ACARA I
Pembuatan MOL dan Aplikasi
Disusun oleh:
Nisa Rahmah Fauziah
G1B012051
I.
II.
III.
JUDUL
Pembuatan MOL dan Aplikasi
TUJUAN
1. Mengenal mikroorganisme lokal (MOL) dalam pembuatan pupuk kandang
2. Membuat bioaktivator dari MOL tapai dan MOL nasi basi
METODE
3.1. ALAT
Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan bioaktivator dengan
MOL tapai dan MOL nasi basi, antara lain :
a. Botol plastik bekas air mineral ukuran 1500 ml
b. Sendok
c. Mangkuk (mortar)
3.2. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan bioaktivator dengan
MOL tapai dan MOL nasi basi, antara lain :
a. Tapai singkong 1 ons
b. Air bersih secukupnya
c. Gula pasir masing-masing MOL 5 sendok makan
d. Nasi basi 200 gram
3.3. CARA KERJA DALAM SKEMA
1500
ml
Masukkan tapai
singkong atau
nasi basi
Tambahkan gula
pasir (5 sendok
makan)
IV.
Biarkan
selama 7 hari
TINJAUAN PUSTAKA
Kocok hingga
larut
Isi air
mendekati
penuh
organik padat maupun cair. Pembuatan mikroba stater (MOL), dapat diperoleh
dari bongkol pisang, limbah sayur atau buah, nasi basi, rebung bambu, pangkal
batang rumput gajah atau daun gamal yang mudah didapatkan di lingkungan
setempat (Suwastika, dkk., 2013).
Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal
(MOL) menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah.
Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung
mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik
digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik. Faktorfaktor yang menentukan kualitas larutan MOL antara lain media fermentasi,
kadar bahan baku atau substrat, bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di
dalam proses fermentasi, pH, temperatur, lama fermentasi, dan rasio C/N
larutan MOL (Ayu, dkk., 2013).
V.
Bau tapai
(lebih menyengat)
Kuning keruh
MOL Tapai
Sedikit bau alkohol
(bau belum terlalu
kuat)
Kuning jernih
5.2. PEMBAHASAN
Larutan MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah hasil fermentasi
yang berbahan dasar dari sumber daya yang tersedia setempat. Larutan
MOL mengandung unsur mikro dan makro serta mengandung bakteri
yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan
dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL
dapat digunakan sebagai dekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida
organik terutama sebagai fungisida (Purwasasmita, 2009).
Pada praktikum ini digunakan tapai singkong dan nasi basi. Hasil
pengamatan setelah 7 hari, terjadi perubahan yang ditandai dengan
berubahnya bau. Pada MOL nasi basi, bau yang awalnya busuk menjadi
seperti bau tapai. Sedangkan pada MOL tapai menjadi sedikit bau
alkohol. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi proses fermentasi oleh
aktivitas mikroorganisme. Warna pada larutan MOL juga mengalami
perubahan. Pada MOL nasi basi, warna larutan menjadi semakin kuning
keruh dan pada MOL tapai warna larutan menjadi kuning jernih.
Pada aplikasinya, larutan MOL bisa digunakan sebagai pupuk cair.
Pada praktikum ini MOL yang akan dijadikan pupuk cair dilakukan
pengenceran terlebih dahulu. Satu bagian MOL dicampur dengan 15
bagian air. Kemudian larutan tersebut disiramkan pada tanah di sekitar
tanaman. Upayakan jangan mengenai batang tanaman, karena tanaman
akan mati.
VI.
KESIMPULAN
1.
Mikroorganisme
lokal
(MOL)
adalah
mikroorganisme
yang
diantaranya
karbohidrat,
glukosa
dan
sumber
mikroorganisme.
Berdasarkan hasil dari praktikum pembuatan MOL nasi basi dan MOL
tapai dapat berguna untuk pembuatan pupuk organik, dengan
menfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar lingkungan, biota
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Ida Y.S., I, Wayan, D.A., Ni, Wayan, S.S. 2013. Analisis Kualitas Larutan
MOL (Mikroorganisme Lokal) Berbasis Daun Gamal (Gliricidia Sepium).
Vol. 2 (2) : 135 144. Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Purwasasmita, M. 2009. Pemanfaatan Larutan MOL. Tesis Pascasarjana PS
Bioteknologi Universitas Udayana, Denpasar.
Suwastika, A.A.N.G., N.W.S. Sutari, A.A.A.A. S. Sunari, N.N. Soniari & I W.D.
Atmaja. 2013. Pengolahan Limbah Pertanian dan Kerajinan menjadi