MINI RISET
KELOMPOK 1:
2023
MENGIDENTIFIKASI PROTISTA MIRIP HEWAN DAN PROTISTA TUMBUHAN
PADA BERBAGAI MACAM SUMBER AIR
Dinda Dachi1,Iyen Sefrina Boangmanalu2,Margaretha Manik3,Sarianto Sinambela 4
Kelompok 1, Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan
Email : sariantosinambela77@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis protozoa yang terdapat didalam air selokan,air
sungai,air kolam(bewarna hijau), air sawah, air kubangan, rendaman jerami dan kotoran,
rendaman air roti, dan rendaman air lumut dengan mengunakan bantuan Mikroskop. Penelitian
ini mengunakan metode eksperimen dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa
sumber air terdapat beberapa jenis protozoa. Jenis-jenis protozoa yang terdapat pada beberapa
sumber air yaitu Paramecium sonnebori, Balatadium coli, Vorticella campanula, Stentor
roeseli,Amoeba sp, Thecamoe ba sp, Didinium sp,Paramecium Bursaria.Adapun tujuan
dibuatnya suatu penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menambahkan pengetahuan
mahasiswa dalam mengidentifikasi protozoa yang meliputi, jenis-jenis protozoa dan bentuk dari
protozoa itu seperti apa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari, yang tempat
penelitiannya di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Medan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode deskriptif. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penentuan lokasi, pengambilan
sampel air, identifikasi protozoa, dan analisis genus pada protozoa.
Kata kunci : Protozoa,mikroskop,metode
ABSTRACT
The aim of the study was to determine the types of protozoa found in gutter water, river water,
pool water (green in color), paddy field water, puddle water, straw and manure soaking, bread
water immersion, and moss water immersion using a microscope. This research uses
experimental and descriptive methods. The results showed that in several water sources there
were several types of protozoa. The types of protozoa found in several water sources are
Paramecium sonnebori, Balatadium coli, Vorticella campanula, Stentor roeseli, Amoeba sp,
Thecamoe ba sp, Didinium sp, Paramecium Bursaria. The purpose of this research was to find
out and add to students' knowledge in identify the protozoa which includes, the types of protozoa
and what form the protozoa is like. This research was conducted in February, where the research
was conducted at the Biology Laboratory, Medan State University. This research was conducted
with a descriptive method. The implementation of this research included location determination,
water sampling, protozoa identification, and protozoa genus analysis.
Keyword : Protozoa,microscope,method
PENDAHULUAN
Air merupakan komponen yang penting untuk makhluk hidup terutama untuk manusia.
Air sumur merupakan salah satu sumber utama air minum bagi masyarakat, untuk mendapatkan
sumber air tersebut umumnya masyarakat membuat sumur gali atau sumur pantek. Air bukan
hanya sebagai mineral penting bagi manusia tetapi berbagai macam makhluk hidup di dalamnya
diantaranya adalah mikroorganisme. Mikroorganisme dapat hidup dengan melakukan proses
fotosistesis (Putri, dkk, 2018). Protozoa merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang banyak
terdapat di dalam air laut, air tawar, tanah lembab, dan dalam tubuh organisme lain. Meskipun
hanya terdiri dari satu sel dengan satu atau beberapa inti, ternyata protozoa memiliki susunan
anatomi, fisiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks. Sifat hidup Protozoa kebanyakan
adalah bebas di alam namun sebagian kecil bersifat parasit. Protozoa yang hidup bebas disebut
juga sebagai Protozoa nonpatogenik sedangkan yang parasit disebut Protozoa patogenik.
Protozoa nonpatogenik tidak akan merugikan organisme lain justru beberapa diantaranya
bermanfaat. Habitat Protozoa menyebar luas dan banyak ditemukan di perairan tawar, sungai
kecil dan kolam.
Kolam menjadi salah satu tempat hidup berbagai Protozoa. Populasi Protozoa di air
kolam lebih tinggi dari pada di sungai karena kondisi kolam yang cenderung lebih stabil dalam
hal suhu, instensitas cahaya, tekanan air, besarnya arus, dan ketersediaan makanan. Protozoa
adalah seluruh hewan yang hanya terdiri dari satu sel atau biasa dideskripsikan sebagai hewan
protista eukariotik uniseluler (kelompok invertebrata paling sederhana). Filum protozoa
merupakan kelompok avertebrata air yang paling sederhana. Filum ini termasuk golongan
protista mirip hewan dan hanya memiliki sel tunggal. Protozoa umumnya hidup bebas, mampu
hidup secara soliter ataupun berkoloni serta biasa ditemukan di air laut, air tawar, tanah, bahkan
didalam tubuh organisme. Protozoa bergerak dengan menggunakan alat gerak berupa bulu getar
(cilia), bulu cambuk (flagela) atau kaki semu. Menurut Yanuhar (2018), protozoa dibagi menjadi
empat kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu kelas Ciliata (infusoria), kelas Rhizopoda atau
Sarcodina, kelas Flagella (mastigophora) dan kelas Sporozoa. Beberapa protozoa memiliki
peranan penting dalam rantai makanan di perairan baik sebagai dekomposer atau organisme
pengurai.
Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti) sehingga substansi genetic
atau kromosomnya terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas membran inti (caryotheca).
Tiap Protozoa merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam susunan maupun fungsinya,
sanggup melakukan semua fungsi kehidupan yang pada jasad lebih besar dilakukan oleh sel-sel
khusus. Arti penting protozoa: Sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk
komunitas dalam lingkungan akuatik. Contoh: zooplankton (hewan) hidup dari fitoplankton
(tumbuhan) yang fotosintetik sebagai protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri.
Morfologi protozoa bervariasi, fisiologi dan metabolismenya disesuaikan dengan
kebutuhan mereka; nutrisi adalah heterotrofik dalam bentuk parasit dan autotrofik yang hidup
bebas, mereka memiliki siklus hidup yang lebih atau kurang kompleks, baik yang hidup bebas
dan parasit, dan dalam banyak kasus, bentuk vegetatif (trophozoite) dan bentuk lain tahan (kista).
Bentuk dan ukuran protozoa sangat beragam. Beberapa berbentuk lonjong atau membola, ada
yang memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat
tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya). Beberapa protozoa berdiameter sekecil 1 nanometer;
yang lain, seperti Amoeba proteus berukuran 600 nanometer atau lebih. Beberapa siliata yang
umum mencapai ukuran 2.000 nanometer atau 2 mm, jadi dapat dilihat dengan mudah tanpa
perbesaran. Protozoa termasuk kategori organisme heterotrof karena organisme ini tidak bisa
menghasilkan makanannya sendiri untuk bertahan hidup. Dalam rantai makanan sebagai
zooplankton.
Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
ternak. Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut tropozoit
dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi
selama kondisi lingkungan memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan
tropozoit maka protozoa akan membentuk cysta. Pada protozoa proses reproduksi terjadi secara
seksual dan juga aseksual. Namun proses reproduksi yang sering dilakukan adalah melalui cara
aseksual yakni pembelahan biner. Tahap pembelahan menggunakan cara mitosis (aseksual) yang
hasilnya akan terbentuk dua sel anakan. Dari beberapa jenis protozoa seperti halnya plasmodium
akan melakukan proses reproduksi melalui cara aseksual dengan menggunakan skizogoni yang
pada umumnya terjadi dibagian dalam sel inang, selanjutnya masing-masing bagian yang
terdapat pada inti akan diusir menuju keluar secara bersamaan beserta bagian dari sitoplasma,
sehingga pada akhirnya terbentuklah protozoa baru. Sedangkan proses reproduksi melalui cara
seksual yang terjadi pada protozoa bisa terjadi dengan cara konjugasi, yang akan
menggabungkan berbagai materi genetik yang diambil dari bagian sel satu ke bagian sel yang
lainnya. Bisa juga dengan menggunakan gamet melalui bantuan orang lain untuk melakukan
perkawinan, sehingga membentuk zigot. Proses reproduksi secara seksual yang terjadi pada
plasmodium ialah nyamuk, zigot yang dihasilkan akan mengalami proses mitosis sehingga akan
menghasilkan banyak sporozoit.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan deskriptif. Metode eksperimen yaitu metode
untuk melakukan percobaan sehingga mengetahui jenis-jenis Protozoa yang terdapat pada
beberapa sumber air. Metode penelitian deskriptif dilakukan dengan mengamati jenis-jenis
Protozoa yang terdapat dari berbagai sumber air.
A.Preparasi Sampel
Alat :
- Mikroskop
- Cup
- Pipet tetes
- Cover Glass
- Kaca preparat
Bahan :
- Air selokan
- Air kolam
- Air kubangan
- Air sungai
- Air sawah
- Rendaman air lumut
- Rendaman air roti
- Rendaman air jerami dan kotoran
B.Prosedur kerja:
1. Siapkan bahan yang akan digunakan dalam proses penelitian
2. Ambil air yang akan diteliti denggan menggunakan pipet tetes
3. Teteskan ±1-2 tetes ke atas objek glass dengan menggunakan pipet tetes tutup dengan
cover glass secara hati-hati
4. Amati dibawah mikroskop diawali dengan menggunakan perbesaran lemah
5. Setelah objek ditemukan maka tambahkan perbesaran dengan memutar mikrometer atau
memutar lensa objektif ke perbesaran yang lebih besar pada mikroskop
6. Lalu gambar/ foto dan video objek yang telah ditemukan
7. Jika pengamatan sudah selesai maka objek glass dan cover glass dibersihkan dengan
tissue.
HASIL PENGAMATAN
Bentuk :
kantung
(Trofozoit)
Bentuk :
Oval
8. Classis: Struktur Warna :Hij Hidup
Oligohymenophor tubuh au dengan
ea uniseluler cara
Flagel:
berkoloni
Famili: Tidak
Parameciidae berflagel
PEMBAHASAN
Hasil observasi Protozoa di dalam air sampel yang dibawa dan diteliti dengan mikroskop
Laboratorium Biologi UNIMED, total spesies alga yang ditemukan adalah sebanyak
1. Oligohymenophorea
3. Heterotrik
Mereka biasanya memiliki zona adoral yang menonjol dari membran yang mengelilingi
mulut, digunakan dalam penggerak dan makan, dan silia yang lebih pendek di bagian tubuh
lainnya. Banyak spesies sangat kontraktil, dan biasanya dikompresi atau berbentuk kerucut.Kelas
Heterotrik memiliki spesies Stentor roeseli dan family Stentoridae struktur tubuh pada kelas
Heterotrik uniseluler.ciri spesifik Heterotrik memiliki warna coklat kehitaman,tidak
berflagel,dan berbentuk bulat.cara hidup kelas Heterotik dengan cara berkoloni.
4. Tubulinea
Tubulinea adalah kelompok utama Amoebozoa, termasuk sebagian besar genus amuba
yang lebih dikenal seperti Amoeba, Arcella, Difflugia dan Hartmannella.Kelas Tubulinea
memiliki spesies Amoeba sp dan famili Troglotrematidae struktur tubuh pada kelas tubulinea
adalah uniselur.ciri spesifik Troglotrematidae memiliki warna hijau,tidak berflagel dan
berbentuk bulat memanjang.cara hidup kelas Troglotrematidae dengan cara berkoloni.
5. Discosea
Discosea adalah kelas Amoebozoa, terdiri dari amuba telanjang dengan bentuk tubuh
yang pipih dan diskoid. Anggota kelompok tidak menghasilkan pseudopodia berbentuk tabung
atau subsilindris, seperti amuba dari kelas Tubulinea.Kelas Discosea memiliki spesies
Thecamoe ba sp dan famili Thecamoebidae struktur tubuh pada kelas Discosea adalah
uniseluler.ciri spesifik Discosea memiliki warna hijau tidak berflagel dan bebentuk bulat.cara
hdup kelas Discosea dengan berkoloni.
6. Litostomatea
Litostomatea adalah kelas ciliata. Kelompok ini terdiri dari tiga subkelas:
Haptoria, Trichostomatia dan Rhynchostomatia. Haptoria mencakup sebagian besar bentuk
karnivora seperti Didinium, spesies yang memangsa Paramecium ciliate. Trichostomatia
sebagian besar endosimbion di saluran pencernaan vertebrata.Kelas Litostomate memiliki spesies
Didinum sp dan famili Diniidae struktur tubuh pada kelas Litostomatea adalah uniseluler.ciri
spesifik Litostomate memiliki warna coklat kehijauan tidak berflagel dan bentuk oval.cara hidup
kelas Litostomate dengan cara berkoloni.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah kami laksanakan, ditemukan delapan spesies dengan beberapa kelas.
Enam kelas tersebut ditemukan dari berbagai sampel air, yang meliputi air jerami dan kotoran,
air kubangan, air sawah, air kolam, air lumut, air rendaman roti. Pada kelas Oligohymenophorea
terdapat beberapa spesies, yaitu: Paramecium sonnebori, Vorticella campanula, dan Paramecium
bursari . Pada kelas Kinetofragminophorea terdapat spesies Balantidium coli. Pada kelas
Heterotrik terdapat spesies Stentor roeseli. Pada kelas Tubulinea terdapat spesies Amoeba sp.
Pada kelas Discosea terdapat spesies thecamoeba sp. Pada kelas Litostomatea terdapat spesies
Didinum sp.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dwi Setyo. “Inventarisasi Protozoa Di Objek Wisata Umbul Cokro Tulung Klaten.”
Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Saintek II, no. 2 (2017): 70–73.
Brier, Jennifer, and lia dwi jayanti. “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健
康関連指標に関する共分散構造分析 Title” 21, no. 1 (2020): 1–9. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203.
Corliss, John O., and Karl G. Grell. “Protozoologie.” Transactions of the American
Microscopical Society 88, no. 2 (1969): 322. https://doi.org/10.2307/3224523.
Hariyanto, Primadya Anantyarta,. “Pengembangan Petunjuk Praktikum Protista Kelas X Sma
Ma’Arif Nu Pandaan.” Bioma : Jurnal Biologi Dan Pembelajaran Biologi 3, no. 1 (2018):
11–21. https://doi.org/10.32528/bioma.v3i1.1322.
Rodrigues, Soares Ferreira. “Que É Um Protista?,” 2018, 114–16.
Syaifuddin, Akhmad Tsani, Umasiya’tiyan, and Atika Okta Melisa. “Identifikasi Mikroalga Pada
Air Sumur Di Daerah Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.” ALVEOLI: Jurnal Pendidikan
Biologi 1, no. 2 (2020): 63–80.