Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI POLITIK TENTANG

KELOMPOK
KELOMPOK 5 :
DWI RANTIKA 188110205
ISRA MULIA RAHMI 188110153
RISKA TULLAYLA 188110063
SITI NURWAHIDENI 188110173
PENGERTIAN KELOMPOK
Para ahli psikologi sepkat bahwa kelompok adalah sekumpulan orang
yang dipandnag saling memiliki dan saling bergantung satu sama lain.
Moreland (1987) menganggap kelompok atau integrasi sosial sebagai
suatu kualitas yang dimiliki oleh setiap kumpulan individu. Ketika tingkat
integrasi sosial meningkat maka orang-orang mulai berpikir dan bertindak
sebagai kelompok, bukan suatu kumpulan individu.
KARAKTERISTIK KELOMPOK
Kelompok bisa muncul dalam berbagai bentuk, tipe dan ukuran, tidak terkecuali
kelompok politik. Kelompok dapat dibedakan dalam hal komposisi. Karakteristik
anggota kelompok secara individual seperti jenis kelamin, ras, etnis dan daya tarik
fisik adalah faktor penting dalam melihat kelompok.
Namun untuk saat ini, perhatian para peneliti bidang psikologi kelompok tertuju
pada keragaman dalam suatu kelompok. Penelitian yang menguji dampak
keragaman terhadap komunikasi menemukan bahwa keragaman dapat
membahayakan eksistensi kelompok. Penelitian menunjukkan semakin beragam
anggota suatu kelompok semakin rendah tingkat kecenderungan berkomunikasi satu
sama lain dan biasanya komunikasi bersifat formal.
STRUKTUR KELOMPOK
Tiap kelompok memiliki struktur yang tumbuh dengan Menurut Pestinger (1950) kohesi adalah faktor-faktor
cepat pada suatu kelompok atau sebaliknya tumbuh yang menyebabkan anggota suatu kelompok tetap
dengan lambat pada kelompok lainnya. Aspek struktur bertahan di dalam kelompok, faktor tersebut yaitu:
kelompok terdiri dari status, peran, norma dan kohesi. - Semakin banyak anggota kelompok
a. Status memanfaatkan waktu bersama, semakin
Status dalam kelompok yakni bagaimana kekuasaan berkembang kohesi kelompok.
didistribusikan di antara anggota-anggota kelompok. - Semakin saling menyukai antar anggota
b. Peran kelompok, semakin kohesif kelompok tsb.
Peran adalah harapan mengenai perilaku apa yang - Semakin banyak kelompok memberi ganjaran
seharusnya ditunjukkan seseorang. kepada anggota, semakin kohesif kelompok
c. Norma - Ancaman eksternal terhadap kelompok dapat
Norma kelompok adalah harapan mengenai meningkatkan kohesivitas kelompok.
bagaimana seharusnya anggota kelompok - Kelommpok lebih kohesif manakala pemimpin
berperilaku. mampu menciptakan hubungan yang hangat di
antara sesama anggota.
d. Kohesi
FORMASI KELOMPOK
Ada dua perspektif utama kenapa kelompok bisa terbentu, yaitu:
• Perspektif fungsionalis, adalah pandangan yang menyatakan
bahwa kelompok terbentuk karena setiap orang yang membentuk
atau bergabung ke dalam suatu kelompok memiliki kepentingan
tertentu.
• Perspektif daya tarik interpersonal, adalah pandangan yang
menyatakan bahwa kelompok terbentuk karena setiap orang
yang tergabung di dalamnya saling menyukai satu sama lain.
PERKEMBANGAN KELOMPOK
MENURUT Forsyth (19910), perkembangan kelompok adalah tahapan-tahapan
pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada suatu kelompok, mulai dari sejak
pembentukannya sampai kehancurannya.
Pada umumnya model perkembangan kelompok terdiri dari tahapan-tahapan dasar
berikut:
• Forming (Pembentukan)
• Storming (Timbulnya Konflik)
• Norming (Normalisasi)
• Performing (Berkinerja)
• Adjourning (Pembubaran).
KONFORMITAS
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial di mana individu
mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial
yang ada.
Menurut David O’Sears, konformitas adalah bahwa seseorang
melakukan perilaku tertentu karena disebabkan orang lain melakukan hal
tersebut.
Menurut Baron dan Byrne, konformitas adalah suatu bentuk pengaruh
sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai
dengan norma sosial yang ada.
PENGARUH MINORITAS
Istilah pengaruh minoritas (minority influence) diperkenalkan oleh Serge Moscovici (1980).
