PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hubungan antara otak dan perilaku. Tujuan utama analisis tentang otak dewasa ini
adalah mempelajari lokalisasi fungsi, terutama fungsi kognitif. Lokalisasi ini mengacu
spesifik yang dominan mengarah pada kemampuan individu dalam ranah kognitifnya.
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
atau insan kamil dimana manusia yang berkembang seluruh potensi atau kecerdasannya,
menjalani suatu aktifitas, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Keadaan ini menjadikan
para pengelola dan pembina pendidikan selalu memperhatikan masalah prestasi belajar
para pengelola dan pembina pendidikan melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan
prestasi yang maksimal bagi para anak didiknya. Suryabrata (2010), memberikan
pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
proses belajar mengajar dan dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam
proses belajar mengajar terdapat siswa yang berprestasi tinggi, berprestasi sedang dan
terdapat siswa yang berprestasi rendah. Sardiman (2010), menjelaskan bahwa belajar
merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek belajar, dalam
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor intern (dari dalam) diri subyek
belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri subyek belajar. Faktor dari dalam diri peserta
didik adalah psikologisnya. Psikologis peserta didik akan mempengaruhi proses belajar.
Melalui sensorik otak akan meneruskan ke motorik. Pada keadaan inilah neuropsikologi
sosial).
Kegiatan belajar akademik melibatkan banyak faktor, baik faktor internal siswa
maupun faktor eksternal seperti guru, metode pengajaran, sistem pendidikan, iklim
sekolah, dan lain sebagainya. Belajar akademik merupakan proses yang lebih kompleks
motivasi kuat untuk dapat terlibat di dalamnya (Biggs & Moore, 1993).
Dari paparan di atas terlihat bahwa neuropsikologi memiliki peran dalam
pendidikan, baik pada perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari maupun
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah untuk
PEMBAHASAN
1. Faktor pelajar:
Aspek
a. Status perkembangan/keadaan otak
b. Status kesehatan umum Neuropsikologi
c. Psikologis
4. Faktor Lingkungan
didik, walaupun dalam prakteknya tidak dapat meninggalkan aspek yang lain,karena
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Aspek neuropsikologi yang mempengaruhi
yang melebihi ciptaan Tuhan lainnya yang ada di muka bumi ini. Kelebihan manusia
dibandingkan makhluk lainnya adalah karena manusia mempunyai akal dan pikiran
yang merupakan satu kesatuan dari hasil kerja otak. Melalui akal dan pikiran inilah
Masa usia dini merupakan masa awal perkembangan otak. Banyak pakar
menyakini bahwa masa usia dini merupakan masa keemasan untuk melakukan
stimulasi fungsi otak melalui berbagai aktivitas yang dapat menstimulasi organ
kegiatan belajar yang berpengaruh terhadap prestasi siswa di sekolah. Otak manusia
terbagi menjadi dua struktur yang sejenis, yakni hemisfer serebal kiri dan kanan.
Kedua hemisfer ini diselubungi oleh lapisan korteks seberal, yakni sejenis material
aktifitas kita, baik aktifitas fisik maupun mental. Jika anda menderita, anda kurang
bisa berkonsentrasi dengan baik, adakah anda sakit, ini juga dapat mengganggu
konsentrasi anda.
Dengan demikian anak yang kurang sehat karena kurang gizi, dapat memberi
pengaruh pada daya tangkap dan kemampuan belajarnya menjadi kurang, selain itu
juga, adanya gangguan pada organ tubuh yang lemah, seperti pusing kepala atau
yang lainnya, maka hal ini akan dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)
c. Psikologis
motivasi belajar dan konsep diri. Menurut Bandura (1986), self efficacy merupakan
mencapai kinerja yang diinginkan. Pertimbangan self efficacy akan lebih berorientasi
kepada tugas-tugas dan situasi yang spesifik, akan lebih kontekstual, dan individu
hasil yang diinginkan. Keyakinan dalam dasar efficacy seseorang adalah kemampuan
individu untuk mempelajari apa yang perlu dipelajari, dan melakukan apa yang
usaha-usaha individu itu sendiri. Self efficacy bukanlah keyakinan bahwa individu
tidak pernah berbuat salah. Akan tetapi keyakinan bahwa individu mampu
keyakinan apa yang menjadi mungkin bagi individu untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan serta mendapat kesuksesan (Ratna Jatmika, 1996). Siswa yang
memiliki self efficacy yang tinggi akan mendapatkan hasil prestasi yang tinggi pula,
demikian pula sebaliknya jika self efficacy rendah maka hasil prestasi belajar akan
dapat tercapai.
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi,
Konsep diri didefinisikan sebagai pandangan dan perasaan tentang diri sendiri.
Persepsi tentang diri dapat bersifat psikologis, sosial dan juga fisik. Konsep diri
bukan hanya gambaran deskriptif saja, tetapi juga penilaian tentang diri sendiri.
Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan apa
yang dirasakan tentang diri (Rahmat, 2007: 99-100). Menurut Hurlock (2005: 237)
konsep diri merupakan konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini dapat
dikatakan sebagai bayangan cermin, ditentukan sebagian besar oleh peran dan
hubungan orang lain, apa yang kiranya reaksi orang terhadapnya. Sedangkan konsep
didambakan.
Menurut Agoes Dariyo (2007), konsep diri bersifat multi aspek yaitu meliputi
Aspek fisiologis dalam diri berkaitan dengan unsur-unsur seperti warna kulit,
bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka, memiliki kondisi badan yang sehat,
seseorang menilai diri sendiri dan dapat menjadi anggapan penilaian dari orang lain.
2. Aspek psikologis
Kognitif adalah kemampuan untuk berfikir yang melibatkan kecerdasan, minat dan
mengolah emosi. Konasi sering disebut juga dengan kehendak atau hasrat yang
meliputi kecepatan dan ketelitian kerja. Kehendak merupakan suatu fungsi dalam diri
untuk mencapai sesuatu, sedangkan hasrat dapat dikatakan sebagai suatu keinginan
Faktor pengajar
Faktor pengajar selalu terkait dengan kinerja guru, berikut ini akan dikemukakan
pengertian kinerja guru dan pengertian mengajar guru secara terpisah. Kinerja
(Khan, Shah, & M, 2012). Menurut Obilade kinerja guru dapat digambarkan sebagai
tugas yang dilakukan oleh seorang guru pada periode tertentu dalam sistem sekolah
untuk mencapai tujuan organisasi (Adeyemi, 2011). Lebih lanjut Imam Wahyudi
(2012) menjelaskan : “Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai
tugasnya (Rusman, 2010). Tugas guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa ialah
bagaimana proses belajar mengajar di kelas berjalan secara optimal dan siswa dapat
memahami materi yang disampaikan. Mengajar suatu hal yang terjadinya proses
interaksi guru dan siswa di kelas. Mengajar semakin digunakan untuk membuat
itu sendiri (Kuzmanovic, Savic, Gausavace, Nikolic, & Panic, 2012). Berdasarkan
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja guru adalah kemampuan
diberikan kepadanya pada periode tertentu dalam sistem sekolah untuk mencapai
tujuan organisasi. Artinya Kierja seorang guru sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar peserta didik selama proses pembelajaran. Baik tidaknya kinerja guru
tergantung dengan kedisiplinan seorang guru. Menurut Santoso (2016) Disiplin guru
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa berada
Contoh
Guru dapat memberikan solusi dari setiap permasalah dalam permbelajaran kimia,
semisal siswa sulit memahami materi redoks yaitu mengenai penyetarakan reaksi
redoks, maka guru harus bisa memahamkan siswa tersebut dengan sering dikasih
soal- soal melalui permainan yang menyenangkan. Biasanya dalam hal ini guru
Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana pelajaran, tetapi meliputi segala
berupa dokumen bahan cetak, melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan
serta rancangan penilaian hasil belajar. Bahkan kurikulum harus merupakan bahan
pelajaran atau mata pelajaran yang dipelajari siswa, program pembelajaran, hasil
bekal untuk kecakapan hidup. Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1)
tujuan, (2) materi, (3) metode, (4) organisasi dan (5) evaluasi. Kelima komponen
tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. (Hamalik, 2010:
95)
PENUTUP
A. Kesimpulan
prestasi belajar peserta didik. Ada 3 aspek neuropsikologi yang berperan dalam
umum dan psikologis. Ketiga aspek tersebut bersumber dari dalam diri pribadi
B. Saran
psikologis siswa. Selain itu, keluarga juga menyediakan waktu untuk membantu
mengajari anak terkait dengan materi pelajaran yang telah dipelajari di sekolah.
3. Apakah pengaruh self efficacy yang tinggi pada diri peserta didik?jelaskan!
4. Sebut dan jelaskan faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik!
Jawaban:
dalam belajar terutama yang berkaitan dengan konsentrasi. Kesehatan diri sangat
mempengaruhi segala aktifitas kita, baik aktifitas fisik maupun mental. Jika anda
menderita, anda kurang bisa berkonsentrasi dengan baik, adakah anda sakit, ini
c. Psikologis
motivasi belajar dan konsep diri. Self efficacy merupakan persepsi individu
2. Motivasi belajar dapat memberikan arah belajar peserta didik untuk mencapai
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi,
3. Peserta didik yang memiliki self efficacy yang tinggi akan mendapatkan hasil
prestasi yang tinggi karena peserta didik tersebut mampu memikirkan, menilai,
5. Konsep diri bersifat multi aspek yaitu meliputi aspek fisiologis dan psikologis.
1. Aspek fisiologis
Aspek fisiologis dalam diri berkaitan dengan unsur-unsur seperti warna kulit,
bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka, memiliki kondisi badan yang sehat,
seseorang menilai diri sendiri dan dapat menjadi anggapan penilaian dari orang
2. Aspek psikologis
dan juga mengolah emosi. Konasi sering disebut juga dengan kehendak atau
hasrat yang meliputi kecepatan dan ketelitian kerja. Kehendak merupakan suatu
fungsi dalam diri untuk mencapai sesuatu, sedangkan hasrat dapat dikatakan
Jatmika, R. 1996. Dkk. Self efficacy sebagai predictor yang baik bagi kinerja. Jurnal
Bandung: UNPAD.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Sujiono,Yuliani N. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks