Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANIAN ORGANIK
“PEMBUATAN MIKROORGANISME LOKAL ”

Disusun Oleh:

Nama : Rino Hermawan


NPM : E1J021096
Shift : B1
Dosen Pembimbing : Putri Mian Hairani, S.p., M.Si
Co-ass : Diana Eureka Anugrah, S.P. M.P.

LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


peran mikroorganisme sangat penting bagi tanaman. Terutama berguna untuk membantu
kesehatan dan penyerapan unsur hara dalam tanah. Pemupukan terhadap tanaman yang dilakukan
para petani yang semakin lama semakin banyak membuktikan bahwa tanah kurang responsif
terhadap penambahan pupuk. Tanah yang demikian itu disebabkan karena kurangnya bahan
organik dan mikroorganisme tanah sebagai juru masaknya. Untuk mencari dan mengembangkan
mikroorganisme sebenarnya tidaklah sulit, karena mikroorganisme sebenarnya sudah ada dan
sangat banyak jumlah dan jenisnya disekitar kita. Biasa kita sebut mereka dengan
mikroorganisme lokal (MOL). Tidak banyak yang mengetahui bahwa nasi basi bisa dijadikan
MOL sebagai cairan pengganti bahan kimia. Karena selama ini biasanya cairan yang digunakan
untuk pembuatan pupuk kompos berbahan kimia. Nasi basi sering menjadi limbah terbuang
begitu saja. Biasanya nasi basi ini dibuang ke tempat sampah, drainase, atau diberikan sebagai
bahan pakan ternak. Padahal nasi basi bisa dijadikan bahan bioaktifator, unsur pembuatan pupuk
kompos. Nasi basi yang sudah menjadi cairan ini jauh lebih bagus dalam mempercepat proses
pembusukan sampah.
MOL mengandung mikroorganisme yang terdiri dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar,
mudah didapat tanpa harus mengeluarkan uang banyak. Hanya memerlukan wadah untuk tumbuh
dan berkembangnya mikroorganisme dari nasi basi. MOL dipasaran sangat mahal. MOL dari nasi
bekas tidak merusak lingkungan dan juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. Pembuatan
cairan MOL sangat sederhana sekali yakni melalui proses fermentasi yang ditambah dengan
larutan gula. MOL ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat umum dalam
menyuburkan tanah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
 Mahasiswa dapat mengetahui teknik pembuatan pupuk hayati MOL (Mikroorganisme
Lokal).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) terbuat dari bahan-bahan alami, sebagai media
hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran
bahan organik. MOL dapat juga disebut sebagai bioaktivator yang terdiri dari kumpulan
mikroorganisme lokal dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam setempat. MOL dapat
berfungsi sebagai perombak bahan organik dan sebagai pupuk cair melalui proses fermentasi.
Faktor utama penyebab maraknya penggunaan pupuk kimia yaitu mudah ditemui, cepat respon
dan unsur hara lengkap. Mikroorganisme Lokal dapat bersumber dari bermacam-macam bahan
lokal, antara lain urin sapi, batang pisang, daun gamal, buah-buahan, nasi basi, sampah rumah
tangga, rebung bambu, serta rumput gajah dan dapat berperan dalam proses pengelolaan limbah
ternak, baik limbah padat untuk dijadikan kompos, serta limbah cair ternak untuk dijadikan bio-
urine. Sumber karbohidrat pembuatan MOL pada penelitian ini yaitu menggunakan, Bonggol
pisang mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi yang lengkap, mengandung
