Anda di halaman 1dari 13

Mini Riset

ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK PADA RANAH PSIKOMOTORIK


SISWA KELAS XI MIPA 2 SMA NEGERI 1 MARDINGDING

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Dea Sarimuti Sembiring (4223341038)

Yuliani Sueng (4222441001)

Raudhatul Husna (4223341039)

Dinda Sangkuti (4221141003)

DOSEN PENGAMPU : Dra. Aryeni M. Pd

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................………………...……………………………………...…….i


Kata Pengantar…………………..................……………………………..……… …….ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………. 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Hasil Belajar Psikomotorik ……………………………………………………… 2
B. Pengertian Ranah Psikomotorik ………………………………………………… 4
C. Kelebihan dan kekurangan Pembiasan …………………………………………. 5

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………………… 6


BAB IV HASIL DAN PEMBHASAN ………………………………………………… 7
BAB VPENUTUP ……………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 10

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas KuasaNya, kami dapat
menyelesaikan tugas penyusunan Mini Riset yang berjudul “ANALISIS KEMAMPUAN
PESERTA DIDIK PADA RANAH PSIKOMOTORIK SISWA KELAS XI MIPA 2 SMA
NEGERI 1 MARDINGDING” sebagai salah satu tugas mata kuliah Evaluasi hasil belajar
mengajar ini dengan tepat waktu meskipun masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Dan kami juga berterimakasih kepada ibu dosen Dra. Aryeni M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan tugas.

Dalam penulisan mini riset ini kami menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna
dan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, baik dari isi, sistematika maupun yang
lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan yang bersifat membangun dari
pembaca demi perbaikan kualitas makalah ini.
Dalam penulisan mini riset ini kami juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan mini riset ini, khususnya
kepada Ibu dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Medan, 3 Desember 2023

Penulis, Kelompok 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan merupakan proses yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
pembinaan perkembangan sumber daya manusia. Sedangkan perkembangan diartikan sebagai
perubahan ke arah yang positif atau lebih baik. Dengan melaksanakan pendidikan, manusia
akan menjadikan dirinya lebih berkualitas. Pendidikan telah memberikan banyak kontribusi
terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi. Dengan pengetahuan dan perkembangan
teknologi manusia dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Oleh sebab itu pendidikan memiliki peran yang penting bagi kehidupan
manusia. Manusia dituntut untuk tetap meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mutu
pendidikan selaras dengan perkembangan zaman. Hal tersebut menuntut manusia untuk terus
menggali pengetahuan, tidak hanya menguasai materi pengetahuan tetapi harus selaras
dengan skill atau keterampilan agar dapat memanfaatkan ilmu yang dimilikinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Terkait dengan aspek psikomotorik merupakan sasaran pendidikan yang akan
dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Aspek psikomotorik yaitu aspek yang
meliputi keterampilan (perbuatan /amal) siswa. Kompetensi lulusan lembaga Pendidikan
Menengah Atas (SMA) mencakup aspek tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan peserta didik terhadap ranah
psikomotorik siswa kelas XI MIPA 2 SMA NEGERI 1 MARDINGDING ?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui Kemampuan siswa kelas xi mipa 2, pada ranah psikomotorik,
3. Perbedaan kemampuan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan kelas XI Mipa
2 pada ranah psikomotorik.

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Hasil Belajar Psikomotorik

Psikomotorik diartikan sebagai suatu aktifitas fisik yang berhubungan dengan


proses mental dan psikologi. Psikomotorik berkaitan dengan tindakan dan
keterampilan, seperti lari, melompat, melukis dan sebagainya. Dalam dunia
pendidikan, psikomotorik terkandung dalam mata pelajaran praktik. Psikomotorik
memiliki korelasi dengan hasil belajar yang dicapai melalui menipulasi otot dan
fisi.

Domain Psikomotorik beserta Contoh Penggunaannya

Psikomotorik juga memiliki beberapa tingkatan domain, yakni seperti yang


ada dalam gambar di atas. Psikomotorik tidak bisa dipisahkan dari kognitif dan
afektif. Sebaliknya, psikomotorik juga tidak bisa berdiri sendiri. Setiap apa yang
diberikan guru kepada siswa perlu dipahami kemudian diterapkan. Proses belajar
dimulai dari tahap kognitif (berpikir), kemudian afektif (bersikap), baru psikomotorik
(berbuat). Meskipun kognitif dan afektif kini mulai dipisahkan, keduanya masih tetap
mengandung psikomotorik. Sebagai contoh ketergantungan kognitif terhadap
psikomotorik tampak pada implementasi ilmu fisika yang diterapkan dalam suatu
eksperimen.

2
Afektif yang bergantung pada psikomotorik juga bisa ditemukan dalam
pelajaran agama misalnya praktik tata cara sholat dan berdoa. Dalam suatu
pembelajaran biasanya mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari taksonomi bloom.
Taksonomi pembelajaran oleh Benyamin S Bloom yaitu meliputi kawasan Kognitif,
Afektif, Psikomotor. Benyamin S Bloom mengonsentrasikan padadomain kognitif,
sementara domain afektif dikembangkaan oleh krathwohl dan domain psikomotor
dikembangkan oleh simpson.
Kemampuan psikomotorik ini erat kaitannya dengan kemampuan anak dalam
menggerakkan dan menggunakan otot tubuhnya, kinerja, imajinasi, kreativitas, dan
karya-karya intelektual. Beberapa contoh kegiatannya yaitu berenang, menari,
melukis, menendang, berlari, melakukan gerakan sholat sampai dengan gerakan
ibadah haji, dsb. Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan cara observasi atau
pengamatan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Dave (1967)
dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar psikomotor dapat dibedakan
menjadi lima tahap, yaitu:
a. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan
sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang
peserta didik dapat memukul bola dengan tepat karena pernah melihat atau
memperhatikan hal yang sama sebelumnya.
b. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum
pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh,
seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat hanya berdasarkan pada
petunjuk guru atau teori yang dibacanya.
c. Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh,
peserta didik dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang
diinginkan.
d. Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan
yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh.
Sebagai contoh, peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan
cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini,
peserta didik sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah
dan kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah yang tepat pula.

3
e. Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan
kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas
kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola
kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang
diinginkan.

B. Pengertian Ranah Psikomotorik


Pengertian Ranah Penilaian Psikomotor Ranah psikomotor merupakan ranah
yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah
yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh
Simpson yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Hasi belajar kognitif dan
hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah
menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung
dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi kedisiplinan menurut agama
Islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembiraan terdahulu, maka wujud nyata
dari hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu
adalah;
a. Peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama Islam tentang
contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para
sahabat, para ulama dan lain-lain;
b. Peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau
brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan
c. Peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman
sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota
masyarakat lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah
maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat;

4
d. Peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau adikadiknya,
agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan
masyarakat
e. Peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di sekolah,
seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan
seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam
mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain
f. Peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di rumah, seperti
disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan ibadah shalat, ibadah puasa, di
siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran air, dan lain-lain
g. peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengahtengah
kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan,
dengan suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain.
h. peserta didik mengamalkan dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar,
kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas, dan
sebagainya.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembiasaan


kelebihan metode pembiasan
1) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik
2) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriyah, tetapi juga berhubungan
dengan aspek batiniyah
3) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam
pembentukan kepribadian peserta didik.
Kekurangan metode pembiasaan
1) Apabila telah tertanam kebiasaan buruk, sulit untuk dihilangkan
2) Memerlukan pengawasan, supaya kebiasaan yang dilakukan tidak menyimpang
3) Membutuhkan stimulus atau rangsangan, supaya anak dapat melakukan kebiasaan
baiknya dengan istiqomah.
4) Kelemahan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar
dapat dijadikan sebagai contoh tauladan didalam menanamkan sebuah nilai kepada
anak didik.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian mini riset ini yaitu dengan cara
wawancara salah satu guru MIPA dari sekolah SMA NEGERI 1 MARDINGDING. metode
penelitian yang melibatkan studi literatur termasuk dalam kategori metode penelitian. Metode
penelitian adalah suatu pendekatan sistematis dan terorganisir yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data guna menjawab pertanyaan
penelitian atau mencapai tujuan penelitian.

Wawancara (Interviews): Dalam wawancara, peneliti berinteraksi langsung dengan


responden atau informan untuk mendapatkan data secara langsung. Wawancara dapat
dilakukan dalam bentuk terstruktur, semi-terstruktur, atau tak terstruktur, tergantung pada
tingkat panduan yang diberikan oleh peneliti. Wawancara sering digunakan untuk
mendapatkan pandangan mendalam tentang pengalaman, persepsi, dan pengetahuan individu
atau kelompok.

Studi Literatur (Literature Review): Studi literatur melibatkan peninjauan dan


analisis literatur, artikel, buku, dan sumber informasi lainnya yang relevan dengan topik
penelitian. Ini membantu peneliti memahami kerangka konseptual, teori-teori yang telah ada,
dan hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan subjek penelitian. Studi literatur juga
membantu menetapkan landasan teoretis untuk penelitian yang dilakukan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah orang sebagai narasumber dan dokumen sebagai data
pendukung. Dalam penelitian, narasumber yang dipilih oleh peneliti adalah salah satu guru
MIPA SMA NEGERI 1 MARDINGDING yang berada tepat di tanah karo dan metode
wawancara yang dilakukan yaitu via online yang dimana peneliti menelpon langsung guru
tersebut dan memberikan pertanyaan mengenai kemampuan peserta didik kelas XI MIPA 2
pada ranah psikomotorik dan membeikan angket kepada guru untuk di isi oleh siswa . Data
pendukung dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang terkait dengan subjek
penelitian.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil observasi kemampuan psikomotorik dari 23 siswa, didapatkan


hasil sebagai berikut:

Table 1. data kemampuan siswa

Kategori (%)
Ranah SB/ST B C K SK
Psikomotorik - 74 26 - -
Keterangan :

SB : Sangat Baik
ST : Sangat Terampil
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang Terampil
SK : Sangat Kurang Terampil
Berdasarkan tablel 1 dapat dilihat bahwa pada kemampuan psikomotorik memiliki
rata-rata kemampuan baik/terampil.
Tabel 2. Rata-Rata Ketercapaian siswa berdasarkan sub materi

Materi Rata-Rata (%)


Matematika 74,93
Bahasa Indonesia 82,71
Kimia 80,91
Fisika 65,22
Biologi 86,67
Bahasa Inggris 64.17

7
Berdasarkan table 2 dapat dilihat bahwa sub materi yang masih sulit untuk dipahami
siswa adalah Fisika dan Bahasa Inggris. Sedangkan rata-rata nilai ketercapaiannya
adalah sub materi Biologi dan Bahasa Indonesia.
Kemudian dari data yang telah tersaji dapat dilihat keterkaitannya dengan kemampuan
ranah psikomotorik. Data tersaji pada Tabel 3.
Table 3. Data Tersaji

Psikomotorik
Afektif ST T C K SK
SB - - - - -
B - 7 3 - -
C - 10 3 - -
K - - - - -
SK - - - - -

Berdasarkan table 3 diatas, dapat dilihat secara seseluruhan keterkaitan antara


kemampuan afektif dengan kemampuan ranah psikomotorik. Dimana siswa dengan
kemampuan afektif cenderung memiliki kemampuan cukup baik dan kemampuan
psikomotorik yeng terampil.
Table 4. Rekapitulasi Kemampuan Psikomotorik Peserta Berdasarkan Gender

Ranah Persentase kemampuan psikomotorik


Psikomotorik
Laki-laki Level Perempuan Level
Peniruan 83% Tinggi 96% Sangat
Tinggi
Penggunaan 70% Sedang 71% Sedang
Ketepatan 62% Sedang 61% Sedang
Perangkaian 67% Sedang 70% Sedang
Naturalisasi 52% Rendah 53% Rendah
Rata-rata 67% Sedang 70% Sedang

Hasil analisis tiap ranah psikomotorik, peniruan, pengunaan, ketepatan, perangkaian,


dan naturalisasi menganalisis antara laki-laki dan perempuan menunjukan

8
kemampuan psikomotorik peserta didik laki-laki dan perempuan tertinggi yaitu pada
ranah psikomotorik peniruan 83% dan 96% datatersebut diperoleh dari 6 peserta didik
laki laki dan 17 peserta didik perempuan.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimulkan bahwa data hasil uji
kemampuan kognitif siswa kelas XI MIPA 2 SMA NEGERI 1 MARDINGDING,
didapatkan rata-rata kemampuan psikomotorik pada katagori terampil. Dalam hal
kemampuan menyelesaikan soal materi Biologi, rata-rata siswa perempuan lebih tinggi
dibandikan dengan kemampuan siswa laki-laki yaitu 58,27% : 55,13%. Kemudian dalam
menyelesaikan soal perhitungan pun siswa perempuan memiliki rata-rata kemampuan
yang lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki yaitu 55% :39,25%. Hal ini sejalan dengan
pendapat Rossa (2015) yang menyatakan bahwa kemampuan penyelesaian soal dalam
bentuk teori perempuan lebih mendominan ataupun tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Hasil penelitian Parlemo (2015) menunjukan bahwa perempuan memiliki daya ingat
yang baik dan kuat dibandikan dengan laki-laki, disebakan karena perempuan terbiasa
menjalani pola multitasking dalam kehidupan.

Jadi, dari pernyataan hasil penelitian diatas dapat juga disimpulkan bahwa
kemampuan yang telah dicapai seseorang merupakan hasil dari proses belajar mengajar
yang mengakibatka perubahan dalam kemampuan psikomotorik. Hasil belajar diperoleh
siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang diberikan oleh guru setelah selesai
memberikan materi pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bloom, Benjamin S. dkk. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : The Classification


of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green
and Co.

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Rosa, Friska Octavia. (2015). Analisis Kemampuan Siswa Kelas X pada Ranah Kognitif,
Afektif dan Psikomotorik. Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika, 1(2), 23.

10

Anda mungkin juga menyukai