Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

“INDUKSI VARIASI SOMAKLONAL”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. Dewi Ratna Sari Ulina Silalahi (4213141050)


2. Viony Azzahra Ritonang (4212441010)
3. Rina Sara Jantri Manurung (4213341016)
4. Dea Sari Muti Br. Sembiring (4223341038)
5. Kevin Sitorus (4213141025)
6. Bella Salsadilla Br. Ginting (4203341028)

PSPB 21 D

Dosen Pengampu: Ayu Putri Ningsih, S.Si., M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Ny, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Kultur Jaringan dengan judul “Induksi Variasi Somaklonal”.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan doa, saran, dan kritik hingga makala ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
masih terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan kritik yang dapat membangun dari
berbagai aspek. Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca.

Medan, Maret 2024

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang CBR....................................................................................................4

B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................4

C. Manfaat Penulisan CBR..............................................................................................4

D. Identitas Buku..............................................................................................................5

BAB II…………………………………………………………………………………………6

RINGKASAN ISI BUKU........................................................................................................6

A. Ringkasan Buku Pertama ...........................................................................................6


B. Ringkasan Buku Pembanding………………………………………………….......12

BAB III....................................................................................................................................15

IMPLIKASI BUKU ..............................................................................................................15

A. Teori yang diperoleh .................................................................................................15

B. Manfaat topik review bagi pembangunan indonesia .............................................15

C. Analisis mahasiwa .....................................................................................................15

BAB IV....................................................................................................................................16

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................................16

B. Saran ...........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Variasi somaklonal didefenisikan sebagai variasi genetic yang tampak pada keturunan
tanaman yang diregenerasi dari sel somatic yang dikultur secara in vitro. Variasi genetic
dapat terjadi selama proses kultur in vitro karena beberapa factor, misalnya: kalus yang
melakukan proliferasi secara cepat, periode kultur yang lama, frekuensi subkultur yang
tinggi, penggunaan zat pengatur tumbuhan dengan aktivitas kuat (2,44-D ataupun benzi
adenin), serta sifat genetic pohon induk. Factor lain yang juga berperan dala, perubahan
genetic adalah kondisi fisiologis eksplan dan arus periodi dari eksplan. Keragaman
genetic dapat disebabkan beberapa hal : penggandaab jumlah kromosaom, perubahan
struktur kromosam, pindah silang somatic, serta penguranggan dan penambahan produk
gen, termasuk karena perubahan sekuens promotor dan selesi pada intron. Beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan keragaman somaklonal yaitu
menumbuhkan kalus atau suspense sel pada beberapa siklus, meregenerasikan tanaman
dalam jumlah besar dari kultur yang telah periode kultur in vitro lama, pengujian seleksi
dan varian sampai generasi selanjutnya pada sifat yang diinginkan, perbanyak pada
muatan yang sudah stabil untuk mendapatkan genotype baru. (Habibah ., Eni , 2021).
Untuk itu kami membuat makalah ini untuk mengetahui apa saja pembahasan yang
ada pada materi induksi variasi samaklonal mulai dari pengertian dan fungsi.

B. TUJUAN
Critical Book Report ini dibuat dengan tujuan untuk:
1. Menjelaskan semua materi mengenai induksi variasi samaklonal.
2. Dapat mengetahui dan memahami materi mengenai pengertian, keuntungan dan
kerugian variasi somaklonal, dan metode untuk menilai variasi somaklonal.

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Critical Book Report ini adalah kita dapat
mengetahui apa saja pembahasan yang dibahas dalam materi induksi variasi
samaklonal.

