Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN PERHITUNGAN MIKROBA


DARI MIKROORGANISME LOKAL BUAH
(JERUK,NANAS,DAN SEMANGKA)

Di susun oleh:

Risca Taranita

2141420089

1E D4 Teknologi Kimia Industri

POLITEKNIK NEGERI MALANG

TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah “PRAKTIKUM BIOPROSES”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-
qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Penulisan laporan praktikum ini adalah tugas dari mata kuliah Praktikum Bioproses yang
disusun untuk memenuhi dan menyempurnakan tugas yang telah dilakukan secara individu di
labolatorium bioproses Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yanty
Maryanty, S.T, M.Si, Dosen Pengampu mata kuliah Praktikum Bioproses, Ibu
Atiqotuzzummah A.Md, teknisi labolatorium bioproses, kedua Orang Tua praktikan, dan
kepada teman-teman kelas 1E D4 Teknologi Kimia Industri yang selalu membantu praktikan
dalam pelaksanaan praktikum dan menyusun laporan. Praktikan juga berterima kasih kepada
semua pihak, yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.

Karena dalam penyusunan laporan ini, selaku praktikan menyadari masih banyak yang perlu
dipelajari dan dibahas. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya kritik dan saran untuk
menjadikan laporan praktikum ini menjadi lebih baik. Saya selaku praktikan mohon maaf
apabila masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat. Demikian yang dapat disampaikan, saya ucapkan terima kasih.

 
Kediri, 22 Desember 2021

Risca Taranita
2141420089

2
ABSTRAK

Dewasa ini masyarakat cenderung memilih produk yang menggunakan produk pertanian
dengan pupuk organic karena isu lingkungan yang sedang marak bahwa pupuk dengan bahan
kimia dapat merusak ekosistem lingkungan.Pupuk kimia, pestisida, herbisida dan input
pertanian lainnya yang berasal dari bahan bakar fosil sebenarnya membuat produksi
pertanian meningkat, namun kesadaran dan keprihatinan atas efek negatif pada produktivitas
tanah dan kualitas lingkungan tidak dapat diabaikan.Oleh karena itu diperlukan pupuk
organik dengan kemampuan meningkatkan produktivitas pertanian yang tidak kalah dari
pupuk berbahan kimia.Yaitu dengan melibatkat mikroba atau penambahan starter MOL.
Larutan MOL merupakan cairan hasil fermentasi dari substrat atau media tertentu yang
tersedia di sekitar lingkungan, seperti daun gamal, keong mas, nasi, air kencing, bonggol
pisang, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan lain-lain (Handayani dkk., 2015). MOL
terdiri atas 3 komponen utama Karbohidrat (air cucian beras (Tajin), nasi bekas (casserole),
ampas singkong, kentang, gandum), Glukosa (gula merah yang dilarutkan dalam air, gula
cair, gula leleh, dapat dari air gula dan air kelapa), Sumber bakteri (kotoran hewan, sampah
dapur, limbah oragnik, atau juga limbah buah buahan.Pada praktikum kali ini sumber bakteri
berasal dari buah buahan dan glukosa nya berasal dari air kelapa dan air gula merah.Setelah
dilakukan isolasi dan identifikasi dengan media NA didapati bakteri jenis streptococcus sp.
Yang tumbuh didalamnya.Dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan hemasitometer
didapati bakteri sebanyak 7,2x106sel/mL

Kata kunci :MOL Buah,Identifikasi,Isolasi,Perhitungan

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat cenderung memilih produk yang menggunakan produk pertanian
dengan pupuk organic karena isu lingkungan yang sedang marak bahwa pupuk dengan bahan
kimia dapat merusak ekosistem lingkungan.Pupuk kimia, pestisida, herbisida dan input
pertanian lainnya yang berasal dari bahan bakar fosil sebenarnya membuat produksi
pertanian meningkat, namun kesadaran dan keprihatinan atas efek negatif pada produktivitas
tanah dan kualitas lingkungan tidak dapat diabaikan (Vaxvanidou, Christou, Kremmydas,
Georgakopoulos, dan Papassiopi 2015).Jika penggunaan pupuk berbahan kimia ini tetap
berlanjut,hal ini akan merusak keanekaragaman hayati dan malah berakibat kelangkaan
pangan yang .Karena pada prinsipnya tanaman tidak akan menyerap 100% zat yang ada pada
pupuk kimia atau pestisida sehingga akan terdapat residu yang tertinggal yang dapat
menyebabkan tanah keras dan organisme penggembur tanah pun tidak dapat hidup sehingga
produktivitas dari suatu lahan akan menurun.Selain itu ditinjau dari segi biaya pupuk kimia
relatif lebih tinggi sehingga perlu dikembangkan alternatif untuk meningkatkan
produktivitas,salah satunya dengan melibatkan penggunaan mikroba.

Penggunaan mikroba yang dimaksudkan adalah mikroba dijadikan starter dalam pembuatan
pupuk yang biasa disebut dengan MOL.Bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL
adalah limbah rumah tangga seperti buah buahan,sayur sayuran atau bisa juga berasal dari
limbah kotoran ternak.Penggunaan mikroba untuk proses fermentasi ini akan membantu
produksi bakteri asam laktat (BAL) sebagai pengdekomposer bahan organik dapat diperoleh
dari limbah buah dan sayuran yang di fermentasi BAL juga akan membantu dalam
memperbaiki kualitas unsur hara pupuk organik secara alami.

Indonesia memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi, aneka tanaman, buah-buahan,
sayur-sayuran. Sementara itu limbah kulit buah-buahan belum dimanfaatkan secara optimal
(Melliawati, Nuryati, dan Luluk (2015) Limbah pertanian dapat diolah untuk membuat pupuk
organik (biokompos), dengan teknik fermentasi bantuan mikroorganisme limbah pertanian
dapat digunakan sebagai pupuk, hal ini akan membuat penggunaan pupuk akan lebih efesien
secara biaya dan produksi, sehat dan tentunya nilai jual yang tinggi. Limbah pertanian yang
tidak mempunyai nilai jual dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk
organik dengan 2 metode fermentasi. Fermentasi ini diharapkan menghasilkan produk yang
mengandung MOL dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana proses pembuatan MOL buah?


1.2.2. Bagaimana teknik isolasi dan identifikasi bakteri pada MOL buah?
1.2.3. Bagaimana cara perhitungan bakteri yang terdapat pada MOL buah?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui cara pembuatan mol buah buahan
1.3.2. Mengetahui teknik isolasi dan identifikasi bakteri pada MOL buah

4
1.3.3. Mengetahui cara dan jumlah bakteri yang terdapat pada MOL buah

1.4. Ruang Lingkup Masalah


Ruang lingkup yang akan dibahas adalah mengenai isolasi mikroorganisme dengan
metode cawan tuang, pengenceran berseri, dan cawan gores yang kemudian akan
diidentifikasi dan dilakukan perhitungan pada MOL buah

1.5. Batasan Masalah


1.5.1. Isolasi,identifikasi,danperhitungan dilakukan pada MOL buah yang terdiri dari
jeruk,nanas,dan semangka serta nutrisi mikroorganisme adalah air kelapa dan gula
merah dengan waktu fermentasi 14 hari
1.5.2. Isolasi dilakukan selama 2 hari
1.5.3. Isolasi dilakukan menggunakan media NA sehingga hanya menumbuhkan bakteri
1.5.4. Identifikasi mikroorganisme hanya ukuran, bentuk, tepian, dan elevasi koloni.
1.5.5. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan colony counter dan hemasitometer

1.6. Manfaat

Dalam praktikum ini pembuatan MOL menggunakan limbah buah buahan .Praktikan
berharap pembuatan MOL buah ini dapat mengoptimalkan pengolahan limbah buah buahan
sehingga tidak terbuang dengan sia sia dan malah menibulkan bau yang tidak sedap.Selain
itu pembuatan MOL buah ini bertujuan menekan biaya pembelian decomposer organik
sehingga masyarakat dapat memproduksi pupuk dengan biaya yang relatif lebih murah
namun tetap bisa menambah produktivitas produksi pertanian.

5
BAB 2

LANDASAN TEORI

Larutan MOL merupakan cairan hasil fermentasi dari substrat atau media tertentu yang
tersedia di sekitar lingkungan, seperti daun gamal, keong mas, nasi, air kencing, bonggol
pisang, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan lain-lain (Handayani dkk., 2015). Larutan
MOL mengandung unsur hara makro, mikro, 4 dan mengandung mikroorganisme yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali
hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
pestisida organik (Handayani dkk,. 2015).

Buah buahan busuk yang tidak bisa dimakan lagi bisa dimanfaatkan sebagai MOL. MOL
yang dibuat dari buah busuk dapat digunakan untuk untuk pengomposan maupun untuk
disemprotkan pada tanaman. Buah busuk yang dapat digunakan adlah buah apa saja seperti:
semangka,jeruk, nanas, apel, salak, dll. (Nisa et.al 2016)Dalam buah buahan yang telah
busuk dapat diperoleh mikroba mikroba yang digunakan untuk membuat MOL.

Nanas

Tanaman nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun dan
merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap kemarau dan dapat
hidup dengan baik sekitar suhu 30oC. Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat
perenni.Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan tunas-tunas
(Rukmana, 1996).

Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan
subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya. Buah nanas
(Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang terdapat di Indonesia,
mempunyai penyebaran yang merata. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, nanas juga
banyak digunakan sebagai bahan baku industri pertanian. Dari berbagai macam pengolahan
nanas seperti selai, manisan, sirup, dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup
banyak sebagai hasil buangan atau limbah.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Bromeliales

Famili : Bromeliaceae

Genus : Ananas

Spesies: Ananas comosus (L.) Merr

JERUK

Jeruk (Citrus sp.) merupakan buah yang berasal dari asia dan sudah ada sejak lama, baik
sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di pekarangan (Pracaya, 2009). Jeruk (Citrus
sp.) mudah dijumpai karena cocok dengan hamper semua iklim, dapat ditanam dimana saja,

6
baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (Jumiana, 2013). Klasifikasi botani tanaman
jeruk sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sp.

Buah jeruk merupakan sumber vitamin C, kandungan vitamin C buah jeruk sebesar 40-70 mg
vitamin C per 100 ml, tergantung pada jenisnya, semakin tua buah jeruk biasanya semakin
berkurang kandungan vitamin C-nya (Pracaya, 2009). Vitamin C terdapat pada sari buah,
daging, dan kulit, berperan dalam proses penyerapan zat besi non organik. Ada lima
kelompok buah jeruk di dunia yaitu

SEMANGKA

Semangka merupakan tanaman merambat yang berasal dari Afrika, kemudian berkembang
dengan pesat ke berbagai negara. Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat
berproduksi karena umurnya hanya sampai 6 bulan. Semangka merupakan tanaman yang
sifatnya menjalar, batangnya kecil, dan panjangnya dapat mencapai 5 m (Syukur, 2009).
Batang tanaman ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang, tajam dan berwarna putih,
mempunyai sulur yang bercabang 2-3 buah. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan,
bunga betina, dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu pohon.
Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau atau
kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair, dan rasanya manis, dengan
warna daging buah merah atau kuning (Syukur, 2009). Menurut Rukmana (1994), kedudukan
semangka dalam taksonomi tumbuhan secara lengkap adalah sebagai berikut: Kerajaan :
Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Cucurbitales

Suku : Cucurbitaceae

Marga : Citrullus

Spesies : Citrullus vulgaris Schard.

Buah semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%, protein 0,5%,
karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin (A, B, dan C) dengan
kandungan vitamin C sebesar 6 mg per 100 g bahan. Selain itu juga mengandung asam amino
sitrulin (C6H13N3O3), asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen
(C4OH56), karoten, bromin, natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa.
Sitrulin dan arginin berperan dalam pembentukan urea di hati dari amonia dan CO2 sehingga

7
keluarnya urin meningkat dan kandungan kalium dapat membantu kerja jantung serta
menormalkan tekanan darah (Faizal, 2010)

ISOLASI

Isolasi merupakan rangkaian cara untuk memisahkan mikroorganisme sehingga diperoleh


galur atau kultur murni(isolat).Isolat tersebut kemudian ditanam di media yang berbeda
sehingga tercukupi nutrisi dan dapat tumbuh dengan baik. Teknik yang umum digunakan
untuk isolasi yaitu dengan metode dilution method (pengenceran bertingkat) ,

Menurut Singleton & Sainsbury(2006)Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri


dari medium atau lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga
diperoleh biakkan atau kultur murni hasil isolasi tersebut. Populasi bakteri dapat diisolasi
menjadi biakkan atau kultur murni, terdiri dari satu jenis bakteri yang dapat dipelajari
morfologi, sifat, dan kemampuan biokimianya Ada 3 cara isolasi yaitu :

1.Streak plate technique

Yaitu metode isolasi kualitatif dengan menggoreskan mikroorganisme yang tumbuh diatas
permukaan media padat dengan menggunakan jarum inokulasi. Isolasi bakteri dengan cara
ini bertujuan membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan medium pembiakkan,
dengan jarum ose yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit,
sehingga pada garis terakhir koloni yang terbentuk akan terpisah agak jauh (Irianto, 2012).
Cara penggoresannya adalah dengan menuang media agar terlebih dahulu. Jarum ose yang
dipanaskan dahulu sehingga memijar, kemudian digunakan untuk mengambil baktei yang
akan diisolasi, kemudian digoreskan pada medium yang tersedia. Menginkubasi selama 2x24
jam pada suhu ruang, lalu melakukan pengamatan (Barrow & Feltham, 1993).

2.Spread plate technique

Yaitu teknik isolasi dengan cara meratakan enceran campuran mikroorganisme diatas
medium padat secara steril . Isolasi penyebaran diawali dengan pengenceran sampel.
Pengenceran sampel dilakukan seperti pada penuangan. Medium yang telah dipersiapkan
dituangkan seperti pada penuangan. Medium yang telah dipersiapkan dituangkan kedalam
cawan petri steril tunggu hingga memadat, sampel dituangkan di atas permukaaan agar.
Penyebaran suspensi sampel dilakukan dengan menyebarkan suspensi dengan batang
Drugalsky yang telah dipanaskan terlebih dahulu (Waluyo, 2007).

3.Pour plate technique

Yaitu teknik isolasi dengan cara membuat pengenceran secara berturut turut menggunakan
jarum inikulasi dan pipet.Kemudian enceran tersebut dicampurkan dengan agarosa sampai
memadat. (Chappucino dan Sherman, 1987)

MEDIA

Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme (Bibiana, 1994). Media
pertumbuhan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan bakteri. Beberapa
bakteri dapat tumbuh dengan baik pada setiap media dan beberapa bakteri membutuhkan
media khusus. Media harus dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri (Radji, 2010). Pertumbuhan bakteri pada media dapat digunakan untuk isolasi,

8
memperbanyak, pengujian sifat–sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroba (Cahyani,
2014).

Sumber Nutrien Mikroorganisme Bakteri membutuhkan nutrisi dasar tertentu untuk


kelangsungan hidupnya. Kebutuhan bakteri sangat beragam untuk kondisi optimum
pertumbuhannya dan keberhasilan kultivasi di laboratorium berikut beragam nutrisi yang
diperlukan (Capuccino, 2013):

1) Karbon

Karbon merupakan kebutuhan nutrisi yang paling penting dan umum bagi stuktur dan fungsi
seluler. Organisme dibagi menjadi dua jenis yang membutuhkan karbon, yaitu : a) Autotrof
Organisme yang dikultivasi dalam media yang mengandung anorganik, organisme ini
menggunakan karbon anorganik dalam karbon dioksida. b) Heterotrof Organisme yang tidak
dapat dikultivasi dalam media yang mengandung senyawa anorganik. Media kultivasi
organisme ini harus mengandung nutrient organik, seperti glukosa.

2) Nitrogen

Nitrogen merupakan komponen penting dalam makromolekul seluler, terutama protein dan
asam nukleat. Protein sebagai molekul struktural membentuk bahan sel dan sebagai molekul
fungsional, enzim, yang bertanggung jawab sebagai aktivitas metabolik sel. Asam nukleat
yaitu DNA dan RNA berperan aktif dalam sintesis protein dalam sel.

3) Unsur non-logam Ion non-logam utama yang digunakan untuk nutrisi seluler berupa sulfur
dan fosfor. Sulfur merupakan komponen protein yang berasal dari senyawa organik seperti
asam amino yang mengandung sulfur dan senyawa anorganik seperti sulfat. Sedangkan
fosfor terbentuk dalam garam fosfat yang diperlukan untuk pembentukan asam nukleat DNA
dan RNA dan sintesis senyawa organik adenosine trifosfat (ATP).

4) Unsur Logam Ion logam berupa Ca2+, Zn2+, Na+ , K+ , Cu2+, Mn2+, Mg2+, dan Fe2+
dibutuhkan untuk kelangsungan kinerja berbagai proses aktivitas seluler. Aktivitas seluler
tersebut antara lain adalah osmoregulasi, pengaturan aktivasi enzim, dan transpor elektron.

5) Vitamin Vitamin dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Zat organic ini berperan terhadap
pertumbuhan seluler, aktivitas sel dan juga sebagai sumber koenzim yang dibutuhkan untuk
pembentukan sistem enzim aktif.

6) Air Media pertumbuhan membutuhkan air sehingga nutrisi molekul rendah dapat
melintasi membran sel bakteri.

7) Energi Aktivitas metabolik seluler seperti transpor aktif, biosintesis, dan biodegradasi
dapat berlangsung jika terdapat energi yang konstan dalam sel. Tipe biogenetik
mikroorganisme, yaitu fototrof dan kemotrof

Identifikasi Bakteri

Identifikasi dan determinasi suatu biakkan murni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi
dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi koloni tersebut serta pengujian
fisiologi dan biokimianya. Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia
tersebut. Menanam bakteri pada medium, dapat diketahui sifat suatu koloni bakteri. Sifat
metabolisme bakteri dalam uji biokimia dapat dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang
dihasilkan dengan reagen kimia yang digunakan (Waluyo, 2007).
9
Mengidentifikasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan mengamati karakteristik
makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia bakteri tersebut. Karakteristik makroskopis yang
dapat diamati meliputi bentuk koloni yaitu berbentuk titik, bulat, tidak teratur, seperti akar,
dan berfilamen atau berbenang, serta kumparan. Tepi koloni dapat berbentuk utuh,
berombak, berbelah, bergerigi, berbenang, dan keriting. Warna koloni terdiri dari keputihan,
kekuningan, kemerahan, cokelat, jingga, orange, pink, hijau, dan ungu. Elevasi koloni
meliputi rata, timbul datar, melengkung, dan cembung. Struktur koloninya halus mengkilat,
kasar, berkerut, atau kering seperti bubuk. Selain itu, ukurannya pun beragam dapat
dilakukan dengan mengukur diameter dari koloni bakteri yang tumbuh (Irianto, 2012).

Bentuk Bakteri

Bakteri memiliki bentuk yang bermacam macam, tetapi pada dasarnya strukturnya terdiri atas
intisel yang tidak sempurna dengan kromosom yang terdiri atas ligkaran tertutup DNA.
Beberapa macam bentuk bakteri yaitu :

1) Bulat (kokus) Bakteri yang memiliki bentuk bulat atau bola dinamakan kokus (coc-cus)
dapat di temui pada genus Stapyhlococcus, Streptococcus, Neisseria, dan lain-lain.

2) Batang (basil) Bakteri yang mempunyai bentuk batang dinamakan sebagai bakteri basilus
dan dapat dijumpai pada famili Enterobactericeae seperti Escherichia coli (E. coli) dan
Klebsiella pneumoniae (K. pneumoniae).

3) Seperti koma (vibrio) Bakteri yang memiliki bentuk seperti koma (batang bengkok) atau
vibrio dapat dijumpai pada bakteri Vibrio cholera (Irianto, 2014)

4) Spiral Bakteri berbentuk spiral dijumpai pada penyebab penyakit sifilis yaitu Treponema
pallidum yang memiliki panjang lengan yang berbeda (Soedarto, 2015).

PERHITUNGAN BAKTERI

Perhitungan Mikooganisme adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah
colony bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara
penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.

 Perhitungan langsung yaitu perhitungan mikroorganisme dengan menggunakan


hemasitometer dengan perhitungan langsung di bawah mikroskop. Teknik ini
menggunakan hasil sisa dari teknik serial dilution yang dimasukkan dalam kulkas
selama dua hari. Satuan yang digunakan yaitu unit/mL karena perhitungan langsung
menghitung satu mikroorganisme dihitung satu.
 Perhitungan secara tidak langsung menggunakan alat Colony counter. Cawan petri
yang berisi koloni diletakkan pada rak cawan alat Colony counter yang telah
disediakan untuk siap dihitung, dibawahnya terdapat LED sebagai sumber cahaya
untuk lebih terlihat jelas dan mempermudah dalam perhitungan. Untuk menghitung
koloni digunakan limit switch yang ditempatkan dibawah cawan petri sebanyak 4
buah. Pada saat objek ditekan dengan menggunakan pen berukuran tertentu, maka
akan memberi counter dantanda pada objek dengan indicator buzzer berbunyi,
sehingga objek yang sudah terhitung tidak terhitung ulang, limit switch tertekan akan
memberikan counter kepada tampilan LCD dari jumlah colony tersebut (Ubay

10
Fakhrudin, 2007). Jumlah koloni yang didapat merupakan hasil perkalian dari
perhitungan angka pengenceran (cfu/ml).

11
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Pada praktikum ini dilakukan isolasi terhadap MOL yang terdiri atas limbah buah
buahan yaitu jeruk,nanas,dan semangka .Adapun nutrient mikroorganisme yaitu air
kelapa dan gula merah cair.Dengan isolasi cawan tuang,pengenceran berseri dan
cawan gores ,kemudian hasil dari isolasi akan diidentifikasi berdasarkan
bentuk ,ukuran,dan elevasinya .Yang menggunakan pendekatan kualitatif.Setelah
mengetahui mikroorganisme apa saja yang tumbuh dilakukan perhitungan
menggunakan hemasitometer untuk perhitungan secara langsung sedangkan secara
tidak langsung menggunakan colony counter setelah menemukan jumlah
mikroorganisme yang ditumbuhkan yang kemudian disajikan dalam data berbentu
angka dalam hal ini juga menggunakan metode kuantitatif.

3.2. Waktu dan Tempat

Pembuatan MOL buah nanas ,semangka dan jeruk bertempat di JL.Basuki Rahmat 49
Darunggan pada 10 November 2021.Sedangkan pada pelaksanaan Praktikum Isolasi,
Identifikasi, dan Perhitungan Mikroba dilaksanakan pada tanggal 26 November – 3
Desember 2021, pada Gedung AQ di Laboratorium Bioproses Politeknik Negeri Malang
yang berlokasi di gedung Jurusan Teknik di Jl. Soekarno Hatta No. 09 Malang, Jawa
Timur

3.3. Alat dan Bahan


3.3.1. Pembuatan MOL

ALAT BAHAN

Mangkok Air kelapa 150 mL

Blender Gula merah cair 150 mL

Pisau Jeruk,semangka,nanas

botol

selang

Gelas Ukur

12
3.3.2. ISOLASI
3.3.2.1. Pembuatan Media

ALAT BAHAN

Gelas beker Bubuk NA 2 gram

Pengaduk Aquades 100mL

Elenmyer 250 mL

Gelas ukur 100 mL

Kaca Arloji

Neraca Analitik

Hot plate

3.3.2.2. Sterilisasi

4. ALAT BAHAN

Autoclave Hirayana Kertas

Gunting Kasa

Oven Kapas Berlemak

3.2.2.3. Pour Plate

Alat Bahan
Bunsen Ethanol 70%
Korek Api Aquades
Cawan petri steril Media Nutrient Agar
Tabung reaksi MOL
Mikropipet 100-1000µL
Tip pipet
Ball pipet
Pipet Ukur Steril
Vortex Mixer

13
Incubator oven

3.2.2.4. Streak Plate

Alat Bahan
Cawan petri steril Media Nutrient Agar
Bunsen Biakan cawan petri 10-3
Korek api
Loop inokulasi

3.2.2.5. Agar Miring

Alat Bahan
Loop inokulasi Median Nutriant Agar
Bunsen Biakan isolasi cawan tuang
Tabung reaksi steril Ethanol 70%
Batang penyangga
Korek api
Incubator oven

3.2.3. Identifikasi Mikroba

Alat Bahan
Loop inokulasi Hasil biakan cawan tuang 10-4
mikroskop Akuades steril
Deck glass Ethanol 70%
Kaca preparat
Korek api
Bunsen burner

3.2.4. Perhitungan Mikroba

ALAT BAHAN
Mikroskop Biakan cawan tuang
Hemasitometer Biakan tabung reaksi 10-2
Colony counter

14
Mikropipet dan Tip
Spidol

3.4 Prosedur
3.4.1 Pembuatan MOL Blimbing dan Pepaya
 Menyiapkan alat dan bahan
 Bahan dihaluskan
 Dicampur ke dalam satu wadah
 Dituang ke dalam botol yang sudah terhubung selang
 Mendiamkan campuran sampai menjadi MOL selama dua minggu
3.4.2 Isolasi
3.4.2.1 Sterilisasi
 Mencuci alat yang akan digunakan dan menyemprotkan alcohol
70%. Meniriskannya hingga kering
 Menyumbat tabung reaksi,elenmyer,dan pipet ukur dengan kasa
berisi kapas berlemak
 semua peralatan dibungkkus dengan kertas pembungkus kecuali
enlenmeyer yang memiliki sumbatan kapas
 Media NA dimasukkan kedalam enlenmeyer sebelum disumbat
 Sterilisasi pada autoclave hirayama dilakukan selama 30 menit
dengan suhu 121° C
 Setelah selesai disterilisasi dalam autoclave Hirayama, simpan alat
dan media ke dalam oven pada suhu 105° C selama 2 jam
 Sterilisasi ke dalam autoclave Hirayama pada suhu 121° C selama
30 menit pada mode 2.

3.4.2.2 Pembuatan Media NA


 Melarutkan Nutrient Agar (NA) bubuk sebanyak 2 gram kedalam
100 ml aquades.
 Memanaskan larutan NA hingga homogen
 Dimasukkan ke dalam elenmyer
3.4.2.3 Cawan Tuang
 Menyiapkan alat dan bahan
 Memipet masing masing 9mL aquaades steril kedalam 6 tabung
reaksi dan diberi penomoran 10-1 - 10-6.

15
 Mengambil 1mL biakan menggunakan mikropipet, pindahkan
kedalam tabung reaksi 10-1 lalu homogenkan
 Mengambil 1ml dari campuran biakan tabung reaksi 10-1 secara
aseptic ke dalam tabung reaksi 10-2 lalu homogenkan
 Mengulangi hingga pada pengenceran tabung reaksi ke enam.
 Dari tabung reaski 10-4, 10-5,10-6 diambil 1ml campuran biakan
secara aseptic ke dalam cawan petri steril dan beri penomoran
sesuai biakan dari tabung reaksi.
 Ditambahkan media NA cair bersuhu ± 40 ° C secukupnya ke dalam
cawan petri secara aseptic.
 Memutar cawan petri di meja searah jarum jam sebanyak 5x dan
arah sebaliknya sebanya 5x, serta membentuk angka 8 sebanyak 5x.
 Dibiarkan beku dan dibungkus menggunakan kertas pembungkus.
 Diinkubasi selama 2 x 24 jam dalam keadaan terbalik.
 Diamati bentuk, elevasi dan tepian mikroorganisme
3.4.2.4 Cawan Gores
 Menyiapkan cawan petri yang sudah steril
 Menuang media cair NA bersuhu ± 60 ° C sebanyak 1/3 bagian ke
dalam cawan petri steril secara aseptic.
 Menunggu media NA memadat dan siap untuk digores.
 Sketsa area penggoresan digambar dengan spidol (kuadaran 0-3).
 Cawan petri diletakkan dengan posisi tutup terletak disisi atas dan
sector 0 disisi kiri.
 Diambil biakan dari cawan tuang 10-3 menggunakan loop inokulasi
secara aseptic.
 Loop digoreskan secara ringan pada media agar cawan gores pada
sector 0 dengan arah zig-zag.
 Loop dipijarkan kembali dan dibiarkan dingin sebelum digoreskan
kembali pada sector 1 dengan arah zig-zag dan tidak tumpeng
tindih.
 Putar cawan petri hingga sector 1 terletak di sisi kiri, dilakukan
langkah yang sama untuk sector 2 dan sector 3.
 Dilakukan secara kerja aseptic.
 Meletakkan cawan petri selama 2 x 24 jam didalam incubator oven
untuk diinkubasi
3.4.2.5 Agar Miring

16
 Menyiapkan tabung reaksi yang sudah disterilkan.
 Dituangkan media cair NA yang sudah di sterilisasi hingga 1/3
bagian tinggi tabung reaksi.
 Tabung reaksi ditutup dengan penyumbatnya kemudian
dimiringkan hingga media didasar tabung tidak terlalu tebal dan
ujung agar miring cukup jauh.
 Dibiarkan media hingga beku dan tidak berembun dalam tabung
reaksi.
 Cawan tuang berisi isolate dipegang di tangan kiri dan loop
ditangan kanan.
 Diambil satu loop biakan isolate dari cawan tuang 10-3 secara
aseptic.
 Loop inokulasi digoreskan kedalam tabung reaksi yang ujungnya
sudah dipanaskan dengan gerakan zig-zag.
 Bibir tabung dipanaskan sebelum disumbat kembali.
 Diinokulais selama 2 x 24jam dalam incubator oven.
3.4.3 Identisikasi Mikroorganisme
3.4.3.1.Menyiapkan alat dan bahan.
3.4.3.2.Kaca preparate dan deck glass disemprot alcohol 70%
3.4.3.3.Meneteskan aquades ke permukaan kaca preparate menggunakan loop
inokulasi sebanyak ±0.5 cm secara aseptic.
3.4.3.4.Tangan kanan diposisikan memegang loop dan tangan kiri cawan
tuang 10-3 berisi biakan.
3.4.3.5.Loop dipijarkan dan bibir cawan tuang dipanaskan.
3.4.3.6.Diambil biakan dengan menggunakn loop inokulasi dan dipanaskan
kembali loop inokulasi.
3.4.3.7.Loop digoreskan ke permukaan kaca preparate yang terdapat aquades
lalu tutup dengan deck glass.
3.4.3.8.Preparat siap untuk diamati menggunakan mikroskop.
3.4.4 Perhitungan Mikrooganisme
3.4.4.1.Perhitungan Colony counter
 Disiapkan cawan tuang pada pengenceran 10-4, 10-5 dan 10-6.
 Menyalakan colony counter dan meletakan cawan petri pada colony
counter dengan posisi tutup dibawah.
 Untuk menghitung digunakan spidol sehingga sensor terdetiksi pada
coloby counter dan perhitungan tercatat.

17
3.4.4.2.Perhitungan Hemasitometer
 Permukaan hemasitometer dan deck glass dibersihkan menggunakn
tissue yang diberi cairan alcohol 70%.
 Diambil biakan dari tabung reaksi 10-2 menggunakan mikropipet.
 Biakan ditungkan diatas permukaan hitung hemasitometer dan ditutup
dengan deck glass.
 Hemasitometer diletakkan di atas meja preparate mikroskop dengan
hati-hati.
 Menentukan garis tepi terlebih dahulu dengan perbesaran lensa 40x
 Menentukan ruang hitung A, B, C, D, dan ruang tengah dengan
perbesaran lensa objektif 100x
 Mengatur fokus menggunakan tubulus halus sehingga garis pada
ruang ruang hitung nampak jelas dan difoto.
 Kemudian, lensa objectif diperbesar 400x untuk menetukan ruang 1,
2, 3, 4, 5, dan salah satu ruang pada A, B, C, dan D.
 Mengatur fokus menggunakan tubulus halus sehingga garis pada
ruang ruang hitung nampak jelas dan difoto.
 Dihitung banyaknya mikroorganisme pada ruang hemasitometer
3.5. Skema Kerja
3.5.1. Pembuatan MOL

Pisang ,Semangka,dan Nanas

Blender Air gula dan Air


Kelapa

Botol

Difermentasi 14 hari

3.5.2. Pembuatan Media NA

18
BubukNA +aquades

Gelas kimia

Enlenmeyer

Sterilisasi

3.5.3. Sterilisasi

Alat bahan dicuci dan dikeringkan

Tabun reaksi, Cawan petri,


enlenmeyer, botol pipet ukur
kaca, pipet ukur

Disumbat Dibungkus
Autoclvae
HIrayama

Oven 150 C
selama 2 jam

19
3.5.4. Pengenceran Berseri dan Cawan Tuan

6 Tabung reaksi steril 9 ml aquades

Media NA

Tabung reaksi 10-1 1ml sampel MOL

1ml
Tabung reaksi 10-2

1ml
Tabung reaksi 10-3

1ml
Tabung reaksi 10-4 Cawan Petri 10-4

1ml
Tabung reaksi 10-5 Cawan Petri 10-5
1ml
Tabung reaksi 10-6 Cawan Petri 10-6

Inkubator 2 hari

3.5.5 Cawan Gores

Cawan Tuang 10-4 Cawan Petri Media NA

Pelabelan
kuadran 0-3
Loop
Penggoresan

Pembungkusan

Inkubasi 2 hari

20
3.5.6. AGAR MIRING

Tabung reaksi Media NA

dimiringkan

Cawan Tuang 10-3 Penggoresan


Loop

Inkubasi 2 hari

3.5.7. Identifikasi Mikroorganisme

Deck glass Preparat Steril Aquades dan sampel


cawan tuang 10-3

Meja Preparat
Menemukan garis tepi
Perbesaran 40x
Menemukan Objek

Perbesaran 100x
Memfokuskan objek

Perbesaran 400x
dan 1000x

Difoto

3.5.8. Perhitungan Bakteri


3.5.8.1. Conoly counter

Colony counter Biakan Cawan Tuang


10-4,10-5,10-6

Perhitungan

Reset untuk
menghitung
ulang

21
3.5.8.2. Hemasitometer

Hemasitometer Sampel 0.1 ml


steril tabung reaksi 10-2

Ditutup deck glass

Dijepit di meja
preparat

Perbesaran 40x
mencari garis tepi

Perbesaran 100x
mencari ruang hitung

memfokuskan

Perbesaran 400x
ruang hitung A, B, C,
D, 1, 2, 3, 4, 5

22
3.6. Variabel Pengamatan
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2018:57).Dalam praktikum ini didapati
 Variabel terkontrol: Menggunakan MOL yang sama ,yang berasal dari
buah(pisang ,nanas,dan semangka)
 Variable bebas : volume atau tingkat pengenceran
 Variable terikat :hasil dari perhitungan dan mikroba yang diamati

3.7. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


A. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian,
(Sugiyono, 2018:137). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk pembahasan data yang
digunakan dalam penelitian.Dalam pengumpulan data dilakukan sebagai
berikut
 Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil praktikum dan selama mengamati selama
proses praktikum pembuatan MOL serta proses isolasi,identifikasi dan
perhitungan bakteri dengan metode observasi
 Data sekunder
Data sekunder diperoleh melalui metode kajian pustaka beberapa jurnal
pembuatan MOL dan indentifikasi bakteri
B. Analisis Data
Analisis diperoleh menggunakan analisis kualitatif dengan mengolah data hasil
praktikum berdasarkan jurnal atau praktikum yang telah dilakukan
sebelumnya,sedangkan dalam perhitungannya menggunakan teknik analisis
data kuantitatif.

23
BAB 4

PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN

Larutan MOL merupakan cairan hasil fermentasi dari substrat atau media tertentu yang
tersedia di sekitar lingkungan, seperti daun gamal, keong mas, nasi, air kencing, bonggol
pisang, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan lain-lain (Handayani dkk., 2015). Larutan
MOL mengandung unsur hara makro, mikro, 4 dan mengandung mikroorganisme yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali
hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
pestisida organik (Handayani dkk,. 2015).

Jenis-jenis larutan MOL yang dapat dibuat berdasarkan penggunaannya bergantung


pada bahan pembuatannya, seperti sisa-sisa sayuran, buah-buahan, kian laut, bonggol pisang,
tulang/daging hewan, dan lain-lain. Bahan utama dalam pembuatan MOL terdiri dari tiga
komponen antara lain : (1) glukosa dari gula merah, cairan gula pasir, dan air kelapa; (2)
karbohidrat berasal dari air cucian beras, nasi basi, singkong, kentang, gandum, rebung,
rumput gajah, dan daun gamal; (3) sumber mikroorganisme berasal dari kotoran ternak, kulit
buah-buahan, air kencing, dan terasi.

Pada praktikum ini digunakan MOL berbahan dasar limbah buah buahan dengan
nutrient bakteri berasal dari gula merah dan air kelapa.yang kemudian difermentasi selama 2
minggu agar terdapat mikroorganisme didalamnya yang kemudian dilakukan isolasi dan
identifikasi. Menurut Singleton & Sainsbury(2006)Isolasi bakteri merupakan proses
pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium
buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni hasil isolasi tersebut.Sedangkan
identifikasi adalah proses penentuan jenis mikroba tersebut berdasarkan ciri
bentuk,ukuran,atau warna.

Isolasi yang dilakukan oleh praktikan adalah cawan tuang,pengenceran berseri,cawan


gores,dan agar miring.Sebelum dilakukan isolasi perlatan disterilisasi dengan jenis sterilisasi
secara fisik menggunakan autoclave agar menghilangkan kontaminan mikrooorganisme yang
tidak diinginkan.Lalu dilakukan pengenceran berseri yang bertujuan memperkecil jumlah
mikroba tersuspensi sehingga perhitungan lebih mudah dengan perbandingan 1:9.Jumlah
pengenceran pada praktikum ini adalah 6x berarti 10-6 yang berdasarkan perkiraan jumlah
mikroba pada sampel.Kemudian dilanjutkan dengan isolasi cawan tuang(pour plate),biakan
yang sudah diencerkan pada pengenceran 10-4,10-5,dan 10-6 diambil masing masing 1mL
menggunakan mikropipet pada cawan petri yang berbeda baru kemudian ditambahkan media
yang telah dibuat sebelumnya.Hal ini bertujuan agar sel sel mikroba tidak hanya tumbuh

24
pada permukaan media melainkan pada bagian dasar media agar yang miskin
oksigen ,berbanding terbalik dengan permukaan media.

10-4 10-5 10-6

Pada pengenceran ini tidak begitu terlihat bintik bintik dari mikroba hal ini mungkin
dikarenakan pemilihan biakan yang terlalu encer sehingga mikroba yang tersisa sedikit,selain
itu faktor waktu fermentasi yang mungkin terlalu singkat.Dari ketiga biakan tersebut dapat
diidentifikasi bahwa

Biakan Bentuk Elevasi Tepian Warna Ukuran

A Bundar Cembung Licin Putih Sedang


B Konsentris Datar Berombak Putih Kecil
C Bundar Datar Berombak Putih Titik
Setelah melalui identifkasi dilakukan perhitungan menggunakan colony counter didapati
jumlah mikroorganisme yang ada:

Biakan 10-4 10-5 10-6 SPC


A 1 0 0 -
B 2 0 2 -
C 35 1 3 3,5x105
Jumlah koloni 5
3.5 ×10 cfu/ml
Perhitungan pada colonycounter ini dihitung masing masing berdasarkan hasil klasifikasi
pada saat melakukan identifikasi mikroorganisme

Dilanjutkan dengan isolasi cawan gores,berbeda dengan cawan tuang untuk cawan
gores media NA dituang terlebih dahulu kedalam cawan petri dengan jumlah yang lebih

25
banyak dari isolasi yang lain karena jika tipis akan sukar dalam penggoresannya.Dan tak lupa
cawan petri digambar untuk membuat sketsa kuadran 0-3 sehingga mempermudah dalam
mengidentifikasinya.Teknik penanaman mikroba dengan goresan bertujuan untuk
mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium
baru.Bekas goresan ini akan ditumbuhi koloni mikroba yang kemungkinan berasal dari satu
sel yang sama setelah mengalami inkubasi 2 hari

CAWAN GORES CAWAN GORES

Karena penggoresan ini menggunakan goresan kuadran yaitu membaginya 4 bagian


yaitu kuadran 0-3 sehingga penggoresan pertama dilakukan pada kuadran 0 ,pada kuadran ini
lah terbentuk koloni paling banyak ,dan semakin berkurang pada kuadran selanjutnya karena
hal itulah tujuan kawat ose dipijarkan kembali setelah menyelesaikan goresan pada tiap
kuadran .Pada gambar memang kuadran 0 memiliki goresan yang cukup terlihat namun dapat
dilihat bahwa goresan pada kuadran 1 2 3 benar benar tidak terlihat diasumsikan terjadinya
human error yang kemungkinan terjadi karena ketidak sempurnaan penggoresan dan kurang
lamanya proses fermentasi sehingga mikroba yang terkandung dalam biakan sangat
sedikit.Lalu ntuk identifikasi bentuk dari isolat pada cawan gores dengan tipe penggoresan
kuadran adalah kosentris dengan tepian berombak dan elevasinya datar

Jika sebelumnya metode isolasi cawan gores menggonakan tipe goresan kuadran ,selanjutnya
dibuat dengan goresan sinambung pada agar miring , Goresan sinambung umumnya
digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan
atau medium baru.Berikut hasil yang didapat pada saat penggunaan agar miring

26
AGAR MIRING

Didapati isolat pada agar miring dengan bentuk yang kurang teratur dengan tepian berombak
dan datar.Untuk goresan pada agar miring tidak begitu terlihat karena terjadinya human error

Setelah selesai melakukan serangkaian proses isolasi dilakukan proses identifikasi


mikroba ,sehubungan pada praktikum kali ini menggunakan media NA jadi yang akan
dilakukan adalah identifikasi bakteri karena media ini dikhususkan untuk mengisolasi bakteri
walaupun tidak menutup kemungkinan timbulnya mikroorganisme jenis lain.Hal yang
pertama dalam melakukan identifikasi bakteri adalah pembuatan preparat,penentuan garis
tepi,pengaturan fokus ,mengamati preparat pada 3 perbesaran yaitu 40,100,dan 400.Dan
didapati hasil seperti ini

identifikasi mikroba perbesaran 400&100B

27
Pada gambar tersebut tidak terlihat adanya koloni yang berbeda dari segi ukuran dan bentuk
maupun warna sama ,dengan bentuk cocus agak lonjong dan pada perbesaran 100 beberapa
ada yang terlihat membentuk rantai.Dilihat dari beberapa sumber terkait

streptococus sp.
Berdasarkan penelitian dari (Berg et al. 2013) didapati streptococus sp.

Berikuut adalah gambar mikroskopik streptococus pada perbesaran 1000 dari penelitian
(Swandewi et al. 2021)

Berdasarkan refrensi yang ada dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang tumbuh
adalah streptococus sp terlihat dari bentuknya dan membentuk rantai.Streptococus juga
sering dijumpai pada saat proses pembusukan buah . Streptococcus pyogenes adalah bakteri
Gram-positif, bersifat anaerobfakultatif, katalase-negatif, tidak motile, dan tidak memiliki

28
spora. Streptococcus pyogenes berbentuk kokus, berdiameter 0.6-1.0 µm, dan tersusun
berpasangan atau berderet seperti rantai dengan panjang yang bervariasi (Patterson, 2018).

Dan tahap terakhir adalah perhitungan bakteri,perhitungan bakteri akan dilakukan dengan
dua cara yaitu secara langsung yakni menggunakan hemasitometer,dengan menggunakan
biakan yang telah diencerkan sebanyak 2x yaitu (10-2) dan secara tidak langsung
menggunakan colony counter menggunakan biakan hasil dari isolasi cawan tuang.

Selanjutnya untuk perhitungan secara langsung yaitu menggunakan hemasitometer


menggunakan biakan hasil cawan tuang pada pengenceran 10-2 didapati sebagai berikut

RUANG JUMLAH

14

RUANG A

16

RUANG B

20

29
RUANG C

31

RUANG D

3
20 ∙ 5 ∙10 6
=2 ×10
0,1

RUANG 1

30
3
28∙ 5 ∙10
=1,4 ×106
0,1

RUANG 2

19 ∙ 5 ∙103 6
=0,95 ×10
0,1

RUANG 3

18∙ 5 ∙10 3
=0,9× 106
0,1

RUANG 4

31
3
39∙ 5 ∙10 6
=1 , 95 ×10
0,1

RUANG 5
Perhitungan pada ruang A B C D dilakukan menggunakan perbesaran 100x sedangkan untuk
bagian tengah ruang 1,2,3,4,5 menggunakan perbesaran 400x

Berdasarkan tabel total sel dalam ruang hitung 1, 2, 3, 4, dan sebanyak 124 sel. Sehingga
perhitungan Hemasitometer akurat karena penjumlahan dari ruang hitung 1, 2, 3, 4, dan 5
memenuhi syarat (syarat range akurat ruang hitung E 120-200 sel). Jumlah total sel dalam
perhitungan hemasitometer ialah 7,2 x 106

32
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

5.1.1. Pembuatan MOL buah buahan dilakukan dengan menfermentasi limbah buah
buahan yang diinginkan ,pada praktikum ini digunakan limbah buah
semangka,nanas dan jeruk .Untuk waktu fermentasinya lebih lama lebih baik
karena dalam14 hari belum terlalu banyak mikroba yang bertumbuh
5.1.2. Isolasi yang dilakukan pada praktikum ini adalah cawan tuang ,pengenceran
berseri dan cawan gores beserta agar miring juga
5.1.3. Setelah dilakukan isolasi teridentifikasi terdapat 2 koloni didalam hasil biakan
caawan tuang atau porplate dengan bentuk ….
Dan untuk identifikasi menggunakan mikroskop didapati jenis bakteri yang
tumbuh dengan berdasarkan beberapa refrensi jurnal adalah streptococcus.sp
Bakteri ini berbentuk seperti cocus atau bola Streptococcus pyogenes
berbentuk kokus, berdiameter 0.6-1.0 µm, dan tersusun berpasangan atau
berderet seperti rantai dengan panjang yang bervariasi Streptococcus adalah
bakteri Gram-positif, bersifat anaerobfakultatif, katalase-negatif, tidak motile,
dan tidak memiliki spora.
5.1.4. Perhitungan mikroorganisme dilakukan dengan perhitungan langsung yaitu
hemasitometer dan perhitungan secara tidak langsung melalui colony
counter.Dan terdapat 7,2 x106 pada perhitungan langsung hemasitometer dan
sebanyak3,5 x 105menggunakan colony counter

5.2. SARAN
5.2.1. Pemanfaatan limbah makanan dapat lebih dioptimalkan lagi sehinngga tidak
terbuang dengan sia-sia salah satunya adalah dengan pembuatan MOL
berbahan dasar limbah buah buahan
5.2.2. Sosialisai dalam penggunaan MOL diperlukan sehingga MOL dapat
digunakan masyarakat luas

33
DAFTAR PUSTAKA

Adinda Dilla Pribadi,dkk,2020“Isolasi dan Identifikasi Streptococcus sp. dari Sapi


Perah Penderita Mastitis Subklinis di Purwoharjo Banyuwangi” Jurnal Medik
Veteriner 2020.51-56 April 2020, Vol.3 No.1, 51-56

Amelia, G. A. P. (2017). “Kualitas Pupuk Organik Cair dari Limbah Buah Jambu Biji
(Psidium guajava L.), Pisang Mas (Musa paradisiaca L. var.mas) dan Pepaya (Carica
papaya L.)”. Jurnal, 1–16.

Handayani, S. H., Yunus, A., dan Susilowati, A. (2015). Uji Kualitas Pupuk Organik Cair dari
Berbagai Macam Mikroorganisme Lokal (MOL). Jurnal EL-VIVO, 3(1), 55–56

Arinong R.A, Lasiwua C.D. 2011. Aplikasi Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem vol 7(1): 47

Anna Rahmawati,2013”Mikroorganisme Kontaminan Pada Buah”Jurnal FMIPA


UNY

Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal. Jakarta : Rajawali press

Ilva Nur Azzaidha2018 “Uji Pemberian Dosis Mikroorganisme Lokal (MOL) Limbah
Buah-Buahan Terhadap Dua Varietas Tanaman Bawang Merah Allium ascalonicum
L.” Universitas Muhamadiyah Malang

Kari Helene Berg etc,2013“Effects of Low PBP2b Levels on Cell Morphology and
Peptidoglycan Composition in Streptococcus pneumoniae R6” Journal of
Bacteriology p. 4342– 4354 October 2013 Volume 195 Number 19

Mutiara Nurul Lita Azizah 2016”Isolasi dan Identifikasi Bakteri”

Ni Kadek Meita Swandewi,2021“Isolasi dan Identifikasi Bakteri Streptococcus spp.


pada Babi Penderita Porcine Respiratory Disease Complex” uletin Veteriner
Udayana Volume 13 No. 2: 174-181

OorvitaRaras,dkk2018,”Pengaruh Mikroorganisme Lokal Buah-Buahan Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)”,agrotekbis vol 6 2018

34

Anda mungkin juga menyukai