DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 05
1
KATA PENGANTAR
ﻟﺮ ۡﺣ ٰ َﻤ ِﻦ ٱ ﱠ
ﻟﺮ ِﺣ ِيﻢ ِﺑ ۡﺴ ِﻢ ٱ ﱠ ِ ٱ ﱠ
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah ini yang berjudul “ Proses Evolusi dan Sifat Polygenis’’. Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Dr. Iwan Wicaksono, M.Pd selaku dosen pengampu, yang telah
memberikan banyak materi pendukung, masukan, bimbingan kepada kami.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca untuk kedepannya, dan juga dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Atas pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi adalah salah satu cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari
perubahan sifat populasi organisme di atas waktu. Dengan kata lain, populasi adalah
unit evolusi. Gen, individu, dan spesies juga berperan, tetapi itu adalah perubahan
populasi yang menjadi ciri evolusi.
Evolusi biologi adalah perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat
terwariskan yang dijumpai pada populasi organisme. Evolusi hanya bisa terjadi bila ada
variasi sifat yang diwariskan dalam populasi. Sumber utama variasi adalah mutasi,
rekombinasi genetik, dan aliran gen (gene flow). Evolusi telah membentuk
keanekaragaman makhluk hidup dari nenek moyang yang sama. mendefinisikan
evolusi sebagai keturunan dengan modifikasi, istilah yang digunakan Darwin dalam
menjelaskan bahwa dari kejadian yang terjadi dibumi ini, banyak spesies keturunan dari
spesies leluhur yang dulu berbeda dari spesies masa kini.
Evolusi juga bisa didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik suatu
populasi turun-temurun. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi
alam dan variasi genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu
pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah
beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi
secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Evolusi ?
2. Bagaimana Proses atau Mekanisme Evolusi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Sifat Poligenik ?
1
Sastria Emayulia,. Evolusi. (Bandung: Alfabeta. 2013)
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Evolusi
2. Untuk mengetahui Proses atau Mekanisme Evolusi
3. Untuk mengetahui yang dimaksud Sifat Poligenik
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evolusi
Evolusi biologi adalah perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat
terwariskan yang dijumpai pada populasi organisme)2. Evolusi hanya bisa terjadi bila
ada variasi sifat yang diwariskan dalam populasi. Sumber utama variasi adalah mutasi,
rekombinasi genetik, dan aliran gen (gene flow). Evolusi telah membentuk
keanekaragaman makhluk hidup dari nenek moyang yang sama. Kita dapat
mendefinisikan evolusi sebagai keturunan dengan modifikasi, istilah yang digunakan
Darwin dalam menjelaskan bahwa dari kejadian yang terjadi dibumi ini, banyak spesies
keturunan dari spesies leluhur yang dulu berbeda dari spesies masa kini. Evolusi juga
bisa didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik suatu populasi turun-
temurun)3. Pikiran tentang evolusi sudah ada ratusan tahun sebelum masehi yang
muncul dari pemikiran ahli-ahli filsafat Yunani kuno dan belum didasarkan pada fakta
yang akurat serta belum dikaitkan dengan lingkungannya. Pemikiran tentang evolusi
kembali berkembang melalui tokoh evolusi organik zaman Renaisans pada abad 17
yang lebih banyak mendasari teori Darwin.
2
Munif Said Hasan. Pengantar Biologi Evolusi. (Jakarta: Erlangga. 2014)
3
Campbell. Biology (Eleventh Edition).( New York: Pearson. 2017)
6
organisme liar ialah variasi yang dapat diwariskan yang dipakai sebagai bahan baku
evolusi, dalam satu spesies dialam memang ada variasi. Ada dua variasi:
1. Variasi tak terputus
Banyak sifat yang ditemukan dalam suatu populasi tumbuhan atau hewan
bervariasi dalam suatu cara yang tak terputus dan halus dari satu ekstrem yang
lain. Berat tubuh, panjang tubuh, dan warna buku baru tiga sifat dari padanya
kita harapkan dapat ditemukan variasi yang sangat banyak.
2. Variasi terputus
Untuk sifat-sifat tertentu, individu-individu dari beberapa populasi dapat dibagi
dalam dua kelompok yang jelas tanpa adanya kelompok. Fakta bahwa semua
manusia mempunyai satu dari empat golongan darah ABO merupakan contoh
variasi yang terputus-putus. Variasi seperti itu disebut polimorfisme. 4
2. Seleksi Alam
4
Nur Kuncoro. Biologi Dasar. (Jember. Jember University Press. 2006)
7
Teori seleksi alamiah Darwin merupakan kesimpulan berdasrkan tiga faktor
alam yang dapat dialami dan dari satu kesimpulan penduluan. Ringkasan teori
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Semua spesies mempunyai potensi produksi yang tinggi. Dari bakteri
sampai gajah, mempunyai kemampuan itu untuk memenuhi dunia ini
dengan jenisnya.
b. Kecuali fluktasi yang kecil, populasi sspesies apapun dari tahun ketahun
agak konstan.
c. Terdapat variasi yang diturunkan diantara individu tiap spesies.
3. Ukuran Kemampuan
8
Penelitian mengenai beberapa sifat yang menyangkut seleksi seksual
mengungkapkan bahwa dampak evolusi seksual tidak selamanya searah
dengan seleski ketahanan hidup individu. Sifat-sifat yang terseleksi secara
seksual, dan akan terus meningkat pada generasi-generasi berikutnya,
mungkin dapat meningkatkan hewan itu kurang beradaasi dengan keadaan
lingkungannya.
c. Ukuran keluarga
Setiap sifat yang menyebabkan hewan mempunyai keturunan dewasa
dalam jumlah besar juga merupakan ukuran kemampuan. Perlu ada
penekanan pada keturunan dewasa karena hanya mereka yang dapat
mewariskan sifatt-sifat itu pada generasi berikutnya.
Evolusi menyangkut perubahan secara perlahan dalam sifat-sifat suatu
spesies. Tetapi sifat itu merupakan ekspresi genotipe, sehingga evolusi juga
menyangkut perubahan-perubahan dalam genotipe individu dalam spesies
tersebut.
9
saling berinteraksi sehingga menghasilkan fenotipe baru, yaitu individu
5
yang unik.
5. Hukum Hardy-Weinberg
5
Ibid.
10
6. Seleksi Kerabat
Seleksi alamiah yang bekerja pada tingkat keluarga dan bukan pada tingkat
individu ini dinamakan selesksi kerabat. Gagasan seleski kerabat menyatakan
bahwa gen-gen yang menuntun perilaku yang tampaknya altruistik itu telah
diseleksi untuk itu menghasilkan suatu genotipe tertentu, karena gen-gen itu lebih
mungkin diteruskan pada generasi berikutnya yang jumlahnya bertambah dibanding
dengan keturunanya sendiri.
c. Seleksi deskriptif
Arti penting evolusionernya terapat pada kenyataan bahwa seleksi
diskriptif itu dapat menimbulkan terpecahnya lungkang (pool) gen tunggal
menjadi lungkang gen yang berbeda. Hal ini merupakan satu cara
7
pemebentukan spesies baru.
6
Ibid.
7
Ibid.
11
C. Sifat Polygenik
Sifat poligenik yaitu sifat tahan yang diatur oleh banyak gen yang saling
menambah dan masing-masing gen memberikan reaksi yang berbeda sehingga timbul
ketahanan dengan spectrum luas. Ketahanan genetik dibedakan menjadi beberapa tipe:
(1) vertikal, yaitu bersifat sangat tahan namun mudah patah (menjadi tidak tahan) oleh
munculnya biotipe/patotipe baru, (2) horizontal, yaitu memiliki tingkat ketahanan
dengan status “agak tahan”, dan (3) ganda/multilini, yaitu campuran beberapa galur
dengan komponennya masing-masing memiliki fenotipe yang sama namun gen yang
berbeda memiliki ketahanan terhadap beberapa jenis hama/patogen.8
Beberapa sifat polygenik antara lain:
1. Sifat Kualitatif
a. Pengertian sifat kualitatif
8
Yuliani, Dini dan Wage Ratna Rohaeni. Heritabilitas dan Sumber Gen, (Jurnal Litbang Pertanian), Vol.36
No.2 Hlm 99-108
12
mengontrol suatu sifat, baik sifat yang diinginkan maupun yang tidak
diinginkan. Seleksi dan penyingkiran (culling) mengubah frekuensi gen sifat
yang terdapat dalam sekelompok individu dalam populasi.
Sifat kualitatif dikelompokkan menjadi sifat luar, cacat genetik, dan
polimorfisme genetik. Sifat luar atau karakteristik eksterior seperti halnya
warna tubuh, warna kepala, dan bentuk menunjukkan kemurnian bangsa
sehingga secara tidak langsung dapat menunjukkan produktivitas. Cacat genetik
biasanya dikendalikan oleh gen resesif sehingga hanya muncul pada
keturunannya apabila individu tersebut kawin secara inbreeding dengan
individu yang memiliki gen resesif pembawa cacat. Polimorfisme genetik
merupakan keragaman genetik yang disebabkan oleh adanya mutasi pada basa
nitrogen penyusun DNA sehingga terjadi keragaman genotip pada satu sifat.
c. Identifikasi gen pengendalian sifat kualitatif
13
Polimorfisme berhubungan dengan biodiversitas, keragaman genetik, dan
adaptasi serta berfungsi mempertahankan keragaman performa dalam populasi
pada lingkungan yang bervariasi.
Polimorfisme nukleotida tunggal atau A single-nucleotide
polymorphism (SNP) merupakan keragaman sekuen DNA akibat perubahan
nukleotida tunggal di dalam genom yang menyebabkan adanya perbedaan
pasangan kromosom individu dalam populasi. Sebagai contoh, dua sekuens
fragmen DNA dari individu yang berbeda, masing-masing AAGCCTA menjadi
AAGCTTA. Alel C dan T terdapat dalam contoh tersebut dan hampir seluruh
SNPs hanya memiliki dua alel.
Keragaman sekuens DNA dapat dideteksi sejak ditemukannya enzim
restriksi, antara lain dengan teknik RFLP. Restriction fragment length
polymorphism atau RFLP merupakan teknik pengujian keragaman sekuens
DNA homolog berdasarkan kemampuan enzim restriksi untuk mengenali sisi
fragmen yang harus dipotong. Sampel DNA yang diuji dipecah menjadi
potongan oleh enzim restriksi dan menghasilkan fragmen restriksi. Fragmen
restriksi dipisahkan berdasarkan ukuran panjangnya melalui gel electrophoresis
(elektroforesis gel). Teknik dasar untuk mendeteksi RFLP melibatkan
pembentukan fragmen sampel DNA oleh enzim restriksi. Enzim restriksi dapat
mengenali dan memotong DNA dimana saja terjadi sekuens pendek yang
spesifik dalam proses digesti restriksi (restriction digest). Fragmen DNA yang
dihasilkan selanjutnya dipisahkan berdasarkan ukuran panjang DNA melalui
proses yang disebut elektroforesis gel agaros (agarose gel electrophoresis). Dan
kemudian ditransfer kedalam membrane dalam proses hibriditasi melalui
prosedur southern blot.
Hibriditasi (gybridization) dari membran diberi label DNA probe dan
kemudian dilakukan penentuan ukuran panjang fragmen yang merupakan
pelengkap probe. Suatu RFLP terjadi apabila panjangnya fragmen yang
terdeteksi bervariasi antarindividu. Setiap fragmen dipertimbangkan sebagai
suatu alel dan dapat digunakan untuk analisis genetik. Sampai saat ini, teknik
RFLP masih digunakan dalam marker assinted selection.
14
2. Sifat Kuantitatif
a. Pengertian sifat kuantitatif
15
sejumlah gen kandidat (candidate gene) dapat digunakan sebagai pendekatan
untuk mengidentifikasi gen-gen yang bertanggung jawab terhadap keragaman
sifat-sifat poligenik. Proses tersebut meliputi seleksi gen kandidat berdasarkan
gubungan antara proses fisiologis atau biokemis yang terlibat dalam ekspresi
penotip, selanjutnya menguji gen-gen terseleksi sebagai putative quantitative
trait loci (QTL).9
9
Dima Iqbal Hamdani dan Sulastri, Prinsip-prinsip Dasar dan Hereditas Manusia, (Bandar Lampung: Aura
Anugrah Utama Raharja, 2018) Hlm 3-9
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Dima Iqbal Hamdani, Sulastri. 2018. Prinsip-prinsip Dasar dan Hereditas Manusia, Aura
Anugrah Utama Raharja. Bandar Lampung
Yuliani, Dini dan Wage Ratna Rohaeni. 2017. Heritabilitas dan Sumber Gen, Jurnal
Litbang Pertanian Vol. 36 No. 2 Desember 2017 Vol.36 No.2
18