Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PERCOBAAN III
PEMBUATAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

OLEH :

NAMA : UMROATUS SHOLIHAH


STAMBUK : F1D1 15 084
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN PEMBIMBING : ASRIANI USMAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan

kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam

biosfer. Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia

untuk melangsungkan perkembangbiakan sel. Mikroorganisme digolongkan ke

dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa dan algae.

Mikroorganisme menguraikan bahan organik dansisa–sisa jasad hidup menjadi

unsur-unsur yang lebih sederhana. Mikroorganisme mempunyai fungsi sebagai

agen proses biokimia dalam pengubahan senyawa organik menjadi senyawa

anorganik yang berasal dari sisa tanaman dan hewan.

Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang

dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun

pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu

karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk

fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan,

maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi

untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian

beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa

berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber

mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi

basi, dan urin sapi


Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar

dari berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung

unsur mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai

perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali

hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai

pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organic terutama sebagai

fungisida. Salah satu activator yang cukup murah adalah larutan MOL (Mikro

Organisme Lokal). Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan praktikum

Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum pembuatan mikroorganisme lokal

(Mol) adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dari limbah-

limbah organik?

2. Bagaimana cara-cara keberhasilan pembuatan mikroorganisme lokal

(MOL)?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum pembuatan mikroorganisme lokal (Mol) adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dari

limbah- limbah organik.

2. Untuk mengetahui cara-cara keberhasilan pembuatan mikroorganisme lokal

(MOL).
D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum pembuatan mikroorganisme

lokal (Mol) adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui cara pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dari

limbah- limbah organik.

2. Dapat mengetahui cara-cara keberhasilan pembuatan mikroorganisme

lokal (MOL).
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme Lokal (MOL)

MOL adalah cairan yang mengandung mikroorganisme hasil produksi

sendiri dari bahan-bahan alami di sekeliling kita (lokal), dimana bahan-bahan

tersebut merupakan tempat yang disukai sebagai media untuk hidup dan

berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat

menghancurkan bahan-bahan organik (dekomposer) atau sebagai tambahan

nutrisi bagi tanaman (Tamtomo, 2016).

MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme

hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita.

Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme

sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna

dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau

sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman (Palupi, 2015).

B. Larutan MOL

Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari

berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung

unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi

sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agens

pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik

sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama

sebagai fungisida. Larutan MOL dibuat sangat sederhana yaitu dengan


memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan

misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah

nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain. Bahan utama dalam

larutan MOL teridiri dari 3 jenis komponen, antara lain : Karbohidrat: air

cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang dan gandum; Glukosa: cairan gula

merah, cairan gula pasir, air kelapa/nira dan; Sumber bakteri: keong mas, buah-

buahan misalnya tomat, pepaya, dan kotoran hewan (Handoko, 2009).

C. Kandungan Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL)

Larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah larutan hasil fermentasi

yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia. Larutan MOL

mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang

berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan

sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat

digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida

organik terutama sebagai fungisida (Tim PKM Dikti, 2010).

D. Manfaat yang Terkandung dalam MOL

Mikroorganisme lokal (MOL) bahannya dapat berasal dari berbagai

sumber daya alam yang tersedia di sekitar kita. MOL mengandung unsur hara

makro dan mikro dan juga mengandung mikroba yang berpotensi sebagai

perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen

pengendali hama penyakit tanaman. Pemanfaatan MOL oleh sebagian orang

dikarenakan MOL lebih ramah lingkungan, lebih murah serta pupuk ini dapat

dibuat sendiri. Pemberian MOL pada tanaman diharapkan menjadi solusi untuk
menekan penggunaan pupuk anorganik sehingga sayuran yang dihasilkan sehat

dikonsumsi dan bergizi. MOL dibuat dengan memanfaatkan limbah pertanian

seperti buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, bonggol pisang, rebung, nasi,

dan buah maja (Salamah, 2016).

E. Karakter Fisik Larutan MOL

Proses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas mikroba, khususnya

bakteri dalam merombak bahan-bahan yang terdapat dalam larutan MOL.

Perubahan yang terjadi dalam proses fermentasi meliputi perubahan warna dan

bau, rata-rata warna larutan MOL sebelum difermentasi yaitu berwarna coklata

dan setelah difermentasi warna larutan MOL berubah menjadi kuning, bau

MOL sebelum difermentasi berbau pesing setelah difermentasi berubah

menjadi berbau agak asam. Hal tersebut dikarenakan bahan-bahan yang

terdapat dalam larutan MOL mengalami perombakan sehingga mempengaruhi

hasil fisik larutan MOL seperti warna dan bau (Marsiningsih, dkk., 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, S., 2009. Keajaiban Mikroorganisme Lokal (Mol) dan Teknologi


Perbanyakannya

Palupi, N.,P, 2015. Ragam Larutan Mikroorganisme Lokal sebagai Dekomposter


Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum), Jurnal ZIRAA’AH, 40(2): 123-128

Marsiningsih, dkk., 2015. Analisis Kualitas Larutan MOL (Mikroorganisme


Lokal) Berbasis Ampas Tahu, Jurnal Agroteknologi Tropika, 4(3): 180-183

Salamah, Z., 2016. Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (Mol) Maja untuk


Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan Tanaman Sawi Cv. Tosakan,
Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan
Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27

Tim PKM Dikti, 2010. Pertanian Organik MOL (Mikroorganisme Lokal), Edisi
ke-6, Buletin Sekolah Hayati.

Tamtomo, F dan Sri, R., 2016. Efektivitas Mikro Organisme Lokal (Mol) dalam
Meningkatkan Kualitas Kompos, Produksi dan Efisiensi Pemupukan N,P,K
pada Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.), Jurnal Agrosains. 13(2): 1-2

Anda mungkin juga menyukai