Abstrak
Pisang mempunyai banyak manfaat dari daun, buah, jantung sampai bongkol pisang sebagai
produk pangan. Bongkol pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang sering dibuang oleh
masyarakat yang dianggap limbah, karena tidak ada sosialisasi kepada masyarakat bahwa bonggol
dari pohon pisang dapat dimanfaatkan menjadi makanan olahan. Bongkol pisang mempunyai
kandungan nutrisi yaitu 43,0 kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat, 86,0 g air, beberapa mineral
seperti Ca, P dan Fe, vitamin B1 dan C, serta bebas kandungan lemak (Litbang, 2013). Target
pelatihan dan pedampingan yaitu 1) untuk melakukan pelatihan pengolahan bongkol pisang menjadi
makanan olahan kepada para remaja-remaja putus sekolah sekitar desa Pringgacala, 2) makanan
olahan agar bisa dikembangkan untuk menjadi usaha rumahan. Kegiatan pelatihan dan pedampingan,
pelatihan berupa penyampaian materi dan pratek langsung pembuatan pengolahan bongkol pisang
menjadi abon dan kripik pisang. Kegiatan pedampingannya melibatkan remaja-remaja putus sekolah
untuk kegiatan produksi dan pemasarannnya. Hasil dari kegiatan ini ada beberapa remaja-remaja
putus sekolah yang mau mengikuti kegiatan ini dan mulai mau ikut kegiatan produksi untuk usaha
rumahan sesuai dengan kontrak yang kami buat. Kesimpulan kegiatan pelatihan dan pedampingan
tentang pengolahan bongkol pisang menjadi produk olahan diterima baik oleh para remaja putus
sekolah dan saat ini sudah mulai untuk usaha rumahan.
Kata kunci: bongkol pisang, makanan olahan dan remaja putus sekolah
Proyek sosial yang penulis ajukan yaitu Angka pengangguran di Indramayu sangat tinggi
konsentrasi dalam bidang bidang dibuktikan dengan adanya pemuda putus
kewirausahaan. Ide ini muncul ketika limbah sekolah membuat angka pengangguran naik dan
bonggol pisang yang salah satunya dengan itu mengakibatkan penyakit sosial
mengakibatkan kebanjiran dan bau tidak sedap diantaranya kenakalan remaja sehingga terjadi
yang dibiarkan begitu saja. Dan di Indramayu disentegrasi sosial. Oleh karena itu penulis
angka pengangguran atau pemuda putus sekolah berinisiatif adanya pemberdayaan kepada
cukup tinggih, oleh karena itu penulis berinisiatif pemuda putus sekolah didesa kami. Dengan itu
dengan pemberdayaan pemuda putus sekolah akan meminimalisir masalah limbah dan
melalui kewirausahaan pengolahan limbah mengatasi pengangguran didaerah Indramayu.
bonggol pisang. Dengan memberikan
pelatihan,motivasi, edukasi semangat merajut Dan berharap mendapat dukungann dari segala
asa dalam berwirausaha. pihak, khususnya Pemerintah daerah Indramayu
Dan kewirausahaan ABOPINK (Abon Bonggol untuk mewujudkan Indramayu yang mandiri dan
Pisang) dan KERIBO (Keripik Bonggol Pisang) maju untuk perubahan. Dan dalam
sudah berjalan baru tiga bulan tetapi belum pemberdayaan ini masih tahapan belajar dan
secara luas untuk merekrut warga sekitar. Oleh penulis sangat terbuka untuk menerima kritik
karena itu untuk memberikan semangat jiwa dan saran. Karena dalam pemberdayaan ini kami
wirausaha terhadap pemuda dan menarik masih terkendala SDM dan infrastruktur.
perhatian pemuda warga sekitar ikut andil
khususnya pemuda putus sekolah, kami REFERENSI
mengajak pemuda putus sekolah untuk Effendi, Chris Manning Tadjuddin Noer. 1996.
bergabung untuk berproduktifitas serta berkarya. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor
Informal di Kota. Yayasan Obor Indonesia.
Skema 1. Pembuatan Olahan Limbah Bonggol Jakarta.
Pisang (lampiran) Wikipedia. 2011. kewirausahaan.
http://wikipedia.com (diakses pada tanggal
29 Januari 2017).
Lampiran
Ini kurang lebih gambaran secara singkat mengenai pemberdayaan sosial kewirausahaan ABOPINK
dan KERIBO
Setelah diparut
rendam dengan
kapur sirih
Dikukus, setelah
itu campurkan
bumbu-bumbu
yang sudah diolah
Di packing dan
dikasih stiker
Siap pemasaran
Keterangan skema 2:
1. Siapkan bahan dan bumbu-bumbunya
2. Setelah itu parut bonggol pisang atau dipotong jika ingin dijadikan keripik menjadi lebih
halus
3. Direndam dengan kapur sirih untuk menghilangkan getah selama 1 harian
4. Dikukus selama 2 menit
5. Setelah dikukus dicampur dengan bumbu-bumbu
6. Di sangrai atau digoreng untuk keripik
7. Siap dihidangkan