karbohidrat (66%), mempunyai kandungan kadar protein 4,35%, sumber mikroorganisme
pengurai bahan organik atau dekomposer (Budiyani, et al. 2016).
Pupuk organik mikroorganisme lokal media nasi, batang pisang dan ikan tongkol adalah
pupuk organik yang dibuat secara sederhana melalui proses fermentasi dan mengandung
mikroorganisme yang diperbanyak dengan bahan alami yang mengandung karbohidrat seperti
air cucian beras serta bahan yang mengandung glukosa misalnya gula merah dan air kelapa
sehingga menghasilkan metabolit sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme yang hidup di
tanah dan pada akhirnya meningkatkan kesuburan biologi tanah, sehingga pupuk ini digunakan
sebagai pengembangan biokontrol dan pupuk berbasis mikrooganisme yang dapat
menggantikan bahan kimia pertanian utamanya pada tanaman sayur (Mursalim, et al. 2018).
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter
dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama mol terdiri dari
beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar
untuk fermentasi larutan mol dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah
organik rumah tangga. Salah satu bahan yang dapat dijadikan sebagai mikroorganisme lokal
adalah nasi basi. Nasi basi merupakan salah satu limbah rumah tangga yang hampir setiap hari
diproduksi, nasi basi biasanya digunakan sebagai pakan ternak. Nasi basi dapat dimanfaatkan
untuk menyuburkan tanaman karena nasi basi memiliki kandungan unsur hara N 0,7 %, P2O5
0,4%, K2O 0,25%, kadar air 62%, bahan organik 21%, CaO 0,4% dan nisbah C/N 20-25.
Dengan dilakukannya kegiatan diharapkan dapat menciptakan suatu produk pupuk yang bukan
hanya memberi solusi dibidang pertanian tapi menjadikan juga sebagai peluang usaha baru
masyarakat dalam memanfaatkan limbah rumah tangga (Maulana, et al. 2021).
MOL dapat mempercepat proses pengomposan dan sebagai dekomposer yang akan
mempercepat penguraian senyawa-senyawa organik. MOL dapat dibuat dengan sangat
sederhana, yakni dapat memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau memanfaatkan sisa dari
tanaman, buah-buahan, kotoran hewan, nasi basi, bonggol pisang dan lain sebagainya (Selviana,
2019).
Nasi basi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal)
untuk membuat pupuk cair.. Selain dihasilkan pupuk cair, dihasilkan pula pupuk padat yang
merupakan ampas dari pembuatan pupuk organik cair dari nasi basi yang dapat dimanfaatkan
menjadi kompos. Pengolahan pupuk organik cair ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat
karena memiliki banyak keuntungan antara lain :(1) Bahan baku untuk pembuatan pupuk
mudah didapat. (2) Proses pembuatannya mudah dan murah. (3) Mengurangi pencemaran
lingkungan akibat limbah nasi basi. (4) Mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih pada
budidaya tanaman secara organik yang lebih sehat (Selviana, T.E. 2019).
Larutan MOL mengandung unsur hara makro dan mikro serta juga mengandung bakteri
yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen
pengendali hama maupun penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan sebagai
dekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organik maupun fungisida (Sultoni, et al. 2019).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu


Pratikum Praktek pembuatan mikroorganisme lokal dilakukan dilaboratorium Agronomi
Program studi Agroekoteknologi pada hari selasa tgl 19 September 2023 jam 10:00-12:00
WIB
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
- Jamur pada nasi yang basi
- Molase
- Air AC
3.2.2 Alat
- Galon air
- Pengaduk
- Ember
3.3 Cara kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Jamurkan nasi basi terlebih dahulu hingga tumbuh jamur berwarna kuning, jingga
dan merah.
2. Larutkan 1 liter air dengan molase, setelah itu, masukkan nasi yang sudah
berjamur kedalam larutan molase, aduk sampai tercampur rata.
3. Setelah bahan-bahan tercapur rata masukkan ke dalam jerigen lalu di tutup.
4. Diamkan sampai seminggu atau lebih sampai bahan tersebt berbau tape. Jika
sudah seperti ini maka MOL siap untuk dipanen.
5. MOL dapat diperbanyak dengan cara, ambil setengah bagian MOL induk, lalu
tambahkan air sesuai volume MOL.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut merupakan hasil dari praktikum pembuatan mikroorganisme lokal.

4.2 Pembahasan
Dari penelitian membuat Mikro Organisme Lokal (MOL) yang berbahan dasar nasi
bekas, maka diperoleh hasil bahwa Larutan MOL dibuat dengan memanfaatkan bahan yang
telah menjadi limbah. MOL terdiri dari beberapa komponen, seperti karbohidrat, glukosa, dan
sumber mikroorganisme, dan dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk fermentasi larutan
MOL. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL ini ialah nasi basi, molase dan
air. Cara pembuatannya sediri sangat lah mudah yaitu dengan Jamurkan nasi basi hingga
tumbuh jamur berwarna kuning, jingga dan merah. Larutkan 5 liter air dengan 200 ml molase
Fungsi dari larutan molase ini sebagai makanan awal bagi mikroba yang akan bekerja
menguraikan bahan-bahan yang akan dibuat pupuk organik cair, setelah itu, masukkan nasi
yang sudah berjamur kedalam larutan molase, aduk sampai tercampur rata. Setelah bahan-
bahan tercapur rata masukkan ke dalam jerigen lalu di tutup. Diamkan sampai seminggu atau
lebih sampai bahan tersebut berbau tape. Jika sudah seperti ini maka MOL siap untuk dipanen.
MOL dapat diperbanyak dengan cara, ambil setengah bagian MOL induk, lalu tambahkan air
sesuai volume MOL. MOL sudah dikatakan siap pakai, apabila tercium bau masam manis
seperti tapai yang keluar dari dalam botol hasil fermentasi nasi basi dan gula pasir. Sebelum
mempergunakannya, cairan ini terlebih dahulu di saring cairan dengan kain kasa. Kemudian
masukan ke dalam botol dan MOL siap untuk dipergunakan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilaksanakan dengan melakukan percobaan pembuatan MOL
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pembuatan MOL merupakan larutan atau pupuk yang dapat menggunakan bahan-
bahan alami, salah satunya yaitu dengan penggunaan nasi basi sebagai media
tunbuhnya jamur.
2. Larutan MOL mengandung unsur hara makro dan mikro serta juga mengandung
bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama maupun penyakit tanaman,
4.2 Saran
Diharapkan kepada pratikan agar lebih memahami dan teliti dalam melakukan pratikum ,
agar hasil yang diproleh menjadi bisa mendapatkan maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Budiyani, N. K., Soniari, N. N., & Sutari, N. W. S. (2016). Analisis kualitas larutan
mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 5(1),
63-72.
Ekawandani, N., & Halimah, N. (2021). Pengaruh Penambahan Mikroorganisme Lokal (MOL)
Dari Nasi Basi Terhadap Pupuk Organik Cair Cangkang Telur. Biosfer: Jurnal Biologi
dan Pendidikan Biologi, 6(2), 79-86.
Maulana, A., An-Najjah, I. S., Fauzan, N. D., Octalyani, E., & Rachman, F. (2021). Sosialisasi
dan Pelatihan Pengolahan Limbah Nasi Rumah Tangga untuk Pembuatan
Mikroorganisme Lokal (MOL) di Desa Muara Tenang Timur, Kecamatan Tanjung Raya,
Mesuji. Abdimas Singkerru, 1(2), 117-123.
Marsiningsih, N. W., Suwastika, A. A. N. G., & Sutari, N. W. S. (2014). Analisis kualitas larutan
mol (mikroorganisme lokal) berbasis ampas tahu. Skripsi. Konservasi Ilmu Tanah dan
lingkungan. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Mursalim, I., Mustami, M. K., & Ali, A. (2018). Pengaruh penggunaan pupuk organik
mikroorganisme lokal media nasi, batang pisang, dan ikan tongkol terhadap pertumbuhan
tanaman sawi (Brassica juncea). Jurnal Biotek, 6(1), 32-42.
Selviana, T. E. (2019). Pengolahan Limbah Nasi Basi menjadi Pupuk Organik Cair
Mikroorganisme Lokal (MOL) bagi Tanaman.
Sultoni, S., Miswan, M., & Nur, A. R. A. C. (2019). EFEKTIFITAS MIKROORGANISME
LOKAL (MoL) LIMBAH NASI SEBAGAI AKTIFATOR PEMBUATAN PUPUK
KOMPOS ORGANIK. Jurnal Kolaboratif Sains, 2(1).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai