Anda di halaman 1dari 25

Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016

April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

KEANEKARAGAMAN PROTISTA PADA FESES BURUNG PIPIT,


KELINCI, BEBEK DAN MUSANG
FMIPA UNMUL 2017

Kelas B 1, Syahroni Adiatma2, Helda Sason3, Siti Khalijatinnisa4, M. Daryadi Agustin5


1Laboratorium Ekologi dan Sistematika Hewan Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
2Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

Abstrak. Protista merupakan organisme eukariotik yang tersusun atas satu sel (monoselluler),
Monoselluler berkoloni, dan multiselluler yang belum mengalami diferensiasi dalam jaringan. Protista
anggotanya ada yang mirip hewan yaitu Protozoa, mirip tumbuhan yaitu Alga, dan mirip jamur yaitu jamur
lendir. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis protista pada feses burung pipit, kelinci,
mentok dan musang. Praktikum ini dilakukan dengan cara Disiapkan masing-masing feses kelinci, feses
bebek, feses musang, feses burung pipit pada tempat yang berbeda, kemudian dicampur masing-masing
feses dengan air kolam dan ditambahkan potongan jerami diaduk sampai rata, kemudian feses ditutup
dengan kain tipis dan disimpan selama 2 minggu. Kemudian untuk pengamatan diambil masing-masing 1
pipet feses tersebut kemudian dicampur dengan formalin dan diamati dengan mikroskop sebanyak 5 tetes
setiap minggu dan pengamatan dilakukan selama 4 minggu. Hasil yang didapatkan pada praktikum ini
adalah pada feses burung pipit indeks keanekaragaman (H’) yang didapat yaitu 3,37 ini menunjukkan
bahwa keanekaragaman yang ada yaitu tinggi karena H’>3 dengan spesies yang paling mendominasi
adalah Botryococcus sp. berjumlah 87 spesies. Pada feses kelinci keanekaragaman protista bersifat
rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai H’ yaitu 1.803629524 dengan spesies yang paling mendominasi yaitu
Navicula sp. berjumlah 582 spesies. Pada feses bebek Indeks keanekaragaman (H’) sebesar 0,00035
yang menandakan bahwa tingkat keanekaragaman taksa termasuk pada kategori rendah yaitu H’(0.00035)
<3,322 dengan spesies yang paling mendominasi yaitu Botryoccocus sp. sebanyak 57 spesies. Pada feses
musang indeks keanekaragaman secara umum rendah yaitu 0.037159 dengan spesies yang paling
mendominasi adalah Paramecium sp. sejumlah 1502 spesies.

Kata kunci : Protista, protozoa, feses, burung pipit, kelinci, mentok, musang

Pendahuluan adapula yang mirip dengan jamur. Untuk


Protista merupakan organisme eukariotik menjembatani perbedaan itu maka lahirlah
yang tersusun atas satu sel (monoselluler), kingdom baru yaitu protista [1].
Monoselluler berkoloni, dan multiselluler yang Protozoa merupakan hewan bersel tunggal,
belum mengalami diferensiasi dalam jaringan. berinti sejati (eukariotik) da tidak memiliki dinding
Anggota Protista adalah semua organisme sel. Protozoa berasal dari kata protos yang
eukariotik yang tidak termasuk kingdom Fungi, berarti pertama dan zoo yang berarti hewan
Plantae, dan Animalia. Yang termasuk Protista sehingga dapat diartikan sebagai hewan
diantaranya adalah Protozoa, jamur lendir, jamur pertama. Ukurannya antara 3-100 mikron dan
air, Algae monoselluler, dan Alagae multiselluler. merupakan organisme mikroskopis bersifat
Protista anggotanya ada yang mirip hewan yaitu heterotrof. Tempat hidupnya adalah tempat yang
Protozoa, mirip tumbuhan yaitu Alga, dan mirip basah yang kaya zat organic, air tawar atau air
jamur yaitu jamur lendir. Karena Protista laut sebagai zooplankton, beberapa jenis bersifat
strukturnya masih sederhana maka sangat peka parasit dan menyebabkan penyakit pada
terhadap perubahan lingkungannya termasuk manusia dan hewan ternak [3].
tidak tahan terhadap perubahan suhu. Umumnya Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di
hidup di tempat lembab, berair, atau di dalam bawah mikroskop. Beberapa organisme
tubuh makhluk hidup lainnya [1]. mempunyai sifat antara algae dan protozoa.
Protista diperkirakan sudah ada dibumi kita Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta,
sejak 1-2 miliar tahun yang lalu, sebelum ada selnya berflagela dan merupakan sel tunggal
organisme tingkat tinggi. Organisme yang yang berklorofil, tetapi dapat mengalami
tergabung dalam protista pernah membuat kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
binggung para ahli taksonomi karena ada yang berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta
mirip tumbuhan, ada yang mirip hewan dan yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

adanya cahaya, beberapa ilmuwan normal 3x per-hari sampai 3x per-minggu


memasukkannya ke dalam filum protozoa. (Radiopetra, 1996).
Contohnya strain mutan algae genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat Metode
dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Waktu dan Tempat
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana Praktikum protistologi dilaksanakan pada
sulitnya membedakan dengan tegas antara hari Jumat, 07 April- 05 Mei 2017, pukul
algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari
14.00-16.00 WITA di Laboratorium Ekologi dan
prokariot karena ukurannya yang lebih besar,
dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari Sistematika Hewan, gedung B lantai 1, Fakultas
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak Universitas Mulawarman.
berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah [4]. Alat dan Bahan
Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada Alat yang digunakan dalam praktikum ini
fase yang berbeda dalam siklus hidupnya.
adalah mikroskop, cover glass, objeck glass,
Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang
berupa kaki semu, bulu getar (cilia) atau bulu cawan petri, pipet tetas dan batang pengaduk.
cambuk (flagel). Beberapa protozoa memiliki Bahan-bahan yang digunakan adalah feses
fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut kelinci, feses bebek, feses musang, feses burung
tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. pipit, jerami dan air kolam.
Tropozoit akan aktif mencari makan dan
bereproduksi selama kondisi memungkinkan. Cara Kerja
Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan
tropozoit maka protozoa akan membentuk sista. Disiapkan masing-masing feses kelinci, feses
Sista merupakan bentuk sel protozoa yang bebek, feses musang, feses burung pipit pada
terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan tempat yang berbeda, kemudian dicampur
endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat masing-masing feses dengan air kolam dan
sista protozoa mampu bertahan [4]. ditambahkan potongan jerami diaduk sampai
Feses adalah sisa hasil pencernaan dan rata, kemudian feses ditutup dengan kain tipis
absorbsi dari makanan yang kita makan yang
dan disimpan selama 2 minggu. Kemudian untuk
dikeluarkan lewat anus dari saluran
cerna.Jumlah normal produksi 100 – 200 gram / pengamatan diambil masing-masing 1 pipet
hari. Terdiri dari air, makanan tidak tercerna, sel feses tersebut kemudian dicampur dengan
epitel, debris, celulosa, bakteri dan bahan formalin dan diamati dengan mikroskop
patologis, Jenis makanan serta gerak peristaltik sebanyak 5 tetes setiap minggu dan pengamatan
mempengaruhi bentuk, jumlah maupun dilakukan selama 4 minggu.
konsistensinya dengan frekuensi defekasi

Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1.1 Pengamamatan protista pada feses burung pipit
No taksa ni pi lnpi H H'
1 Cycloleila sp. 1 0,01 -4,38 -0,06 3,37
2 Ineridion sp. 1 0,01 -4,38 -0,06
3 Euglena sp. 1 0,01 -4,38 -0,06
4 Chilomonas sp. 4 0,05 -2,99 -0,15
5 Zygnemopsis sp. 5 0,06 -2,77 -0,17
6 Clostridium sp. 5 0,06 -2,77 -0,17
7 Chlorohotrys sp. 22 0,28 -1,29 -0,36
8 sp 1 11 0,14 -1,98 -0,27
9 Melosira sp. 19 0,24 -1,43 -0,34
10 Paramecuim 1 0,01 -4,38 -0,06
11 Closterium sp. 9 0,11 -2,18 -0,25
12 sp2 2 0,03 -3,68 -0,09
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

13 sp 3 1 0,01 -4,38 -0,06


14 sp4 1 0,01 -4,38 -0,06
15 sp5 1 0,01 -4,38 -0,06
16 Closterium sp. 72 0,91 -0,10 -0,09
17 sp 6 6 0,08 -2,58 -0,19
18 Botryococcus sp. 87 1,09 0,09 0,10
19 Entomoeba hystolitica 31 0,39 -0,94 -0,37
20 Areeila sp. 2 0,03 -3,68 -0,09
21 Protococcus sp. 2 0,03 -3,68 -0,09
22 Protococcus sp. 1 0,01 -4,38 -0,06
23 sp 7 2 0,03 -3,68 -0,09
24 Pineularia sp. 12 0,15 -1,89 -0,29
N 299

Dari hasil pengamatan protozoa yang melalui air. Sebagian besar spesies Euglena
didapat pada feses burung, spesies yang paling mengandung kloroplas dan menghasilkan
mendominasi adalah Botryococcus sp. Yaitu makanan sendiri melalui fotosintesis. Euglena
berjumlah 87 spesies dan spesies yang paling tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki lapisan
sedikit yaitu Cycloleila sp., Ineridion sp., Euglena protein khusus yang disebut pelikel yang
sp., Paramecium, sp. 3, sp. 4, sp. 5 dan mengelilingi sel dan menawarkan perlindungan.
Protococcus sp., masing-masing sebanyak 1 Euglena bereproduksi secara aseksual dengan
spesies. Sedangkan indeks keanekaragaman pembelahan biner.
(H’) yang didapat yaitu 3,37 ini menunjukkan Chilomonas paramecium, hidup di air tawar
bahwa keanekaragaman yang ada yaitu tinggi buah flagella yang terletak di ujung anterior
karena H’>3. berupa cambuk seperti ekstensi ini terdiri dari
Beberapa spesies yang ditemukan pada susunan protein mikrotubulus yang kompleks,
spesies burung pipit, yaitu Coscinodiscus sp., memiliki nukleus dan vakuola, Chilomonas
spesies ini hidup soliter dan mudah dikenali berukuran kecil, panjangnya 20-40 um.
dikarenakan morfologinya yang bulat dan terlihat Beberapa sumber menggunakan kata
jelas dibawah mikroskop dengan perbesaran "undulipodium" untuk mengidentifikasi flagel dan
100x, tapi untuk dapat diketahui sampai membedakannya dari bakteri. Chilomonas
identifikasi spesies perlu menggunakan sangat umum dan merupakan salah satu sumber
mikroskop khusus. Coscinodiscus sp., berbentuk makanan utama untuk protozoa yang lebih
simetri radial (bulat) berukuran 100 µ. besar, terutama protease Amoeba.
Coscinodiscus sp., merupakan kelas dari Closterium sp. Ganggang hijau, planktonik
Bacillariophyceae, hidup diperairan laut secara (pelampung). Bilah skala putih adalah 5 mikron.
soliter, cangkang berbentuk segi delapan, Sel melengkung (berbentuk sabit), jarang lurus,
memiliki banyak kloroplas, permukaan sel dengan atau tanpa penyempitan median. Akhir
berbentuk flat, hidup pada temperatur optimum sel bervariasi, runcing, tumpul, atau bulat.
25oC dan salinitas maksimal 36%, mempunyai Dinding sel mulus dengan sedikit hiasan; Striasi
pola areal berbentuk radial [2]. longitudinal Pigmen hijau, kadang kuning-hijau.
Melosira sp., mempunyai ciri berwarna hijau Diameter sel: 16 - 75 x Panjang: 100 - 800
dan mengandung klorofiil, bentuk menyerupai mikron.
batang panjang dan pipih bersegmen, sel Botryococcus adalah mikroalga planktonik
berbentuk silinder, katup datar dan ditutupi berbentuk piramid hijau yang berpotensi sangat
dengan duri kecil atau butiran, diameter katup penting di bidang bioteknologi. Koloni yang
4-24 µm dan ketinggian mantel adalah 9-20 µm. disatukan oleh matriks biofilm lipid dapat
Euglena sp., adalah organisme bersel tunggal ditemukan di danau oligotrofik beriklim atau tropis
yang hidup terutama di air tawar, meskipun dan muara, dan akan mekar saat di hadapan
beberapa spesies dapat hidup di air garam. tingkat peningkatan fosfor anorganik terlarut.
Mereka memiliki ekor panjang yang disebut Spesies ini terkenal karena kemampuannya
flagela yang mereka gunakan untuk bergerak menghasilkan hidrokarbon dalam jumlah tinggi,
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

terutama minyak dalam bentuk Triterpen, yang Paramecium bereproduksi secara aseksual
biasanya sekitar 30-40% dari berat keringnya. (membelah diri dengan cara transversal), dan
Dibandingkan dengan spesies alga hijau lainnya, seksual. Paramecium bergerak dengan
ia memiliki dinding sel yang relatif tebal yang menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika
diakumulasikan dari divisi seluler sebelumnya; menggunakan mikroskop.
Membuat ekstraksi komponen sitoplasma agak Cyclotella memiliki thallus diploid. Sel
sulit. Untungnya, banyak minyak hidrokarbon dibungkus oleh dinding yang terdiri dari 2 bagian
yang berguna ada di luar sel. (epiteka dan hipoteka) yang saling
Entamoeba histolytica adalah protozoa overlap/tumpang tindih. Cadangan makanan
parasit anaerob, bagian genus Entamoeba. berupa minyak dan Chrysolaminarin atau protein
Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. yang disebut volutin. Stadium motil (sperma)
histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta dengan 1 flagel kadang 2 flagel. Perbanyakan
orang di seluruh dunia. Banyak buku tua yang unik dengan tipe spora yang dikenal
menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia sebagai auksospora. Memiliki klorofil a dan c
terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain bersama dengan diatomin sebagai pigmen
menyatakan: setidaknya 90% dari infeksi ini fotosintesis.
adalah karena spesies Entamoeba kedua yaitu Vaucheria memiliki klorofil (pigmen hijau)
E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya
menjadi transit infeksi, tetapi tidak ada bukti hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya Vaucheria tersusun atas banyak sel yang
penularan dari kedua hewan ini. berbentuk benang, bercabang tapi tidak
Pyricularia oryzae mempunyai konidia bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan
berbentuk bulat, lonjong, tembus cahaya, dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara
bersekat dua (3 ruangan) (Ou, 1985). Satu daur seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi
penyakit dimulai ketika spora cendawan peleburan spermatozoid yang dihasilkan
menginfeksi dan rnenghasilkan suatu bercak anteridium dengan ovum yang dihasilkan
pada tanaman padi dan berakhir ketika oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh
cendawan bersporulasi dan rnenyebarkan spora menjadi filamen baru.
baru rnelalui udara. Apabila kondisi lingkungan Xantophyceae memiliki ciri-ciri, yaitu
menguntungkan, satu daur dapat terjadi dalam Uniseluler dan koloni dengan dinding silikat,
waktu sekitar 1 minggu. Selanjutnya dari satu susunan tubuh Berbentuk sel tunggal, contoh:
bercak dapat rnenghasilkan ratusan sampai botrydiopsis, berbentuk filament, contoh:
ribuan spora dalam satu malam dan dapat terus tribonema, berbentuk tubular, contoh: vaucheria.
rnenghasilkan spora selama lebih dari 20 hari. Susunan sel Umumnya tidak memiliki dinding sel,
Pada kondisi kelembapan dan suhu yang bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pectin dan
mendukung, cendawan blas dapat mengalami silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling
banyak daur penyakit dan menghasilkan menutupi, seperti pada tribonema sp. Alat gerak
kelimpahan spora yang dahsyat pada akhir berupa dua buah flagel.
musim. Tingkat inokulum yang tinggi ini sangat Zygnemopsis biasanya ada sebagai tikar
berbahaya bagi tanaman padi yang rentan [6]. mengambang di air yang tergenang di selokan
Paramecium merupakan salah satu protista dan kolam, berfilamen atau uniseluler. Zygnema
mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar memiliki perkembangbiakan yang sama dengan
50-350 µm. Paramecium telah memiliki selubung spirogyra yakni dapat bereproduksi baik secara
inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua aseksual dan seksual. Perkembangbiakan
inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) aseksual dengan fragmentasi membentuk
yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan aplanosprora, akinet dan partenospora.
reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang Perkembangbiakan seksual secar konjugasi
berfungsi untuk mengawasi kegiatan lateral dan konjungasi scalar.
metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.

Tabel 1.2 Pengamatan Protista Pada Feses Kelinci

Taksa Ni N Pi Lnpi pilnpi H’

Platgmonas 52 18193.11774 0.002858224 -5.857554937 -0.016742202 1.803629524


convulote

tetraselmic 11 3848.544136 0.013511603 -4.304206491 -0.058156729


Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

tetrahele

Euglena sp. 3 1049.602946 0.049542544 -3.004923507 -0.148871555

Nietzschia 11 3848.544136 0.013511603 -4.304206491 -0.058156729


sp.

Spirulina sp. 34 11895.50006 0.004371401 -5.432671743 -0.023748386

Epimeria sp. 1 349.8676488 0.148627632 -1.906311218 -0.283330521

sp1. 1 349.8676488 0.148627632 -1.906311218 -0.283330521

sp2. 4 1399.470595 0.037156908 -3.292605579 -0.122343042

sp3. 1 349.8676488 0.148627632 -1.906311218 -0.283330521

Botrycoccus 10 3498.676488 0.014862763 -4.208896311 -0.062555829


sp.

Clastidium 8 2798.94119 0.018578454 -3.98575276 -0.074049124


sp.

sp 4 26 9096.558868 0.005716447 -5.164407756 -0.029522065

sp 5 8 2798.94119 0.018578454 -3.98575276 -0.074049124

Navicula sp. 582 203622.9716 0.000255374 -8.272781666 -0.002112653

Oscillatori sp. 1 349.8676488 0.148627632 -1.906311218 -0.283330521

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa membuat klorofil tidak terlalu tampak. Kloroplas
keanekaragamn bersifat rendah, hal ini dapat alga ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Nama
dilihat dari nilai H’ yaitu 1.803629524. Dari 15 "Chrysophyceae" diambil dari bahasa Yunani,
yaitu chrysos yang berarti emas. Sel-sel alga
taksa yang diddapatkan diketahui bahwa taksa
keemasan memiliki inti sejati, dinding sel
yang paling mendominasi yaitu Navicula sp. umumnya mengandung silika (SiO2) atau zat
dengan total jumlah yang diamati yaitu 582, kersik. Alga ini ada yang hanya satu sel
sedangkan taksa yang laping sedikit ditemukan (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel
yaitu Epimeria sp., sp1., sp3. dan Oscillatori sp. (multiseluler). Alga uniseluler dapat hidup
yang hanya ditemukan jumlahnya 1. sebagai komponen fitoplankton yang dominan.
Klasifikasi spesies yang paling mendominasi Alga yang multiseluler membentuk koloni atau
berbentuk berkas pita (filamen). Habitatnya
Navicula sp.
adalah air tawar, di laut, dan di tanah yang
Kingdom : Plantae
lembab.
Filum : Ochrophyta
Nitzschia sp. merupakan mikroalga yang
Kelas : Bacillariophyceae
termasuk dalam kelas Bacillariophyceae (Tomas,
Ordo : Naviculales
1997). Mempunyai peran penting dalam
Famili : Naviculaceae
ekosistem perairan sebagai produsen primer.
Genus : Navicula
Sebagian besar hidup tunggal atau melekat satu
Spesies : Navicula sp.
sama lain dalam rantai sel atau kolonial agregasi
Navicula sp. merupakan alga keemasan
(Richmond, 2004). Nitzschia sp. dikonsumsi
atau Chrysophyceae dan salah satu kelas dari
langsung oleh berbagai jenis organisme, dari
kelompok alga Heterokontophyta. Warnanya
dinoflagellata heterotrofik sampai ikan pemakan
yang kuning keemasan berasal dari kandungan
plankton. Pertumbuhan Nitzschia sp. terjadi
pigmen karotena dan xantofil yang banyak
relatif sering, di beberapa daerah musiman, dan
sehingga mendominasi warna kloroplasnya dan
dalam berbagai macam lokasi. Dalam budidaya
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

Nitzschia sp. dapat tumbuh pada salinitas gelatinase, dan indol positif.Spora dari
terendah 6 ppt dan tertinggi 48 ppt, pada suhu Clostridium sp. resisten terhadap panas dan juga
5ºC- 30ºC, untuk pertumbuhan optimal (Thessen biasanya terhadap antiseptis. Sporanya juga
et al., 2005). Faktor-faktor lingkungan yang dapat bertahan pada autoclave pada suhu
berpengaruh terhadap pertumbuhan antara lain 249.8°F (121°C) selama 10–15 menit. Juga
cahaya, temperatur, salinitas, tekanan osmose, resisten terhadap phenol dan agen kimia yang
dan pH air, yang bisa jadi memacu atau lainnya.
menghambat pertumbuhan (Fogg dan Thake, Oscillatoria adalah genus cyanobacteria
1987). Komponen utama yang ditemukan di berbentuk benang yang diberi nama untuk
Nitzschia sp. adalah asam palmitat (C16: 0), osilasi di dalam gerakannya. Filamen di
asam palmitoleic (C16: 1), asam miristat (C14: 0), koloni-koloni dapat geser bolak-balik terhadap
dan eicosapentaenoic acid (EPA) (C20: 5ω-3) [5]. satu sama lain sampai seluruh massa
Spirulina sp. merupakan mikroalga yang diorientasikan untuk sumber cahayanya. Hal ini
menyebar secara luas, dapat ditemukan di umumnya ditemukan di perairan-palung air, dan
berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, terutama biru-hijau atau coklat-hijau. Oscillatoria
laut dan tawar (Ciferri, 1983). Ciri-ciri adalah organisme yang mereproduksi oleh
morfologinya yaitu filamen yang tersusun dari fragmentasi. Oscillatoria bentuk filamen panjang
trikoma multiseluler berbentuk spiral yang sel yang dapat masuk ke fragmen disebut
bergabung menjadi satu, memiliki sel berkolom hormogonia. hormogonia dapat tumbuh menjadi
membentuk filamen terpilin menyerupai spiral, filamen, baru lagi. Breaks pada filamen biasanya
tidak bercabang, autotrof, dan berwarna biru terjadi di mana sel-sel mati (necridia) yang hadir.
kehijauan Bentuk tubuh Spirulina sp. yang Oscillatoria menggunakan fotosintesis untuk
menyerupai benang merupakan rangkaian sel bertahan hidup dan bereproduksi.
yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang Euglena memiliki ciri-ciri sel memanjang
tipis, berdiameter 1-12 μm. Filamen Spirulina sp. (15-500 mikrometer atau ,0006-0,02 inci) dengan
hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas satu inti, banyak klorofil yang mengandung
(Tomaselli, 1997). Spirulina sp. berwarna hijau kloroplas (organel sel yang merupakan situs
tua di dalam koloni besar yang berasal dari fotosintesis), sebuah vakuola kontraktil (organel
klorofil dalam jumlah tinggi. Spirulina sp. memiliki yang mengatur sitoplasma), sebuah eyespot
struktur trichoma spiral dengan filamen–filamen atau bintik mata, dan satu atau dua flagela.
bersifat mortal dan tidak memiliki heterosit. Sel Spesies tertentu (misalnya, E. rubra) tampak
Spirulina sp. berukuran relatif besar yaitu 110 merah di bawah sinar matahari karena
μm, sehingga dalam proses pemanenan dengan mengandung sejumlah besar pigmen karotenoid.
menggunakan kertas saring lebih mudah Tidak seperti sel tumbuhan, Euglena tidak
(Borowitzka M.A., 1988). memiliki dinding selulosa yang kaku dan memiliki
Clostridium sp.. adalah bakteri berbentuk pelikel fleksibel (amplop) yang memungkinkan
batang lurus,langsing,berukuran panjang 2-5 mereka untuk berubah bentuk. Meskipun mereka
mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Bakteri ini fotosintesis, sebagian besar spesies juga dapat
membentuk eksotoksin yang disebut memberi makan secara heterotrof (pada
tetanospasmin. Kuman ini terdapat di tanah organisme lain) dan menyerap makanan secara
terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan langsung melalui permukaan sel melalui
binatang. Clostridium sp. termasuk bakteri gram fagositosis (di mana membran sel menjebak
positif anaerobic berspora, mengeluarkan partikel makanan dalam vakuola untuk
eksotoksin. Clostridium sp. menghasilkan 2 pencernaan). Makanan sering disimpan sebagai
eksotosin yaitu tetanospamin dan tetanolisin. karbohidrat kompleks khusus yang dikenal
Tetanospaminlah yang dapat menyebabkan sebagai paramylon, yang memungkinkan
penyakit tetanus. Perkiraan dosis mematikan organisme untuk bertahan hidup dalam kondisi
minimal dari kadar toksin (tenospamin) adalah rendah cahaya. Euglena bereproduksi secara
2,5 nanogram per kilogram berat badan atau 175 aseksual dengan cara pembelahan sel
nanogram untuk 70 kilogram (154lb) manusia. memanjang, di mana mereka membagi ke bawah
Clostridium sp. tidak menghasilkan lipase panjang mereka, dan beberapa spesies
maupun lesitinase, tidak memecah protein dan menghasilkan kista aktif yang dapat bertahan
tidak memfermentasi sakarosa dan glukosa juga selama kekeringan.
tidak menghasilkan gas H2S. Menghasilkan

Tabel. 3 Pengamatan air kotoran ternak (Feses) bebek (Anas platyrhynchos)


Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

Taksa ni N pi ln. pi Pi.ln pi H’


Diatoma elongata 30 9933.656 0,000003 -12,71024176 -0,000038385389 0,00035

Euglena sp. 3 993.365 0,0000030200380 -12,71024116 -0,000038385411

Botryococcus sp. 57 18873.94 0,0000030200360 -12,71024180 -0,000038385388


7
Clastidium 4 1324.487 0,0000030200372 -12,71024066 -0,000038385399
setigerum
Nostoc spharicum 2 662.243 0,0000030200395 -12,71024066 -0,000038385428

Tetraselmis 1 331.121 0,0000030200440 -12,71023915 -0,000038385482


tatrahele
Pleurodiscus 2 662.243 0,0000030200395 -12,71024066 -0,000038385428
borinquenae
sp. 1 1 331.121 0,0000030200440 -12,71023915 -0,000038385482

sp. 2 5 1655.609 0,0000003020036 -15,01282690 -0,000004533928


4
sp. 3 1 331.121 0,0000030200440 -12,71023915 -0,000038385482

-0,00035

Berdasarkan hasil kegiatan praktikum yang mendominasi dari 20 tetes sampel yang
telah dilaksanakan, dengan menggunakan digunakan diperoleh Botryoccocus sp. sebanyak
kotoran ternak bebek diperoleh sebanyak 10 57 spesies. Yang ditemukan pada pengamatan
spesies dari 20 tetes sampel, dengan Indeks di tetes I ditemukan sebanyak 11 spesies, tetes
keanekaragaman (H’) sebesar 0,00035. Hal ini IV sebanyak 6 spesies, tetes VI sebanyak 4
menandakan bahwa tingkat keanekaragaman spesies, tetes VII sebanyak 10 spesies, tetes VIII
taksa termasuk pada kategori rendah yaitu sebanyak 4 spesies, tetes XI sebanyak 12
H’(0.00035) <3,322 dengan jumlah produktivitas spesies, tetes XIII sebanyak 7 spesies dan tetes
yang rendah, kondisi ekosistem cukup dan XIIII sebanyak 3 spesies,
tekanan ekologis kurang. Digunakannya indeks Klasifikasi dari Botryoccocus sp. adalah
keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) karena sebagai berikut:
mampu menggambarkan keanekaragaman kingdom : Plantae
spesies, juga dapat menggambarkan divisi : Chlorophyta
produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem kelas : Trebouxiophyceae
dan kestabilan ekosistem. Jika semakin tinggi ordo : Incertaesedis
nilai indeks H’ maka semakin tinggi pula family : Botryococcaceae
keanekaragaman spesies, produktivitas genus : Botryoccuss
ekosistem, tekanan pada ekosistem dan spesies : Botryoccus sp.
kestabilan ekosistem. (Vashista, 1999).
Sampel yang digunakan menggunakan air Botryoccocus sp. Sel berdinding sel tebal,
kotoran ternak bebek yang telah diendapkan berwarna hijau , berkoloni, memiliki kemampuan
selama 1 minggu, dengan kondisi fisik dari air menghasilkan hidrokarbon dalam jumlah tinggi.
berwarna coklat-kehitaman dengan aroma yang Habitatnya di air tawar dan air payau. Berperan
menyengat. sumber dari air yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel dari minyak
merupakan campuran dari endapan jerami. Pada Botryecoccus, Ditemukan di tanah dan kotaran
kondisi air selokan tersebut spesies yang ternak (Sondakh, 2012)
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

Tabel 1.4 Pengamatan Protista pada Feses Musang


Taksa ni N pi ln.pi H'
Piricularia 101 132562,74 0,000762 -7,17969 0,037159
Naviculla sp. 209 274313 0,000762 -7,17969
Sp 3 198 259875,47 0,000762 -7,17969
Oophila amblystomatis 620 813751,48 0,000762 -7,17969
Pseudoudocharacium americanum 62 81375,14 0,000762 -7,17969
Paramecium sp. 1502 1971378,6 0,000762 -7,17969
Clastidium sp. 51 66937,62 0,000762 -7,17969
Dactyliosolen sp. 122 160125,29 0,000762 -7,17969
Sp 9 5 6562,51 0,000762 -7,17969
Sp 10 1 1312,5 0,000762 -7,17969
0,007619 -4,87711
keanekaragaman protozoa yang ada pada feses
Pada praktikum yang telah dilakukan musang tersebut adalah rendah (0.037159<1).
didapatkan 10 spesies yaitu Piricularia sp., Hal ini dibuktikan dengan didapatkannya jenis
Naviculla sp., Sp3, Oophila amblystomatis, spesies protozoa yang sedikit.
Pseudoudocharacium americanum, Paramecium Pada praktikum yang dilakukan digunakan
sp., Clastidium sp., Dactyliosolen sp., Sp 9, dan air sumur yang berfungsi sebagai sumber
Sp 10. Diantara seluruh spesies tersebut, makanan dari protozoa dan jerami yang
spesies yang paling mendominasi yaitu berfungsi untuk membantu proses pembusukan
Paramecium sp. sejumlah 1502 individu yang dari feses musang.
teramati. Jenis ini merupakan kelompok
protozoa yang memiliki morfologi yaitu Kesimpulan
berukuran sekitar 50-350 µm. Memiliki selubung Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat
inti dan memiliki dua inti dalam satu sel. Bagian disimpulkan bahwa pada feses burung pipit
anteriornya tumpul sedangkan bagian indeks keanekaragaman (H’) yang didapat yaitu
posteriornya runcing. Memiliki silia yang 3,37 ini menunjukkan bahwa keanekaragaman
digunakan untuk menyapu makanan bersama yang ada yaitu tinggi karena H’>3 dengan
dengan air ke dalam mulut sel. Berikut adalah spesies yang paling mendominasi adalah
klasifikasi dari Paramecium sp. Botryococcus sp. berjumlah 87 spesies. Pada
Kingdom : Animalia feses kelinci keanekaragaman protista bersifat
Filum : Protozoa rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai H’ yaitu
Kelas : Infosoria 1.803629524 dengan spesies yang paling
Ordo : Holotrichida mendominasi yaitu Navicula sp. berjumlah 582
Famili : Holotrichidae spesies. Pada feses bebek Indeks
Genus : Paramecium keanekaragaman (H’) sebesar 0,00035 yang
Spesies : Paramecium sp. menandakan bahwa tingkat keanekaragaman
Keanekaragaman dapat dihitung dengan taksa termasuk pada kategori rendah yaitu
menggunakan indeks Shannon-Wiener. Kriteria H’(0.00035) <3,322 dengan spesies yang paling
indeks keanekaragaman dibagi dalam 3 kategori mendominasi yaitu Botryoccocus sp. sebanyak
yaitu (H’<1) keanekaragaman rendah, (1<H’<3) 57 spesies. Pada feses musang indeks
keanekaragaman sedang dan (H’>3) keanekaragaman secara umum rendah yaitu
keanekaragaman tinggi (Umar, 2013). Rumus 0.037159 dengan spesies yang paling
indeks Shannon-Wiener yaitu :. mendominasi adalah Paramecium sp. sejumlah
H’ = - ∑ Pi ln Pi 1502 spesies.
Dimana :
H’ = Indeks Shannon-Wiener Ucapan Terima Kasih
Pi = ni/N Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ni = Jumlah individu spesies I Laboratorium Ekologi dan Sistematika Hewan
N = Jumlah total individu atas fasilitas yang diberikan untuk melakukan
Pada tabel diatas, diketahui indeks praktikum ini. Demikian pula, penulis berterima
keanekaragaman secara umum rendah yaitu kasih kepada teman-teman atas bantuan dan
0.037159. Angka tersebut menunjukkan bahwa dikusinya yang bermanfaat.
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

Referensi
[1] Aminollah. 2016. Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Patogen Pada Kotoran Kelelawar di
Gua Pogangan Gresik dan Gudang Gula
Bojonegoro. Surabaya: Universitas Airlangga.
[2] Ou, S.H. 1985. Rice Disease. 2nd ed.
Commonwealth Mycological Institute Kew,
Surrey. England. 380p.
[3] Pelczar, Jr Michael J. 2008. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
[4] Radiopoetro, 1996. Zoologi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
[5] Scardaci, S.C. et al. 1997. Rice Blast: a New
Disease in California. Agronomy Fact Sheet
Series 1997-2. Davis: Department of
Agronomy and Range Science, University of
California. 3p.
[6] Sondakh, E, H, Barton. 2012. Bungkil Kelapa
Sumber Medium Chain Fatty Acid Dalam
Pakan Ruminansia Sebagai Agensia Penurun
Gas Metan Pada Fermentasi Rumen Secara
In Vitro. Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman. Vol
(2): 2
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

Lampiran
LAMPIRAN PROTOZOA
Feses Burung Pipit
Kelompok 1 B

No. Spesies Gambar Jumlah

1. Clostridium sp. 5

2. Chlorobotrys sp. 23

3. Sp 1 11
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

4. Melosira sp. 18

5. Ineridion sp. 1

6. Euglena sp. 1

7. Chilomonas sp. 4
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

8. Closterium sp. 72

9. Sp 2 6

10. Botryococcus sp. 87

11. Entamoeba histolytica 31


Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

12. Protococcus sp. 2

13. Protococcus sp. 1

14. Sp 3 2
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

15. Piricularia sp. 12

16. Paramecium sp. 1

17. Closterium sp. 8

18. Sp 4 2
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

19. Sp 5 1

20. Zygnemopsis sp. 5

21. Cyclotella sp. 1


Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

LAMPIRAN
PENGAMATAN PROTISTILOGI (Protozoa)
Kelompok 2b
NO Jenis Taksa Gambar Jumlah

1 52

2 11

3 3

4 11
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

5 14

6 1

7 1
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

8 4

9 1

10 10

11 8
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

12 26

13 8

14
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

15
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

LAMPIRAN
PENGAMATAN PROTISTILOGI (Protozoa)
Kelompok 3b

No. Nama spesies Gambar Jumlah

1. Diatoma elongata 30 spesies

Perbesaran 40 X10

2. Euglena sp.

3 spesies

Perbesaran 40 X10

3. Botryococcus sp. 57 spesies

Perbesaran 40 X10

4 spesies

4. Clastidium setigerum Perbesaran 40


Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

5. Nostoc spharicum

2 spesies
Perbesaran 40 X10

6. Tetraselmis tetrahele 1 spesies

Perbesaran 40 X10

7. Pleurodiscus
borinquenae
2 spesies
Perbesaran 40 X10

8. sp. 1 1 spesies

Perbesaran 40 X10

9. sp. 2 5 spesies

Perbesaran 40 X10

/
10. sp. 3 1 spesies
Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

Perbesaran 40 X10
Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

LAMPIRAN
PENGAMATAN PROTISTILOGI (Protozoa)
Kelompok 4b

No. Media Spesies Jumlah Foto

1 Jerami + Naviculla sp. 209


Feses musang

Pyricularia sp. 101

Dactyliosolen sp. 122

Paramecium sp. 1502


Jurnal Protistologi FMIPA UNMUL 2016
April-Mei 2017, Samarinda, Indonesia

Spirulina sp. 122

Clastidium sp. 51

Oophila amblystomatis 620

Pseudoudocharacium 62
americanum

Sp 3 198

Sp 9 5

Sp 10 1

Anda mungkin juga menyukai