4
D. IDENTITAS BUKU
1. Buku Utama

Judul Buku : Plant Tissue Culture : An Introductory Taxt


Penulis : Sant Saran Bhojwani Prem Kumar Dantu
Penerbit : Springer
ISBN : 978-81-322-1026-9
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 113 halaman

2. Buku Pembanding

Judul : Buku Ajar Kultur Jaringan Tumbuhan


Penulis buku : Noor Aini Habibah, Eni Suwarsi Rahayu, dan Yustinus Ulung
Angraito.
Tahun terbit : 2021
Penerbit : Deepublish
ISBN : 978-623-02-3269-5
Jumlah hal : 100 halaman

5
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. RINGKASAN BUKU UTAMA


1. PENGENALAN VARIASI SOMAKLONAL

Pada Perubahan genetik dan epigenetik yang diamati pada sebuah tanaman yang
diregenerasi dari sel somatik yang dikultur itu disebut sebagai variasi somaklonal (soma =
vegetatif, klon = salinan identik), istilah yang diciptakan oleh Larkin dan Scowcroft
(1981). Sebagai perbedaannya, variasi yang diamati dalam kultur sel gamet ini disebut
variasi gametoklonal.

Istilah lain yang digunakan dalam konteks ini adalah calliclones (somaclone dari kultur
kalus) dan protoclone (somaclone dari kultur protoplas). Dalam pengertian yang lebih
luas, variasi somaklonal juga mencakup perubahan yang diamati pada tingkat kultur sel
yang telah digunakan untuk menyeleksi garis sel yang toleran/tahan terhadap garam,
logam berat, penyakit ), dan herbisida atau terhadap produktivitas fitokimia industri yang
lebih tinggi.

2. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN VARIASI SOMAKLONAL

Jika tujuannya adalah penggandaan klonal dari klon-klon elit yang berharga, variasi ini
dapat menghasilkan tipe-tipe yang tidak diinginkan sehingga mengurangi nilai komersial
dari propagul tersebut.

Demikian pula, tanaman rekayasa genetika disaring secara hati-hati untuk menghindari
variasi somaklonal yang tidak diinginkan dan tidak diinginkan sehingga dapat
menghasilkan klon yang dirilis secara komersial hanya mempunyai efek menguntungkan
dari transgen.

Di sisi lain, variasi somaklonal dapat menghasilkan genotipe yang diinginkan sebagai
garis sel baru atau tanaman dengan keunggulan agronomi dan komersial.

3. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN VARIASI SOMAKLONAL

No. Kekurangan Keuntungan

6
1. Mungkin tidak terjadi pada sifat- Perubahan dapat terjadi pada sifat-sifat
sifat agronomi yang kompleks penting secara agronomi
2. Banyak karakter berubah kearah Perubahan terjadi pada frekuensi tinggi
sebaliknya atau negatif
3. Variasi paa dasarnya tidak dapat Beberapa perubahan mungkin hal baru
diprediksi dan mungkin tidak dapat dicapai dengan
kemuliaan konvensional
4. Somaklon yang dipilih secara in Seleksi in vitro membantu dalam isolasi
vitro mungkin tidak stabil secara galur yang toleran terhadap cekaman
genetik biotik dan abiotic
5. Somaklon yag dipilih memerlukan Seleksi in vitro mempersingkat waktu
pengujian lapangan yang eksensif dalam somaklon isolasi dengan sifat
yang diinginkan
6. Somaklon bisa menjadi tidak stabil Populasi sel yang besar dapat digunakan
karena DNA eleman metilasi dan untuk in vitro.
transposon

4. VARIAN SOMAKLONAL DILEPASLIARKAN SEBAGAI KULTIVAR BARU

No. Tanaman Sifat somakronal


1. Jelai Peningkatan hasil dan ketahanan terhadap AC
melone downey mildew

2. Gandum Peningkatan hasil dan agronomi

3. Kentang Mengurangi wana kecoklatan pada umbi

4. Blackberry Tidak berduri


5. Lenan Toleransi garam dan panas

6. Seledri Resistensi fusarium, penyakit fusarium kuning

7
7. Tomat Resistensi fusarium

8. Tebu Ketahanan terhadap penyakit dan hasil lebih


tinggi, awal, sukrosa tinggi dan hasil tinggi.

9. Kerenyam Tanaman kuat dengan bunga yang menarik

10. Coklat moster Yelid


11. Kentang manis Warna, bentuk, dan kualitas pemanggangan akar

12. Pisang 1. Tahan layu fusarium dan hasil tinggi


2. Tahan terhadap penyakit sigatoka kuning

13. Amarilus Bunga berwarna ganda merah dan putih

5. PRAKTIK UNTUK MENCIPTAKAN VARIASI SOMAKRONAL

Dalam praktiknya, untuk menciptakan variasi somaklonal, eksplan (segmen akar,


daun, atau batang) ditempatkan pada media kultur yang sesuai dan mendukung proliferasi
sel. Jaringan tersebut segera kehilangan identitasnya karenadedifferensiasi sel-selnya dan
tumbuh sebagai massa kalus yang tidak terorganisir. Setelah masa perkembangbiakan,
kalus akan membedakan tanaman pada media yang sama atau setelah dipindahkan ke
media lain.

Jika kalus diperbanyak pada media proliferasi selama beberapa siklus untuk
meningkatkan derajat variasi, sebelum dilakukan perlakuan regenerasi tanaman. Tanaman
hasil regenerasi dikeraskan dan dipindahkan ke lapangan sebagai tanaman R0 . Tanaman
R0 disaring untuk mengetahui berbagai sifat agronomi, dan individu-individu dengan
sedikit perubahan minat terhadap adanya sifat-sifat asli yang diinginkan dari kultivar
tersebut dipilih. Tanaman terpilih diperbanyak dan keturunan benihnya disaring untuk
mengetahui kestabilan sifat somaklonalnya.

6. MUTASI GEN

8
Beberapa varian somaklonal karena resesif ataumutasi gen tunggal atau ganda yang
dominan telah dilaporkan. Mutasi resesif mungkin tidak terlihat pada generasi somaklon
R0 tetapi dapat dideteksi pada keturunan mandiri mereka.

Melalui uji komplementasi genetik konvensional pada beberapa tanaman tomat yang
diregenerasi dari kalus daun, 13 mutasi gen berbeda telah dikarakterisasi dengan baik dan
dipetakan ke lokus spesifik pada kromosom . Buah berwarna kuning (kromosom 31), buah
berwarna oranye (kromosom 10), dan tangkai tak bersendi (kromosom 11) merupakan
mutasi gen tunggal resesif sedangkan resistensi Fusarium Ras 2 (kromosom 11)
merupakan mutasi gen tunggal.

Mutasi gen dominan. Somaklon yang menunjukkan mutasi gen resesif tunggal juga
dilaporkan pada padi , tembakau, dan jagung. variasi somaklonal mungkin bukan
fenomena acak seperti yang umumnya dianggap. Terdapat bagian genom tertentu yang
labil dan sangat rentan terhadap stres dan rentan terhadap tingkat mutasi yang lebih tinggi
dibandingkan bagian lain selama kultur in vitro.

7. METODE UNTUK MENILAI VARIASI SOMAKLONAL

RFLP (Polimorfisme Panjang Fragmen Pembatasan) adalah teknik molekuler pertama


yang diterapkan pada varian somaklonal urutan DNA. Hal ini memerlukan penggunaan
probe yang berhibridisasi ke urutan yang diketahui. RAPD (DNA Polimorfik yang
Diperkuat Secara Acak) didasarkan pada premiskarena kompleksitasnya, DNA inti
eukariotik mungkin berisi segmen acak berpasangan yang melengkapi dekan nukleotida
tunggal dan segmen ini memiliki orientasi yang benar dan terletak berdekatan satu sama
lain.

Muhammad dan Othman (2005) menyimpulkan bahwa karakterisasi varian


somaklonal memerlukan lebih dari satu sistem penanda DNA untuk mendeteksi variasi
komponen genom yang beragam, Mereka menggunakan RAPD dan IRAP
(InterRetrotransposon Aplified Polymorphism) untuk mengkarakterisasi varian
somaklonal pisang.

Teknik berbasis PCR lainnya, yang diterapkan untuk mempelajari variasi somaklonal
adalah AFLP (Aplified Fragment length Polymorphism Ini adalah prosedur pencetakan

9
DNA-jari berdasarkan amplifikasi PCR selektif fragmen dari restriksi pencernaan DNA
genom.

8. APLIKASI

Variabilitas somaklonal dapat dikatakan sebagai alat yang efisien bagi pemulia untuk
menghasilkan varietas tanaman baru. Variasi somaklonal dapat menghasilkan genotipe
yang dapat langsung digunakan sebagai kultivar unggul baru atau sebagai tambahan
genetik.

Gambar: Penampang melintang buah dari kelapa sawit yang berasal dari embrio
somatik normal (N), mantel sedikit (M-) dan mantel tebal (M+)

segmen DNA bergerak yang dapat bergerak di dalam genom dan dimasukkan ke
dalam wilayah pengkode serta memodifikasi ekspresi gen. stres kultur jaringan dapat
mengaktifkan elemen transposabel yang sebelumnya tidak terdengar dan menyebabkan
variasi somaklonal.

9. CONTOH SOMAKLON BERGUBA UNTUK MENGEMBANGKAN VARIETAS


BARU ATAU GENOTIPE TANAMAN
 Tebu
Krishnamurthi dan Tlaskal (1974) mengisolasi beberapa somaklon dari
kultivar tebu yang akan tahan terhadap penyakit Fiji. Hasilnya, klon Pindar 70-31
tahan terhadap penyakit bulai, memiliki kinerja yang sama yang sangat rentan
terhadap penyakit Fiji.

10
 Geranium
Tanaman hias ini diperbanyak secara tradisional melalui daun. Skirvin dan
Janick (1976) membandingkan populasi tanaman yang diperoleh dari stek akar,
batang, dan tangkai daun secara in vivo dan populasi tanaman yang dibedakan dari
kalusnya.
Hasilnya stek batang in vivo seragam. Tanaman hasil stek akar dan tangkai
daun in vivo, serta tanaman kalus cukup bervariasi. Ilmuwan menemukan varian
wangi baru 'Velvet Rose' dari Calliclone yang diperoleh dari 'Mawar Lemon Rober'
Kultivar baru ini memiliki jumlah kromosom dua kali lipat dari induknya dan
dipilih karena daya tarik dan kekuatannya secara umum.
 Kentang
Somaklon kentang dipilih untuk memperbaiki karakter daun, jumlah dan
bentuk umbi, kandungan pati, umur awal, dan ketahanan terhadap penyakit.
Shepard dkk. (1980) menyaring 2.500 tanaman yang diregenerasi dari
protoplas kentang dan didapati sekitar 60 protoklon dengan sifat agronomi yang
lebih baik dan stabil,tahanan terhadap penyakit busuk daun (yang disebabkan oleh
Phytophthera infestans) dan penyakit busuk daun dini (yang disebabkan oleh
Alternaria solani).
 Beras
Somaklon kentang dipilih untuk memperbaiki karakter daun, jumlah dan
bentuk umbi, kandungan pati, umur awal, dan ketahanan terhadap penyakit.
Shepard dkk. (1980) menyaring 2.500 tanaman yang diregenerasi dari
protoplas kentang dan didapati sekitar 60 protoklon dengan sifat agronomi yang
lebih baik dan stabil,tahanan terhadap penyakit busuk daun (yang disebabkan oleh
Phytophthera infestans) dan penyakit busuk daun dini (yang disebabkan oleh
Alternaria solani).
 Tomat
Varian somaklonal tomat ada beberapa Karakter, seperti warna buah,
arsitektur tanaman, dan karakter pemanenan mekanis, telah diisolasi oleh Evans
dan Sharp (1983), Analisis genetik terperinci terhadap varian ini mengungkapkan
genetika yang stabil Perubahan tersebut disebabkan oleh mutasi gen tunggal, warna
buah bersifat resesif dan sifat dominan terhadap resistensi Fusarium. kandungan

11
bahan kering yang sangat tinggi (20 %) dan rasa yang lebih baik. tekstur dan warna
didaftarkan sebagai varietas baru oleh DNA Plant Technology Corp.

B. RINGKASAN BUKU PEMBANDING


1. PENGERTIAN VARIASI SOMAKLONAL
Variasi somaklonal merupakan variasi genetik yang terlihat dari keturunan
tanaman yang diregenerasi dari sel somatik yang dikulturkan secara invitro. Pemilihan
variasi genetik pada proses kultur karena beberapa faktor seperti kalus yang masih
melakukan poliferasi dengan cepat, periode kultur yang lama frekuensi subkultur
yang tinggi, dan pengunaan zat pengatur btumbuh dengan aktivitas yang kuat (2,4-D
ataupun benzil adenin), serta sifat genetik dari pada induk.
Ada faktor lain yang berperan dalam perubahan genetik seperti kondisi
fisologis eksplan, jumlah subkultur, lingkungan kultur, senyawa kimia yang
ditambahkan, dan aras ploidii dari eksplan, sumber eksplan, genotipe, media kultur
dan usua kultur. Keanekaragaman genetik dipengaruhi beberapa faktor: penggandaan
jumlah kromosom, perubahan struktur kromosom, pindah siang somatik, atau
perubahan sister kromatid, serta pengurangan dan penambahan gen, karena perubahan
sekuens promotor dan delesi pada intron.
Cara yang dilakukan untuk mendapatkan variasi keanekaragaman somaklonal
yaitu: menumbuhkan kalus atau supspensi sel dari beberapa siklus, meregenerasi
tanaman dengan jumlah yang besar dari kultur setelah melewati periode invitro lama,
seleksi sifat tertentu dari tanaman hasil regenerasi invitro melalui proses cekaman
biotik dan abiotik ataupun dengan herbisida, pengujian selesksi variasi sampai
generasi lanjut pada sifat yang diinginkan.

2. KELEMAHAN VARIASI SOMAKLONAL

 Perubahan sifat tidak terjadi pada genyang sifat kompleks (poligen)


 perubahan genetik ke arah sebaliknya atau berlawanan dengan sifat yang diinginkan

12
 perubahan genetika yang terjadi tidak dapat diprediksin(acak)
 somaklon hasil seleksi adal kemungkinan tidak stabil
 somaklon hasil seleksi harus diuji dilapangan untuk mendapatkan sifat yang
diinginkan
 somaklon kadang tidak stabil karena adanya metilasi dan elemen loncat.

3. KELEBIHAN VARIASI SOMAKLONAL

 perubahan genetik dapat terjadi pada sifat agronomi penting


 perubahan genetik dengan frekuensi yang tinggi
 sifat baru yang diperoleh tidak mungkin diterima pada “genpool” yang sudah adan
 sifat yang diinginkan dapat diaragkan mengunakan komponen seleksi sehingga lebih
baik dan genotipe dengan sifat baru cepat dihasilkan
 melalui seleksi invitro didaptkan populasi dengan jumlah yang banyak untuk seleksi
lanjut dilapangan.

Pemilihan bahan induk. Produksi mutan dalam benih m2.

Isolasi muatan yang di inginkan

Penguatan muatan pada

Skema produksi mutan dengan program pemulihan tanaman secara Invitro


(M=Tanaman yang diberi perlakuan mutan).

4. APLIKASI MUTAGEN SISTEM IN VITRO


Salah satu hambatan dalam perbaikan mutu genetika tanaman secara in vitro
adalah ketergantungan pada keragaman yang terjadi secara alamiah. Induksi mutase
secara buatan menggunakan iradiasi , misalnya sinar S, iradiasi gamma, netron panas
dan cahaya ultraviolet, serta menggunakan bahan-bahan kimia, misalnya N-ethyl-
nitrosurea (NEU), N-methyl-N-nitrosoguanidine (MNNG), dan ethyl-methane-
sulphonate (EMS) merupakan metode untuk membuat perubahan-perubahan yang
tidak dapat terjadi secara ilmiah.

13
Induksi variasi somaklonal merupakan Teknik yang dapat membarikan
manfaat yang signifikan bagi pembangunan Indonesia dalam beberapa aspek. Berikut
adalah beberapa manfaat utamanya:
 Peningkatan produksi tanaman : dengan induksi variasi somaklonal tanaman dpat
dihasilkan dengan karakteristik yang diinginkan seperti ketahanan terhadap hama,
penyakit, dan kondisi lingkungan tertentu. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas
pertanian dan keamanan pangan, yang merupakan aspek penting dalam pembangunan
ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia.
 Diverifikasi varieties tanaman : melalui induksi variasi somaklonal, dapat diciptakan
variasi genetic baru dalam tanaman yang dapat digunakan untuk menghasilkan
varietas baru yang lebih unggul. Diverisifikasi varietas tanaman ini penting untuk
menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, adaptasi terhadap lingkungan yang
berubah, serta meningkatkan ketersediaan tanaman pangan yang lebih bergizi dan
berkualitas.
 Pembangunan pertanian berkelanjutan : Teknik ini dapat mendukung pembangunan
pertanian berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada peptisida dan pupuk
kimia. Tanaman yang dihasilkan melalui induksi variasi somaklonal memiliki potensi
untuk lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta memiliki kebutuhan
nutrisi yang efesien, sehingga mengurangi dampak negative terhadap lingkungan.
 Inovasi dan agribisnis : penggunaan teknologi induksi variasi somaklonal dapat
menjadi sumber inovasi dalam indruksi agribisnis. Hal ini dapat membuka peluang
baru untuk pengembangan produk-produk agribisnis yang lebih bermutu dan bernilai
tambah tinggi, seperti produk-produk pangan fungsional, herbal, atau kosmetik dari
bahan baku tanaman yang telah dimodifikasi secara genetic.

14
BAB III

IMPLIKASI BUKU

A. TEORI YANG DIPEROLEH


Dari buku yang penulis baca dapat di peroleh beberapa teori seperti
pengertian, kekurangan, kelebihan, dan fungsi dari induksi variasi somaklonal. Yang
dimana kedua buku mempunyai kesamaan dalam pengertian, kelemahan dan
kekurangan dari materi tersebut.

B. MANFAAT TOPIK REVIEW BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA


Induksi variasi somaklonal merupakan Teknik yang dapat membarikan
manfaat yang signifikan bagi pembangunan Indonesia dalam beberapa aspek. Berikut
adalah beberapa manfaat utamanya:
 Peningkatan produksi tanaman.
 Pengembangan varietas unggul.
 Diversifikasi produk pertanian.
 Peningkatan ketahanan ligkungan
 Penelitian dan inovasi.
 Pembangunan pertanian berkelanjutan.
 Inovasi dan agribisnis.

C. ANALISIS MAHASISWA.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Dari kedua buku yang direview penulis dapat menyimpulkan bahwa induksi variasi
somaklonal aadalah Teknik untuk menghasilkan variasi genetic dalam tanaman
dengan mengunakan jaringan somati (non-reproduktif). Induksi variasi somaklonal
juga memiliki beberapa fungsi utama dalam pemuliaan tanaman yaitu, pengembangan
varietas baru,pemulihan tanaman, peningkatan keragaman genetic, pemuliaan
aseksual, penelitian genetic. Dengan demikian induksi variasi somaklonal memiliki
peran penting dala pengembangan tanaman yang lebih tahan terhadap tantangan
lingkungan dan penyakit serta dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara
umum.
2. Inovasivariasi somaklonal juga mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Yang
dimana kelebihannya yaitu sama dengan fungsi nya diatas, sedangkan kekurangannya
yaitu, keterbatasan genetic, resiko mutase yang merugikan, kesulitan dalam seleksi,
biaya dan teknikalitas, kehati-hatian lingkungan.

B. SARAN

16
DAFTAR PUSTAKA

Habibah,N.A., Eni S.R., & Yustinus., U.A. (2021). Buku Ajar Kultur Jaringan Tumbuhan.
Jakarta : Deepublish.

Bhojwani,S.S, & Dantu, P.K. (2013). Plant Tissue Culture : An Introductory Text. India :
Peloncat.

17

Anda mungkin juga menyukai