Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BUKTI EVOLUSI DAN CONTOH BUKTI EVOLUSI

Oleh:
Kelompok V:

I Made Liawati ( 1614041014)


Asih Lukhlu Susiati ( 1614042

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MARET 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 17 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..................................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II Pembahasan ............................................................................................. 2
BAB III Penutup ................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka .................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori evolusi adalah salah satu teori yang masih hangat dipertentangkan
hingga saat ini. Banyak teori yang dikemukakan para ahli, tetapi tampaknya
belum ada satu pun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena
tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Evolusi merupakan perubahan
yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan struktur dan fungsi
makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi yang
kompleks dan beragam.
Meskipun berada dalam 1 spesies, tidak ada satu individu pun di muka
bumi ini yang sama persis dengan individu lain. Hal ini disebabkan karena
adanya variasi. Variasi individu dalam suatu populasi umumnya terjadi pada
seluruh organisme yang bereproduksi secara seksual. Adanya variasi
memberikan keuntungan makhluk hidup untuk dapat bertahan hidup.
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara
bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan
oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat
disaksikan oleh mata.
Oleh sebab itu, maka perlu bukti-bukti tentang evolusi agar orang-orang
bisa mengerti dan memahami keberadaan evolusi itu sendiri. Atas dasar itulah
penulis membuat makalah tentang bukti-bukti evolusi yang dapat dijadikan
acuan atau referensi bagi para pembaca.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bukti-bukti evolusi ?
2. Apakah contoh-contoh dari bukti evolusi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bukti-bukti evolusi
2. Untuk mengetahui contoh-contoh dari bukti evolusi

1
BAB II
PEMBAHASAN

Evolusi yang terjadi di bumi ini telah berlangsung sejak beratus-ratus juta
tahun yang lalu. Di dalam evolusi terdapat namanya evolusi biologi. Evolusi
biologis adalah perubahan genetik dalam suatu populasi dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Kecepatan dan arah perubahannya adalah variabel dengan
garis-garis spesies yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Bukti-bukti
mengenai adanya evolusi sudah mulai bermunculan dan memunculkan polemic
tersendiri di dalam masyarakat.
Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong para
pendukung teori evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi. Hal-hal yang perlu
dibuktikan dalam teori evolusi sebenarnya sudah dibahas dalam buku Darwin
”The Origin of Species by Means Natural Selection”. Upaya untuk mencari bukti
sampai sekarang lebih mengarah pada petunjuk adanya evolusi daripada bukti
adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus dilakukan dengan pendekatan
multidisipliner. Dalam bukunya, Darwin memberikan beberapa bukti yang mendukung
evolusi. Ia mencoba untuk meyakinkan masyarakat dengn teori ilmiahnya.
Salah satu bagian dari bukti-bukti yang ditawarkan oleh Darwin terdapat
dalam ilmu paleontologi. Paleontologi berkaitan dengan mencari, katalogisasi dan
menafsirkan bentuk-bentuk kehidupan yang ada di masa lalu. Ini adalah studi
tentang fosil, kerang, gigi dan sisa-sisa organisme lainnya atau bukti organisme
kuno yang bertahan selama ribuan tahun.

Gambar. Charles Darwin


Paleontologi mendukung teori evolusi karena menunjukkan organisme
keturunan dari nenek moyang. Paleontologi menunjukkan bahwa ada sedikit jenis

2
organisme dalam era masa lalu dan organisme yang mungkin kurang kompleks.
Seperti paleontologis turun lebih dalam ke dalam lapisan batuan dan kompleksitas
fosil menurun. Fosil dari lapisan lebih dalam adalah nenek moyang dari bentuk-
bentuk yang modern.
Selain itu, Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan
cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan
oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat
disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu
kenyataan yang telah terjadi. Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada ;
Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan, Peristiwa Domestikasi,
Ditemukannya fosil di berbagai lapisan batuan bumi, Adanya homologi organ
pada berbagai jenis makhluk hidup, Studi perbandingan embriologi, Studi
perbandingan biokimia, Organ yang Mengalami Rudimentasi/Organ Tubuh yang
Tersisa, Bukti Biogeografi, Perbandingan Fisiologi, Perbandingan Genetika, dan
Bukti Molekuler. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut.
1. Adanya Variasi Antar Individu Dalam Satu Keturunan
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan
anak kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu
yang termasuk dalam satu spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat,
kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat
variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu
dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor
seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat. Seleksi yang dilakukan bertahun-
tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan munculnya spesies baru yang
berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi merupakan bahan
dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru.
Fenotip suatu organisme ditentukan oleh faktor genetika dan lingkungan.
Fenotip yang muncul merupakan variasi dari organisme tersebut. Jadi variasi
individu terbentuk karena adanya variasi genetika dan perbedaan kondisi
lingkungan.

3
Contoh kita dapat memperhatikan keturunan dalam satu keluarga, setiap
orang memiliki keunikan tersendiri meskipun mempunyai orang tua/ leluhur
yang sama. Antara kakak dan adik, bahakan anak kembar sekalipun tidak ada
yang sama persis, padahal ayah dan ibunya sama. Proses seleksi terhadap
beragai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan selama bertahun-tahun akan
menghasilkan varian yang makin jauh berbeda dengan moyangnya yang
berangsur-angsur akan menghasilkan spesies baru yang berbeda dari
induknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya variasi merupakan adanya
evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesise-spesies baru.

2. Peristiwa Domestikasi
Domestikasi adalah usaha manusia untuk menjadikan hewan/tanaman liar
menjadi tanaman/hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat bagi manusia.
Pada dasarnya tindakan ini adalah memindahkan makhluk hidup dari
lingkungan aslinya ke lingkungan yang diciptakan oleh manusia. Tindakan ini
dapat mengakibatkan timbulnya jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang
menyimpang dari aslinya, yang mengarah terbentuknya spesies baru.
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat
setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah.
Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut
harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun
yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat
bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang
dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai

4
flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna
di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.

3. Ditemukannya Fosil Di Berbagai Lapisan Batuan Bumi


Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang
tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu. Kadang-kadang
hanya berupa bekas-bekas organisme. Pada umumnya fosil yang telah
ditemukan terdapat dalam keadaan tidak utuh, yaitu hanya merupakan suatu
bagian atau beberapa bagian dari tubuh makhluk hidup. Hancurnya tubuh
makhluk hidup yang telah mati disebabkan pengaruh air, angin, bakteri
pembusuk, hewan-hewan pemakan bangkai dan lain-lain. Fosil -fosil dapat
ditemukan di berbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya
didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil - fosil itu. Umumnya
fosil yang terdapat di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih
tua sedangkan umur fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas
mempunyai umur yang lebih muda. Dengan membandingkan fosil-fosil yang
ditemukan di berbagai lapisan bumi yaitu mulai sederetan fosil - fosil yang
telah ditemukan dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai yang muda,
dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda
dengan sekarang. Perubahan lingkungan tersebut terjadi secara bertahap dan
diikuti dengan penyesuaian diri organisme yang ada di dalamnya, sehingga
perubahan keadaan di bumi ini mengakibatkan terjadinya perubahan jenis-
jenis makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur, maka dapat

5
disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi. Fosilisasi juga
terjadi ketika cangkang atau tulang yang lengkap tertanam di dalam lapisan
sendimen di bawah permukaan air, kemudian meninggalkan bekas bentukan
atau cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau cetakan tersebut
merupakan fosil permukaan tubuh tiruan yang baik. Bentuk fosil yang lain
misalnya jejak kaki atau bekas kulit yang terbentuk pada lumpur basah
kemudian akhirnya m engeras menjadi batuan karang lunak.
Adapun fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain
sebagai berikut:
a) Pithecanthropus erectus. Tempat penemuan di Desa Trinil di pinggir
sungai Bengawan Solo di dekat Ngawi, Propinsi Jawa Timur. Orang yang
menemukannya adalah Dr. Eugene Dubois. Tahun penemuannya adalah
pada tahun 1890. Fosil ini dikenal juga dengan sebutan Manusia Jawa dan
merupakan jenis manusia purba yang pertama kali ditemukan di
Indonesia.
b) Pithecanthropus mojokertensis. Tempat penemuannya adalah di daerah
Perning, Mojokerto, Jawa Timur. Nama penemunya adalah Duyfjes dan
Von Koenigswald. Tahun penemuannya adalah pada tahun 1936. Fosil ini
berupa tengkorak anak-anak yang berusia sekitar 6 tahun dan diperkirakan
hidup sekitar 1,9 juta tahun yang lalu.
c) Meganthropus palaeojavanicus. Tempat penemuannya di Sangiran, daerah
Surakarta, Propinsi Jawa Tengah. Nama penemunya adalah Von
Koenigswald. Tahun penemuan fosil tersebut adalah antara tahun 1936 –
1941. Fosil ini lebih besar dan lebih tegap daripada Pithecanthropus
Erectus. Usianya diperkirakan paling tua di antara jenis manusia purba
yang lain di Indonesia.

6
4. Adanya Homologi Organ Pada Berbagai Jenis Makhluk Hidup
Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama
dan kemudian berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ
yang homolog. Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk
yang bersangkutan. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan
kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.
Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog
dengan sirip depan paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar
yang berguna untuk terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang
berguna untuk berjalan. Lawan dari homolog adalah organ yang analog, yaitu
organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tanpa
memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga diartikan organ-organ tubuh dari
berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tetapi bentuk asalnya berbeda.

Gambar 4.1 homogi pada beberapa spesies


5. Studi Perbandingan Embriologi\

7
Semua anggota Vertebrata dalam perkembangan embrionya menunjukkan
adanya persamaan. Persamaan perkembangan embrio dimulai dari tahap
berikut ini: peleburan sperma dengan ovum--zigot--pembelahan (cleavage)--
morulla--blastula—gastrula--tahap awal perkembangan embrio. Mengenai
perkembangan embrio Karl von Baer, menyatakan bahwa: (a) sifat - sifat
umum muncul paling awal kemudian diikuti sifat-sifat khusus; (b)
perkembangan dimulai dari yang umum sekali, kemudian kurang umum, dan
akhirnya ke sifat - sifat yang khusus; (c) hewan yang satu memisah secara
progresif dari hewan yang lain; (d) dalam perkembangannya hewan- hewan
multiseluler bentuk embrionya sama, tetapi kemudian pada saat dewasa
bentuknya menjadi berbeda - beda. Perkembangan yang dinyatakan oleh Karl
von Baer tersebut dengan gambar berikut :

Walaupun gambar ini tidak dimulai dari tahap blastula dan grastrula. Adanya
persamaan perkembangan pada semua golongan Vertebrata, tersebut
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan. Perkembangan individu mulai
dari sel telur dibuahi hingga individu itu mati disebut Ontogoni. Kalau kita
bandingkan dengan filogeni, yaitu sejarah perkembangan organisme dari filum
yang paling sederhana hingga yang paling sempurna, maka akan kita lihat
adanya kesesuaian. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa ontogeni
merupakan filogeni yang dipersingkat. Dengan kata lain, ontogeni merupakan
ulangan (rekapitulasi) dari filogeni.

6. Studi Perbandingan Biokimia

8
Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara
biokimia. Salah satu percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kekerabatan berbagai organisme adalah uji presipitin oleh
Natael. Dasar percobaan ini adalah presipitin atau endapan pada suatu reaksi
antigen-antibodi. Banyak sedikitnya endapan yang terbentuk dapat digunakan
untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara suatu organisme yang satu
dengan organisme yang lainnya. Percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
kelinci disuntik dengan serum manusia berulang kali. Selang beberapa waktu
kemudian, serum kelinci diambil dan dianalisis. Ternyata telah mengandung
zat anti ini terbentuk karena adanya antigen yang masuk, yaitu serum darah
manusia. Serum kelinci yang telah mengandung zat anti disuntikkan ke dalam
berbagai jenis makhluk hidup, berturut-turut manusia, gorila, orang hutan,
babon, kucing, anjing, banteng, dan lain-lain. Selang beberapa waktu, darah
manusia dan hewan-hewan yang disuntik dengan serum kelinci dianalisis
ternyata mengandung presipitin yang berbeda-beda kadarnya. Banyaknya
endapan ditentukan oleh jauh dekatnya kerabat antara kelinci dengan makhluk-
makhluk tersebut. Makin jauh kekerabatannya makin banyak presipitinnya.

7. Organ yang Mengalami Rudimentasi/Organ Tubuh yang Tersisa


Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ yang
berguna pada suatu makhluk hidup, pada makhluk hidup lain mungkin kurang
berfungsi. Contoh tulang ekor pada manusia kurang berfungsi sehingga
mengalami rudimenter. Organ yang mengalami rudimenter akan membuang
waktu saja untuk terus-menerus menyediakan darah, zat makanan, dan ruangan
bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. seleksi alam cenderung
menguntungkan individu yang memiliki organ dalam bentuk tereduksi, dan
dengan demikian cenderung akan menghilangkan struktur yang tidak berfungsi
lagi. Namun pada kelompok mamalia lain, ekor sangat berkembang dan
berfungsi sebagai ekor, begitu juga pada kelompok Vertebrata lainnya.

8. Bukti Biogeografi

9
Biogeografi adalah mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan
hewan. Dengan mempelajari biogeografi kita dapat menjelaskan mengapa
spesies-spesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan
mengenai habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan Darwin
mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan bahwa spesies
tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang
potensial. Studi-studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan berulang-
ulang oleh para ilmuan.
Kesimpulan mendasar dari studi biogeografis memperlihatkan bahwa
suatu spesies baru muncul pada satu tempat dan kemudian menyebar menuju
keluar dari titik atau tempat asal. Beberapa spesies kemudian menjadi lebih
luas distribusinya, tetapi mereka tidak dapat melewati barier-barier alami yang
terpisah daerah biogeografis yang besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan
hidup sesungguhnya identik pada daerah biogeografis berbeda, jarang
ditempati oleh spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar
mempunyai karakteristik kelompok tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di
Australia semacam kanguru (marsupial) mempunyai kantong yang berperan
sebagai tempat menyusui dan melindugi anaknya, pada daerah biogeografi
yang lain kanguru (marsupial) hampir tidak ditemukan. Selanjutnya, catatan
fosil setiap daerah menampilkan suatu garis evolusioner kejadian-kejadian
biologis yang terpisah darisemua daerah-daerah lain. Dengan setiap garis
evolusioner, banyak fosil-fosil yang telah ditemukan dapat dibentuk atau
disusun suatu spesies yang pernah hidup pada daerah tertentu.
Bukti-bukti observasi atau pengamatan memperkuat konsep bahwa seleksi
alamberlaku, oleh kekuatan besar dari lingkungan sehingga muncul spesies
baru yang hanya dapat hidup beradaptasi atau dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi topografinya maupun kondisi iklim disekelilingnya. Sebagai buktinya,
apa yang dilihat Darwin ketika menemukan bahwa spesies pada pulau tertentu
terhalang untuk berhubungan dengan spesies pada pulau-pulau dekat, dan
bahwa spesies sepulau umumnya berhubungan dengan spesies terdekat yang
hidup sedaratan. Sebaliknya, tidak ada bukti yang mendukung keberadaan

10
sekelompok “island species” (spesies yang hanya ada pada pulau tertentu)
dengan karakteristik tertentu ditemukandalam habitat-habitat pulau lain
kemanapun kita mengelilingi dunia.Pada tingkatan yang lebih spesifik,
biogeografi menunjukkan banyak bukti-buktimenyolok yang mengarah pada
kejadian evolusi konvergen (convergent evolution).
Organisme-organisme pada kenyataannya mempunyai biogeografi
berbeda-beda, meskipun diturunkan dari keturunan nenek moyang yang sangat
berbeda, memiliki kesamaan proses adaptasi pada habitat-habitat khusus.
Sebagai contoh, tanaman kaktus (famili Cactaceae) ditemukan di gurun pasir
sebelah tenggara Amerika Utara, dan di gunung pasir Andes, tetapi tidak ada
dimanapun di tempat lain. Di samping itu habitat-habitat kering dan tandus di
Afrikaditempati oleh sekelompok tanaman dari famili Euphorbiaceae.

Gambar 8.1 burung finsh dan beberapa landak


9. Perbandingan Fisiologi
Makhluk hidup mulai dari yang derajat terendah hingga ke derajat yang
paling tinggi tubuhnya tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan morfologi
setelah dewasa berbeda-beda, namun kegiatan fisiologis di dalam setiap selnya
memiliki kemiripan, seperti :1) dalam metabolism; 2) dalam respirasi; 3) dalam
sintesa protein; 4) sintesa ATP dan penggunaannya dalam aktivitas hidup.

11
10. Perbandingan Genetika
Teori ini dipelopori oleh George Mendel. Ia mengemukakan teori genetika
yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen.
Dengan demikian banyaknya variasi alel menentukan kemampuan terhadap
ketahanan untuk dapat terus hidup. Peternakan hewan dan pemulia tumbuhan
telah lama mampu mengembangkan hewan dan tumbuhan bentuk domestik
yang krakteristik-karakteristiknya diinginkan melalui seleksi (pemuliaan).
Memulai percobaan-percobaan terkontrol, para ahli mendapatkan bukti untuk
evolusi dengan jalur-jalur langsung di laboratorium. Mutasi atau perubahan-
perubahan keturunan secara spontan ditemukan. Dengan induksi sinar X dapat
diperoleh mutan-mutan, dan akhir-akhir ini dengan alkaloid “colchicine” juga
diperoleh mutan-mutan. Salah satu bukti yang paling mononjol tentang
evolusi dari bidang genetika adalah adanya spesies sintetik buatan, baik
spesies yang telah ada atau spesies baru melalui hidridisasi terkontrol,
walaupun baru pada tanaman.

11. Bukti Molekuler


Evolusi melekuler merupakan merupakan proses evolusi yang terjadi pada
skala DNA, RNA, dan protein. Secara garis besar, evolusi molekuler ini
membahas mengenai RNA, DNA, analisis filogenik, dan evolusi eukariot.
Evolusi molekuler muncul sebagai bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1960-
an ketika peneliti dari bidang biologi molekuler, biologi evolusi, dan genetika
populasi berusaha memahami stuktur dan fungsi asam nukleat dan protein
yang baru ditemukan. Evolusi molekuler pada dasarnya menjelaskan dinamika
perubahan evolusi pada tingkat molekuler, bahasan pada evolusi molekuler itu
meliputi perubahan materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan produknya
serta rata-rata dan pola perubahannya serta mengkaji pula sejarah evolusi
organisme dan makromolekul yang didukung data-data molekuler (filogeni
molekuler).
Dalam tinjauan molekuler, evolusi merupakan perubahan susunan genetik
pada generasi yang berurutan. Untuk mengetahui evolusi, sangat baik untuk

12
mengetahui tentang genetika dari populasi (population genetic). Penelitian
selama 30 tahun yang dilakukan oleh R.A. Fisher di Inggris dan S. Wright di
Amerika memperlihatkan bahwa evolusi tidak mengenai sebuah gen atau
suatu individu, tetapi melaui sekelompok gen atau sekumpulan individu yang
disebut populasi.
Genetika individu selalu menyangkut konsep genotipe yakni konstitusi
genetika pada individu. Dan jika kita katakan bahwa evolusi adalah perubahan
dalam komposisi genetis dari populasi, maka yang diartikan adalah suatu
perubahan dari frekuensi genetis di dalam seluruh gen (termasuk plasmagen)
yang dimiliki semua individu dalam populasi tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada banyak alasan yang dapat digunakan untuk membuktikan bahwa
evolusi memang terjadi. Bukti-bukti evolusi yang dikemukakan pada makalah
ini hanya beberapa contoh yang mungkin akan mudah dimengerti. Evolusi
dapat dibuktikan melalui bukti-bukti evolusi yang ada; Adanya variasi antar
individu dalam satu keturunan, Peristiwa Domestikasi, Ditemukannya fosil di
berbagai lapisan batuan bumi, Adanya homologi organ pada berbagai jenis
makhluk hidup, Studi perbandingan embriologi, Studi perbandingan
biokimia, Organ yang Mengalami Rudimentasi/Organ Tubuh yang Tersisa,
Bukti Biogeografi, Perbandingan Fisiologi, Perbandingan Genetika, dan
Bukti Molekuler.

B. Saran
Isi makalah ini belum tentu benar karenanya terbuka untuk dikriktik, asal ada
bukti yang dapat menggugurkan isi dari makalah ini. Untuk pengembangan
lebih lanjut, maka penulis menyarankan agar mencari lebih banyak literatur
yang bersesuaian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Barnes, Villee Walker. 1984. Zoologi Umum, Edisi ke 4 (Terjemahan). Jakarta:


Erlangga.

Brotowidjoyo, Djaarubito, Mukayat. 1989.Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Burnie, David. 2003. Evolusi. Jakarta: Erlangga.

Iskandar T. Djoko.2001. Evolusi. Bandung : ITB

iii

Anda mungkin juga menyukai