkembangan siswa (growth).
 Proses-proses tingkah laku (behavior process).
 Hakikat dan ruanglingkup belajar (nature and scope of learning).
 Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theoris of learning).
 Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan baasan-batasan pengukuran
/evaluasi(measurement:basic princeples snd definitions).
 Transfer belajar, meliputi mat pelajaran (transfer of learning subject
matters).
 Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of
measurment).
 Ilmu statistik dasar (element of statistics).
 Kesehatan rohani (mental hyglene).
 Pendidikan membentuk watak (character education).

6
 Pengetahuan psikologi tentang mat pelajaran sekolah menengah
(psychology ofsecondary school subject).
 Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psycology of
elementaryschool subjects).

Psikologi pendidikan sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi yang khusus


mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan , meliputi tingkah laku belajar (oleh peserta didik), tingkah
laku mengajar (oleh pendidik) dan tingkah laku belajar-mengajar (oleh pendidik dan
peserta didik yang saling berinteraksi). Inti permasalahan psikologis dalam psikologi
pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi pendidik, terletak pada peserta
didik.

Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi


peserta didik. Karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan, selain
teori- teori psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu, juga berbagai aspek psikologis
para peserta didik khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar maupun
proses belajar mengajar.Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok
bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip,


dan ciri-cirikhas perilaku belajar siswa dan sebagainya.
2. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan
peristiwa yangterjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan
lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan
kegiatan belajar siswa.

Samuel Smith (Pintner dkk dalam Suryabrata, 2004 / hal.2)menggolong-golongkan


persoalanyang dikupas oleh ahli-ahli yang diselidikinya menjadi 16 macam, yaitu:

1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational


psychology).
2. Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity).
3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
7
4. Perkembangan siswa (growth).
5. Proses-proses tingkah laku (behavior process).
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning).
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (factors that condition learning).
8. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theories of learning).
9. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan
pengukuran/evaluasi(measuremen: basic principles and definition).
10. Transfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning: subject matters).
11. Sudut – sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects
of measurement).
12. Ilmu statistik dasar (element of statistics).
13. Kesehatan rohani (mental hygiene).
14. Pendidikan membentuk watak (character education).
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah (psychology
ofsecondary school subject).
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology of
elementary schoolsubject.
C. Peran Psikologi Pendidikan Di Sekolah
Menurut Crow and Crow (1987) bahwa pendidikan terbagi atas dua, yaitu
pendidikan formal dan pendidikan internal.
1. Pendidikan Formal
Yang dimaksud pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat dari belajar
yang mempergunakan program terencana, biasanya disebut pendidikansekolah.
Para ahli psikologi dan pendidikan tentu saja tidak meremehkan pendidikan
informal, akan tetapi meraka beranggapan bahwa nilai kegunaan prinsip-prinsip
psikologis adalah usaha untuk membantu anak-anak atau orang dewasa mendapat
pengalaman-pengalaman dari pendidikan formal.
Guru adalah seorang pendidik di sekolah, dan sebagai seorang pendidik perlu
menggunakan hasil-hasil penyelidikanpsikologi dalam tugasnya, sehingga dapat
memahami anak didiknya dan dapat mencari jalan keluar dalam suatu
permasalahan yang dihadapipeserta didik.
Selain itu, psikologi pendidikan sebagai bagian dari studi psikologi, bersaha
sejauh mungkin untuk lebih berhasil dalam memformulasikan tujuan pendidikan,
penyusunan kurikulum dan pengorganisasian proses belajar mengajar. Oleh karena
8
itu, menurut Suryobroto (dalam Rumini,1993) psikologi pendidikan disekolah
berusaha memecahkan masalah-masalah sebagai berikut:
a. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar.
b. Teori dan proses belajar.
c. Hubungan antara taraf kematangan dengan taraf kesiapan belajar.
d. Perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan.
e. Perbahan batiniah yang terjadi selama belajar.
f. Teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang kicapai anak didik.
g. Hubungan teknik antara mangajar dan hasil belajr.
h. Perbandingan hasil pendidikan formal dan pendidikan yang dimiliki para
petugaspendidikan (guru).
i. Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima.
2. Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah pendidikan yang dilakukan di lingkungan keluarga
dan lingkungan dimana kegiatan belajarnya dilakukan secara mandiri. Jalur
pendidikan ini diberikan kepada seluruh individu sejak lahir dan sepanjang
hayatnya baik melalui keluarga atau lingkungannya.
D. Manfaat Psikologi Pendidikan
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psilokogi. Sumbangsih psikologi
terhadap pendidikan sangat besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan
formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi,
dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam
pendidikan yang didalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembiming, pendidik dan pelatih
bagiparapeseta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku
dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama peilaku
peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya
secaraefektif, yang pada dilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapain
tujuan pendidikan di sekolah.
Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang
paikologi pendidikan merupkan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni
kompetensi paedagogik. Muhibbin syah (2003) mengatakan bahwa “diantara
pengetahuan- pengetahuan yang perlu dikuasi guru dan calon guru adalah pengetahuan
psikologi terapan yang erat kaitannya dengn proses belajar mengajar pesertadidik”.
9
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru
untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajarn pada kondisi yang berbeda-beda
seperti dibawah ini:
 Memahami Perbedaan individu (Peserta Didik)
Seorang guru harus berhdapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas
dengan hati- hati, karena karakteristik masing-masing siswa bebeda-beda.
Oleh karena itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik
siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
 Penciptaan Iklim Belajar Yang Kondusif Di DalamKelas
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses
pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada
siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa
diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa belajar efektif.
 Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa.
Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mapu mengaitkannya
dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar
dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peseta didik.
 Memberikan Bimbingan Pada Pesera Didik
Seorang guru harus memainkan peran yang berbed di sekolah, tidak hanya
dalam pelaksanaan pembelajaran, tatapi juga berperan sebagai pembimbing
bagi pesertadidik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tenyang psikologi
pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan
dan kejuruan yag diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbed-
beda.
 Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Guru harus melakukan dua kegiaan penting di dalam kelas seperti mengajar
dan evaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajr
siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam
mengembangkan evaluasi, penemuan prinsip-prinsip evaluasi maupun
menenukan hasil-hasil evaluasi.
10
E. Eksperimen Para Ahli Teori Belajar Psikologi
Seorang pendidik sebelum menerapkan ilmu psikologi yang dimiliki, tentunya
harus tahu dan paham betul akan teori dan eksperimen-eksperimen yang dilakukan
para ahli psikologi terdahulu agar dapat menunjang pendidik untuk melakukan
pengajaran kepada perserta didik mereka.
1. Classical Conditioning – Ivan Pavlov; Dari eksperimen yang dilakukan
Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya:
a. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang
dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang
salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus
lainnya akan meningkat.
b. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut.
Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioningitu
didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka
kekuatannya akan menurun.
2. Operant Conditioning – B.F. Skinner; Dari eksperimen yang dilakukan B.F.
Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan
hukum-hukumbelajar, diantaranya:
 Law of operant conditining yaitu timbulnya perilaku diiringi dengan
stimulus penguat,maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
 Law of operant extinction yaitu timbulnya perilaku operant telah
diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan
musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap
lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh
stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer
itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan
timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai
pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
3. Social Learning – Albert Bandura; Teori belajar sosial atau disebut
11
juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih
baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan
penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak
semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat
reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema
kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa
yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi
melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori
ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian
reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan
perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
4. Teori Belajar Kognitif–Jean Piaget; Piaget mengemukakan bahwa belajar
akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
peserta didik, (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational
dan (4) formal operational. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan
berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget
dalam pembelajaran adalah:
a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh
karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan cara berfikir anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi
lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi
tidak asing.

d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.


e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

12
F. Hal – hal Yang Diharapkan Dari Belajar Psikologi Pendidikan
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang pendidik melalui pertimbangan-
pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
Dengan memahami psikologi pendidikan diharapkan pendidik akan dapat lebih
tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai
tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran
Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-
teori perkembangan individu.
b. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai
Dengan memahami psikologi pendidikan diharapkan pendidik dapat
menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan
mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami
siswanya.
c. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling
Tugas dan peran pendidik selaian memberikan pembelajaran, juga diharapkan
dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan,
tentunya diharapkan pendidik dapat memberikan bantuan psikologis secara
tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan
dan keakraban.
d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi
dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan
perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi
pendidikan yang memadai, tampaknya pendidik akan mengalami kesulitan
untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar
siswanya.
e. Menilai hasil pembelajaran yang adil
Pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan dapat mambantu pendidik
dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik
dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun
menentukan hasil-hasil penilaian. Dalam hal ini guru dilarang keras untuk pilih
kasih atau membeda – bedakan siswa.

13
Dalam melakukan proses pembelajaran, guru harus mampu memperhatikan aspek
psikologis peserta didik tersebut, baik dari segi perkembangan, ingatan, tingkah laku dan
pola piker siswa. Hal ini sangat penting karena dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Permasalahan yang ada pada anak hendaknya
melibatkan orang tua, guru, masyarakat dan konuller dalam penyelesaiannya. Guru
seharusnya memahami bahwa kesuksesan siswa bukan hanya mendapat nilai tertinggi
tetapi juga mampu mengembangkan nilai spiritual dan kecerdasan emosi. Dalam belajar
haruslah memperhatikan hal tersebut dalam melakukan pembelajaran dikelas.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku, proses interaksi
antara pendidik dengan peserta didik di dalam lingkungan sekolah. Pendidikan tidak
terlepas dari psikologi. Karena, obyek dari pendidikan adalah individu yang memiliki
perilaku, karakter dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Psikologi sangat
berperan penting dalam pendidikan untuk membentuk perilaku individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, wajib bagi suatu lembaga
pendidikan untuk mencetak atau melahirkan pendidik yang memberikan ilmu
psikologi yang baik kepada para peserta didik yang nantinya akan menjadi penerus
bangsa.

B. Saran

Untuk para pendidik seharusnya menguasai ilmu psikologi agar saat proses
pembelajaran berlangsung dapat meminimalisir kegagalan dalam hal penyampaian
materi pembelajaran. Kendati demikian, perlu disadari bahwa psikologi pendidikan
bukan satu – satunya syarat untuk menjadi seseorang bisa menjadi pendidik yang baik.
Sebab, masih banyak persyaratan lainnya seperti minat, bakat dan komitmen.

15
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, B. “Manfaat Mempelajari Psikologi”.


http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html
Diakes pada 10 mei 2022.

Nomeng87’s. “Sumbangan Psikologi Dalam Pendidikan”.


https://nomeng87.wordpress.com/sumbangan-psikologi-dalam-pendidikan/ Di akses
pada 10 mei 2022.

Ministry, R. J. “Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar”.


https://hutabalian72.wordpress.com/2010/02/02/peranan-psikologi-pendidikan-
dalam-proses-belajar-mengajar/ Di akses pada 10 mei 2022.

16

Anda mungkin juga menyukai