Moscovici menawarkan gagasan pengaruh minoritas (minority influence) sebagai sebuah
pendekatan untuk menganalisis fenomena adanya pengaruh minoritas yang membawa
perubahan besar di suatu tempat, misalnya keterpilihan figur kepemimpinan dari kelompok
minoritas tertentu dalam dominasi masyarakat mayoritas lainnya.
Konsepsi bagaimana minoritas bisa mempengaruhi mayoritas juga dikemukakan Nemeth
(2012), dengan mengajukan beberapa syarat, yakni;
• Pertama, figur minoritas harus konsisten pada setiap pernyataannya.
• Kedua, figur minoritas harus menunjukan gaya perilaku yang penuh percaya diri dan
menampakan keyakinan yang tinggi. Apabila figur minoritas tersebut ragu-ragu, mayoritas
cenderung lebih sulit untuk dipersuasi.
• Ketiga, figur minoritas harus lebih menunjukan persuasif dalam konteks privat dan laten
dari pada konteks public. Dalam konteks publik, jauh lebih sulit untuk mempertahankan
eksistensi posisi minoritas.
KEKUASAAN
Perilaku berkuasa yang kemudian disebut dengan kekuasaan tidak
bisa lepas dari hukum aksi-reaksi atau stimulus-respon. Kekuasaan
tentu saja memiliki tujuan dari pemegang kekuasaan terhadap
kekuasaan itu sendiri tergantung pada banyak faktor yang beragam.
Pemimpin yang baik adalah seseorang yang memiliki atribut
kategori pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan situasi.
Kepemimpinan dilihat sebagai produk proses informasi pada individu,
bukan sebagai properti strktural dari kelompok yang bersifat
psikologis.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan dalam kelompok adalah pengambilan keputusan
oleh kelompok terkait isu-isu yang dianggap penting dalam kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelompok tersebut.
Beberapa faktor yang dianggap penting dalam mempengaruhi keputusan
kelompok adalah:
Faktor tekanan waktu, beberapa ahli menyebutkan bahwa waktu adalah
komponen integral dari setiap tugas kelompok, dan biasanya keputusan
diambil dibawah tekanan berbagai jenis waktu.
Groupthink adalah suatu bentuk berpikir dimana orang-orang mengalami
penurunan kemampuan dalam pengambilan keputusan anggota kelompok
dari suatu kelompok yang sangat kompak.
MEMPERBAIKI KEPUTUSAN
Pandangan yang paling terkenal adalah anggota kelompok saling
memperbaiki kesalahan antar satu sama lain yang biasa disebut
dengan istilah mutual error correction. Bentuk penjelasan lain
menyebutkan bahwa anggota kelompok dapat menyatukan sumber
daya mereka (pengetahuan, keaslian, pengalaman, dll) yang saling
menggenapkan untuk menyelesaikan masalah secara kolektif yang
tidak dapat diselesaikan secara sendirian. Penyatuan sumber daya
yang saling melengkapi memberikan suatu penjelasan mengenai
keunggulan kelompok.
KONFLIK DAN PENYEBAB KONFLIK
Ketika sejumlah orang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan, seringkali terjadi konflik yang tidak dapat dihindarkan. Penelitian tentang
konflik dalam kelompok banyak menguji situasi bermotif campuran, yaitu situasi
dimana motivasi untuk berkompetisi bercampur dengan motivasi untuk bekerjasama.
Konflik seperti dilema sosial terjadi ketika anggota kelompok memiliki tujuan
yang saling bertentangan atau ketika mereka melihat tujuan yang tidak jelas.
Atribusi adalah penjelasan tentang penyebab perilaku seseorang bertentangan
dengan perilaku orang lain. Ketika seseorang melekatkan penyebab perilaku orang
lain, maka orang tersebut telah melakukan yang disebut fundamental attribution
error (kesalahan atribusi fundamenal). Kesalahan ini yang sering dilakukan banyak
orang ketika menilai orang lain.
KOALISI
Sering ketika konflik terjadi antar anggota kelompok, beberapa diantanya membujuk anggota
lain untuk menggabungkan kekuatan dengan membentuk koalisi, yaitu kumpulan kecil anggota
kelompok untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan. Berikut beberapa karakteristik
koalisi:
a. Biasanya berisi anggota kelompok yang tidak sepakat atas beberapa isu fundamental
tetapi mengabaikan perbedaan dan fokus pada masalah yang dihadapi.
b. Mereka membentuk koalisi dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Koalisi bersifat sementara dan seringkali komitmen anggota terhadap kesepakatan tidak
kuat.
d. Koalisi biasanya terbentuk dalam situasi yang bermotif campuran.
e. Koalisi adalah kumoulan individu/ kelompok ntuk menghadapi lawan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai