Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA

Pentingnya Pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) Bagi Para Pemuda

Disusun oleh :

KHAERULLAH SUKULANI

19022015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

LUWUK

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Artikel Ilmiah Mahasiswa : Pentingnya Pembuatan MOL


(Mikroorganisme Lokal)
Bagi Para Pemuda
Bidang Kegiatan : Artikel Ilmiah Mahasiswa

Nama : Khaerullah Sukulani

NIM : 19022015

Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

Universitas : Muhammadiyah Luwuk

Luwuk, Agustus 2022

Mengetahui

Ketua LP3M Dosen Pembimbing Lapangan

Risno Mina,SH.,MH Sahraen Sibay,S.Sos.,M.Si

NIDN. 0905037801 NIDN. 0920026701


PENTINGNYA PEMBUATAN MOL (Mikroorganisme
Lokal) BAGI PARA PEMUDA

Khaerullah Sukulani
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Luwuk
Email. Khaerullahelul@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan ini merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan produksi
tanaman yaitu dengan memperbaiki sistem budidaya misalnya penerapan
pertanian organik berkelanjutan yang dapat dilakukan melalui pemanfaatan pupuk
organik cair. Penggunaan pupuk organik cair pada tanah dapat berfungsi untuk
meningkatkan kesuburan tanah di mana pemberian pupuk dapat menambah unsur
hara di dalam media tanam. Pupuk organik merupakan salah satu alternatif untuk
mempertahankan serta meningkatkan hasil tanaman selain itu hasil panen baik
buah-buahan maupun sayur-sayuran yang dihasilkan dijamin sehat karena tidak
mengandung zat kimia dalam pemupukannya. Tujuan dari pengabdian ini adalah
untuk memberikan pengetahuan tambahan menganai pemanfaatan bonggol pisang
yang dapat dijadikan sebagai pupuk yang berbahan dasarkan Mikroorganisme
Lokal (MOL) khususnya kepada para pemuda yang terdapat di Desa Lampa,
Kecamatan Banggai, Kabupaten Banggai Laut. Hasil dari pengabdian ini Pemuda
Desa Lampa dapat mengembangkan pengetahuan mereka terkait pembuatan
pupuk organik guna meningkatkan produktivitas pertanian mereka melalui
pemanfaatan bonggol pisang dimana bahan-bahan yang digunakan sangat mudah
didapatkan, sehingga masyarakat dapat meningkatkan sistem pertanian organik
yang telah ada.

Kata kunci: Bonggol Pisang, MOL, Pupuk Organik Cair


PENDAHULUAN

Kabupaten Banggai Laut merupakan salah satu kabupaten di Provinsi di


Sulawesi Tengah. Kondisi geografis alam mempunyai potensi yang sangat besar
untuk mendukung pengembangan berbagai jenis tanaman pertanian dan
perkebunan dalam skala besar dan sedang. Di Desa Lampa Kecamatan Banggai
Kabupaten Banggai Laut dengan jumlah penduduk lebih dari 1.687 jiwa, sebagian
besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani, nelayan dan
pengusaha mikro. Dari hasil observasi penduduk masyarakat Kabupaten Banggai
Laut khususnya Kecamatan Banggai memiliki mata pencaharian ada yang bekerja
di Kantor, Petani serta menjadi Nelayan. Khususnya dibidang pertanian mereka
melakukan pemukukan tanaman masih menggunakan pupuk non organik dalam
upaya meningkatkan kesuburan tanaman, hal tersebut dikarenakan masi
kurangnya pemahaman dalam memanfaatkan limbah pertanian menjadi pupuk
organik cair terutama limbah dari tanaman pohon pisang yang dapat dijadikan
sebagai MOL.
Semua bagian tanaman pisang mulai dari akar sampai daun memiliki
banyak manfaat, terutama yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah buahnya.
Sedangkan bagian tanaman pisang yang lain, yaitu jantung, batang, kulit buah,
dan bonggol jarang dimanfaatkan dan dibuang begitu saja menjadi limbah pisang.
Bonggol pisang ternyata mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi
yang lengkap. Bonggol pisang mengandung karbohidrat (66%), protein, air, dan
mineral-mineral penting (Munadjim, 1983).
Bonggol pisang juga dapat dijadikan sebagai sumber mikroorganisme
pengurai bahan organik atau dekomposer (Wulandari dkk, 2009). Bonggol pisang
mengandung mikrobia pengurai bahan organik. Mikrobia pengurai tersebut
terletak pada bonggol pisang bagian luar maupun bagian dalam (Suhastyo, 2011).
Jenis mikrobia yang telah di identifikasi pada MOL bonggol pisang antara
lain Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus nigger. Mikrobia inilah yang
biasa menguraikan bahan organik (Suhastyo, 2011). Mikrobia pada MOL bonggol
pisang akan bertindak sebagai dekomposer bahan organic.
MOL bonggol pisang memiliki peranan dalam masa pertumbuhan
vegetatif tanaman dan tanaman toleran terhadap penyakit. Kadar asam fenolat
yang tinggi membantu pengikatan ion-ion Al, Fe dan Ca sehingga membantu
ketersediaan P tanah yang berguna pada proses pembungaan dan pembentukan
buah (Setianingsih, 2009)

TUJUAN

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan bagi anak


muda tentang cara pengolahan bonggol pisang yang dapat dimanfaatkan menjadi
MOL yang berfungsi menyuburkan tanah.

METODE

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2022 samapai dengan bulan
Agustus 2022, bertempat di Dusun IV di Desa Lampa, Kecamatan Banggai,
Kabupaten Banggai Laut.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu karung, jergen, parang, pisau, linggis, kayu, botol
aqua bekas, gelas, handphone. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu bonggol
pisang, gula merah, air cucian beras dan EM4.

Prosedur Kerja

Adapun langkah kerjanya yaitu:

1. Pertama-tama siapkan bonggol pisang kemudian potong-potong atau di tumbuk


– tumbuk
2. Masukan gula merah yang sudah di iris kedalam air cucian beras
3. Kemudian campur semua bahan-bahan yang sudah di haluskan kedalam wadah
jergen
4. Fermentasi selama 14 hari / 2 minggu
Tabel : Metode Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan Kegiatan Metode Materi
Pelaksanaan
Pelatihan Koordinasi Membicarakan
pembutan MOL dengan Kepala terkait program
bonggol pisang Desa Lampa ilmu yang akan di
bagi para pemuda laksanakan
Pelatihan Koordinasi Membicarakan
pembutan MOL dengan Sekertaris terkait program
bonggol pisang Desa Lampa ilmu yang akan di
bagi para pemuda laksanakan
Pelaksanaan Pelatihan Penyediaan Menyediakan
pembutan MOL bahan-bahan bahan
bonggol pisang yang akan
bagi para pemuda digunakan
Pelatihan Penyediaan Menyediakan
pembutan MOL bahan-bahan bahan
bonggol pisang yang akan
bagi para pemuda digunakan
Pelatihan Penyediaan Menyediakan
pembutan MOL bahan-bahan bahan
bonggol pisang yang akan
bagi para pemuda digunakan
Pelatihan Penyediaan alat- Menyediakan alat
pembutan MOL alat yang akan
bonggol pisang digunakan
bagi para pemuda
Pelatihan Pelaksanaan Membuat MOLsss
pembutan MOL pembuatan MOL
bonggol pisang bonggol pisang
bagi para pemuda

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada saat pembuatan MOL bonggol pisang hal yang pertama dilakukan
yaitu koordisani bersama Kepala Desa Lampa serta Sekertaris Desa Lampa
kemudian selanjutnya menyediakan bahan-bahannya seperti air cucian beras yang
kami peroleh dari limbah rumah tangga, gula merah, EM4 serta bonggol pisang.
Proses selanjutnya yaitu memotong bonggol pisang menggunakan parang
kemudian tumbuk sampai halus serta iris-iris gula merah hingga halus. Lalu
semua bahan tersebut di campur dalam sebuah wadah (jeregen).
Setelah itu kami harus membuka penutup jeregen tersebut setiap hari selama
selama 14 hari dalam proses fermentasi agar kandungan alkohol yang terdapat
pada MOL berkurang, namun setiap kali membuka penutup kami selalu hati-hati
agar MOL tdk tumpah dan kami menjaga agar tidak ada serangga yang masuk
contohnya lalat yang dapat membuat kandungan MOL menjadi rusak karena lalat
membawa bakteri-bakteri jahat yang memberikan efek negatif.

Koordinasi bersama Kepala Desa Lampa dan Sekertaris Desa Lampa


Penyediaan bahan gula merah, EM4, air cucian beras, dan bonggol pisang

Pelaksanaan pembuatan MOL bonggol pisang

KESIMPULAN
MOL bonggol pisang berpengaruh untuk meningkatkan kandungan unsur
hara N, P, nilai pH dan total koloni bakteri asam laktat. Pembuatan MOL bonggol
pisang dengan memanfaatkan air cucian beras, dapat menjadi salah satu langkah
bermanfaat untuk mengurangi limbah rumah tangga. Selain itu bahan-bahan yang
digunakan mudah di dapatkan dilingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta : PT. Gramedia.


Wulandari D.,D.N. Fatmawati, E.N. Qolbaini, K.E. Mumpuni, & S. Praptinasari. 2009.
Penerapan MOL (mikroorganisme Lokal) Bonggol Pisang sebagai Biostarter
Pembuatan Kompos. PKM-P. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Suhastyo, A A. 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Local yang
Digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice Intensification).
Tesis. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Setyaningsih, R. 2009. Kajian Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal
(Mol) Dalam Priming, Umur Bibit Dan Peningkatan Daya Hasil Tanaman
Padi (Oryza Sativa L.) (Uji Coba Penerapan System Of Rice Intensification”.
Tesis. Jurusan Biologi UNS.

Anda mungkin juga menyukai