PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
EVLIN MINARISTA LIMBONG (4183311004)
REGINA
ZIHAN
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Project” Psikolog
Pendidikan”Penulis berterima kasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing penulis
dalam menyusun makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pengampu dan juga pembaca yang bersifat membangun untuk
perbaikan dalam makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………… i
Daftar isi…………………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………... 1
3. Tujuan……………………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian………………………………………………………………………….2
1. Kesimpulan………………………………………………………………………...17
2. Saran………………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Realitas globalisasi dan modernisasi dilengkapi dengan perkembangan teknologi yang
begitu pesatnya, diakui atau tidak telah memberi dampak negatif yang jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan terhadap perkembangan para generasi
bangsa ini. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang
Undang Dasar 1945 adalah sebagai upaya mencerdaskan generasi-generasi bangsa yang
nantinya akan menjadi penerus perjuangan generasi terdahulu dalam mengisi kemerdekaan
bangsa Indonesia menuju bangsa yang berbudi luhur dan berkesejahteraan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup psikologi pendidikan?
2. Bagaimana peran psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimana manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik?
4. Bagaimana Eksperimen Para Ahli Teori belajar Psikologi?
5. Apa saja yang diharapkan setelah mempelajari psikologi pendidikan?
Tujuan
1. Menjelaskan ruang lingkup psikologi dalam pendidikan.
2. Mengetahui peran psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran.
3. Memahami manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik.
4. Mengetahui Eksperimen Para Ahli.
5. Mencapai hal-hal yang diharapkan setelah mempelajari psikologi pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di
dalam dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan
dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini maka
jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar.
2. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Good dan broopy (1997) adalah sebagai
berikut :
Hubungan antara psikologi dengan guru
Manajemen kelas: perkembangan dan sosialisasi anak kepemimpinan dan dinamika
kelompok, modeling, reward, punishment, extinction. Hasil-hasil penelitian manajemen
kelas, persiapan dan pelaksanaan dan pengajaran yang baik .
Mengurangi masalah belajar: pengertian, prinsip, perbedaan individu dalambelajar, model
dan desain balajar dan prinsip pengajaran.
Pertumbuhan dan perkembangan dalam pendididkan: prinsop dalam perkembanagn fisik,
kognitf, sosial dan kepribadian, kratifitas dan aplikasinya dalam pendidikan.
3
Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan baasan-batasan pengukuran /evaluasi
(measurement:basic princeples snd definitions).
Transfer belajar, meliputi mat pelajaran (transfer of learning subject matters).
Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psycology of elementary
school subjects).
1.Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri
khas perilaku belajar siswa dan sebagainya.
2.Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang
terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3.Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik
bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.
Samuel Smith (Pintner dkk dalam Suryabrata, 2004 / hal.2)menggolong-golongkan persoalan
yang dikupas oleh ahli-ahli yang diselidikinya menjadi 16 macam, yaitu:
1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational psychology)
2. Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity)
3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure)
4. Perkembangan siswa (growth)
5. Proses-proses tingkah laku (behavior process)
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning)
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (factors that condition learning)
8. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theories of learning)
9. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran/evaluasi
(measuremen: basic principles and definition)
10. Transfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning: subject matters)
11. Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of
measurement)
12. Ilmu statistik dasar (element of statistics)
13. Kesehatan rohani (mental hygiene)
14. Pendidikan membentuk watak (character education)
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah (psychology of
secondary school subject)
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology of
elementary school subjects)
C. Manfaat Psikologi Pendidikan
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psilokogi. Sumbangsih psikologi
terhadap pendidikan sangat besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal,
seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan
Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang
didalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembiming, pendidik dan pelatih bagipara
peseta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya
maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama peilaku peserta didik
dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secaraefektif, yang
pada dilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapain tujuan pendidikan di
sekolah.
5
Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang
paikologi pendidikan merupkan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni
kompetensi paedagogik. Muhibbin syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-
pengetahuan yang perlu dikuasi guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan
yang eratkaitannya dengn proses belajar mengajar pesertadidik”
Guru adalah eorang pendidik di sekola, dan sebagai seorang pendidik perlu
menggunakan hasil-hasil penyelidikanpsikologi dalam tugasnya, sehingga dapat memahami
anak didiknya dan dapat mencari jalan keluar dalam suatu permasalahan yang dihadapi
peserta didik.
Selain itu, psikologi pendidikan sebagai bagian dari studi psikologi, bersaha sejauh
mungkin untuk lebih berhasil dalam memformulasikan tujuan pendidikan, penyusunan
kurikulum dan pengorganisasian proses belajar mengajar. Oleh karena itu, menurut
Suryobroto (dalam Rumini,1993) psikologi pendidikan disekolah berusaha memecahkan
masalah-masalah sebagai berikut:
h. Perbandingan hasil pendidikan formal dan pendidikan yang dimiliki para petugas
pendidikan (guru)
i. Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima
b. Pendidikan Informal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat dari belajar yang secara relatif kurang
atau tanpa disadari, yang berlangsung bebas menyertai kehidupan sehari-hari.
7
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi
pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai, dan mapu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajrar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peseta didik.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat mempengaruhi
tingkat keberhasilan siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa,
maka semaikin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh
sukses.
Oleh karena itu, tindakan yang dipandang lebih bijaksana yaitu dengan cara memindahkan
siswa dan memberikan tempat bagi yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi agar
memberikan pendidikan khusus guna memberikan kepada siswa yang mempunyai intelegensi
rendah.
Sikap adalah gejal internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik
secra positif maupun yang negatif. Sikap siswa yang positif terutama pada anda atau pada
mata pelajaran yang anda sajikan merupakan bertanda awal yang baik bagi proses awal
belajar siswa tersebut. Jadi makna sikap yang terpenting apabila di ikuti oleh objeknya,
misalnya sikap terhadap undang-undang pemilu. Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak
berkenaan dengan objek tertentu, sikap bukan tindakan nyata melainkan masih bersifat
tertutup.
Dalam istilah kecendrungan, terkandung pengertian arah tindakan yang akan dilakukan
seseorang berkenaan dengan suatu objek. Tindakan mendekati atau menjauhi suatu objek
(orang,benda,ide,lingkunagn dan lain-lain), dilandasi oleh perasaan penilaian individu yang
bersangkutan terhadap objek tersebut.
Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimilki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti
memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertenru,
sehingga bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestai belajar bidang-bidang
studi tertentu.
9
Secara sederhana, minat berarti kecendrungan dan kegeirahan yang tinggi atau keinginana
yang besar terhadap sesuatu. Minat yang seperti di pahami dan dipakai oleh orang selama ini
dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan bidang-bidang
studi tersebut.
Jadi, minat dapat di ekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan di proleh
kemudian
Pengertian dasar motifasi ialah keadaan internal organisme, baik maupun ataupun hewan,
yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motifasi berarti pemasok
daya untuk brtingkah laku secara terarah.
Implikasi motifasi untuk bidang pendidikan yang lain ialah dalam hal memutifasi pelayanan.
Pelayanan yang dimaksud adalah proses memberi bantuan dengan sepenuh hati pada
konsumen dengan menyisihkan untuk memahami orang lain dan peduli terhadap persaan
mereka.
b. lingkuang sosial masyarakata, kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
terlantar juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa, paling tidak, siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yaang kebetulan belum
dimilkinya.
4. faktor lingkungan non sosial/ situasional
Faktor-faktor yang termasuk lingkunan non sosial adalah:
a. Lingkungan lamiyah, seperti kondisi udra yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar
yang tidak terlalu silau, tidak terlalu lemah / gelap, suasana yang sejuk dan tenang.lingkungan
alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas siswa.
Sebaliknya bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung proses belajar siswa akan
terlambat.
b. Faktor instrumental, yaitu perangkat pelajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware,seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga dan lain sebagainya. Kedua,software,seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.
c. Faktor materi pelajran (yang diajarkan siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan
usia perkemangan siswa. Begitu juga denganmetodemengajar guru, disesuaikan dengan
kondisi perkembangan siswa.
d. Karena itu agar guru dapat memberikan kontribusi yang positifterhadap aktifitas belajr
siswa, maka guru hars menguasai materi pelajran dan berbagaimetode mengajar yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondii siswa.
11
Sedangkan menurut Mahmud (1989). Agar guru dalam mengajar bisa efektif makaada
beberapa hal yan harus ditempuh, yaitu:1. Langkah sebelum mengajar, 2. Langkah ketika
pelaksanaan mengajar dan 3. Langkah sesudah mengjar.
Selanjutnya, menurut Winkel (dalam Rumini dkk.1993), agar guru dapat mengajar dengan
efektif, mak harus memiliki keterpilan didaktis dan meggunakan gaya-gaya memimpin kelas,
oleh karena itu, guru harus bertindak sebagai:
Seorang inspirator
Seeorang penddik yang baik, bersikap empati yaitu berusah menyelami alam pikiran dan
peerasaan siswa.
Seorangpemegang reinforcement yang bijaksana
Namun, ebelum menjadi seorang guru, Maka ada beberapa persiapan yang ersifat psikologis
diantarany:
a. Sebagai calon guru, harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang ddasar-dasar
psikolo gi perkembangan dan perilaku manisis.
b. Mempunyai keterampilan mnimal dalam menggunakan teknik-teknk yang tepat untuk
mempelajari kemampuan, minat dantingkat kesiapan belajar muridnya.
13
3. Social Learning – Albert Bandura; Teori belajar sosial atau disebut juga
teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan
dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura
memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond),
melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan
skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang
dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan
(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang
pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan
berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
4. Teori Belajar Kognitif–Jean Piaget; Piaget mengemukakan bahwa belajar akan lebih
berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik, (1) sensory
motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Peserta didik
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.
Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi
dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
15
Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas maupun membimbing peserta didik, guru
harus memperhatikan segala aspek psikologis peserta didik tersebut, baik itu perkembangan,
ingatan, memori dan pola berpikir anak.Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan
dan mengembangkan potensi yang ada pada siswa agar mereka mampu tumbuh dan
perkembang sesuai dengan harapan orang tua,guru dan masyarakat. Permasalahan yang ada
pada anak hendaknya melibatkan komponen orang tua, guru, masyarakat dan konsuler dalam
penyelesaiannya.
Guru harusnya memahami bahwa kesuksesan anak itu bukan hanya mampu mendapatkan
nilai yang tinggi tetapi juga mampu mengembangan nilai spritual (kecerdasan spritual) dan
kecerdasan emosi.Dua hal ini terkadang mampu membawa kesuksesan terhadap anak dalam
kehidupan di masyarakat.Dalam belajar haruslah diperhatikan faktor yang mempebaruhi
sisiwa dalam memperoleh dan mengingat pengetahuan. Oleh sebab itu,pendidik haruslah
memperhatikan hal tersebut dalam melakukan pembelajaran dikelas.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, sekaligus juga proses interaksi
antara peserta didik dan pendidik dalam suatu lingkungan tertentu. Senantiasa tidak bisa
dipisahkan dari psikologi. Karena memang obyek dari pendidikan itu sendiri adalah individu
manusia yang memiliki perilaku, karakteristik dan kemampuan yang berbeda satu sama lain.
Di sinilah peran penting psikologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, wajib bagi suatu
lembaga yang mencetak kader-kader pendidik/guru untuk memberikan ilmu pengetahuan
psikologi kepada mereka calon pendidi tersebut.
2.Saran
Adapun untuk para pendidik/guru sudah selayaknya menguasai ilmu psikologi ini, agar dalam
proses belajar mengajar bisa meminimalisir kegagalan dalam penyampaian materi
pelajarannya. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa psikologi pendidikan bukan
merupakan satu-satunya syarat untuk mempersiapkan dan menjadikan seseorang bisa menjadi
pendidik/guru yang baik. Sebab, masih cukup banyak persyaratan lainnya, antara lain, bakat,
minat, komitmen, motivasi dan latihan serta penguasaan metodologi pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Manfaat Mempelajari Psikologi”. Online. http://pend-
ekonomi.blogspot.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html. Diakses 22 Oktober
2012.
17
Anonim. “Sumbangan Psikologi
Pendidikan”. Online. http://nomeng87.wordpress.com/sumbangan-psikologi-dalam-
pendidikan/. Diakses 22 Oktober 2012.
Hutabalian. “Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar
Mengajar”. Online. http://hutabalian72.wordpress.com/2010/02/02/peranan-psikologi-
pendidikan-dalam-proses-belajar-mengajar/. Diakses 22 Oktober 2012.
Oktavia. “Kontribusi Psikologi
Pendidikan. Online.http://orrp11015.blogspot.com/2012/03/kontribusi-psikologi-
pendidikan.html. Diakses 22 oktober 2012.