Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI

EVOLUSI

Oleh :

1. Hanifa Wulan Dari


2. Zahra Fadelia Putri

Kelas : XII MIPA 1


Guru : Efni Darwita

SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU


JL. Padang Cengkeh Kel.Sukarami Kec.Selebar
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak
lupa pula sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang terang
benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan
mendapatkan syafaatnya besok di hari kiamat. Amin.

Tugas ini kami buat untuk memenuhi tugas matapelajaran biologi mengenai makalah
evolusi. Semoga tugas ini bisa memberikan manfaat kita semua, terutama bagi kami. Kami
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempuma, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Apabila ada kekeliruan kata atau
kalimat, kami mohon maaf yang sebesar besamya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bengkulu, 07 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masaalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Evolusi............................................................................................................5
2.2 Pencetus teori evolusi.......................................................................................................5
2.3 Perkembangan Evolusi menurut Darwin..........................................................................7
2.4 Bukti dan petunjuk adanya evolusi...................................................................................8
2.5 Teori yang menentang evolusi........................................................................................12
2.6 Mekanisme Evolusi........................................................................................................13
BAB III....................................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................18
Daftar Pustaka........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring
dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan pada makhluk hidup. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang
disebut teori evolusi.

Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan
para ahli, namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab tentang semua fakta dan fenomena
sejarah perkembangan makhluk hidup

Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme yang berubah dari
generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang
mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup dimuka bumi ini.

Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan pendapatnya tentang
asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi
teori evolusi.

1.2 Rumusan Masaalah


1. Apa pengertian evolusi?
2. Siapa saja yang mencetus tentang teori evolusi?
3. Bagaimana perkembangan evolusi menurut Darwin?
4. Apa saja bukti dan petunjuk adanya evolusi?
5. Teori-teori yang menentang evolusi
6. Bagaimana mekanisme evolusi?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian evolusi
2. Mengetahui siapa saja yang mencetus tentang evolusi dan apa pendapat mereka
mengenai evolusi
3. Mengetahui perkembangan evolusi menurut Darwin
4. Mengetahui bukti dan petunjuk adanya evolusi
5. Mengetahui teori-teori yang menentang evolusi
6. Mengetahui mekanisme evolusi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evolusi

Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi
ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari
kehidupan masa lampau. Hal yang saat ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi
juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,


reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen
yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi.

2.2 Pencetus teori evolusi

1. Charles Darwin
Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu alam dari
inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS Beagle untuk memetakan jalur
pelayaran. Selama pelayaran, Darwin banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai
makhluk hidup. Ketika sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai
macam makhluk yang menarik perhatiannya, terutama burung-burung Finch. Burung
Finch banyak juga ditemukan di Inggris, namun burung Finch yang terdapat di
Galapagos memiliki bentuk paru yang beragam. Darwin menyadari bahwa struktur
yang bervariasi ini karena terbentuk karena adaptasi lingkungan tertentu. Darwin
meyakini bahwa struktur paru burung Finch bersesuaian dengan keanekaragaman
makanan yang tersedia. Selain burung Finch, Darwin juga mengamati kura-kura
raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit perbedaan morfologi yang disebabkan
oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya, Darwin memperoleh ide tentang evolusi
yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :
a) Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak
ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik)
b) Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup
mampu berkembangbiak. Untuk berkembangbiak perlu adanya makanan yang cukup.
Dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak dari pada yang dapat bertahan
hidup.
c) Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-
menerus.
d) Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu
bertahan hidup.
e) Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat
bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
f) Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadapa
lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam
akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.

2. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).


Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan
teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam,
maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

3. Teori evolusi Anaximander (500 SM)


Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia
berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami
proses evolusi.

4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).


Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa
kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah
menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang
sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna dan akhirnya menjadi beraneka
ragam seperti sekarang ini.

5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).


Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh
evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian
fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul
Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.

6. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).


Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya
yang terkenal berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell
berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka
waktu yang lama.

7. Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.


Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan
Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul
“Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut :
Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan
melalui proses adaptasi lingkungan.Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan
kepada keturunannya.Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh
membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau
penyusutan, bahkan akan menghilang.
Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut
Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa
daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena
terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang
dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek
dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk
mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan
menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah
yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.
8. Georges Cuvier (1769-1832)
Ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontology (ilmu mengenai
fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi yang mengatakan bahwa makhluk hidup
setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat
terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika
strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru,
yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil dilembah Paris, Cuvier
menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-
lapisan. Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda
strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk
modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di
lapisan bawah.

2.3 Perkembangan Evolusi menurut Darwin


Dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Spesies by Mems of Natural
Selection, Darwin menjelaskan tentang asal mula spesies. Teori evolusi Darwin tidak
mengakui adanya penciptaan makhluk hidup secara mendadak dan berwujud sama selama
hidup di bumi. Beberapa hal pokok dalam teori evolusi Darwin sebagai berikut.

1. Di muka bumi ini tidak ada individu yang benar-benar sama. Hal ini terbukti dengan
adanya variasi dalam satu keturunan seayah dan seibu, meskipun keduanya kembar
identik
2. Setiap populasi cenderung bertambah banyak. Hal ini karena setiap makhluk hidup
mempunyai kemampuan berkembang biak
3. Suatu individu harus berjuang mempertahankan hidup agar mampu berkembang biak
karena untuk berkembang biak dibutuhkan makanan dan ruang cukup.
4. Pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus karena terjadi seleksi alam
sehingga hanya individu yang mampu bertahan saja yang akan berkembang biak dan
dapat melangsungkan kehidupannya.

Berdasarkan buku Biologi karangan Campbell, Reece, dan Mitchell (2003), ringkasan
ide utama Darwin tentang seleksi alam dituliskan seperti berikut. "Seleksi alam adalah
keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi (kemampuan individu yang tidak sama untuk
bertahan hidup dan bereproduksi). Seleksi alam terjadi melalui suatu interaksi antara
lingkungan dan keanekaragaman yang melekat di antara individu organisme yang menyusun
suatu populasi. Produk seleksi alam adalah adaptasi populasi organisme dengan
lingkungannya" Dengan demikian, Dar win berpendapat bahwa adanya seleksi alam
merupakan faktor pendorong terjadinya evolusi. Pendapat tersebut didasarkan pada
pengamatan populasi makhluk hidup di dunia. Berikut ini penjelasan Darwin mengenai
seleksi alam sebagai salah satu mekanisme evolusi.

1. Di alam, mekanisme perkawinan memungkinkan dihasilkannya keturunan yang


memiliki variasi dalam kemampuan bertahan hidup (fitness) atau adaptasi dalam
kondisi lingkungan yang bisa berubah secara drastis. Di antara variasi yang dihasilkan
tersebut ada yang kuat (adaptif) dan ada yang lemah (tidak adaptif) Variasi yang
adaptif akan tetap hidup dan berkembang, sedangkan variasi yang tidak adaptif akan
punah Sebagai contoh, terjadinya perubahan suhu yang sangat drastis. Beberapa jenis
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup jika suhunya terlalu rendah dan terlalu
tinggi. Akibatnya, makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan mengalami
kepunahan Peristiwa ini menunjukkan bahwa ilmu Biologi berhubungan erat dengan
ilmu Fisika.
2. Adanya beberapa faktor pembatas di alam yang memengaruhi populasi di antaranya
makanan, air, cahaya, tempat hidup, predator, organisme penyebab penyakit, dan
cuaca yang tidak menguntungkan.
3. Tingkat kesuksesan perkembangbiakan menentukan pertumbuhan populasi makhluk
hidup. Makhluk hidup yang paling adaptif adalah individu yang berhasil dalam
perkembangbiakan
4. Individu yang mampu beradaptasi akan mewariskan sifat-sifat unggul kepada generasi
berikutnya. Lama-kelamaan sifat-sifat tersebut terakumulasi dan mengubah suatu
kelompok individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek
moyangnya sehingga terbentuklah spesies baru.

2.4 Bukti dan petunjuk adanya evolusi


1. Adanya Fosil di Berbagai Lapisan Bumi
Berdasarkan penemuan fosil dapat diketahui adanya makhluk hidup pada masa
lampau. Namun, jenis makhluk hidup pada masa lampau berbeda dengan makhluk
hidup yang hidup pada saat ini. Penentuan usia fosil dapat dilakukan dengan cara
menaksir umur relatif dan umur absolut. Taksiran umur relatif dilakukan dengan cara
menentukan usia sedimen batuan tempat fosil ditemukan. Taksiran umur absolut
dilakukan berdasarkan waktu paruh atom radioaktif pada fosil yang ditemukan.
Penemuan fosil berguna untuk membantu merekonstruksi kehidupan masa
lalu. Namun, fosil mempunyai kelemahan sebagai bukti evolusi. Penemuan fosil-fosil
tidak pernah utuh dan tidak selalu menggambarkan urutan filogeni yang utuh. adanya
perubahan bentuk fosil secara berangsur-angsur dari permukaan bumi yang fua ke
yang muda. Fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi paling lengkap yaitu fosil
kuda. Fosil kuda ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama Marsh dan Osborn.
Kuda pertama kali hidup pada zaman Eosen, 60 juta tahun yang lalu. Kuda itu diberi
nama Hyracotherium (Eohippus). Hyracotherium hanya sebesar kucing. Kuda yang
ada sekarang (Equus) mempunyai ukuran tubuh lebih besar.
Untuk menemukan fosil-fosil tersebut diperlukan ilmu lain agar fosil yang
ditemukan dapat berjalan lancar. Ilmu-ilmu tersebut di antaranya Paleontologi dan
Geologi. Paleontologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang fosil (tumbuhan dan
binatang). Sementara itu, Geologi yaitu ilmu yang mempelajari komposisi, struktur.
dan sejarah bumi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam mempelajari
Biologi juga diperlukan ilmu-ilmu lain seperti Paleontologi dan Geologi.

Evolusi bercabang pada kuda.

2. Adanya Variasi Makhluk Hidup yang Berasal dari Satu Keturunan


Perbedaan antara dua individu selalu tampak meskipun keduanya tergolong
dalam satu spesies. Tidak ada dua manusia yang sama persis, meskipun keduanya
anak kembar Variasi selalu muncul dari satu generasi ke generasi berikutnya. Variasi
tersebut memungkinkan terbentuknya spesies baru.
Makhluk hidup di dunia beraneka ragam. Dua makhluk hidup yang berkerabat
dekat mempunyai banyak persamaan. Demikian pula sebaliknya, kekerabatan dua
makhluk hidup jauh jika persamaannya sedikit. Hubungan kekerabatan tersebut
dinyatakan dengan hubungan filogenetik Filogenetik adalah sejarah asal usul suatu
spesies atau kelompok organisme yang berkerabat.

3. Homologi dan Analogi Alat-Alat Tubuh pada Makhluk Hidup


Berbagai jenis makhluk hidup mempunyai organ tubuh yang bentuk dasarnya
sama, tetapi fungsinya berbeda. Keadaan ini disebut homologi. Homologi dijumpai
pada tungkai depan makhluk hidup. Pada manusia tungkai depan digunakan untuk
memegang dan tungkai depan pada kucing digunakan untuk berjalan. Sementara itu,
tungkai depan paus digunakan untuk berenang. Adapun tungkai depan kelelawar
digunakan untuk terbang. Perhatikan gambar berikut ini

Homologi yang dijumpai pada tungkai depan beberapa tubuh mahkluk hidup.

4. Homologi juga dijumpai pada sistem sirkulasi dan urogenetalis Vertebrata dari ikan
hingga mamalia. Homologi organ sangat mendukung teori yang menyatakan bahwa
organisme berasal dari satu nenek moyang yang kemudian mengalami radiasi adaptif
membentuk spesies-spesies baru (evolusi divergensi).
Pada tubuh makhluk hidup terdapat organ-organ yang mempunyai bentuk
dasar berbeda, tetapi fungsinya sama. Hal ini disebut analogi. Contoh sayap kelelawar
analogi dengan sayap kupu-kupu. Keduanya memiliki bentuk dasar yang berbeda
tetapi mempunyai fungsi sama, yaitu berfungsi untuk terbang. Adanya analogi organ
menunjukkan terjadinya evolusi konvergensi. Evolusi konvergensi terjadi karena
adanya modifikasi dari kutub gen. Pada evolusi konvergensi tidak pernah dihasilkan
organisme baru, tetapi hanya menghasilkan variasi sehingga populasi terakhir
menunjukkan perbedaan yang jelas dengan nenek moyangnya.

5. Embriologi Perbandingan
Hewan multiseluler berkembang biak secara seksual dan selalu mengalami
tahap-tahap tertentu. Pada Vertebrata terdapat persamaan perkembangan embrio
dimulai dengan perkembangan zigot menuju fase morula, blastula, gastrula, dan
akhirnya membentuk embrio. Embrio kemudian mengalami pertumbuhan dan
perkembangan seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Perkembangan embrio vertebrata

Adanya persamaan tersebut menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di


antara golongan Vertebrata. Berdasarkan fakta itu, Ernest Haeckel mengemukakan
teori rekapitulasi. Teori rekapitulasi menyatakan bahwa ontogeni merupakan ulangan
dari filogeni. Ontogeni adalah tahap-tahap pertumbuhan dan perkem bangan embrio.
Filogeni adalah sejarah perkembangan organisme dari filum paling sederhana hingga
yang paling sempurna.

6. Petunjuk Alat Tubuh yang Tersisa


Seorang ahli anatomi dari Jerman bernama R. Weidersheim menyatakan ada
100 alat tubuh yang tersisa pada manusia. Beberapa alat tubuh yang tersisa pada
manusia sebagai berikut:
a. Umbai cacing
b. Selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
c.Otot penggerak telinga
d.Tulang ekor
e.Gigi taring yang runcing f.Rambut pada dada
g. Buah dada pada laki-laki
Pada beberapa jenis hewan juga ditemukan alat-alat tubuh yang tersisa. Pada
ular piton ditemukan benjolan kuku yang merupakan sisa kaki belakangnya, Pada
burung kiwi terdapat sisa struktur sayap. Pada paus selama masa embrio mem- punyai
gigi pada rahang dan mereduksi setelah lahir.

7. Petunjuk-Petunjuk secara Biokimia


Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara biokimia
Apabila kandungan zat dalam dua tubuh makhluk hidup banyak memiliki kesamaan,
keduanya berkerabat dekat. Salah satu percobaan untuk mengetahui hubungan
kekerabatan yaitu uji presipitin. Dalam uji presipitin dihasilkan presipitin/endapan
akibat reaksi antara antigen dan antibodi dalam tubuh makhluk hidup. Banyak
sedikitnya endapan digunakan untuk menentukan hubungan kekerabatan antara dua
organisme.

8. Perbandingan Fisiologi/biokimia
secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai kemiripan fisiologi yang dapat
ditinjau secara kimiawi.
Contoh:
a) Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan memiliki kesamaan seperti: kristaloksi
hemoglobin dari burung memiliki kemiripan.
b) Test presipitin untuk serum darah manusia mempunyai reaksi yang mirip jika
dibanding dengan serum darah gorilla dan simpanse.

Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar makhluk hidup dapat diuji
dengan analisa biokimia. Misalnya:
a) Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara antigen-antibodi pada darah,
ternyata dari pengujian serum darah manusia mempunyai kemiripan dengan pengujian
pada serum darah gorilla dan simpanse.
b) Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan dengan insulin manusia.

2.5 Teori yang menentang evolusi


1. Perbandingan Fisiologi/biokimia
secara fisiologi dari berbagai organisme dijumpai kemiripan fisiologi yang
dapat ditinjau secara kimiawi.
Contoh:
a) Atas dasar struktur tubuh yang mirip dan memiliki kesamaan seperti: kristaloksi
hemoglobin dari burung memiliki kemiripan.
b) Test presipitin untuk serum darah manusia mempunyai reaksi yang mirip jika
dibanding dengan serum darah gorilla dan simpanse.
Untuk menentukan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
dapat diuji dengan analisa biokimia. Misalnya:
a) Uji presipitin yaitu mengetahui adanya reaksi antara antigen-antibodi pada darah,
ternyata dari pengujian serum darah manusia mempunyai kemiripan dengan pengujian
pada serum darah gorilla dan simpanse.
b) Hormon insulin pada sapi mempunyai banyak persamaan dengan insulin manusia.

2. Evolusi diperdebatkan ataupun kontroversial


Salah satu keberatan utama terhadap evolusi adalah argumen bahwa evolusi
itu kontroversial dan diperdebatkan. Tidak seperti argumen-argumen kreasionis
lainnya yang berusaha untuk menghapuskan pengajaran evolusi, argumen ini berusaha
membuat klaim bahwa evolusi memiliki posisi yang lemah oleh karena terdapat
kontroversi, sehingga pandangan alternatif lainnya haruslah dipaparkan juga kepada
para murid, dan para murid haruslah diizinkan untuk mengevaluasi dan memilih
pilihan sesuai dengan kepercayaan mereka. Seruan terhadap "keadilan" dan
"demokrasi", serta pendekatan yang "seimbang" di mana pandangan yang saling
bertolak belakang ini diberikan "waktu yang sama" didukung oleh mantan Presiden
Amerika Serikat George W. Bush.

Keberatan ini merupakan salah satu dasar dari kampanye "Ajarkan


Kontroversi" (Teach the Controversy) yang diusahakan oleh Discovery Institute untuk
mempromosikan pengajaranperancangan cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada
akhirnya merupakan salah satu bagian dari "wedge strategy" institut tersebut untuk
secara perlahan meremehkan evolusi dan pada akhirnya "membalikkan pandangan
materialisme yang mencekik dan menggantinya dengan sains yang sejalan dengan
keyakinan Kristen dan teistik". Para ilmuwan dan pengadilan Amerika Serikat telah
menolak keberatan ini atas dasar bahwa ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada
popularitas (Argumentum ad populum), namun berdasarkan bukti. Konsensus ilmiah
para biologiwanlah yang menentukan hal-hal apa saja yang dapat diterima secara
ilmiah, dan bukanlah permasalahan opini. Walaupun evolusi adalah benar
kontroversial di masyarakat, namun ia sepenuhnya tidak kontroversial di kalangan
ilmuwan dan orang yang ahli di bidang tersebut. Sebagai respon, para kreasionis
kemudian memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di kalangan ilmuwan.
Discovery Institute telah mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan sejak tahun 2001 untuk
menandatangani petisi "A Scientific Dissent From Darwinism" (Ketidaksepakatan
ilmiah dari Darwinisme) untuk menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang
meragukan apa yang mereka rujuk sebagai "evolusi Darwin". Pernyataan petisi ini
tidak secara jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme
kemampuan "mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap
kompleksitas kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan sebagai
balasannya, di antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A Scientific Support for
Darwinism" (Dukungan ilmiah untuk Darwinisme) yang berhasil mengumpulkan
7.000 petisi dalam empat hari. Selama satu abad, para kreasionis terus beragumen
bahwa evolusi merupakan "teori dalam krisis" yang dalam waktu dekat akan runtuh.
Hal ini didasarkan pada beragam keberatan terhadap evolusi, termasuk pula
ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi melanggar hukum alam. Keberatan-
keberatan seperti ini telah lama ditolak oleh banyak ilmuwan, termasuk pula klaim
bahwa teori perancangan cerdas dan penjelasan-penjelasan ciptaanisme lainnya
memenuhi standar dasar ilmiah yang diperlukan untuk menjadi teori ilmiah
"alternatif" terhadap evolusi. Selain itu, bahkan jika terdapat bukti-bukti yang
membantah evolusi, adalah salah untuk menganggap bahwa ia merupakan bukti yang
mendukung perancangan cerdas.

2.6 Mekanisme Evolusi


1. Hukum Hardy-Weinberg
G.H. Hardy merupakan ilmuwan matematika dari Inggris, sedangkan
G.Weinberg merupakan ilmuwan fisika dari Jerman. Hardy dan Weinberg
menyatakan bahwa dalam populasi besar, perbandingan genotipe alami selalu konstan
dari generasi ke generasi apabila perkawinan terjadi secara random dan tidak ada
kekuatan yang mengubah perbandingan alel dalam lokus.
Hukum Hardy-Weinberg ini hanya berlaku jika memenuhi beberapa persyaratan
berikut.

a. Ukuran populasi cukup besar. Pada populasi dengan jumlah individu yang
besar, frekuensi alel A dan a masing-masing 50% dapat dipertahankan karena
pola kawin sesama anggota dapat terjadi secara acak.

b. Populasi tersebut terisolasi, artinya tidak terjadi aliran gen atau perpindahan
tempat, baik imigrasi maupun emigrasi. Apabila populasi kecil dan tidak
terisolasi maka perpindahan tempat (migrasi) individu dengan genotipe
tertentu, misal (aa) berpengaruh besar terhadap perubahan frekuensi gen dalam
populasi. Jika individu (aa) yang bermigrasi cukup banyak, akan memperbesar
frekuensi A dan memperkecil frekuensi a dalam populasi

c. Tidak terjadi mutasi atau jika terjadi mutasi harus setimbang, misalnya jumlah
mutasi (A→a) setimbang dengan (a- A) Mutasi yang tidak setimbang akan
mengubah frekuensi gen dalam populasi.

d. Perkawinan terjadi secara acak, artinya pemilihan alel tidak dilakukan secara
sengaja. Pada perkawinan secara acak, setiap individu dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk kawin dengan individu lain
pasangan jenisnya. Artinya, perkawinan tidak didasarkan atas pemilihan
genotipe pasangan.

e. Tidak ada seleksi alam. Jika terjadi seleksi alam maka individu dengan
fenotipe tertentu akan lebih bertahan hidup daripada individu dengan fenotipe
lain. Fenotipe dipengaruhi oleh susunan genotipe sehingga frekuensi gen
dalam populasi akan berubah.

2. Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Evolusi


a. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah suatu proses di mana individu-individu tertentu
dapat beradaptasi lebih baik dengan lingkungan. Makhluk hidup yang mampu
menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungannya akan terus hidup dan
mempunyai keturunan. Sementara itu, makhluk hidup yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan akan punah.
Contoh peristiwa seleksi alam terjadi pada populasi ngengat (Biston
betularia) di Inggris. Ngengat ada dua jenis, yaitu ngengat bersayap cerah dan
ngengat yang bersayap gelap. Pada awal revolusi industri, lingkungan di
Inggris masih bersih. Kulit batang pohon masih berwarna cerah. Kondisi ini
mengakibatkan ngengat bersayap cerah yang hinggap pada kulit pohon tidak
mudah tertangkap oleh burung pemangsa. Oleh karena itu, populasi ngengat
bersayap cerah lebih banyak daripada ngengat bersayap gelap. Keadaan
berubah setelah terjadi revolusi industri. Limbah jelaga hasil proses industri
mengakibatkan polusi udara dan menempel pada kulit batang pohon.
Akibatnya, kulit batang pohon menjadi lebih gelap. Kondisi ini
menguntungkan ngengat yang bersayap gelap karena tidak mudah terlihat oleh
burung pemangsa saat hinggap di kulit pohon. Oleh karena itu, populasi
ngengat bersayap gelap lebih banyak daripada ngengat bersayap cerah.
Dengan demikian, keanekaragaman pada ngengat cerah semakin berkurang.

b. Mutasi Gen
Setiap makhluk hidup tersusun atas gen-gen yang berperan dalam
pewarisan sifat. Gen-gen tersebut tersusun dalam DNA (asam deoksiri-
bonukleat). DNA disusun oleh nukleotida yang terdiri atas basa nitrogen, gula
deoksiribosa, dan fosfat. Susunan kimia DNA ini dapat berubah sehingga
mengakibatkan perubahan sifat individu. Perubahan genetik inilah yang
disebut sebagai mutasi gen Mutasi dapat mengubah posisi nukleotida
penyusun DNA. Perubahan ini mengakibatkan banyak kematian, cacat, dan
abnormalitas: Contoh banyak penduduk Hiroshima dan Nagasaki yang cacat
karena mengalami mutasi gen akibat bom atom yang dijatuhkan di kota itu
pada tahun 1945. Anak-anak di Chernobyl juga mengalami cacat akibat radiasi
nuklir.
Menurut teori evolusi, mutasi gen dapat mengakibatkan terjadinya
evolusi. Setiap sel makhluk hidup dapat mengalami mutasi setiap saat, tetapi
tidak semua mutasi dapat diwariskan pada keturunannya. Mutasi yang terjadi
pada sel tubuh (sel soma) tidak akan diwariskan. Setelah individu yang
mengalami mutasi meninggal maka mutasi yang terjadi juga akan menghilang
bersamanya. Sementara itu, mutasi yang terjadi pada sel-sel kelamin akan
diwariskan kepada keturunannya. Adanya bahan-bahan mutagen dalam sel-sel
kelamin dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada sel kelamin jantan
(sperma) dan sel kelamin betina (ovum). Dengan demikian, gen yang
bermutasi akan selalu ada dalam setiap sel keturunan. Kadang-kadang mutasi
tersebut menimbulkan sifat baru yang menguntungkan. Jika sifat baru tersebut
dapat beradaptasi dengan lingkungannya, individu tersebut akan terus hidup
dan mewariskan mutasi yang dialaminya kepada keturunannya. Jika mutasi
seperti ini terjadi terus-menerus pada keturunannya, lama-kelamaan akan
muncul spesies baru dengan susunan gen yang sama sekali berbeda dengan
susunan gen nenek moyangnya. Kemunculan spesies baru yang lebih baik ini
tergantung dari angka laju mutasi, yaitu angka yang menunjukkan jumlah gen
yang bermutasi yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies.
Terjadinya mutasi dipengaruhi oleh faktor luar dan ada juga yang dipengaruhi
oleh faktor dalam (rekombinasi gen-gen).
Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar mempunyai dua
sifat berikut. 1) Jarang terjadi, sebab tidak
setiap rekombinasi gen mengakibatkan mutasi.
2) Sebagian besar mutasi tidak menguntungkan.

Walaupun demikian, mutasi tetap merupakan salah satu mekanisme evolusi


yang sangat penting dalam proses pembentukkan spesies baru dengan sifat-
sifat yang lebih baik. Jadi, jika mutasi kita tinjau selama periode evolusi dari
suatu spesies, tetap akan mendapatkan angka mutasi yang besar. Hal ini terjadi
karena alasan berikut :
1) Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen. 2) Setiap individu mampu
menghasilkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta gamet dalam satu generasi.
3) Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu spesies berjumlah banyak
Berdasarkan alasan tersebut, maka angka laju mutasi pada setiap spesies dapat
diketahui. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan jumlah gen
yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan satu individu dari suatu
spesies.

c. Hanyutan Genetik (Genetic drift)


Menurut Campbell, Reece, dan Mitchell (2003), hanyutan genetik
(genetic drift) yaitu perubahan dalam kumpulan gen suatu populasi kecil
akibat kejadian acak. Hanya faktor keberuntungan saja yang mengakibatkan
hanyutan acak dapat memperbaiki daya adaptasi populasi itu ke
lingkungannya.
Apabila populasi suatu organisme berukuran kecil, kumpulan gennya mungkin
tidak dapat mewakili secara tepat pada generasi berikutnya karena kesalahan
dalam pengambilan sampel Sebaliknya, apabila populasi suatu organisme
berukuran besar semakin baik kumpulan gennya dan dapat mewakili dengan
baik pada generasi berikutnya. Sebagai contoh, pada populasi kecil bunga liar,
seperti bunga Lantana camara mempunyai frekuensi alel untuk bunga warna
merah muda (A) dan putih (a) berfluktuasi selama beberapa generasi. Hanya
sebagian dari bunga tersebut yang dapat menghasilkan keturunan dan selama
beberapa generasi berikutnya variasi genetik menjadi berkurang.

d. Aliran Gen (Gene Flow)


Kesetimbangan Hardy-Weinberg mensyaratkan kumpulan gen berada
dalam suatu sistem tertutup, tetapi sebagian besar populasi tidak terisolasi
secara sempurna. Suatu populasi bisa mendapatkan atau kehilangan suatu alel
dari peristiwa aliran gen (gene flow), yaitu pertukaran genetik akibat migrasi
individu yang subur atau perpindahan gamet antarpopulasi (Campbell, Reece,
dan Mitchell: 2003). Sebagai contoh, ada dua populasi bunga Lantana camara
yang berdekatan. Apabila serbuk sari aa dari populasi pertama tertiup angin ke
populasi kedua, frekuensi alel aa akan meningkat terus pada populasi kedua.
Menurut Campbell, Reece, dan Mitchell (2003), aliran gen cenderung
mengurangi perbedaan antara populasi yang telah terakumulasi akibat seleksi
alam atau hanyutan genetik. Jika hal itu terjadi cukup luas, aliran gen akhirnya
dapat menyatukan populasi yang berdekatan menjadi sebuah populasi tunggal
dengan struktur genetik yang sama. Dengan demikian, aliran gen dapat
mengakibatkan terjadinya evolusi.

e. Perkawinan Tidak Acak


Supaya kesetimbangan Hardy-Weinberg tetap berlaku, suatu individu
bergenotipe tertentu harus memilih pasangannya secara acak dari populasi.
Namun, dalam kenyataan umumnya individu lebih sering mencari pasangan
yang jaraknya dekat dibandingkan dengan anggota populasi yang jaraknya
jauh. Bahkan ada yang mengalami fertilasasi sendiri (selfing), yaitu
perkawinan dengan dirinya sendiri dan biasanya sangat umum terjadi pada
tumbuhan. Individu lain dalam wilayah tetangga yang sama di dalam suatu
populasi yang lebih besar cenderung menjadi berkerabat dekat. Keadaan
tersebut akan mendorong perkawinan antarkerabat (inbreeding), yaitu
perkawinan antarpasangan yang masih dekat hubungan kekerabatannya.
Perkawinan antarkerabat menyebabkan frekuensi relatif genotipe menyimpang
dari apa yang diharapkan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg. Sebagai
contoh, pada populasi bunga Lantana camara yang melakukan penyerbukan
sendiri cenderung akan meningkatkan frekuensi genotipe homozigot dan
memperkecil genotipe heterozigot.
Ada jenis perwakinan tidak acak lainnya yaitu perkawinan asortatif
atau perkawinan berdasarkan pilihan (assortative mating) Perkawinan asortatif
yaitu suatu individu memilih pasangan yang sama seperti dirinya dalam sifat
fenotipe tertentu. Sebagai contoh, beberapa kodok paling sering mencari
pasangan kodok lain dengan ukuran yang sama.
Perkawinan tidak acak dapat meningkatkan jumlah lokus gen dalam
populasi yang homozigot, tetapi tidak dapat mengubah keseluruhan frekuensi
alel dalam kumpulan gen populasi. Perlu diingat bahwa struktur genetik suatu
populasi ditentukan oleh frekuensi alel dan genotipe. Setiap perubahan dalam
perkawinan antarkerabat atau perkawinan asortatif akan menggeser frekuensi
genotipe yang berlainan. Dengan demikian, perkawinan tidak acak dapat
menyebabkan populasi berevolusi.

3. Terbentuknya Spesies Baru (Spesiasi)


a. Isolasi Geografi
Isolasi geografi merupakan suatu batas atau penghalang alam. Suatu
populasi yang mendiami suatu tempat memiliki gene pool yang berbeda
dengan populasi lain di tempat lain. Namun, suatu populasi yang awalnya
memiliki gre pool sama dapat menjadi populasi dengan gme pool yang
berbeda jika dipisahkan secara geografis.
Suatu populasi yang terpisah dapat mengakibatkan penyebaran spesies
sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran gen. Kondisi ini
mengakibatkan proses evolusi di dalam populasi tersebut berjalan terpisah.
Semakin lama, kedua populasi yang terpisah akan semakin menunjukkan
perbedaannya karena masing-masing menjalani proses evolusi dengan caranya
sendiri-sendiri. Setiap populasi yang terpisah mengalami mutasi yang berbeda.
Seleksi alam yang berlangsung di dalamnya pun berbeda. Selain itu,
dimungkinkan terjadi pergeseran susunan genetis dalam setiap populasi. Inilah
sebabnya isolasi geografi dapat mengakibatkan terjadinya evolusi.
Contoh adanya isolasi geografi yaitu dua spesies tupai antelope yang
menempati sisi berlawanan di Grand Cayon. Pada sisi selatan hidup tupai
antelope Harris (Ammospermophilus harrisi), sedangkan pada sisi utara hidup
tupai antelope berekor putih (Ammospermophilus leucurus). Tupai di sisi
utara berukuran sedikit lebih kecil dan memiliki ekor lebih pendek dengan
warna putih di bawah ekornya.

b. Radiasi Adaptif
Radiasi adaptif adalah penyebaran suatu spesies dari tetua yang sama
ke beberapa daerah luas sehingga lama-kelamaan mengalami adaptasi
berbeda- beda pada masing-masing daerah dan akan membentuk spesies baru.
Biasanya bentuk adaptif berbeda tersebut terjadi dalam interval waktu yang
relatif singkat Sebagai contoh, penyebaran adaptif burung finch di Kepulauan
Galapagos. Penyebaran adaptif tersebut terlihat jelas pada banyaknya jenis
paruh yang dikhususkan untuk jenis makanan berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar
evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara
seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan
terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

3.2 Saran
Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud
dari evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi karena seperti yang kita
tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas dan dapat dibuktikan secara langsung,
namun janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan
menimbulkan perpecahan.
Daftar Pustaka

Sulistyowati Endah, Wigati Hadi Omegawati, Dyah Cipta Ningsih dan Rumiyati, 2016.Buku
Siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.Klaten : Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai