Di susun oleh:
Risca Taranita
2141420089
TAHUN 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah “PRAKTIKUM BIOPROSES”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-
qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Penulisan laporan praktikum ini adalah tugas dari mata kuliah Praktikum Bioproses yang
disusun untuk memenuhi dan menyempurnakan tugas yang telah dilakukan secara individu di
labolatorium bioproses Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yanty
Maryanty, S.T, M.Si, Dosen Pengampu mata kuliah Praktikum Bioproses, Ibu
Atiqotuzzummah A.Md, teknisi labolatorium bioproses, kedua Orang Tua praktikan, dan
kepada teman-teman kelas 1E D4 Teknologi Kimia Industri yang selalu membantu praktikan
dalam pelaksanaan praktikum dan menyusun laporan. Praktikan juga berterima kasih kepada
semua pihak, yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Karena dalam penyusunan laporan ini, selaku praktikan menyadari masih banyak yang perlu
dipelajari dan dibahas. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya kritik dan saran untuk
menjadikan laporan praktikum ini menjadi lebih baik. Saya selaku praktikan mohon maaf
apabila masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat. Demikian yang dapat disampaikan, saya ucapkan terima kasih.
Kediri, 22 Desember 2021
Risca Taranita
2141420089
2
ABSTRAK
Dewasa ini masyarakat cenderung memilih produk yang menggunakan produk pertanian
dengan pupuk organic karena isu lingkungan yang sedang marak bahwa pupuk dengan bahan
kimia dapat merusak ekosistem lingkungan.Pupuk kimia, pestisida, herbisida dan input
pertanian lainnya yang berasal dari bahan bakar fosil sebenarnya membuat produksi
pertanian meningkat, namun kesadaran dan keprihatinan atas efek negatif pada produktivitas
tanah dan kualitas lingkungan tidak dapat diabaikan.Oleh karena itu diperlukan pupuk
organik dengan kemampuan meningkatkan produktivitas pertanian yang tidak kalah dari
pupuk berbahan kimia.Yaitu dengan melibatkat mikroba atau penambahan starter MOL.
Larutan MOL merupakan cairan hasil fermentasi dari substrat atau media tertentu yang
tersedia di sekitar lingkungan, seperti daun gamal, keong mas, nasi, air kencing, bonggol
pisang, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan lain-lain (Handayani dkk., 2015). MOL
terdiri atas 3 komponen utama Karbohidrat (air cucian beras (Tajin), nasi bekas (casserole),
ampas singkong, kentang, gandum), Glukosa (gula merah yang dilarutkan dalam air, gula
cair, gula leleh, dapat dari air gula dan air kelapa), Sumber bakteri (kotoran hewan, sampah
dapur, limbah oragnik, atau juga limbah buah buahan.Pada praktikum kali ini sumber bakteri
berasal dari buah buahan dan glukosa nya berasal dari air kelapa dan air gula merah.Setelah
dilakukan isolasi dan identifikasi dengan media NA didapati bakteri jenis streptococcus sp.
Yang tumbuh didalamnya.Dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan hemasitometer
didapati bakteri sebanyak 7,2x106sel/mL
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Dewasa ini masyarakat cenderung memilih produk yang menggunakan produk pertanian
dengan pupuk organic karena isu lingkungan yang sedang marak bahwa pupuk dengan bahan
kimia dapat merusak ekosistem lingkungan.Pupuk kimia, pestisida, herbisida dan input
pertanian lainnya yang berasal dari bahan bakar fosil sebenarnya membuat produksi
pertanian meningkat, namun kesadaran dan keprihatinan atas efek negatif pada produktivitas
tanah dan kualitas lingkungan tidak dapat diabaikan (Vaxvanidou, Christou, Kremmydas,
Georgakopoulos, dan Papassiopi 2015).Jika penggunaan pupuk berbahan kimia ini tetap
berlanjut,hal ini akan merusak keanekaragaman hayati dan malah berakibat kelangkaan
pangan yang .Karena pada prinsipnya tanaman tidak akan menyerap 100% zat yang ada pada
pupuk kimia atau pestisida sehingga akan terdapat residu yang tertinggal yang dapat
menyebabkan tanah keras dan organisme penggembur tanah pun tidak dapat hidup sehingga
produktivitas dari suatu lahan akan menurun.Selain itu ditinjau dari segi biaya pupuk kimia
relatif lebih tinggi sehingga perlu dikembangkan alternatif untuk meningkatkan
produktivitas,salah satunya dengan melibatkan penggunaan mikroba.
Penggunaan mikroba yang dimaksudkan adalah mikroba dijadikan starter dalam pembuatan
pupuk yang biasa disebut dengan MOL.Bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL
adalah limbah rumah tangga seperti buah buahan,sayur sayuran atau bisa juga berasal dari
limbah kotoran ternak.Penggunaan mikroba untuk proses fermentasi ini akan membantu
produksi bakteri asam laktat (BAL) sebagai pengdekomposer bahan organik dapat diperoleh
dari limbah buah dan sayuran yang di fermentasi BAL juga akan membantu dalam
memperbaiki kualitas unsur hara pupuk organik secara alami.
Indonesia memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi, aneka tanaman, buah-buahan,
sayur-sayuran. Sementara itu limbah kulit buah-buahan belum dimanfaatkan secara optimal
(Melliawati, Nuryati, dan Luluk (2015) Limbah pertanian dapat diolah untuk membuat pupuk
organik (biokompos), dengan teknik fermentasi bantuan mikroorganisme limbah pertanian
dapat digunakan sebagai pupuk, hal ini akan membuat penggunaan pupuk akan lebih efesien
secara biaya dan produksi, sehat dan tentunya nilai jual yang tinggi. Limbah pertanian yang
tidak mempunyai nilai jual dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk
organik dengan 2 metode fermentasi. Fermentasi ini diharapkan menghasilkan produk yang
mengandung MOL dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan.
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui cara pembuatan mol buah buahan
1.3.2. Mengetahui teknik isolasi dan identifikasi bakteri pada MOL buah
4
1.3.3. Mengetahui cara dan jumlah bakteri yang terdapat pada MOL buah
1.6. Manfaat
Dalam praktikum ini pembuatan MOL menggunakan limbah buah buahan .Praktikan
berharap pembuatan MOL buah ini dapat mengoptimalkan pengolahan limbah buah buahan
sehingga tidak terbuang dengan sia sia dan malah menibulkan bau yang tidak sedap.Selain
itu pembuatan MOL buah ini bertujuan menekan biaya pembelian decomposer organik
sehingga masyarakat dapat memproduksi pupuk dengan biaya yang relatif lebih murah
namun tetap bisa menambah produktivitas produksi pertanian.
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
Larutan MOL merupakan cairan hasil fermentasi dari substrat atau media tertentu yang
tersedia di sekitar lingkungan, seperti daun gamal, keong mas, nasi, air kencing, bonggol
pisang, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan lain-lain (Handayani dkk., 2015). Larutan
MOL mengandung unsur hara makro, mikro, 4 dan mengandung mikroorganisme yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali
hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
pestisida organik (Handayani dkk,. 2015).
Buah buahan busuk yang tidak bisa dimakan lagi bisa dimanfaatkan sebagai MOL. MOL
yang dibuat dari buah busuk dapat digunakan untuk untuk pengomposan maupun untuk
disemprotkan pada tanaman. Buah busuk yang dapat digunakan adlah buah apa saja seperti:
semangka,jeruk, nanas, apel, salak, dll. (Nisa et.al 2016)Dalam buah buahan yang telah
busuk dapat diperoleh mikroba mikroba yang digunakan untuk membuat MOL.
Nanas
Tanaman nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun dan
merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap kemarau dan dapat
hidup dengan baik sekitar suhu 30oC. Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat
perenni.Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan tunas-tunas
(Rukmana, 1996).
Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan
subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya. Buah nanas
(Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang terdapat di Indonesia,
mempunyai penyebaran yang merata. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, nanas juga
banyak digunakan sebagai bahan baku industri pertanian. Dari berbagai macam pengolahan
nanas seperti selai, manisan, sirup, dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup
banyak sebagai hasil buangan atau limbah.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
JERUK
Jeruk (Citrus sp.) merupakan buah yang berasal dari asia dan sudah ada sejak lama, baik
sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di pekarangan (Pracaya, 2009). Jeruk (Citrus
sp.) mudah dijumpai karena cocok dengan hamper semua iklim, dapat ditanam dimana saja,
6
baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (Jumiana, 2013). Klasifikasi botani tanaman
jeruk sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Buah jeruk merupakan sumber vitamin C, kandungan vitamin C buah jeruk sebesar 40-70 mg
vitamin C per 100 ml, tergantung pada jenisnya, semakin tua buah jeruk biasanya semakin
berkurang kandungan vitamin C-nya (Pracaya, 2009). Vitamin C terdapat pada sari buah,
daging, dan kulit, berperan dalam proses penyerapan zat besi non organik. Ada lima
kelompok buah jeruk di dunia yaitu
SEMANGKA
Semangka merupakan tanaman merambat yang berasal dari Afrika, kemudian berkembang
dengan pesat ke berbagai negara. Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat
berproduksi karena umurnya hanya sampai 6 bulan. Semangka merupakan tanaman yang
sifatnya menjalar, batangnya kecil, dan panjangnya dapat mencapai 5 m (Syukur, 2009).
Batang tanaman ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang, tajam dan berwarna putih,
mempunyai sulur yang bercabang 2-3 buah. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan,
bunga betina, dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu pohon.
Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau atau
kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair, dan rasanya manis, dengan
warna daging buah merah atau kuning (Syukur, 2009). Menurut Rukmana (1994), kedudukan
semangka dalam taksonomi tumbuhan secara lengkap adalah sebagai berikut: Kerajaan :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Citrullus
Buah semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%, protein 0,5%,
karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin (A, B, dan C) dengan
kandungan vitamin C sebesar 6 mg per 100 g bahan. Selain itu juga mengandung asam amino
sitrulin (C6H13N3O3), asam aminoasetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen
(C4OH56), karoten, bromin, natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa.
Sitrulin dan arginin berperan dalam pembentukan urea di hati dari amonia dan CO2 sehingga
7
keluarnya urin meningkat dan kandungan kalium dapat membantu kerja jantung serta
menormalkan tekanan darah (Faizal, 2010)
ISOLASI
Yaitu metode isolasi kualitatif dengan menggoreskan mikroorganisme yang tumbuh diatas
permukaan media padat dengan menggunakan jarum inokulasi. Isolasi bakteri dengan cara
ini bertujuan membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan medium pembiakkan,
dengan jarum ose yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit,
sehingga pada garis terakhir koloni yang terbentuk akan terpisah agak jauh (Irianto, 2012).
Cara penggoresannya adalah dengan menuang media agar terlebih dahulu. Jarum ose yang
dipanaskan dahulu sehingga memijar, kemudian digunakan untuk mengambil baktei yang
akan diisolasi, kemudian digoreskan pada medium yang tersedia. Menginkubasi selama 2x24
jam pada suhu ruang, lalu melakukan pengamatan (Barrow & Feltham, 1993).
Yaitu teknik isolasi dengan cara meratakan enceran campuran mikroorganisme diatas
medium padat secara steril . Isolasi penyebaran diawali dengan pengenceran sampel.
Pengenceran sampel dilakukan seperti pada penuangan. Medium yang telah dipersiapkan
dituangkan seperti pada penuangan. Medium yang telah dipersiapkan dituangkan kedalam
cawan petri steril tunggu hingga memadat, sampel dituangkan di atas permukaaan agar.
Penyebaran suspensi sampel dilakukan dengan menyebarkan suspensi dengan batang
Drugalsky yang telah dipanaskan terlebih dahulu (Waluyo, 2007).
Yaitu teknik isolasi dengan cara membuat pengenceran secara berturut turut menggunakan
jarum inikulasi dan pipet.Kemudian enceran tersebut dicampurkan dengan agarosa sampai
memadat. (Chappucino dan Sherman, 1987)
MEDIA
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme (Bibiana, 1994). Media
pertumbuhan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan bakteri. Beberapa
bakteri dapat tumbuh dengan baik pada setiap media dan beberapa bakteri membutuhkan
media khusus. Media harus dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri (Radji, 2010). Pertumbuhan bakteri pada media dapat digunakan untuk isolasi,
8
memperbanyak, pengujian sifat–sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroba (Cahyani,
2014).
1) Karbon
Karbon merupakan kebutuhan nutrisi yang paling penting dan umum bagi stuktur dan fungsi
seluler. Organisme dibagi menjadi dua jenis yang membutuhkan karbon, yaitu : a) Autotrof
Organisme yang dikultivasi dalam media yang mengandung anorganik, organisme ini
menggunakan karbon anorganik dalam karbon dioksida. b) Heterotrof Organisme yang tidak
dapat dikultivasi dalam media yang mengandung senyawa anorganik. Media kultivasi
organisme ini harus mengandung nutrient organik, seperti glukosa.
2) Nitrogen
Nitrogen merupakan komponen penting dalam makromolekul seluler, terutama protein dan
asam nukleat. Protein sebagai molekul struktural membentuk bahan sel dan sebagai molekul
fungsional, enzim, yang bertanggung jawab sebagai aktivitas metabolik sel. Asam nukleat
yaitu DNA dan RNA berperan aktif dalam sintesis protein dalam sel.
3) Unsur non-logam Ion non-logam utama yang digunakan untuk nutrisi seluler berupa sulfur
dan fosfor. Sulfur merupakan komponen protein yang berasal dari senyawa organik seperti
asam amino yang mengandung sulfur dan senyawa anorganik seperti sulfat. Sedangkan
fosfor terbentuk dalam garam fosfat yang diperlukan untuk pembentukan asam nukleat DNA
dan RNA dan sintesis senyawa organik adenosine trifosfat (ATP).
4) Unsur Logam Ion logam berupa Ca2+, Zn2+, Na+ , K+ , Cu2+, Mn2+, Mg2+, dan Fe2+
dibutuhkan untuk kelangsungan kinerja berbagai proses aktivitas seluler. Aktivitas seluler
tersebut antara lain adalah osmoregulasi, pengaturan aktivasi enzim, dan transpor elektron.
5) Vitamin Vitamin dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Zat organic ini berperan terhadap
pertumbuhan seluler, aktivitas sel dan juga sebagai sumber koenzim yang dibutuhkan untuk
pembentukan sistem enzim aktif.
6) Air Media pertumbuhan membutuhkan air sehingga nutrisi molekul rendah dapat
melintasi membran sel bakteri.
7) Energi Aktivitas metabolik seluler seperti transpor aktif, biosintesis, dan biodegradasi
dapat berlangsung jika terdapat energi yang konstan dalam sel. Tipe biogenetik
mikroorganisme, yaitu fototrof dan kemotrof
Identifikasi Bakteri
Identifikasi dan determinasi suatu biakkan murni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi
dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi koloni tersebut serta pengujian
fisiologi dan biokimianya. Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia
tersebut. Menanam bakteri pada medium, dapat diketahui sifat suatu koloni bakteri. Sifat
metabolisme bakteri dalam uji biokimia dapat dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang
dihasilkan dengan reagen kimia yang digunakan (Waluyo, 2007).
9
Mengidentifikasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan mengamati karakteristik
makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia bakteri tersebut. Karakteristik makroskopis yang
dapat diamati meliputi bentuk koloni yaitu berbentuk titik, bulat, tidak teratur, seperti akar,
dan berfilamen atau berbenang, serta kumparan. Tepi koloni dapat berbentuk utuh,
berombak, berbelah, bergerigi, berbenang, dan keriting. Warna koloni terdiri dari keputihan,
kekuningan, kemerahan, cokelat, jingga, orange, pink, hijau, dan ungu. Elevasi koloni
meliputi rata, timbul datar, melengkung, dan cembung. Struktur koloninya halus mengkilat,
kasar, berkerut, atau kering seperti bubuk. Selain itu, ukurannya pun beragam dapat
dilakukan dengan mengukur diameter dari koloni bakteri yang tumbuh (Irianto, 2012).
Bentuk Bakteri
Bakteri memiliki bentuk yang bermacam macam, tetapi pada dasarnya strukturnya terdiri atas
intisel yang tidak sempurna dengan kromosom yang terdiri atas ligkaran tertutup DNA.
Beberapa macam bentuk bakteri yaitu :
1) Bulat (kokus) Bakteri yang memiliki bentuk bulat atau bola dinamakan kokus (coc-cus)
dapat di temui pada genus Stapyhlococcus, Streptococcus, Neisseria, dan lain-lain.
2) Batang (basil) Bakteri yang mempunyai bentuk batang dinamakan sebagai bakteri basilus
dan dapat dijumpai pada famili Enterobactericeae seperti Escherichia coli (E. coli) dan
Klebsiella pneumoniae (K. pneumoniae).
3) Seperti koma (vibrio) Bakteri yang memiliki bentuk seperti koma (batang bengkok) atau
vibrio dapat dijumpai pada bakteri Vibrio cholera (Irianto, 2014)
4) Spiral Bakteri berbentuk spiral dijumpai pada penyebab penyakit sifilis yaitu Treponema
pallidum yang memiliki panjang lengan yang berbeda (Soedarto, 2015).
PERHITUNGAN BAKTERI
Perhitungan Mikooganisme adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah
colony bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara
penghitungan bakteri, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.
10
Fakhrudin, 2007). Jumlah koloni yang didapat merupakan hasil perkalian dari
perhitungan angka pengenceran (cfu/ml).
11
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada praktikum ini dilakukan isolasi terhadap MOL yang terdiri atas limbah buah
buahan yaitu jeruk,nanas,dan semangka .Adapun nutrient mikroorganisme yaitu air
kelapa dan gula merah cair.Dengan isolasi cawan tuang,pengenceran berseri dan
cawan gores ,kemudian hasil dari isolasi akan diidentifikasi berdasarkan
bentuk ,ukuran,dan elevasinya .Yang menggunakan pendekatan kualitatif.Setelah
mengetahui mikroorganisme apa saja yang tumbuh dilakukan perhitungan
menggunakan hemasitometer untuk perhitungan secara langsung sedangkan secara
tidak langsung menggunakan colony counter setelah menemukan jumlah
mikroorganisme yang ditumbuhkan yang kemudian disajikan dalam data berbentu
angka dalam hal ini juga menggunakan metode kuantitatif.
Pembuatan MOL buah nanas ,semangka dan jeruk bertempat di JL.Basuki Rahmat 49
Darunggan pada 10 November 2021.Sedangkan pada pelaksanaan Praktikum Isolasi,
Identifikasi, dan Perhitungan Mikroba dilaksanakan pada tanggal 26 November – 3
Desember 2021, pada Gedung AQ di Laboratorium Bioproses Politeknik Negeri Malang
yang berlokasi di gedung Jurusan Teknik di Jl. Soekarno Hatta No. 09 Malang, Jawa
Timur
ALAT BAHAN
Pisau Jeruk,semangka,nanas
botol
selang
Gelas Ukur
12
3.3.2. ISOLASI
3.3.2.1. Pembuatan Media
ALAT BAHAN
Elenmyer 250 mL
Kaca Arloji
Neraca Analitik
Hot plate
3.3.2.2. Sterilisasi
4. ALAT BAHAN
Gunting Kasa
Alat Bahan
Bunsen Ethanol 70%
Korek Api Aquades
Cawan petri steril Media Nutrient Agar
Tabung reaksi MOL
Mikropipet 100-1000µL
Tip pipet
Ball pipet
Pipet Ukur Steril
Vortex Mixer
13
Incubator oven
Alat Bahan
Cawan petri steril Media Nutrient Agar
Bunsen Biakan cawan petri 10-3
Korek api
Loop inokulasi
Alat Bahan
Loop inokulasi Median Nutriant Agar
Bunsen Biakan isolasi cawan tuang
Tabung reaksi steril Ethanol 70%
Batang penyangga
Korek api
Incubator oven
Alat Bahan
Loop inokulasi Hasil biakan cawan tuang 10-4
mikroskop Akuades steril
Deck glass Ethanol 70%
Kaca preparat
Korek api
Bunsen burner
ALAT BAHAN
Mikroskop Biakan cawan tuang
Hemasitometer Biakan tabung reaksi 10-2
Colony counter
14
Mikropipet dan Tip
Spidol
3.4 Prosedur
3.4.1 Pembuatan MOL Blimbing dan Pepaya
Menyiapkan alat dan bahan
Bahan dihaluskan
Dicampur ke dalam satu wadah
Dituang ke dalam botol yang sudah terhubung selang
Mendiamkan campuran sampai menjadi MOL selama dua minggu
3.4.2 Isolasi
3.4.2.1 Sterilisasi
Mencuci alat yang akan digunakan dan menyemprotkan alcohol
70%. Meniriskannya hingga kering
Menyumbat tabung reaksi,elenmyer,dan pipet ukur dengan kasa
berisi kapas berlemak
semua peralatan dibungkkus dengan kertas pembungkus kecuali
enlenmeyer yang memiliki sumbatan kapas
Media NA dimasukkan kedalam enlenmeyer sebelum disumbat
Sterilisasi pada autoclave hirayama dilakukan selama 30 menit
dengan suhu 121° C
Setelah selesai disterilisasi dalam autoclave Hirayama, simpan alat
dan media ke dalam oven pada suhu 105° C selama 2 jam
Sterilisasi ke dalam autoclave Hirayama pada suhu 121° C selama
30 menit pada mode 2.
15
Mengambil 1mL biakan menggunakan mikropipet, pindahkan
kedalam tabung reaksi 10-1 lalu homogenkan
Mengambil 1ml dari campuran biakan tabung reaksi 10-1 secara
aseptic ke dalam tabung reaksi 10-2 lalu homogenkan
Mengulangi hingga pada pengenceran tabung reaksi ke enam.
Dari tabung reaski 10-4, 10-5,10-6 diambil 1ml campuran biakan
secara aseptic ke dalam cawan petri steril dan beri penomoran
sesuai biakan dari tabung reaksi.
Ditambahkan media NA cair bersuhu ± 40 ° C secukupnya ke dalam
cawan petri secara aseptic.
Memutar cawan petri di meja searah jarum jam sebanyak 5x dan
arah sebaliknya sebanya 5x, serta membentuk angka 8 sebanyak 5x.
Dibiarkan beku dan dibungkus menggunakan kertas pembungkus.
Diinkubasi selama 2 x 24 jam dalam keadaan terbalik.
Diamati bentuk, elevasi dan tepian mikroorganisme
3.4.2.4 Cawan Gores
Menyiapkan cawan petri yang sudah steril
Menuang media cair NA bersuhu ± 60 ° C sebanyak 1/3 bagian ke
dalam cawan petri steril secara aseptic.
Menunggu media NA memadat dan siap untuk digores.
Sketsa area penggoresan digambar dengan spidol (kuadaran 0-3).
Cawan petri diletakkan dengan posisi tutup terletak disisi atas dan
sector 0 disisi kiri.
Diambil biakan dari cawan tuang 10-3 menggunakan loop inokulasi
secara aseptic.
Loop digoreskan secara ringan pada media agar cawan gores pada
sector 0 dengan arah zig-zag.
Loop dipijarkan kembali dan dibiarkan dingin sebelum digoreskan
kembali pada sector 1 dengan arah zig-zag dan tidak tumpeng
tindih.
Putar cawan petri hingga sector 1 terletak di sisi kiri, dilakukan
langkah yang sama untuk sector 2 dan sector 3.
Dilakukan secara kerja aseptic.
Meletakkan cawan petri selama 2 x 24 jam didalam incubator oven
untuk diinkubasi
3.4.2.5 Agar Miring
16
Menyiapkan tabung reaksi yang sudah disterilkan.
Dituangkan media cair NA yang sudah di sterilisasi hingga 1/3
bagian tinggi tabung reaksi.
Tabung reaksi ditutup dengan penyumbatnya kemudian
dimiringkan hingga media didasar tabung tidak terlalu tebal dan
ujung agar miring cukup jauh.
Dibiarkan media hingga beku dan tidak berembun dalam tabung
reaksi.
Cawan tuang berisi isolate dipegang di tangan kiri dan loop
ditangan kanan.
Diambil satu loop biakan isolate dari cawan tuang 10-3 secara
aseptic.
Loop inokulasi digoreskan kedalam tabung reaksi yang ujungnya
sudah dipanaskan dengan gerakan zig-zag.
Bibir tabung dipanaskan sebelum disumbat kembali.
Diinokulais selama 2 x 24jam dalam incubator oven.
3.4.3 Identisikasi Mikroorganisme
3.4.3.1.Menyiapkan alat dan bahan.
3.4.3.2.Kaca preparate dan deck glass disemprot alcohol 70%
3.4.3.3.Meneteskan aquades ke permukaan kaca preparate menggunakan loop
inokulasi sebanyak ±0.5 cm secara aseptic.
3.4.3.4.Tangan kanan diposisikan memegang loop dan tangan kiri cawan
tuang 10-3 berisi biakan.
3.4.3.5.Loop dipijarkan dan bibir cawan tuang dipanaskan.
3.4.3.6.Diambil biakan dengan menggunakn loop inokulasi dan dipanaskan
kembali loop inokulasi.
3.4.3.7.Loop digoreskan ke permukaan kaca preparate yang terdapat aquades
lalu tutup dengan deck glass.
3.4.3.8.Preparat siap untuk diamati menggunakan mikroskop.
3.4.4 Perhitungan Mikrooganisme
3.4.4.1.Perhitungan Colony counter
Disiapkan cawan tuang pada pengenceran 10-4, 10-5 dan 10-6.
Menyalakan colony counter dan meletakan cawan petri pada colony
counter dengan posisi tutup dibawah.
Untuk menghitung digunakan spidol sehingga sensor terdetiksi pada
coloby counter dan perhitungan tercatat.
17
3.4.4.2.Perhitungan Hemasitometer
Permukaan hemasitometer dan deck glass dibersihkan menggunakn
tissue yang diberi cairan alcohol 70%.
Diambil biakan dari tabung reaksi 10-2 menggunakan mikropipet.
Biakan ditungkan diatas permukaan hitung hemasitometer dan ditutup
dengan deck glass.
Hemasitometer diletakkan di atas meja preparate mikroskop dengan
hati-hati.
Menentukan garis tepi terlebih dahulu dengan perbesaran lensa 40x
Menentukan ruang hitung A, B, C, D, dan ruang tengah dengan
perbesaran lensa objektif 100x
Mengatur fokus menggunakan tubulus halus sehingga garis pada
ruang ruang hitung nampak jelas dan difoto.
Kemudian, lensa objectif diperbesar 400x untuk menetukan ruang 1,
2, 3, 4, 5, dan salah satu ruang pada A, B, C, dan D.
Mengatur fokus menggunakan tubulus halus sehingga garis pada
ruang ruang hitung nampak jelas dan difoto.
Dihitung banyaknya mikroorganisme pada ruang hemasitometer
3.5. Skema Kerja
3.5.1. Pembuatan MOL
Botol
Difermentasi 14 hari
18
BubukNA +aquades
Gelas kimia
Enlenmeyer
Sterilisasi
3.5.3. Sterilisasi
Disumbat Dibungkus
Autoclvae
HIrayama
Oven 150 C
selama 2 jam
19
3.5.4. Pengenceran Berseri dan Cawan Tuan
Media NA
1ml
Tabung reaksi 10-2
1ml
Tabung reaksi 10-3
1ml
Tabung reaksi 10-4 Cawan Petri 10-4
1ml
Tabung reaksi 10-5 Cawan Petri 10-5
1ml
Tabung reaksi 10-6 Cawan Petri 10-6
Inkubator 2 hari
Pelabelan
kuadran 0-3
Loop
Penggoresan
Pembungkusan
Inkubasi 2 hari
20
3.5.6. AGAR MIRING
dimiringkan
Inkubasi 2 hari
Meja Preparat
Menemukan garis tepi
Perbesaran 40x
Menemukan Objek
Perbesaran 100x
Memfokuskan objek
Perbesaran 400x
dan 1000x
Difoto
Perhitungan
Reset untuk
menghitung
ulang
21
3.5.8.2. Hemasitometer
Dijepit di meja
preparat
Perbesaran 40x
mencari garis tepi
Perbesaran 100x
mencari ruang hitung
memfokuskan
Perbesaran 400x
ruang hitung A, B, C,
D, 1, 2, 3, 4, 5
22
3.6. Variabel Pengamatan
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2018:57).Dalam praktikum ini didapati
Variabel terkontrol: Menggunakan MOL yang sama ,yang berasal dari
buah(pisang ,nanas,dan semangka)
Variable bebas : volume atau tingkat pengenceran
Variable terikat :hasil dari perhitungan dan mikroba yang diamati
23
BAB 4
Larutan MOL merupakan cairan hasil fermentasi dari substrat atau media tertentu yang
tersedia di sekitar lingkungan, seperti daun gamal, keong mas, nasi, air kencing, bonggol
pisang, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan lain-lain (Handayani dkk., 2015). Larutan
MOL mengandung unsur hara makro, mikro, 4 dan mengandung mikroorganisme yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali
hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
pestisida organik (Handayani dkk,. 2015).
Pada praktikum ini digunakan MOL berbahan dasar limbah buah buahan dengan
nutrient bakteri berasal dari gula merah dan air kelapa.yang kemudian difermentasi selama 2
minggu agar terdapat mikroorganisme didalamnya yang kemudian dilakukan isolasi dan
identifikasi. Menurut Singleton & Sainsbury(2006)Isolasi bakteri merupakan proses
pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium
buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni hasil isolasi tersebut.Sedangkan
identifikasi adalah proses penentuan jenis mikroba tersebut berdasarkan ciri
bentuk,ukuran,atau warna.
24
pada permukaan media melainkan pada bagian dasar media agar yang miskin
oksigen ,berbanding terbalik dengan permukaan media.
Pada pengenceran ini tidak begitu terlihat bintik bintik dari mikroba hal ini mungkin
dikarenakan pemilihan biakan yang terlalu encer sehingga mikroba yang tersisa sedikit,selain
itu faktor waktu fermentasi yang mungkin terlalu singkat.Dari ketiga biakan tersebut dapat
diidentifikasi bahwa
Dilanjutkan dengan isolasi cawan gores,berbeda dengan cawan tuang untuk cawan
gores media NA dituang terlebih dahulu kedalam cawan petri dengan jumlah yang lebih
25
banyak dari isolasi yang lain karena jika tipis akan sukar dalam penggoresannya.Dan tak lupa
cawan petri digambar untuk membuat sketsa kuadran 0-3 sehingga mempermudah dalam
mengidentifikasinya.Teknik penanaman mikroba dengan goresan bertujuan untuk
mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium
baru.Bekas goresan ini akan ditumbuhi koloni mikroba yang kemungkinan berasal dari satu
sel yang sama setelah mengalami inkubasi 2 hari
Jika sebelumnya metode isolasi cawan gores menggonakan tipe goresan kuadran ,selanjutnya
dibuat dengan goresan sinambung pada agar miring , Goresan sinambung umumnya
digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan
atau medium baru.Berikut hasil yang didapat pada saat penggunaan agar miring
26
AGAR MIRING
Didapati isolat pada agar miring dengan bentuk yang kurang teratur dengan tepian berombak
dan datar.Untuk goresan pada agar miring tidak begitu terlihat karena terjadinya human error
27
Pada gambar tersebut tidak terlihat adanya koloni yang berbeda dari segi ukuran dan bentuk
maupun warna sama ,dengan bentuk cocus agak lonjong dan pada perbesaran 100 beberapa
ada yang terlihat membentuk rantai.Dilihat dari beberapa sumber terkait
streptococus sp.
Berdasarkan penelitian dari (Berg et al. 2013) didapati streptococus sp.
Berikuut adalah gambar mikroskopik streptococus pada perbesaran 1000 dari penelitian
(Swandewi et al. 2021)
Berdasarkan refrensi yang ada dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang tumbuh
adalah streptococus sp terlihat dari bentuknya dan membentuk rantai.Streptococus juga
sering dijumpai pada saat proses pembusukan buah . Streptococcus pyogenes adalah bakteri
Gram-positif, bersifat anaerobfakultatif, katalase-negatif, tidak motile, dan tidak memiliki
28
spora. Streptococcus pyogenes berbentuk kokus, berdiameter 0.6-1.0 µm, dan tersusun
berpasangan atau berderet seperti rantai dengan panjang yang bervariasi (Patterson, 2018).
Dan tahap terakhir adalah perhitungan bakteri,perhitungan bakteri akan dilakukan dengan
dua cara yaitu secara langsung yakni menggunakan hemasitometer,dengan menggunakan
biakan yang telah diencerkan sebanyak 2x yaitu (10-2) dan secara tidak langsung
menggunakan colony counter menggunakan biakan hasil dari isolasi cawan tuang.
RUANG JUMLAH
14
RUANG A
16
RUANG B
20
29
RUANG C
31
RUANG D
3
20 ∙ 5 ∙10 6
=2 ×10
0,1
RUANG 1
30
3
28∙ 5 ∙10
=1,4 ×106
0,1
RUANG 2
19 ∙ 5 ∙103 6
=0,95 ×10
0,1
RUANG 3
18∙ 5 ∙10 3
=0,9× 106
0,1
RUANG 4
31
3
39∙ 5 ∙10 6
=1 , 95 ×10
0,1
RUANG 5
Perhitungan pada ruang A B C D dilakukan menggunakan perbesaran 100x sedangkan untuk
bagian tengah ruang 1,2,3,4,5 menggunakan perbesaran 400x
Berdasarkan tabel total sel dalam ruang hitung 1, 2, 3, 4, dan sebanyak 124 sel. Sehingga
perhitungan Hemasitometer akurat karena penjumlahan dari ruang hitung 1, 2, 3, 4, dan 5
memenuhi syarat (syarat range akurat ruang hitung E 120-200 sel). Jumlah total sel dalam
perhitungan hemasitometer ialah 7,2 x 106
32
BAB 5
5.1. KESIMPULAN
5.1.1. Pembuatan MOL buah buahan dilakukan dengan menfermentasi limbah buah
buahan yang diinginkan ,pada praktikum ini digunakan limbah buah
semangka,nanas dan jeruk .Untuk waktu fermentasinya lebih lama lebih baik
karena dalam14 hari belum terlalu banyak mikroba yang bertumbuh
5.1.2. Isolasi yang dilakukan pada praktikum ini adalah cawan tuang ,pengenceran
berseri dan cawan gores beserta agar miring juga
5.1.3. Setelah dilakukan isolasi teridentifikasi terdapat 2 koloni didalam hasil biakan
caawan tuang atau porplate dengan bentuk ….
Dan untuk identifikasi menggunakan mikroskop didapati jenis bakteri yang
tumbuh dengan berdasarkan beberapa refrensi jurnal adalah streptococcus.sp
Bakteri ini berbentuk seperti cocus atau bola Streptococcus pyogenes
berbentuk kokus, berdiameter 0.6-1.0 µm, dan tersusun berpasangan atau
berderet seperti rantai dengan panjang yang bervariasi Streptococcus adalah
bakteri Gram-positif, bersifat anaerobfakultatif, katalase-negatif, tidak motile,
dan tidak memiliki spora.
5.1.4. Perhitungan mikroorganisme dilakukan dengan perhitungan langsung yaitu
hemasitometer dan perhitungan secara tidak langsung melalui colony
counter.Dan terdapat 7,2 x106 pada perhitungan langsung hemasitometer dan
sebanyak3,5 x 105menggunakan colony counter
5.2. SARAN
5.2.1. Pemanfaatan limbah makanan dapat lebih dioptimalkan lagi sehinngga tidak
terbuang dengan sia-sia salah satunya adalah dengan pembuatan MOL
berbahan dasar limbah buah buahan
5.2.2. Sosialisai dalam penggunaan MOL diperlukan sehingga MOL dapat
digunakan masyarakat luas
33
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, G. A. P. (2017). “Kualitas Pupuk Organik Cair dari Limbah Buah Jambu Biji
(Psidium guajava L.), Pisang Mas (Musa paradisiaca L. var.mas) dan Pepaya (Carica
papaya L.)”. Jurnal, 1–16.
Handayani, S. H., Yunus, A., dan Susilowati, A. (2015). Uji Kualitas Pupuk Organik Cair dari
Berbagai Macam Mikroorganisme Lokal (MOL). Jurnal EL-VIVO, 3(1), 55–56
Arinong R.A, Lasiwua C.D. 2011. Aplikasi Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem vol 7(1): 47
Ilva Nur Azzaidha2018 “Uji Pemberian Dosis Mikroorganisme Lokal (MOL) Limbah
Buah-Buahan Terhadap Dua Varietas Tanaman Bawang Merah Allium ascalonicum
L.” Universitas Muhamadiyah Malang
Kari Helene Berg etc,2013“Effects of Low PBP2b Levels on Cell Morphology and
Peptidoglycan Composition in Streptococcus pneumoniae R6” Journal of
Bacteriology p. 4342– 4354 October 2013 Volume 195 Number 19
34